BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjatahan kanal band VHF dan UHF di Indonesia [1] Kanal Masa transisi Dijital penuh Band III VHF: Ch Ch.

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BERITA NEGARA. No.747, 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Televisi Digital Terestrial. Penyelenggaraan.

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

2

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2013 T E N T A N G

Perubahan lingkungan eksternal. 1. Pasar TV analog yang sudah jenuh. 2. Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel. Perkembangan teknologi

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

13. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA RESMI STATISTIK

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

Capaian Kegiatan Pencairan Dana BLM Pengembangan Kapasitas Masyarakat. Pembentuk an Panitia Pelaksana (Jml Desa/Kel) Berkas Pencairan (Jml Desa/Kel)

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

Action Script. Halaman Enter Layout. fscommand("fullscreen",true); Halaman Menu Utama. Pada Frame 50 Stop(); Halaman Pulau Jawa

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

4.1 ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX

Bab 7 Bidang Frekuensi

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

APRS Path and Digi (APRS 301)

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

ALOKASI TAHUN ANGGARAN 2016

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

Bab 7 Bidang Frekuensi

BAB III PERANCANGAN SFN

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

BAB III PERANCANGAN SIMULASI INTERFERENSI DVB-T/H TERHADAP SISTEM ANALOG PAL G

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII TEMUAN, KESIMPULAN, DAN SARAN. Temuan yang didapatkan dari penelitian terhadap 290 tesis mahasiswa S-2 MIP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hadirnya teknologi dijital pada sistem transmisi penyiaran TV memberikan banyak keuntungan, seperti kualitas penerimaan yang lebih baik, kebutuhan daya pancar yang lebih kecil, penggunaan bandwidth yang lebih efisien, pengiriman gambar dan audio beresolusi tinggi serta memungkinkan integrasi layanan lain seperti internet, perkiraan cuaca, sms voting dan layanan interaktif [1]. Standar penyiaran dijital yang diimplementasikan di Indonesia antara lain adalah DVB-T dan DVB-H. DVB-H merupakan pengembangan dari standar DVB-T yang khusus diperuntukkan untuk perangkat handheld. Dalam implementasi layanan siaran TV dijital pada masa transisi dari penyiaran analog ke dijital perlu dilakukan analisis interferensi penerapan DVB-H dan DVB-T terhadap sistem siaran TV analog yang sudah lebih awal digunakan karena pada masa transisi ini, kanal kanal siaran TV dijital menggunakan kanal yang sama dengan kanal TV analog. Masa transisi berlangsung hingga tahun 2014 [1]. Di tahun 2015 diharapkan semua sistim penyiaran analog sudah beralih ke sistem dijital. Penjatahan band VHF dan UHF sebelum dan setelah masa dijital penuh terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Penjatahan kanal band VHF dan UHF di Indonesia [1] Kanal Masa transisi Dijital penuh Band III VHF: Ch. 5 10 Ch. 11 12 Band IV & V UHF: Ch. 21 Ch. 22 27 Ch. 28 45 Ch. 46 48 Ch. 49-62 TV analog, T-DAB TV analog & mobile TV TV analog & DVB-T TV analog & DVB-T TV analog, DVB-T, T-DAB (Terrestrial Digital Audio Broadcast) T-DMB (Terrestrial Digital Multimedia Broadcast) Land Mobile Services Mobile TV (DVB-H, mediaflo, dll) DVB-T (Fixed Broadcast) Di cadangkan untuk HDTV Convergency Multimedia 1

2 Kanal kanal TV analog yang digunakan untuk area Jakarta dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Penjatahan kanal 22 62 band UHF [1] Peruntukan pada masa Setelah Dijital Penuh Kanal Operator transisi (hingga tahun 2014) (Tahun 2015) 25 26 27 Spacetoon Spacetoon 28 29 TransTV TransTV 22 DVB-T MFN 1 Kel. A 23 B-Channel B-Channel 24 30 31 TVRI TVRI 32 33 O-channel O-channel 34 Kel. B Kel. B 35 Elshinta Elshinta Kel. B 36 Kel. B Kel. B 37 TPI TPI Kel. B 38 Kel. B Kel. B 39 TVRI Nasional TVRI Nasional Kel. B 40 DVB-T DVB-T Kel. C 41 Indosiar Indosiar DVB-T Kel. C 42 DVB-T DVB-T Kel. C 43 RCTI RCTI DVB-T Kel. C 44 DVB-T DVB-T Kel. C 45 SCTV SCTV DVB-T Kel. C 46 DVB-T Cadangan utk HDTV 47 ANTV ANTV 48 DVB-T Cadangan utk HDTV Cadangan utk HDTV 49 Trans7 Trans7 50 DVB-T 51 Global TV Global TV 52 DVB-T 53 TV One TV One 54 DVB-T 55 JakTV JakTV 56 DVB-T 58 57 MetroTV MetroTV 60 59 DAAI TV DAAI TV 61 GO TV/Nusantara TV GO TV/Nusantara TV 62 1 MFN = Multi Frequency Network

3 Tahapan masa transisi ke sistem dijital adalah: 1. Moratorium (penghentian proses perizinan baru operator penyiaran) agar kanal yg diperuntukkan bagi alokasi spektrum penyiaran dijital dijamin keberadaannya. 2. Pembagian wilayah Indonesia menjadi 14 region, seperti terlihat pada Tabel 1.3. Di tiap region mendapatkan jatah kanal yang sama. Tabel 1.3 Pembagian wilayah layanan penyiaran dijital di Indonesia [1] Region Lokasi Jumlah Penduduk Bobot I Aceh, Sumatera Utara 15.000.000 6,98% II Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, 10.000.000 4,65% III Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung 10.000.000 4,65% IV Banten, DKI Jakarta (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) 45.000.000 20,93% V Jawa Barat (di luar Jabotabek) 30.000.000 13,95% VI Jawa Tengah, DI Yogyakarta 30.000.000 13,95% VII Jawa Timur 30.000.000 13,95% VIII Bali, NTB, NTT 10.000.000 4,65% IX Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah 3.000.000 1,40% X Kalmantan Selatan, Kalimantan Timur 5.000.000 2,33% XI Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara 15.000.000 6,98% XII Sulawasi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo 8.000.000 3,72% XIII Maluku, Maluku Utara 3.000.000 1,40% XIV Papua Barat, Papua 1.000.000 0,47% TOTAL 215.000.000 100% 3. Penyiaran dijital tahap 1 menggunakan kanal kanal kosong yang tidak digunakan TV analog (penggunaan band bersama hingga 2014), seperti terlihat pada Tabel 1.2. 4. Penyiaran dijital tahap 2 (dijital penuh, tahun 2015 pada kota kota besar dan 2020 pada kota kota kecil) menggunakan kanal kanal yang sebelumnya digunakan oleh TV analog karena TV analog tidak beroperasi lagi dan semua kanal telah digunakan untuk siaran dijital seperti terlihat pada Tabel 1.2. Skema perencanaan penjatahan (allotment) kanal kanal band IV dan V UHF masa transisi dan pada masa dijital penuh bisa dilihat pada Gambar 1.1.

4 Kanal/Tahun 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 5 2008-2014 > 2015 Mobile TV (DVB H) FTA DVB T RSV HDTV TV Analog FTA DVB-T RSV HDTV Gambar 1.1 Perencanaan Penjatahan Kanal kanal band IV dan V UHF [1]

5 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Aplikasi pada masa transisi ke sistem penyiaran dijital, interferensi kanal berdekatan antara TV analog dan DVB-H/T telah terjadi di negara negara yang menerapkan teknologi dijital pada band yang sama dengan TV analog. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis interferensi penerapan DVB-H dan DVB-T terhadap TV PAL analog di Indonesia terutama di ibukota Jakarta untuk mengantisipasi interferensi yang merugikan pada kedua sistem, baik analog maupun dijital. Dengan melakukan simulasi interferensi yang mungkin terjadi pada kedua sistem dapat ditetapkan batasan batasan emisi daya pancar transmitter-nya dan parameter parameter lain agar interferensi yang merugikan bisa dihindari. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Menganalisis interferensi penerapan DVB-H dan DVB-T terhadap TV PAL analog pada band IV dan V UHF pada masa transisi ke sistem penyiaran dijital yang dilakukan dengan simulasi menggunakan perangkat lunak SEAMCAT. 1.4 BATASAN MASALAH Pada penelitian ini analisis interferensi penerapan DVB-H dan DVB-T terhadap TV PAL analog dibatasi pada area Jakarta. Dan teknik mitigasi interferensi dibatasi pada masking emisi dan co-siting transmitter. 1.5 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian dalam tesis ini mencakup telaah pustaka untuk mengetahui karakteristik dari DVB-H, DVB-T dan sistem penyiaran TV analog, serta untuk menentukan parameter-parameter yang akan digunakan dalam perancangan. Lalu penggunaan perangkat lunak SEAMCAT untuk mensimulasikan interferensi kanal berdekatan. Dari hasil simulasi akan dilakukan analisis interferensi dan mitigasi penerapan DVB-H dan DVB-T terhadap sistem penyiaran TV PAL analog di Jakarta.

6 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab yaitu: Bab I berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan, bab II berisi pemaparan tentang teknologi penyiaran dijital DVB-T/H, sistem analog PAL G dan parameter parameter simulasi interferensi, bab III berisi pemaparan tentang perancangan simulasi interferensi DVB-T/H terhadap sistem analog PAL G, bab IV berisi hasil simulasi dan analisis dari empat skenario yang disimulasikan, dan terakhir bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian.