BAB I PENDAHULUAN. Kajian tentang audiens televisi banyak bergeser pada abad kedua puluh, jauh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebuah informasi yang ingin didapatkan. Media yang tersedia kini beragam, mulai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam berkomunikasi, ada pesan yang disampaikan, berbicara pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan terutama di kota-kota besar

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi. Radio dan televisi

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi yang lazim

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media televisi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, banyak membawa berkah bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. disajikan. Begitu besar daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 30 ayat 4 UUD Disana dinyatakan bahwa Kepolisian Negara. ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. karena adanya berbagai media (channel) yang dapat di gunakan sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, telah banyak terdapat aneka ragam jenis medium

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian tentang audiens televisi banyak bergeser pada abad kedua puluh, jauh dari keprihatinan tentang bagaimana audiens massa (atau audiens khusus seperti anak anak) dipengaruhi oleh televisi. Kajian ini mencakup teori pengaruh atau efekbiasanya tidak sesuai dengan fakta dan didominasi oleh minat terhadap seks, kekerasan, dan politik. 1 Hasil evolusi teknologi baru seperti teknologi radio, film, televisi, dan internet telah mewujudkan berbagai penonton seperti penonton film, penonton televisi dan sebagainya. Penonton memiliki peranan penting, penonton atau audien dianggap sebagai agen prima yang penting terhadap industri media massa. Kebanyakan produk yang dihasilkan oleh industri media berasal dari penonton dengan melibatkan penonton dengan jumlah yang besar. Definisi penonton yang biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Penonton adalah 1 Graeme Burton, 2000, Membincangkan televisi, Yogyakarta: Jalasutra, hal. 45 1

salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur penonton tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu program televisi ditentukan oleh penonton. 2 Penonton dibagi menjadi dua bagian, yaitu penonton yang terkonstruksi dan penonton aktif. Penonton yang terkonstruksi adalah dalam konteks membuat penonton bermakna, yakni dalam hal mengajak orang ke hadapan televisi. Mereka hanya ada didepan layar. Industri mencari jalan untuk mendapatkan mereka dan menggambarkan mereka ketika mereka ada disana. Deskripsi yang dipakai bersifat kualitatif dan kuantitatif. 3 Sedangkan penonton aktif adalah terdapat proses mental aktif yang dilakukan oleh audiens pada saat menonton. Mengurai kode (decoding) televisi, membaca teks, melibatkan pemahaman terhadap kode-kode yang beraneka ragam dalam medium polisemik ini. Tetap duduk tidak sama dengan aktif. Teori kegunaan dan gratifikasi (uses anad gratification theory) kerap dipakai untuk memahami jenis aktivitas terinternalisasi ini. 4 Penonton menggunakan televisi, bukan yang lainnya. Penonton menggunakan televisi dalam rangka memenuhi kebutuhan batin untuk berhubungan dengan diri 2 Hafied Cangara, 2007, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal 157 3 Graeme Burton, Opcit. Hal 300 4 Graeme Burton, Opcit. Hal 303

sosial dan dengan citra-diri. Kebutuhan-kebutuhan itu bisa dirangkum sebagai berikut: Kebutuhan akan informasi: untuk memelihara dan memperkuat gambaran kita mengenai dunia geografis dan sosial kita (misalnya melalui program berita atau drama) Kebutuhan akan identitas: untuk memanfaatkan televisi, khususnya peranperan tokoh dan peran-peran yang dimainkan, guna mengecek pemahaman kita akan diri dan perilaku sosial kita (misalnya lewat tokoh-tokoh dari televisi fiksi) Kebutuhan akan interaksi sosial: untuk menyerap pengalaman melalui interaksi dan hubungan (misalnya dengan jalan mengikuti kehidupan dalam opera sabun) Kebutuhan akan pengalihan perhatian: untuk menggunakan televisi sebagai hiburan, sebagai sebentuk permainan Dari beberapa media massa yang ada saat ini, televisi masih menjadi media massa yang digemari oleh masyarakat, hal ini disebabkan televisi sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya. Televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama didepan televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan

keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi menjadi candu. 5 Di Indonesia, kegiatan penyiaran melalui televisi dimulai pada tahun 1962. Penyelenggaraan televisi siaran tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya Asian Games IV yang dilaksanakan di Senayan, Jakarta. Bertepatan dengan itu pula Televisi Republik Indonesia ditetapkan sebagai station call hingga saat ini. Hari pembukaan Asian Games IV ini yang jatuh pada tanggal 14 Agustus kemudian diperingati sebagai hari jadi TVRI. Penggunaan Satelit Palapa untuk siaran televisi dan telekomunikasi diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1976. Oleh karenanya, siaran televisi dapat menjangkau hampir seluruh masyarakat di Indonesia hingga sekarang ini. Sejak awal tahun 1989, di Indonesia mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi selain TVRI yang bersifat Komersial. Stasiun televisi komersial yang pertama berdiri adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemunculan RCTI ini kemudian disusul oleh munculnya Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), dan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Televisi merupakan suatu media massa yang mampu menyihir penontonnya secara spontan, karena sifatnya yang audio visual, maka televisi sebagai media massa merupakan tritunggal bersama-sama media cetak dan media radio. Dibandingkan 5 Morrisan, 2005, Jurnalistik Televisi, Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal.1

dengan media massa lainnya, maka dengan sifatnya yang audio visual tadi televisi dapat berfungsi lebih efisien dalam menjangkau jumlah khalayak penonton. Pada saat ini di Indonesia kurang lebih 10 televisi swasta yang bersifat nasional seperti Global TV, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One, MNC TV, RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar, belum terhitung televisi-televisi lokal yang ada didaerahdaerah dan TV kabel. Seiring dengan perkembangan zaman serta semakin pintarnya masyarakat, membuat para stasiun televisi berlomba-lomba untuk menyajikan sebuah program acara yang lebih menarik, bermutu, berkualitas, actual, tercepat, eksklusif, dan bisa dipercaya agar mampu menarik minat masyarakat. PT. Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ANTV hadir sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia yang menyajikan beragam tayangan yang berkualitas, menarik serta menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Indonesia. Awalnya ANTV adalah stasiun televisi lokal yang siaran di wilayah Lampung dan sekitarnya. 6 Berbicara mengenai sebuah program, khususnya program musik dan talkshow, acara musik dan talkshow di televisi Indonesia saat ini banyak sekali. Hampir setiap televisi Indonesia mempunyai acara atau program bertema musik dan talkshow. Kedua acara atau program tersebut seringkali menggunakan jasa penonton bayaran atau yang lebih dikenal dengan sebutan alay demi memeriahkan acara 6 http://www.an.tv/tentangantv/, diakses pada tanggal 20 Mei 2012, pukul 20.00 WIB

tersebut. Peneliti akan lebih banyak menyinggung mengenai keberadaan, peran serta fungsi dari penonton bayaran atau alay dalam suatu program televisi. ANTV sendiri memiliki banyak program andalan, program-program yang dikemas menarik demi mendapatkan penonton yang lebih banyak lagi dalam persaingan media televisi, salah satunya adalah program musik Mantap dan program talkshow Mel s Update. Pengemasan program dimana Mantap menghadirkan musisi papan atas hingga musisi pendatang baru, dimana program Mantap bisa menjadi sarana dimana para musisi bisa tetap eksis di dunia televisi. Program Mantap dipandu oleh tiga orang host yang cukup dikenal oleh masyarakat yaitu Indra Bekti, Gracia Indrie, Sapri yang akan membawakan program Mantap secara santai dan penuh dengan komedi dalam pembawaannya sehingga penonton bisa lebih terhibur. Program musik Mantap tayang secara live setiap sabtu dan minggu pukul 13.00 WIB. Sedangkan program talkshow Mel s Update merupakan salah satu program light talkshow yang membahas issue-issue terkini, baik dari angle beritanya maupun issue terkait, yang dikemas dengan tema yang menarik dan tetap berhubungan. Program ini dipandu oleh Melaney Ricardo sebagai host dan Indra Bekti sebagai co host. Program ini tayang setiap hari senin-rabu pukul 21.30 WIB.

Tayangan tersebut pada satu sisi dijual kepada pemirsa televisi. Disisi lain pemirsa program televisi itupun kemudian dijual pula kepada korporasi lain atau biro iklan. Semakin tinggi rating sebuah program, maka akan semakin tinggi pula harga jual iklan disela-sela program tersebut. Proses jual-beli pemirsa televisi ini akan sedikit berbeda logika dengan penonton program tersebut secara langsung. Stasiun televisi tidak bisa menjual penonton tipe ini kepada korporasi atau biro iklan. Alih-alih menjual, stasiun televisi justru membeli sejumlah penonton yang seperti ini. Mereka dibayar untuk tepuk tangan, teriak-teriak, bersorak, ketawa-ketawa. Penonton adalah orang yang menonton pertunjukkan, jiwa yang menghidupkan suatu acara. Dan bayaran adalah upah, gaji atau orang yang dibayar. Penonton bayaran pada industri televisi Indonesia biasanya bergabung dalam sebuah agensi atau komunitas yang dikoordinasikan oleh seseorang yang bertindak sebagai pengumpul penonton. Penonton bayaran pada suatu program televisi biasanya merupakan seorang remaja atau kalangan muda yang masih berada pada usia sekolah, maupun sudah putus sekolah. Alay secara harfiah berasal dari kata a dan Lay yang merupakan akronim dari Anak Layangan, yang notabene-nya dekil (berkulit hitam kepanasan) dan berambut pirang matahari (rambut merah karena kepanasan). Alay pada awalnya dianggap sebagai pola hidup remaja kelas menengah ke bawah yang mengenakan

dandanan trendy ala artis namun seadanya lengkap dengan gadget dan asesorisnya untuk sekedar mejeng dan gaya-gayaan. 7 Makin heboh penonton, makin meriah dan sukses acara tersebut. Dalam beberapa program televisi, baik program musik, talkshow, komedi, kuis, dan olahraga pasti sering melihat penonton yang sama di acara yang berbeda dalam satu hari. Misalnya, di pagi hari jingkrak-jingkrak di acara musik, siangnya muncul acara kuis dan malamnya ketawa-ketawa di acara komedi. Mereka inilah penonton bayaran yang dalam sehari bisa tampil di dua hingga empat program acara. Penonton bayaran pada sebuah media televisi dihadirkan karena mudah diarahkan sesuai image satu acara, lebih tertib, dan selain itu kehadiran penonton dalam satu acara televisi sangat penting, bahkan tidak kalah pentingnya dengan pengisi acara. Penonton yang ekspresif, ramai dan mudah diarahkan membuat acara lebih hidup. Namun kendalanya tidak semua penonton seperti itu. Mereka akan dengan mudah diminta untuk bersorak, tepuk tangan, ketawa-ketawa atau bahkan menampilkan wajah sedih oleh pengarah acara. Penonton bayaran atau alay telah menjadi fenomena baru di dunia pertelevisian, karena keberadaannya selain dapat membantu proses shooting berlangsung, penonton bayaran kini telah menjadi sebuah profesi baru di masyarakat. 7 Ayu Shinta, 2011, Handbook Alay Kamus Pintar Bahasa Alay, Yogyakarta: Araska, hal. 13

Motivasi mereka yang terjun menekuni karir sebagai penonton bayaran juga bermacam-macam. Mulai dari yang murni soal uang, ingin masuk televisi, atau bahkan yang manjadikan profesi penonton bayaran ini sebagai batu loncatan untuk menjadi artis atau model iklan. Bayaran mereka pun bermacam-macam, tergantung dari acara, stasiun televisi yang mengundang, dan kemampuan ekspresi mereka untuk mengikuti keinginan sang pengarah acara. Dari kendala inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksistensi alay sebagai penonton program televisi di ANTV. Untuk mengetahui seberapa pentingnya peran penonton bayaran atau alay dalam kesuksesan suatu program televisi di ANTV, karena program-program di ANTV dalam penayangannya tidak pernah lepas dari keberadaan penonton bayaran atau alay sebagai penopang kesuksesan program demi mendapatkan ramainya acara. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi alay sebagai penonton program televisi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi alay sebagai penonton televisi?

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang akademis yaitu sumbangan dan literatur bagi perkembangan ilmu komunikasi mengenai analisis alay sebagai penonton program televisi. 1.4.1 Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu dalam bidang komunikasi terutama pemahaman dan penyampaian informasi publik mengenai peran remaja sebagai penonton bayaran terhadap kesuksesan suatu program. 1.4.2 Manfaat Praktisi Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan Broadcasting pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.