Jurnal Care Vol.5, No.3,Tahun 2017 KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS PONED PLERED KABUPATEN CIREBON TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

HUBUNGAN MASSASE DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN THE CORRELATIONS OF MASSAGE WITH A CHILDBIRTH PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

HUBUNGAN MASSASE DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF PADA PERSALINAN DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I PERSALINAN NORMAL IBU PRIMIPARA DI BPS S DAN B DEMAK TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

Oleh : Heti Sanjaya, Tri Ismu Pujiyanto, Dita Wasthu P Stikes Karya Husada Semarang

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

PENGARUH PIJAT COUNTER PRESSURE TERHADAP TINGKAT NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI BPM ELLOK EKARIA SAFITRI GEDONGKIWO YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MASASE UTERUS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DOMISILI DEMAK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN PADAIBUINPARTU KALA I

PERDEDAAN TERAPI MASSAGE DAN TERAPI RELAKSASI DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA (BPS) ERNAWATI KECAMATAN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

PENGARUH METODE RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pissn eissn

PENGARUH TERAPI MUSIK INSTRUMENTALIA TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I AKTIF DI 3 BIDAN PRAKTEK MANDIRI NGEMPLAK BOYOLALI

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

PENGARUH KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN KALA I

PENGARUH AKUPRESUR PADA TITIK PERICARDIUM 6 TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KERTEK I WONOSOBO KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

Jurnal Kebidanan 09 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY. MUJIYATI KABUPATEN LAMONGAN

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN SEMARANG TAHUN 2012

EFEKTIVITAS AROMATERAPI LAVENDER DAN JASMINE TERHADAP PENURUNAN NYERI KALA I FASE AKTIF, LAMA PERSALINAN KALA II, DAN FETAL OUTCOME KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KOMUNIKASI TERAUPETIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN DI KLINIK DELIMA MEDAN TAHUN 2014

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA IBU BERSALIN DI RB. ANANDA DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Sahtria Ningsih Masbait*), Eko Susilo**), Luvi Dian A***)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

EFEKTIVITAS PERLAKUAN PIJAT EFFLEURAGE

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TITIK PADA TANGAN TERHADAP NYERI PERSALINAN PADA IBU INTRANATAL KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Lia Lajuna *, Rohaya Muhede **, Fithriany*** Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

PENGARUH TEKNIK MASSAGE COUNTER PRESSURE TERHADAP NYERI PINGGANG PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU MELAHIRKAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan

PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF TERHADAP PENURUNAN NYERI KALA I PADA IBU BERSALIN MULTIPARA DI RSB PERMATA HATI KABUPATEN KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap Rasa Nyaman dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

PENGARUH MASSASE TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I DI BPS NURHASANAH KECAMATAN TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

Transkripsi:

382 PERBEDAAN METODE DEEP BACK MASSAGE DAN METODE ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS PONED PLERED KABUPATEN CIREBON TAHUN 2017 Yeni Fitrianingsih 1 Vita Ardiana Prianti 2 1,2) Program Studi DIV Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya e-mail : yfitrianingsih44@gmail.com ABSTRACT Most dominant pain is felt during labor, especially during the firts stage of the active phase. Labor pain can cause stress that causes excessive release of hormones such as catecholamines and steroid. Excessive secetion of the hormone will cause impaired uteroplacental circulation resulting in fetal hypoxia. One to control labor pain with non-pharmacology method is by deep back massage method and endorphine massage method.objective to know the difference of intensity of labor pain stage I active phase before and after given method of deepback massage and endorphine massage at Puskesmas PONED Plered Cirebon District Health Center.This method is a type of quasy experimental research with design Pretest-Posttest group design. The sample of this research is the active stage maternalmother at Puskesmas PONED Plered Cirebon District as many as 30 respondents given method deep back massage and 30 respondents were given endorphine massage method. The data used in this study is the primary data by using questionnaires given directly to the respondents. Stage of data analysis used are univariate (mean, SD and frequency distribution), bivariate (Shapiro Wilk and Wilcoxon). The results showed that the coefficient of Z is 4,738 and Asym.Sig (p value) 0,000 for deep back massage method and endorphine massage method of Z coefficient value 4,735 and Asym.Sig (p value) 0,000.it is shown that value of Asym.Sig (p value) <0,05.There is a decrease in the intensity of labor pain during the active phase I after being given deep back massage method compared with after endorphine massage method. Keywords: Kala I actife phase, endorphine massage, deep back massage, labor pain. ABSTRAK Nyeri paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala I fase aktif. Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan menimbulkan gangguan sirkulasi uteroplasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Salah satu untuk mengendalikan nyeri persalinan dengan metode non-farmakologi yaitu dengan metode deep back massage dan metode endorphine massage.tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan setelah diberikan metode deep back massage dan endorphine massage di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperiment dengan desain pretest-posttest group design. Sampel penelitian adalah ibu bersalin kala I fase aktif di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon sebanyak 30 responden diberikan metode deep back massage dan 30 responden diberikan metode endorphine massage. Data yang

383 digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. Tahapan analisis data yang digunakan adalah univariat (mean, SD dan distribusi frekuensi), bivariat (Shapiro wilk dan Wilcoxon).Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien Z sebesar 4.738 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000 untuk metode deep back massage dan metode endorphine massage nilai koefisien Z sebesar 4.735 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p) < 0,05. Disimpulkan ada penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif setelah diberikan metode deep back massage dibandingkan dengan setelah diberikan metode endorphine massage. Kata Kunci : Kala I fase aktif, endorphine massage, deep back massage, Nyeri Persalinan. PENDAHULUAN Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan dilahirkan. Selama persalinan, rahim berkontraksi dan mendorong bayi ke bawah sampai ke leher rahim. Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah leher rahim mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakkan bayi ke bawah dan keluar beberapa hari (Simkin et al., 2010). Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Hal-hal tersebut menyebabkan terjadinya rasa nyeri pada ibu (Danu Atmaja and M, 2008). Teori Rosemary Mander (2004, dalam Manurung, S, 2011) menyebutkan bahwa nyeri paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala 1 fase aktif. Nyeri yang hebat akan berpengaruh buruk pada fisiologis persalinan, walaupun nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami tubuh yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya Secara farmakologi memang lebih efektif dibandingkan dengan metode nonfarmakologi, namun demikian metode farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik (Arifin,2007). Sedangkan tindakan nonfarmakologi dapat di lakukan melalui kegiatan tanpa obat antara lain dengan teknik mengurangi persepsi nyeri, stimulasi kutaneus (massage, mandi air hangat, kompres panas atau dingin, stimulasi saraf elektrik transkutan). Pengendalian nyeri non-farmakologi menjadi lebih murah, simpel, efektik dan tanpa efek yang merugikan. Disamping itu metode ini juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya (Arifin, 2007).

384 Fenomena yang terjadi saat ini, ditemukan bahwa beberapa ibu yang mengalami proses persalinan kala I fase aktif mengeluhkan rasa nyeri dan kontraksi yang sangat kuat serta rasa ingin seperti buang air besar.. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nurlaela, 2008), didapatkan data bahwa sebanyak 13,9% operasi sesar dilakukan tanpa pertimbangan medis. Operasi sesar dilakukan atas keinginan ibu karena mereka beranggapan bahwa operasi sesar tidak akan mengalami nyeri seperti saat persalinan normal. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia di bidang kesehatan dengan peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan bayi (Sulistyawati, 2009). Penelitian Lestari, I, et al (2012) terhadap ibu bersalin kala I fase aktif yang mendapatkan deep back rata-rata sebelum deep back massage adalah 7,43 dan setelah pemberian 3,10. Dibuktikan dengan uji Wilcoxon sign rank test didapatkan hasil p value = 0,00 0,05 yang berarti terdapat perbedaan (adanya penurunan) tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian deep back massage.hal ini didukung juga oleh penelitian Nur Azizah, I, et al (2011) di BPS S dan B Demak tahun 2011 pada ibu primi para kala I menunjukan nilai rata-rata sebelum diberikan endorphin massage adalah 12,31 dan setelah pemberian adalah 4,69 dengan p value = 0,000 0,05. Ada pengaruh Endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primi para di BPS S dan B Demak tahun 2011. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi eksperiment design) dengan pendekatannya pretest-posttest group design. Untuk penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi eksperiment)(murti, B, 2003: 285). Populasi dalam penelitian ini adalah calon ibu bersalin yang berjumlah 85 orang di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon Periode Februari April 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonprobability sampling dengan teknik accidental sampling, jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel (Cohen, 2007). Maka Sampel kasus dalam penelitian ini berjumlah 60 orang pada ibu bersalin kala I fase aktif yang diberi metode deep back massage 30 orang dan yang diberikan metode endorphin massage

385 30 orang. Kriteria inklusi deep back massage yaitu ibu dengan persalinan kala I fase aktif yang bersedia menjadi responden, tidak menjalani terapi analgetik lain selama persalinan, dengan terapi drip oksitosin, kooperatif dan dapat berkomunikasi dengan baik.kriteria ekslusi yaitu ibu yang mengalami gangguan kulit pada daerah sakrum, datang dengan pembukaan > 7 cm. Kriteria Inklusi endorphin massage yaitu ibu dengan persalinan kala I fase aktif yang bersedia menjadi responden, datang dengan pembukaan 4-7 cm, kooperatif dan dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria ekslusinya yaitu ibu yang mengalami gangguan kulit pada daerah tangan dan punggung, menjalani terapi lain selama persalinan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi intensitas nyeri sebelum dan sesudah massage serta wawancara dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengumpulan data pada intervensi metode deep back massage sebagai berikut: a. Serviks dalam keadaan pembukaan 4-7 cm. b. Ibu bersalin mengisi skor intensitas nyeri sebelum diberikan metode deep back massage yang telah disiapkan. c. Ibu dengan posisi berbaring atau bisa juga duduk, lakukan penekanan pada sakrum saat awal kontraksi, minta ibu menarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil memejamkan mata. d. Penekanan diakhiri saat kontraksi berhenti. e. Setelah dilakukan intervensi ibu bersalin mengisi kembali skor intensitas nyeri sesudah diberikan metode deep back massage. Pengumpulan data pada intervensi metode endorphin massage dengan cara berikut: a. Serviks dalam keadaan pembukaan 4-7 cm. b. Ibu bersalin mengisi skor intensitas nyeri sebelum diberikan metode endorphin massage yang telah disiapkan. c. Ibu dengan posisi berbaring miring atau duduk sesuai dengan kenyamanan ibu. Anjurkan ibu untuk menarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil memejamkan mata, sementara pendamping persalinan mengelus permukaan luar lengan ibu dengan lembut sampai ke bagian leher. d. Lakukan sentuhan lembut kurang lebih selama 5 menit. e. Setelah dilakukan intervensi ibu bersalin mengisi kembali skor

386 intensitas nyeri sesudah diberikan metode endorphin massage. Analisa data dimulai dari Uji Shapiro- Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50. Setelah hasil Uji Shapiro-Wilk dilanjutkan Uji Wilcoxon dengan kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05. HASIL Tabel 1. Rata-rata Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Deep Back Massage di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017 Variabel Mean Standar Deviasi Min-Max Intensitas Nyeri Sebelum Metode Deep Back Massage Intensitas Nyeri Sesudah Metode Deep Back Massage 6,4 0,9 5-8 4,2 1,1 2-6 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif sebelum diberikannya metode deep back massage sebesar 6,4 sedangkan sesudah diberikannya sebesar 4,2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin sebelum dan sesudah diberikannya metode deep back massage. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif sebelum diberikannya metode endorphin massage sebesar 6,7 sedangkan sesudah diberikannya sebesar 3,9. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin sebelum dan sesudah diberikannya metode endorphin massage. Tabel 2. Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Endorphin Massage di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017 Variabel Mean Standar Deviasi Min-Max Intensitas Nyeri Sebelum Metode Endorphin Massage Intensitas Nyeri Sesudah Metode Endorphin Massage 6,7 1,1 4-9 3,9 1,0 2-6

387 Uji normalitas data terhadap 30 responden menggunakan Shapiro Wilk dan didapatkan hasil data 0,000. Berdasarkan uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal, karena pada p-value sebelum metode deep back massage sebesar 0,000 (<0,05) dan sesudah metode deep back massage nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah diberikannya metode deep back massage digunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil nilai koefisien Z sebesar 4.738 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p) < 0,05. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah diberikan metode deep back massage. Tabel 3. Analisis Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Deep Back Massage di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017 Variabel N Mean Koefisien Z p value Sebelum pemberian metode deep back massage Sesudah pemberian metode deep back massage 30 6,4-4.738 0,000 30 4,2 Tabel 4. Analisis Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Endorphin Massage di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2017 Variabel N Mean Koefisien Z p value Rank Sebelum pemberian 30 6,7-4.735 0,000 metode endorphine massage Sesudah pemberian metode endorphine massage 30 3,9 Data hasil penelitian pengetahuan dari 30 responden diuji kenormalan datanya. Uji normalitas data menggunakan Shapiro Wilk dan didapatkan hasil data 0,000. Berdasarkan uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal, karena pada p-value sebelum metode endorphin massage sebesar 0,000 (<0,05) dan sesudah metode endorphin massage nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif

388 sebelum dan sesudah diberikannya metode endorphin massage digunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil nilai koefisien Z sebesar 4.735 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p) < 0,05. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah diberikan metode endorphin massage. PEMBAHASAN Responden yang Diberikan Metode Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari 30 ibu bersalin kala I fase aktif yang didapat saat peneliti berada di PONED Plered Kabupaten Cirebon dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan ekslusi, ibu bersalin kala I fase aktif yang mendapatkan metode deep back massage mengalami perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikannya metode tersebut. Rata-rata sebelum diberikannya metode deep back massage sebesar 6,4 dan sesudah diberikan sebesar 4,2, dengan standar deviasi 0,9, artinya terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian. Apabila dilihat dari skala intensitas nyeri deskriftif sederhana menurut (Andarmoyo, S 2013) setelah diberikan metode deep back massage sebagian besar ibu bersalin kala I fase aktif mengalami penurunan nyeri dari nyeri berat terkontrol menjadi nyeri sedang.sama halnya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Maita, 2016) terhadap ibu bersalin kala I fase aktif yang mendapatkan deep back massage menunjukkan rata-rata intensitas nyeri diperoleh 6,6 perbedaan skala nyeri sebelum intervensi 6,6 dan setelah intervensi 4,7, maka dapat disimpulkan terdapat penurunan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikannya metode deep back massage. Dilihat dari tinjauan teorinya deep back massage merupakan metode massage dengan memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan pada saat awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Penekan selama kontraksi sama dengan penurunan nyeri dengan menggunakan obat 50-100 mg meperidine (indah, 2012).Pemberian metode deep back massage akan menyebabkan penurunan ketegangan otot dan relaksasi termasuk pada otot abdomen, kondisi relaksasi yang dialami

389 oleh ibu dengan metode deep back massage akan meningkatkan sirkulasi daerah genetalia serta memperbaiki elastisitas serviks. Relaksasi akan mengeliminasi stress serta ketakutan dan kekhawatiran menjelang kelahiran yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan sakit saat bersalin yang akan membantu ibu mengontrol kontraksi uterus. Dampak metode deep back massage adalah meningkatkan pelepasan endorphin, selain mengurangi nyeri juga dapat meningkatkan kerja oksitosin dalam membantu kontraksi miometrium pada proses pembukaan. Pada responden yang diberikan metode deep back massage dilakukan penekanan pada sakrum saat awal kontraksi. Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada sakrum 2,3,4. Minta ibu untuk menarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil memejamkan mata. Hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terdapat penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif setelah diberikan metode deep back massage. Responden yang Diberikan Metode Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan metode endorphin massage mengalami perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian. Rata-rata sebelum diberikannya metode endorphin massage sebesar 6,7 dan sesudah diberikannya sebesar 3,9, artinya terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum diberikan dan sesudah diberikannya metode tersebut. Apabila dilihat dari skala intensitas nyeri deskriftif sederhana menurut (Andarmoyo, S 2013) setelah diberikan metode endorphin massage sebagian besar ibu bersalin kala I fase aktif mengalami penurunan nyeri dari nyeri berat terkontrol menjadi nyeri sedang.hal ini sejalan dengan penelitian (Iin Nur, et al 2011) mengenai pengaruh endorphin massage terhadap intensitas nyeri persalinan kala I persalinan normal ibu primipara menunjukkan rata-rata skala nyeri diperoleh perbedaan skala nyeri sebelum intervensi 7,40 setelah intervensi 3,80. Maka dapat disimpulkan adanya penurunan yang signifikan sebelum dan setelah intervensi metode endorphin massage.

390 Dilihat dari tinjauan teori endorphin massage merupakan sebuah terapi sentuhan/pijatan ringan yang cukup penting diberikan menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman (Kuswandi, 2011).Endorphin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi (Kuswandi, 2011).Dari hasil penelitian, responden yang diberikan metode endorphin massage dilakukan secara berbaring atau pun duduk dengan ibu tarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil memejamkan mata. Sementara itu peneliti mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan bawah, belaian dilakukan dengan sangat lembut menggunakan ujung-ujung jari. Skala nyeri yang telah diisi oleh responden terdapat penurunan tingkat nyeri setelah dilakukan metode endorphin massage. Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Deep Back Massage. Terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan metode deep back massage dilihat dari nilai Asymp.Sig (nilai p) 0,000 < 0,05, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri persalinan setelah dilakukannya intervensi yaitu dengan metode deep back massage.hal ini didukung oleh penelitian (Maita, 2016) pada ibu bersalin memperlihatkan ada penurunan bermakna skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan metode deep back massage, berdasarkan uji statistik p value: 0,004 (p<0,05). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif persalinan fisiologis. Dari hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan yang signifikan pada rasa nyeri sebelum dan sesudah diberikan deep back massage. Pemberian deep back massage akan menyebabkan penurunan ketegangan otot dan relaksasi termasuk pada otot abdomen dan ini mengurangi friksi antara rahim dan dinding abdomen. Terjadinya nyeri dalam persalinan kala I disebabkan karena kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi. Semakin bertambahnya volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat. Setiap seseorang mempunyai rasa nyeri

391 seseorang saat menghadapi persalinan berbeda-beda. Perbedaan Rata-rata Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Endorphin Massage. Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah diberikan metode endorphin massage dilihat dari nilai Asymp.Sig (nilai p) 0,000 < 0,05, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif setelah dilakukannya intervensi yaitu dengan metode endorphin massage.hal ini didukung oleh penelitian (Iin Nur Azizah et al, 2011) pada ibu bersalin memperlihatkan ada penurunan bermakna skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan metode endorphin massage, berdasarkan hasil penelitian diketahui p value: 0,000 hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primipara di BPS S dan B Demak bahwa ada (p<0,05). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif persalinan fisiologis. Dari hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan yang signifikan. KESIMPULAN 1. Terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri pada metode deep back massage terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon. 2. Terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri pada metode endorphin massage terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Puskesmas PONED Plered Kabupaten Cirebon. 3. Terdapat penurunan rata-rata intensitas rasa nyeri lebih tinggi pada intervensi metode deep back massage dibanding dengan kelompok metode endorphin massage. REFERENSI Andarmoyo, S. (2013) Persalinan tanpa nyeri berlebihan, Ar-Ruzz Media: Jogjakarta. Cohen, L.,et.al.(2007) Research Methods in Education, Revised Edition, Massachusetts: Ballinger Publishing Company. Danu Atmaja, B. & M, M. (2008). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, Puspa Swara: Jakarta. Indah, D. (2012) Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase

392 Aktif dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin Primigravida. The Indonesian Journal of Public Health, 9 37-50. Kuswandi, L. (2011). Kehamilan dan Persalinan dengan Hipnobrithing. PT Bhuana, Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta. Maita,L. 2016 Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Persalinan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9 186-190. Nur Azizah, Et Al (2011) Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Persalinan Normal Ibu Primipara Di BPS S dan B Demak. Simkin, P., Whalley, J. & Keppler, A. (2010). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Perawatan Bayi. Arcan: Jakarta.