BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya.

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal Januari 2009 ini Pertamina semakin memperluas jaringan SPBU yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 UNIVERSITAS INDONESIA Rancangan strategi..., R. Agung Wijono, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sintesis Biodiesel (Metil Ester) Dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia Catappa L)

Kata Kunci : Biosolar, Distribusi, Aksesibilitas, Suplai,

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

PERTAMINA SIAP IMPOR BBM TIDAK LEWAT TRADER DPR MINTA BPK PERIKSA PETRAL

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

2015, No Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 200

PENELAAHAN BESARAN SUBSIDI BIODIESEL. Agus Nurhudoyo

PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PABRIK BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN METHANOL DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI PRA RENCANA PABRIK

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERAN PERTAMlNA DALAM PENGEMBANGAN BlSMIS BlODlESEL DAN BlOETANOL DI INDONESIA Hanlrng Budiya*

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

Biosolar, Keunggulan dan Kelemahannya, serta Kurangnya Sosialisasi dari Pertamina

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENELITIAN PENGARUH ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN TERHADAP PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN REAKTOR OSILATOR. Oleh:

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

Optimalisasi Pemanfaatan Biodiesel untuk Sektor Transportasi- OEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun ke tahun semakin

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

2015 ANALISIS TATA LETAK DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK UMUM PERTAMINA CABANG

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya,

EFEK METIL ESTER MINYAK JARAK PAGAR DENGAN DIMETIL ESTER TURUNAN OLEAT TERHADAP EMISI GAS BUANG DARI MESIN DIESEL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Minyak. Harga Jual Eceran.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usa

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

APLIKASI PENGGUNAAN BIODIESEL ( B15 ) PADA MOTOR DIESEL TIPE RD-65 MENGGUNAKAN BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS NaOH 0,6 %

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah produksi, konsumsi dan impor bahan bakar minyak di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

BERITA NEGARA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,

KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR SOLAR DENGAN BIODIESEL (CPO) CAMPURAN B 25 DAN B - 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tatang H. Soerawidaja

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

BAB I LATAR BELAKANG

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit ( crude palm oil ) ( CPO ) dan minyak jarak ( crude jatropha oil ) (CIO). Namun untuk sementara ini Biosolar masih mengandalkan CPO sebagai bahan bakunya. Melihat spesifikasi Biosolar setingkat di atas Solar namun tetap di bawah Pertamina DEX. Cetane number 51, berada diantara Solar (48) dan DEX (53). Hal ini dapat menambah performanya. Semakin tinggi angka catane, maka tarikan mesin pun makin ringan. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakkan Energi Nasional menyebutkan pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan akan dilaksanakan selama 25 tahun dimulai dengan persiapan pada tahun 2004 dan eksekusi sejak tahun 2005. Periode 25 tahun tersebut dibagi dalam tiga fase pengembangan biodiesel. Pada fase pertama, yaitu tahun 2005-2010 pemanfaatan biodiesel minimum 2% atau sama dengan 720.000 kilo liter untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan produk-produk yang berasal dari minyak castor san kelapa sawit ( Anonimous, 2010). Menurut M. Harun perbedaan signifikan dengan Solar tampak dari kadar sulfur Biosolar yang sangat rendah sulfur content maksimal yang ditetapkan Pertamina adalah 500 ppm jauh lebih rendah dari standar Solar 3.500 ppm dan mendekati DEX dengan 300 ppm ( Anonimous c, 2011). 6

7 Kedudukan saluran distribusi di dalam saluran pemasaran bahwa saluran distribusi merupakan bagian dari saluran pemasaran yang berfungsi dalam membantu produsen mendistribusikan hasil produksinya untuk bisa ke tangan konsumen dimana tugasnya mencakup penyebaran promosi, transportasi dan sebagainya, tetapi saluran distribusi tidak melakukan tugas yang seperti dilakukan fungsi saluran pemasaran, dimana tugasnya sebagai fasilitator, artinya orang atau lembaga yang memfasilitasi kegiatan atau operasional kegiatan perusahaan diantaranya pelayanan perbaikan dan sebagainya sehingga dapat diketahui bahwa cakupan distribusi relative lebih kecil daripada saluran pemasaran ( Kotler, 2007). Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk mendistribusikan hasil barang produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak ( penguasan ) sampai dengan pemindahan barang maupunn hanya pemindahan hak kepemilikannya saja. berikut: Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai 1. Sifat pembeli seperti kebiasan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb. 2. Sifat produk 3. Sifat perantara 4. Sifat pesaing 5. Sifat perusahaan dan sebagainya

8 Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat diketahui adanya beberapa unsur penting yaitu : 1. Saluran ditribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih 2. Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupunn tidak langsung dan produsen kepada konsumen 3. Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran. 4. Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan sistem kegiatan ( fungsi ) yang lengkap dalam penyaluran produk. ( Anonimous a, 2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan ialah : 1. Kondisi dan kemampuan penjualan dimana penjual harus menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan, adapun masalah penting yang sangat berkaitan, yakni a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan b. Harga produk c. Syarat penjualan seperti : pembayaran, penghantaran, pelayanan purna jual, garansi dsb. 2. Kondisi pasar yang sangat mempengaruhi penjualan ialah :

9 a. Jenis pasar, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual,pasar pemerintah, atau pasar international b. Kelompok pembeli atau segmentasi pasar c. Daya beli d. Frekuensi pembelian e. Keinginan dan kebutuhannya 3. Modal dalam hal ini penjual harus memperkenalkan dulu atau membawa barangnya ke tempat pembeli, untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha seperti : alat transportasi,tempat peragaan baik di dalam perusahaan, usaha promosi dan sebagainya. 4. Kondisi organisasi perusahaan : Pada Perusahaan besar maupun perusahaan kecil memiliki masalah yang berbeda terutama pada organisasi perusahaan, yang sangat terlihat jelas ialah pada fungsi setiap organisasi perusahaan tersebut, perusahaan besar biasanya memiliki bagian tersendiri dalam hal bagian penjualan sedangkan perusahaan kecil biasanya bagian tersebut dikerjakan oleh orang yang sama yang juga melakukan fungsifungsi yang lain 5. Faktor lain : adapun faktor-faktor lain yang mendukung penjualan ialah : a. Periklanan b. Peragaan

10 c. Kampanye d. Pemberian hadiah ( Swasta, 1998) Biaya tetap ialah pengeluaran yang harus dikeluarkan meskipun produksi tidak sedang berlangsung, seperti biaya pajak akan tetap dibayar walaupun kegiatan itu besar atau pun gagal sekalipun. Biaya variabel ialah keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan hanya pada saat produksi dan tergantung pada berapa besaran variabel produksi yang akan dikeluarkan dalam masa produksi tersebut ( Soekartawi, 1995) Biaya produksi ialah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut ( Sukirno, 2008). Biosolar merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternative bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan, Biosolar yang akan diluncurkan di Medan adalah Biosolar B-5 dengan, kandungan 95% minyak Solar dengan 5 % FAME (Fatty Acide Mehtyl Ester), dengan catane number 48 produk ini dapat digunakan untuk kenderaan bermesin diesel ( Anonimous b,2011).

11 2.2 Landasan Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran diantaranya : 1. Biaya produksi, harga bahan bakunya yang mahal akan mengakibatkan tingginya biaya produksi dan menyebabkan produsen menawarkan barang dalam jumlah terbatas untuk menghindari kerugian karena takut tidak laku 2. Teknologi, adanya kemajuan teknologi akan menyebabkan pengurangan terhadap biaya produksi dan produsen dapat menawarkan barang dalam jumlah yang lebih besar lagi. 3. Harga barang pelengkap dan pengganti apabila harga pengganti mengalami kenaikan maka produsen akan memproduksi lebih banyak lagi karena berasumsi konsumen akan beralih ke barang pengganti karena hargaanya lebih murah 4. Pajak, semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan akan berakibat naiknya harga barang dan jasa yang akan membawa dampak rendahnya permintaan konsumen dan berkurangnya jumlah barang yang ditawarkan. 5. Perkiraan harga barang dimasa datang, apabila kondisi pendapatan masyarakat meningkat, biaya produksi berkurang dan tingkat harga barang dan jasa naik, maka produsen akan menambah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Tetapi bila pendapatan masyarakat tetap,

12 biaya produksi mengalami peningkatan, harga barang dan jasa naik maka produsen cenderung mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan atau beralih pada usaha lain 6. Tujuan dari perusahaan, bila perusahaan berorientasi untuk dapat menguasai pasar, maka dia harus mampu menekan harga terhadap barang dan jasa yang ditawarkan sehingga keuntungan yang diperoleh kecil. Bila orientasinya pada keuntungan maksimal maka perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi terhadap barang dan jasa yang ditawarkannya ( Sukirno, 2005 ) Ditribusi ialah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan konsumen, dalam penyaluran hasil produksi dari produsen dapat menggunakan beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan menjadi : a. Distribusi langsung dimana produsen mendistribusikan hasil produksinya langsung kepada konsumen b. Distribusi semi langsung dimana penyaluran barang hasil produksi ke konsumen melalui badan perantara milik produsen itu sendiri c. Distribusi tidak langsung dimana penyaluran barang hasil produksi produsen tidak langsung menjual hasil produksinya baik barang atau pun jasa kepada pemakai melainkan perantara ( Anonimous, 2011)

13 Harga ialah suatu nilai tukar dari produk barang maupunn jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupunn jasa. Menurut Black ( 1981 ) aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Menurut Magribi bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem ( Magribi, 1998 ). Salah satu variabel yang dapat dinyatakan apakah tingkat aksesibilitas itu tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya ( Bintarto, 1989 )

14 2.3 Kerangka Pemikiran Biosolar ialah suatu bahan bakar nabati ( BBN ) yang dihasilkan dari pencampuran antara minyak Solar dengan minyak nabati yang berasal dari tanaman dalam hal ini minyak nabati yang digunakan banyak berasal dari tumbuhan jarak atau minyak kelapa sawit ( CPO ) atau lemak hewani yang telah diproses. Adapun kelebihan dari BBN Biosolar ini ialah dapat mengurangi emisi gas buang pada kenderaan dikarenakan pembakarannya yang lebih sempurna sehingga dapat mengurangi polusi udara jika digunakan secara berkelanjutan. Selain itu Biosolar juga mampu memperpanjang umur mesin karena memiliki sifat detergensi / pembersih. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit ( crude palm oil ) ( CPO ) dan minyak jarak ( crude jatropha oil ) (CIO). Namun untuk sementara ini Biosolar masih mengandalkan CPO sebagai bahan bakunya. Melihat spesifikasi Biosolar setingkat di atas Solar namun tetap di bawah Pertamina DEX. Cetane number 51, berada diantara Solar (48) dan DEX (53). Hal ini dapat menambah performanya. Semakin tinggi angka catane, maka tarikan mesin pun makin ringan Biosolar mulai diluncurkan di Indonesia sejak tahun 2006 dan pemasaran Biosolar di SPBU diwilayah Kota Medan dimulai pada 28 Juni 2010,dalam pendistribusian Biosolar melibatkan UPMS sebagai badan yang mengatur penyaluran Biosolar ke setiap SPBU sedangkan IMG ( Instalasi Medan Grup ) yang menyalurkan Biosolar kepada SPBU yang lalu disampaikan kepada konsumen akhir

15 Gambar1. Kerangka Pemikiran PT. PERTAMINA ( Persero ) SUMBAGUT IMG UPMS INSTALASI MEDAN GRUP ( UNIT PEMASARAN MEDAN SEKITAR ) SPBU VOLUME PENJUALAN RENCANA PENJUALAN JENIS ANGKUTAN REALISASI AKSESIBILITAS Keterangan : Jalur distribusi Biosolar Hubungan

16 2.4 Hipotesa Penelitian Adapun Hipotesa dalam penelitian ini ialah 1. Ada hubungan antara tingkat aksesibilitas dengan penjualan Biosolar