PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Keywords: guided inquiry, science

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SINGOYUDAN

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI ENTAK

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

Keywords: CTL Models, science learning, learning result.

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGGUNAAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 1 MULYOSRI

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOMULYO

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR KELAS V SD

Key Word: creative-productive, buzz group, increasing, mathematic

PENERAPAN MODEL CTL DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI AMPIH TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI SDN 2 KALIREJO KECAMATAN KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS IPA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANFERRING (REACT)

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PATEMON TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SLARANG 05 TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENERAPAN MODEL ARIAS

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA REAL OBJECT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 1 SIDOMUKTI

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

662 Aplikasi Model Sains...

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MODEL RESEARCH BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN I SIKAYU TAHUN AJARAN 2013/2014

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 5.1, hlm

PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ORI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SD Astini 1, Wahyudi 2, Chamdani 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Kampus Kebumen 2 3 Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Kampus Kebumen Jalan Kepodang 67 A Telp (0287) 381169 Kebumen 54312 e-mail : astini_76@yahoo.com Abstract: The Using of Model with Concrete Media in Improving the Science learning at The third Grade of State Elementary School. The purposes of this research to describe the using of model Contextual Teaching and Learning (CTL) with media concrete in improving the science learning about energy at the third grade of state elementary school, and to describe problem and solution. This research was collaborative classroom action research. The experiment was conducted in third cycles and each cycle consisted of planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were students at the third grade of elementary school. The techniques collecting data used observation, interviews, and tests. The validity of the data used triangulation. The result of research could concluded that the using of model Contextual Teaching and Learning (CTL) with media concrete could improve the science learning at the third grade state elementary school. Keywords:, media concrete, Science Abstrak: Penggunaan Model dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan model dengan media konkret dalam energi siswa kelas III SD, dan mendeskripsikan kendala dan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaborasi. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas III SD. Kata Kunci:, media konkret, IPA PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang penting bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia. Peserta didik sebagai subjek utama dalam pendidikan membutuhkan pengembangan diri untuk menumbuhkan kreativitas yang dimiliki melalui proses pembelajaran. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran lebih efektif. Suasana pembelajaran yang efektif dapat tercipta apabila guru sebagai pengajar bagi peserta didik mampu menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan inovatif. Pada kondisi nyata di sekolah, khususnya siswa kelas III SDN Tambakprogaten, peneliti melihat model pembelajaran yang digunakan masih konvensional, pada umumnya guru hanya menjelaskan materi secara teoretis dalam pembelajaran khususnya pelajaran IPA materi tentang energi. Siswa hanya menjadi objek pembelajaran yang cenderung pasif yang menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut

terlihat bahwa dalam rapor, nilai IPA sering mendapat peringkat yang rendah. Berdasarkan observasi sementara yang dilakukan peneliti di kelas III SDN Tambakprogaten pada materi energi yang diambil dari nilai ulangan hasilnya cenderung masih jauh dari KKM yang seharusnya 66. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ketuntasan klasikal dengan rentang nilai 66 sampai 100, hanya dicapai oleh 17 (tujuh belas) siswa dari 30 siswa. Ini berarti bahwa siswa yang tuntas hanya 56,67%. Dalam pembelajaran diperlukan suatu konsep pemahaman yang tepat. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya dapat menanamkan konsep yang tepat kepada siswa. Namun, dalam kenyataannya pemahaman konsep sulit ditanamkan kepada siswa, terutama dalam pembelajaran IPA. Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif adalah dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dikembangkan untuk mencapai pembelajaran akademik, (CTL) juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sanjaya bahwa model adalah suatu pendekatan yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata (Sa ud, 2008:162) Selain menggunakan model pembelajaran, untuk meningkatkan pembelajaran guru juga perlu menggunakan media yang sesuai untuk pembelajaran. Media digunakan sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru memperkaya pengetahuan peserta didik. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran, memperjelas pelajaran serta mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan serta kemungkinan peserta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya (Padmono,2011). Masa usia sekolah dasar (sekitar 6-12 tahun) merupakan tahapan perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Jean Piaget menyatakan taraf berpikir siswa kelas III Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun) termasuk dalam taraf berpikir konkret-operasional. Dalam taraf ini anak sudah mengenal sesuatu berdasarkan gambaran nyata atau kenyataan yang dibuat dalam gambar (Monks, Knoers dan Haditono, 2006: 217). Izzaty, dkk. (2008) menyatakan: Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase yaitu: (1) masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung usia 6/7 tahun-9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar, (2) masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun-12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar (hlm. 116). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas III SD antara lain: berusia antara 8 sampai 9 tahun, berada pada masa berkembang secara holistik, berada pada fase operasional konkret, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang bermain dan lebih suka bergembira/riang, suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru, terdorong untuk berprestasi, belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi, belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya, telah mampu berpikir logis, fleksibel, mengorganisasi dalam aplikasi terhadap benda konkret, Anak aktif bergerak dan mempunyai perhatian yang besar pada lingkungannya, tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan. Iskandar (1996) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan

aturan-aturan, hukum-hukum, prinsipprinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis (hlm.2) Fowler mengungkapkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang bersifat sistematis, dan dirumuskan, yang berkaitan dengan gejala-gejala kebendaan yang berdasar pada pengamatan dan penyimpulan dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus (Trianto, 2009: 136). Kata Sains biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal dari kata Natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. (Bundu, 2006: 9). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian IPA yaitu cara mencari tahu tentang alam secara sistematis yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah dan menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan alam dan fisik. Soekamto mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2009: 22). Menurut Suprijono (2009) pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannnya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (hlm. 79). Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning (CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antar materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa (Sugiyanto, 2008: 18) Menurut Blanchard (2001) pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesunggguhnya (Trianto, 2009: 105). Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks pribadi, sosial, dan budaya sehingga siswa benarbenar memperoleh pemahaman tentang apa yang telah dipelajarinya. Mengenai pengertiaan media pembelajaran, Sumiati dan Asra (2009) berpendapat, Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (hlm. 160). Media konkret dapat juga diartikan sebagai media nyata, realita, atau realia. Dalam hal ini digunakan istilah media konkret. Media konkret sangat tepat digunakan karena memberikan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran sehingga membentuk atau mengembangkan pengetahuan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Padmono yang mengatakan bahwa menggunakan benda nyata atau mekhluk hidup (real life material) dalam pembelajaran sering kali paling baik, karena siswa akan dengan tepat memperoleh pengalaman nyata (2011: 43). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media konkret merupakan benda asli yang masih dalam keadaan utuh, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dikenali sebagai wujud aslinya. Media ini dapat berupa benda mati atau makhluk hidup.

Penggunakan model Contextual konkret ini diharapkan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran serta lebih mudah dalam memahami konsep pembelajaran IPA. Model Contextual konkret diharapkan membuat siswa belajar secara aktif dan berpartisipasi dalam kelompok. Ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual, yaitu: pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya, pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut (Trianto, 2009:110-111). Menurut Sanjaya (2006) sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas- asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pedekatan CTL. Seringkali asas ini disebut juga komponenkomponen CTL (hlm. 264). Berdasarkan beberapa pendapat, peneliti mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), sebagai berikut: 1. Mengembangkan pemikiran anak akan belajar bermakna (Konstruktivisme). 2. Melaksanakan kegiatan inkuiri ( Inkuiri). 3. Menciptakan masyarakat belajar (Masyarakat Belajar). 4. Mengembangkan sifat ingin tahu dengan bertanya (Bertanya). 5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran (Pemodelan). 6. Melakukan refleksi (Refleksi). 7. Melakukan penilaian yang sebenarnya (Penilaian sebenarnya). Berdasarkan uraian di atas maka penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di SDN Tambakprogaten kelas III semester 2 yang berlokasi di Tambakprogaten dengan judul Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan Media Konkret Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SDN Tambakprogaten Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti pada penelitian ini menuliskan rumusan masalah penelitian yaitu (1) bagaimana langkahlangkah penggunaan model Contextual konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang energi siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013? (2) apakah penggunaan model Contextual konkret dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang energi siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013? (3) apakah kendala dan solusi penggunaan (CTL) dengan media konkret dalam tahun ajaran 2012/2013? Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu (1) mendeskripsikan penggunaan model Contextual Teaching and energi siswa kelas III SD N Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013. (2) mendeskripsikan energi dengan penggunaan model Contextual konkret siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013. (3) mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan model Contextual Teaching and tahun ajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Tambakprogaten. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 8 bulan yaitu dari bulan November 2012 sampai bulan Juni 2013. Penelitian ini

menggunakan 3 siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2008: 3) bahwa kegiatan dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian secara bertahap yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap pertama perencanaan (planning), kemudian melaksanakan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan kegiatan refleksi (reflecting). Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu siswa, guru kelas III, observer dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan observasi terhadap pembelajaran IPA di kelas III SDN Tambakprogaten pada pratindakan untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas III. Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara terhadap guru kelas III tentang pelaksanaan pembelajaran IPA, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA lebih sering dilakukan oleh guru dengan menggunakan pembelajaran yang konvensional. Kondisi belajar seperti itu juga berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyerap materi baik itu dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada pelaksanaan observasi guru pada siklus I, terjadi peningkatan yang signifikan, dari pertemuan 1 mencapai 65,3% ke pertemuan 2 yaitu mencapai 77,7%, dengan rata-rata observasi guru siklus I mencapai 71,5%. Pada siklus II terjadi peningkatan, yaitu pada pertemuan 1 mencapai 81,1% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 82,8%, ratarata observasi guru siklus II mencapai 81,9%. Pada siklus III mengalami penilaian yang memuaskan bagi peneliti karena target indikator kinerja yang direncanakan dapat tercapai. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunaan model dengan media konkret secara maksimal dalam pembelajaran. Pada pertemuan 1 mencapai 88,3% dan pada pertemuan 2 mencapai 91,1%, rata-rata observasi guru siklus III mencapai 89,7%. Berikut ini adalah perbandingan pelaksanaan observasi guru dalam pembelajaran IPA menggunakan model dengan media konkret pada tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. 100 80 60 40 20 0 Siklus I Siklus II Siklus III Proses belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA dari setiap siklus mengalami peningkatan, seiring dengan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa kelas III SD. Pada siklus I terjadi peningkatan yang signifikan, dari pertemuan 1 mencapai 61,4% ke pertemuan 2 yaitu mencapai 79,9%, rata-rata observasi siswa siklus I mencapai 70,6%. Pada siklus II terjadi peningkatan, yaitu pertemuan 1 mencapai 74,7% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 80,3%, rata-rata observasi siswa siklus II mencapai 77,5%. Pada siklus III mengalami penilaian yang memuaskan bagi peneliti karena target indikator kinerja yang direncanakan dapat tercapai. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan langkahlangkah model Contextual Teaching and pembelajaran secara maksimal dan efektif, yaitu pertemuan 1 mencapai 86,1% dan pada

pertemuan 2 mencapai 90,3%, rata-rata observasi siswa siklus III mencapai 88,2%. Berikut ini adalah perbandingan pelaksanaan observasi siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model dengan media konkret pada tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. 100 80 60 40 20 0 Siklus I Siklus II Siklus III Hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA dari setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I terjadi peningkatan, dari pertemuan 1 mencapai 63,6% ke pertemuan 2 yaitu mencapai 73%, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 68,3%. Pada siklus II terjadi peningkatan, yaitu pertemuan 1 mencapai 72,2% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 75,9%, rata-rata hasil belajar siswa siklus II mencapai 75,6%. Pada siklus III mengalami peningkatan, yaitu pertemuan 1 mencapai 88,7% dan pada pertemuan 2 mencapai 89,5%, rata-rata hasil belajar siswa siklus III mencapai 89,1%. Penelitian yang sudah dilakukan telah menemukan langkah-langkah yang tepat dalam pembelajaran IPA kelas III SD N Tambakprogaten. Berikut langkah-langkah dalam peningkatan pembelajaran IPA menggunakan model Contextual Teaching and Learning(CTL) dengan media konkret yaitu (1) kontruktivisme, (2) inkuiri, (3) masyarakat belajar, (4) bertanya, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) penilaian sebenarnya. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning(CTL) tersebut tidak berbeda jauh dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh salah satu ahli yang mengemukakan bahwa langkah model Contextual Teaching and Learning(CTL) meliputi pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya, pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut (Trianto, 2009:110-111). Kendala yang dihadapi yaitu (1) guru kurang maksimal menggunaan model dengan media konkret, (2) guru tidak memberikan penguatan kepada siswa, (3) guru cepat menjelaskan materi, (4) siswa belum terbiasa berkelompok, (5) siswa bermain ketika pembelajaran, sedangkan solusinya yaitu (1) peneliti dan guru berkoordinasi lebih lanjut sebelum melakukan tindakan selanjutnya, (2) guru memberi penguatan dan penghargaan pada siswa, (3) guru memperjelas materi, (4) membiaskan siswa belajar berkelompok, (5) menegur siswa yang gaduh. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam tahun ajaran 2012/2013, dapat diambil kesimpulan, pertama Langkah-langkah (CTL) dengan media konkret dalam tahun ajaran 2012/2013 menggunakan langkah yaitu (1) mengembangkan pemikiran anak akan belajar bermakna (kontruktivisme), (2) melaksanakan kegiatan inkuiri (inkuiri), (3) menciptakan masyarakat belajar (masyarakat belajar), (4) mengembangkan sifat ingin tahu dengan bertanya (bertanya), (5) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran 9 pemodelan), (6) melakukan refleksi (refleksi), dan (7)

melakukan penilaian yang sebenarnya (penilaian sebenarnya). Kedua, Penggunaan (CTL) dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang tahun ajaran 2012/2013. Ketiga, Kendala penggunaan model Contextual Teaching and pembelajaran IPA tentang energi siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013 adalah (1) guru kurang maksimal dalam penggunaan model Contextual konkret, (2) guru tidak memberikan penguatan kepada siswa, (3) guru cepat menjelaskan materi, (4) siswa belum terbiasa dalam berkelompok,(5) siswa bermain ketika pembelajaran. Adapun solusinya penggunaan (CTL) dengan media konkret dalam pembelajaran IPA tentang energi siswa kelas III SDN Tambakprogaten tahun ajaran 2012/2013 adalah (1) peneliti dan guru berkoordinasi lebih lanjut sebelum melakukan tindakan selanjutnya, (2) guru memberi penguatan dan penghargaan pada siswa, (3) guru memperjelas materi, (4) membiaskan siswa dengan belajar secara berkelompok, (5) menegur siswa yang gaduh. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan maka ada beberapa saran membangun yang peneliti sampaikan kepada siswa, guru, sekolah, dan peneliti berikutnya. Bagi guru, disarankan untuk memperhatikan penguatan untuk diberikan kepada siswa agar siswa lebih termotivasi, dan juga memperhatikan aktifitas belajar siswa agar siswa bekerjasama dalam diskusi supaya dapat meningkat prestasinya. Bagi siswa, disarankan untuk lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. selain itu aktifitas belajar siswa juga diharapkan lebih dikendalikan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lebih kondusif. Bagi sekolah, meningkatkan jumlah media pelajaran yang tersedia sehingga memudahkan guru dalam memberi pengalaman belajar pada siswa. Selain itu sekolah juga disarankan untuk mensosialisasikan penggunaan model karena terbukti dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Bagi peneliti berikutnya, Penelitian ini dapat dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran IPA dan hanya pada kelas III saja tetapi dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bundu, Patta. (2006). Penilaian keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dakam Pembelajaran sains Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Iskandar, S.M. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana. Izzaty,R.E., Suardiman, S.P., Ayriza,Y., Purwandari, Hiryanto, & Kusmaryani, R.E. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Monks, Knoers, & Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Padmono. (2011). Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group. Sa ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyanto. (2008). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS. Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar. Trianto. (2009). Mendesain Model- Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.