BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian tentang audiens televisi banyak bergeser pada abad kedua puluh, jauh dari keprihatinan tentang bagaimana audiens massa (atau audiens khusus seperti anak anak) dipengaruhi oleh televisi. Kajian ini mencakup teori pengaruh atau efekbiasanya tidak sesuai dengan fakta dan didominasi oleh minat terhadap seks, kekerasan, dan politik. 1 Hasil evolusi teknologi baru seperti teknologi radio, film, televisi, dan internet telah mewujudkan berbagai penonton seperti penonton film, penonton televisi dan sebagainya. Penonton memiliki peranan penting, penonton atau audien dianggap sebagai agen prima yang penting terhadap industri media massa. Kebanyakan produk yang dihasilkan oleh industri media berasal dari penonton dengan melibatkan penonton dengan jumlah yang besar. Definisi penonton yang biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Penonton adalah 1 Graeme Burton, 2000, Membincangkan televisi, Yogyakarta: Jalasutra, hal. 45 1
salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur penonton tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu program televisi ditentukan oleh penonton. 2 Penonton dibagi menjadi dua bagian, yaitu penonton yang terkonstruksi dan penonton aktif. Penonton yang terkonstruksi adalah dalam konteks membuat penonton bermakna, yakni dalam hal mengajak orang ke hadapan televisi. Mereka hanya ada didepan layar. Industri mencari jalan untuk mendapatkan mereka dan menggambarkan mereka ketika mereka ada disana. Deskripsi yang dipakai bersifat kualitatif dan kuantitatif. 3 Sedangkan penonton aktif adalah terdapat proses mental aktif yang dilakukan oleh audiens pada saat menonton. Mengurai kode (decoding) televisi, membaca teks, melibatkan pemahaman terhadap kode-kode yang beraneka ragam dalam medium polisemik ini. Tetap duduk tidak sama dengan aktif. Teori kegunaan dan gratifikasi (uses anad gratification theory) kerap dipakai untuk memahami jenis aktivitas terinternalisasi ini. 4 Penonton menggunakan televisi, bukan yang lainnya. Penonton menggunakan televisi dalam rangka memenuhi kebutuhan batin untuk berhubungan dengan diri 2 Hafied Cangara, 2007, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal 157 3 Graeme Burton, Opcit. Hal 300 4 Graeme Burton, Opcit. Hal 303
sosial dan dengan citra-diri. Kebutuhan-kebutuhan itu bisa dirangkum sebagai berikut: Kebutuhan akan informasi: untuk memelihara dan memperkuat gambaran kita mengenai dunia geografis dan sosial kita (misalnya melalui program berita atau drama) Kebutuhan akan identitas: untuk memanfaatkan televisi, khususnya peranperan tokoh dan peran-peran yang dimainkan, guna mengecek pemahaman kita akan diri dan perilaku sosial kita (misalnya lewat tokoh-tokoh dari televisi fiksi) Kebutuhan akan interaksi sosial: untuk menyerap pengalaman melalui interaksi dan hubungan (misalnya dengan jalan mengikuti kehidupan dalam opera sabun) Kebutuhan akan pengalihan perhatian: untuk menggunakan televisi sebagai hiburan, sebagai sebentuk permainan Dari beberapa media massa yang ada saat ini, televisi masih menjadi media massa yang digemari oleh masyarakat, hal ini disebabkan televisi sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya. Televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama didepan televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan
keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi menjadi candu. 5 Di Indonesia, kegiatan penyiaran melalui televisi dimulai pada tahun 1962. Penyelenggaraan televisi siaran tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya Asian Games IV yang dilaksanakan di Senayan, Jakarta. Bertepatan dengan itu pula Televisi Republik Indonesia ditetapkan sebagai station call hingga saat ini. Hari pembukaan Asian Games IV ini yang jatuh pada tanggal 14 Agustus kemudian diperingati sebagai hari jadi TVRI. Penggunaan Satelit Palapa untuk siaran televisi dan telekomunikasi diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1976. Oleh karenanya, siaran televisi dapat menjangkau hampir seluruh masyarakat di Indonesia hingga sekarang ini. Sejak awal tahun 1989, di Indonesia mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi selain TVRI yang bersifat Komersial. Stasiun televisi komersial yang pertama berdiri adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemunculan RCTI ini kemudian disusul oleh munculnya Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), dan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Televisi merupakan suatu media massa yang mampu menyihir penontonnya secara spontan, karena sifatnya yang audio visual, maka televisi sebagai media massa merupakan tritunggal bersama-sama media cetak dan media radio. Dibandingkan 5 Morrisan, 2005, Jurnalistik Televisi, Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal.1
dengan media massa lainnya, maka dengan sifatnya yang audio visual tadi televisi dapat berfungsi lebih efisien dalam menjangkau jumlah khalayak penonton. Pada saat ini di Indonesia kurang lebih 10 televisi swasta yang bersifat nasional seperti Global TV, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One, MNC TV, RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar, belum terhitung televisi-televisi lokal yang ada didaerahdaerah dan TV kabel. Seiring dengan perkembangan zaman serta semakin pintarnya masyarakat, membuat para stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan sebuah program acara yang lebih menarik, bermutu, berkualitas, actual, tercepat, eksklusif, dan bisa dipercaya agar mampu menarik minat masyarakat. PT. Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ANTV hadir sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia yang menyajikan beragam tayangan yang berkualitas, menarik serta menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Indonesia. Awalnya ANTV adalah stasiun televisi lokal yang siaran di wilayah Lampung dan sekitarnya. 6 Berbicara mengenai sebuah program, khususnya program musik dan talkshow, acara musik dan talkshow di televisi Indonesia saat ini banyak sekali. Hampir setiap televisi Indonesia mempunyai acara atau program bertema musik dan talkshow. Kedua acara atau program tersebut seringkali menggunakan jasa penonton bayaran atau yang lebih dikenal dengan sebutan alay demi memeriahkan acara 6 http://www.an.tv/tentangantv/, diakses pada tanggal 20 Mei 2012, pukul 20.00 WIB
tersebut. Peneliti akan lebih banyak menyinggung mengenai keberadaan, peran serta fungsi dari penonton bayaran atau alay dalam suatu program televisi. ANTV sendiri memiliki banyak program andalan, program-program yang dikemas menarik demi mendapatkan penonton yang lebih banyak lagi dalam persaingan media televisi, salah satunya adalah program musik Mantap dan program talkshow Mel s Update. Pengemasan program dimana Mantap menghadirkan musisi papan atas hingga musisi pendatang baru, dimana program Mantap bisa menjadi sarana dimana para musisi bisa tetap eksis di dunia televisi. Program Mantap dipandu oleh tiga orang host yang cukup dikenal oleh masyarakat yaitu Indra Bekti, Gracia Indrie, Sapri yang akan membawakan program Mantap secara santai dan penuh dengan komedi dalam pembawaannya sehingga penonton bisa lebih terhibur. Program musik Mantap tayang secara live setiap sabtu dan minggu pukul 13.00 WIB. Sedangkan program talkshow Mel s Update merupakan salah satu program light talkshow yang membahas issue-issue terkini, baik dari angle beritanya maupun issue terkait, yang dikemas dengan tema yang menarik dan tetap berhubungan. Program ini dipandu oleh Melaney Ricardo sebagai host dan Indra Bekti sebagai co host. Program ini tayang setiap hari senin-rabu pukul 21.30 WIB.
Tayangan tersebut pada satu sisi dijual kepada pemirsa televisi. Disisi lain pemirsa program televisi itupun kemudian dijual pula kepada korporasi lain atau biro iklan. Semakin tinggi rating sebuah program, maka akan semakin tinggi pula harga jual iklan disela-sela program tersebut. Proses jual-beli pemirsa televisi ini akan sedikit berbeda logika dengan penonton program tersebut secara langsung. Stasiun televisi tidak bisa menjual penonton tipe ini kepada korporasi atau biro iklan. Alih-alih menjual, stasiun televisi justru membeli sejumlah penonton yang seperti ini. Mereka dibayar untuk tepuk tangan, teriak-teriak, bersorak, ketawa-ketawa. Penonton adalah orang yang menonton pertunjukkan, jiwa yang menghidupkan suatu acara. Dan bayaran adalah upah, gaji atau orang yang dibayar. Penonton bayaran pada industri televisi Indonesia biasanya bergabung dalam sebuah agensi atau komunitas yang dikoordinasikan oleh seseorang yang bertindak sebagai pengumpul penonton. Penonton bayaran pada suatu program televisi biasanya merupakan seorang remaja atau kalangan muda yang masih berada pada usia sekolah, maupun sudah putus sekolah. Alay secara harfiah berasal dari kata a dan Lay yang merupakan akronim dari Anak Layangan, yang notabene-nya dekil (berkulit hitam kepanasan) dan berambut pirang matahari (rambut merah karena kepanasan). Alay pada awalnya dianggap sebagai pola hidup remaja kelas menengah ke bawah yang mengenakan
dandanan trendy ala artis namun seadanya lengkap dengan gadget dan asesorisnya untuk sekedar mejeng dan gaya-gayaan. 7 Makin heboh penonton, makin meriah dan sukses acara tersebut. Dalam beberapa program televisi, baik program musik, talkshow, komedi, kuis, dan olahraga pasti sering melihat penonton yang sama di acara yang berbeda dalam satu hari. Misalnya, di pagi hari jingkrak-jingkrak di acara musik, siangnya muncul acara kuis dan malamnya ketawa-ketawa di acara komedi. Mereka inilah penonton bayaran yang dalam sehari bisa tampil di dua hingga empat program acara. Penonton bayaran pada sebuah media televisi dihadirkan karena mudah diarahkan sesuai image satu acara, lebih tertib, dan selain itu kehadiran penonton dalam satu acara televisi sangat penting, bahkan tidak kalah pentingnya dengan pengisi acara. Penonton yang ekspresif, ramai dan mudah diarahkan membuat acara lebih hidup. Namun kendalanya tidak semua penonton seperti itu. Mereka akan dengan mudah diminta untuk bersorak, tepuk tangan, ketawa-ketawa atau bahkan menampilkan wajah sedih oleh pengarah acara. Penonton bayaran atau alay telah menjadi fenomena baru di dunia pertelevisian, karena keberadaannya selain dapat membantu proses shooting berlangsung, penonton bayaran kini telah menjadi sebuah profesi baru di masyarakat. 7 Ayu Shinta, 2011, Handbook Alay Kamus Pintar Bahasa Alay, Yogyakarta: Araska, hal. 13
Motivasi mereka yang terjun menekuni karir sebagai penonton bayaran juga bermacam-macam. Mulai dari yang murni soal uang, ingin masuk televisi, atau bahkan yang manjadikan profesi penonton bayaran ini sebagai batu loncatan untuk menjadi artis atau model iklan. Bayaran mereka pun bermacam-macam, tergantung dari acara, stasiun televisi yang mengundang, dan kemampuan ekspresi mereka untuk mengikuti keinginan sang pengarah acara. Dari kendala inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksistensi alay sebagai penonton program televisi di ANTV. Untuk mengetahui seberapa pentingnya peran penonton bayaran atau alay dalam kesuksesan suatu program televisi di ANTV, karena program-program di ANTV dalam penayangannya tidak pernah lepas dari keberadaan penonton bayaran atau alay sebagai penopang kesuksesan program demi mendapatkan ramainya acara. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi alay sebagai penonton program televisi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi alay sebagai penonton televisi?
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang akademis yaitu sumbangan dan literatur bagi perkembangan ilmu komunikasi mengenai analisis alay sebagai penonton program televisi. 1.4.1 Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu dalam bidang komunikasi terutama pemahaman dan penyampaian informasi publik mengenai peran remaja sebagai penonton bayaran terhadap kesuksesan suatu program. 1.4.2 Manfaat Praktisi Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan Broadcasting pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.