BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil merupakan salah satu penggerak utama dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat perekonomian nasional mengalami stagnasi, usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia mengalami kelesuan. Hal ini tentu berdampak pula pada

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran;

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi seperti sekarang, keadaan menuntut kita segera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan dan partisipasi usaha kecil dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Menurut Sukirno

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya perekonomian nasional. Sehingga banyak usaha-usaha berskala besar

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, juga akan membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi yang. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai keunggulan-keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola

BAB I PENDAHULUAN. Mie, siapa sih yang tidak mengenalnya? Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa makanan ini mulai digemari anak anak

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di tepi pantai utara Propinsi Jawa Timur atau berada diantara 7 9'- 7 21'

BAB I PENDAHULUAN. investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-negara lain,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA KECAP MAJALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Nuraeni Kusumawardani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan industri.pengembangan Industri kecil merupakan salah satu jalur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nida Afifah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangannya akan mempengaruhi perkembangan daerah. Dari segi ekonomi

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri kecil menengah sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan dalam segala bidang. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja serta tercapainya pemerataan pendapatan. Namun seperti yang kita ketahui hingga kini berbagai upaya pembangunan ekonomi untuk mewujudkan kebangkitan masih tersendat karena beratnya permasalahan yang diakibatkan oleh krisis moneter yang melanda pada tahun 1997. Sebagaimana disadari, krisis moneter tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pembangunan saat ini. Industrialisasi merupakan akar pokok pembangunan nasional dan pembangunan daerah, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri. Selain berperan secara stategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, industri juga memiliki peran untuk menciptakan lapangan usaha serta memperluas lapangan pekerjaan, mendorong pembangunan daerah, serta meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat dan mengentas kemiskinan. Namun semenjak terjadinya krisis ekonomi terutama pada saat pemulihan ekonomi, ada beberapa anggapan bahwa pemerintah kurang menyadari perkembangan sektor industri yang ada di Indonesia.

2 Seperti yang dikemukakan oleh Mangara Tambunan (2010:2), krisis moneter merupakan suatu musibah yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang melamban. Oleh karena itu pembangunan ekonomi masih mengalami ketertinggalan dengan negara lain karena krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia bukan berakar pada masalah karena kelemahan sektor keuangan / moneter saja, melainkan pada tidak kuatnya struktur sektor ekonomi itu sendiri dalam menghadapi tantangan dari luar (external shocks) ataupun tantangan dari dalam (internal shocks), begitupun halnya dengan industri yang ada di Indonesia. Perkembangan industri di Indonesia juga tidak terlepas dari berbagai macam masalah baik itu masalah yang bersifat internal (masalah yang bersumber dari dalam perusahaan) maupun masalah yang bersifat eksternal (masalah yang bersumber dari luar perusahaan) sehingga perkembangan industri Indonesia juga masih tertinggal dengan negara lain. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) dalam Mangara Tambunan (2010:78), industri di Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terdiri dari industri skala besar, menengah dan kecil. Industri skala besar adalah industri yang memiliki jumlah tenaga kerja sekitar 100 orang atau lebih, industri menengah adalah industri yang memiliki jumlah pekerja antara 20 sampai dengan 99 orang, sedangkan industri kecil adalah industri yang mempunyai pekerja antara 5 sampai 19 orang atau bahkan kurang dari 5 orang yang disebut juga dengan usaha rumah tangga. Dari dominasi jenis industri diatas, Berry, Rodriguez and Sandee (2001) menyatakan bahwa industri yang mampu bertahan terhadap krisis ekonomi adalah Industri Kecil dan Menengah. Hal ini

3 dikarenakan Industri Kecil dan Menengah memiliki karakteristik padat karya dibandingkan dengan industri besar yang memiliki karakteristik padat modal dan pada saat krisis terjadi, Industri Kecil dan Menengah justru lebih cenderung kepada menyelamatkan pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan lapangan pekerjaan khususnya melalui penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan (Mangara Tambunan, 2010:153). Menyikapi masalah diatas, Tulus T.H. Tambunan (2002:1) pun mengatakan bahwa : Di Indonesia peranan IKM, khususnya usaha kecil juga sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Oleh sebab itu, tidak heran jika kebijakan pengembangan IKM di Indonesia sering dianggap secara tidak langsung sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja atau kebijakan redistribusi pendapatan. Industri Kecil dan Menengah merupakan skala usaha yang paling banyak digeluti oleh masyarakat karena peranannya sangat besar dan dan berarti bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Pada saat kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil Industri Kecil dan Menengah adalah salah satu alternatif atau solusi yang paling efektif. Akan tetapi Industri Kecil dan Menengah di Indonesia masih sangat tertinggal dengan Industri Kecil dan Menengah di Negara-negara maju. Terutama pada Industri Kecil khususnya masih sangat terbatas dalam Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguasaan teknologi dan informasi, sebagian besar pekerja dan pengusahanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD), bahkan akses informasi mengenai pasar dan teknologi pun masih sangat minim. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut masih diperlukan perhatian dan peran pemerintah lebih lanjut untuk memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan industri maupun memberikan pelatihan khusus yang lebih kepada

4 para pengusaha agar mereka memperoleh pengetahuan lebih untuk perkembangan industri ke depan. Terkait penjelasan diatas, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti Industri Kecil dan Menengah di Kota Cimahi. Peneliti tertarik dengan objek ini karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cimahi, jumlah penduduk Kota Cimahi pada tahun 2011 berkisar 612.168 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 309.552 orang dan jumlah penduduk perempuan sebesar 302.616 orang, dan berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), menyatakan bahwa jumlah angkatan kerja di Kota Cimahi pada tahun 2011 berjumlah 243.451 orang, sedangkan angkatan kerja yang mampu ditampung hanya 208.200 orang. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah pengangguran di Kota Cimahi pada saat itu cukup tinggi dengan nilai sebesar 35.251 orang. Selain itu berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Cimahi tercatat bahwa pada tahun 2011 sekitar 12.000 karyawan di Kota Cimahi mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Masalah ini terjadi diduga pada tahun 2011 bahwa 60 perusahaan mengalami krisis keuangan sehingga mengakibatkan gulung tikar dan dipailitkan, karena dinilai sudah tidak bisa menjalankan roda bisnisnya. Menyikapi peristiwa diatas bahwa angka pengangguran di Kota Cimahi tahun 2011 semakin meningkat menjadi 44.251 orang, namun dengan munculnya Industri Kecil Dan Menengah yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah pengangguran tersebut dapat teratasi, dengan data sebagai berikut :

5 Tabel 1.1 Perkembangan Industri Kota Cimahi Tahun 2008-2011 Uraian 2008 2009 2010 2011 1. Unit Usaha Industri Kecil 500 612 754 945 Industri Menengah 55 73 98 134 Industri Besar 65 61 63 75 TOTAL 620 746 915 1154 2. Investasi Industri Kecil 1.754.213.000 2.451.742.000 3.524.716.000 4.415.615.000 Industri Menengah 985.410.000 1.321.571.000 1.854.425.000 1.941.721.000 Industri Besar 152.257.451.000 241.854.721.000 266.571.245.000 381.742.543.000 TOTAL 154.997.074.000 245.628.034.000 271.950.386.000 388.099.879.000 3. Tenaga Kerja Industri Kecil 2.247 2.856 3.851 5.313 Industri Menengah 521 642 812 1.514 Industri Besar 6.574 8.321 10.254 14.752 TOTAL 9342 11.819 14.917 21.579 Sumber: Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Cimah, data diolah Dari tabel 1.1 diatas, dapat kita lihat perkembangan unit usaha dan nilai investasi industri kecil dan menengah di Kota Cimahi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2008-2011. Berdasarkan perkembangan unit usaha industri kecil dapat kita lihat pada tahun 2009 terjadi peningkatan 112 unit usaha, dengan tingkat pertumbuhannya adalah sebesar 22,4 %. Begitupun pada tahun 2010 yang meningkat sebanyak 142 unit usaha dengan pertumbuhannya sebesar 23,2 %. Dan peningkatan berikutnya terjadi pada tahun 2011 meningkat menjadi 191 unit usaha dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 25,3 %. Sedangkan perkembangan unit usaha industri menengah pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 18 unit usaha, dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 32,7 %. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang sama dengan tahun sebelumnya sebesar 25 unit usaha dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 34,2 % dan di tahun berikutnya pada tahun 2011 unit usaha industri menengah mengalami peningkatan menjadi 36 unit usaha dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 36,7%.

6 Pertumbuhan nilai investasi industri Kota Cimahi itu sendiri dapat kita lihat pada tahun 2009 investasi industri kecil mengalami peningkatan sebesar 697.529.000 dengan pertumbuhannya adalah 39,8 %. Pada tahun 2010 nilai investasi kembali meningkat menjadi 1.072.974.000 dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 43,7 % dilanjut pada tahun 2011 kembali terjadinya peningkatan menjadi 1.890.899.000 dengan pertumbuhannya sebesar 53,6 %. Sedangkan investasi pada unit usaha menengah pada tahun 2009 mengalami peningkatan 336.161.000 dengan pertumbuhan sebesar 34,1 %. Tahun 2010 meningkat menjadi 532.854.000 dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 40,3 % dan pada tahun 2011 meningkat kembali menjadi 890.899.000 dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 50,8 %. Dari meningkatnya tingkat investasi industri di Kota Cimahi diharapkan kedepannya nilai total investasi pada masing-masing jenis industri ini dapat terus meningkat dari angka yang saat ini telah dicapai, dan perkembangan dari industri-industri ini dapat dibantu terutama oleh pihak yang terkait untuk dapat lebih berkembang lagi. Begitupun juga dengan tenaga kerja pada industri di Kota Cimahi, pertumbuhannya terus meningkat sama dengan pertumbuhan unit usaha dan total investasi yang terjadi. Jumlah tenaga kerja industri kecil pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 609 orang dengan tingkat pertumbuhann sebesar 27,1 %. Tahun 2010 hanya sebesar 995 orang yang terserap dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 34,8 %. Dilanjut pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang besar menjadi 1.462 orang dengan tingkat pertumbuhan sebesar 38 %. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap di industri menengah pada

7 tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 121 dengan pertumbuhan sebesar 23,2 %. Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 167 dengan pertumbuhannya sebesar 26,1 %. Dan pada tahun 2011 meningkat kembali menjadi 702 dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 86,4 %. Melihat total tenaga kerja yang mampu terserap pada tahun 2011 sebesar 20.479 orang, mengingat jumlah pengangguran di Kota Cimahi pada tahun 2011 sebesar 44.251 orang, dengan munculnya Industri Kecil dan Menengah yang meningkat setiap tahun maka jumlah pengangguran berkurang menjadi 37.424 dengan tenaga kerja yang terserap dari Industri Kecil dan Menengah sebesar 6.827 orang. Kota Cimahi adalah salah satu kota yang ada di Propinsi Jawa Barat yang memiliki keunggulan kontribusi terbesar dalam pembangunan ekonomi di bidang industri pengolahan. Industri pengolahan di Kota Cimahi sangat unggul dalam bidang pengolahan makanan salah satunya adalah kerupuk. Dengan adanya industri kerupuk yang muncul di Kota Cimahi, hal ini sangat memberikan peluang untuk penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitar. Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka dan dicampur dengan bahan olahan rasa seperti udang, ikan, jengkol, dll. Seperti yang kita ketahui, kerupuk kini sudah bisa dibilang merupakan makanan pokok yang selalu dicari oleh konsumen sebagai teman hidangan makanan atau teman camilan di saat makan. Industri Kerupuk yang ada di Kota Cimahi terdiri dari berbagai macam pengrajin kerupuk baik jenis kerupuk dengan berbagai olahan rasa dan bentuk yang mereka sebut dengan kerupuk pakan maupun

8 kerupuk belik (kerupuk blek) yang merupakan kerupuk dengan bentuk bulat lilitan seperti cacing. Berdasarkan data pra penelitian lapangan industri kerupuk di Kota Cimahi dari tiap kecamatan yang peneliti ambil, peneliti meneliti 15 pengusaha kerupuk yang dimana peneliti mengambil 5 pengusaha kerupuk dari masingmasing kecamatan. Dari 15 pengusaha kerupuk tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing pengusaha pada kenyataannya memang berbeda-beda ada yang memproduksi kerupuk belik (kerupuk blek) atau kerupuk pakan saja yang dimana untuk jenis kerupuk belik (kerupuk blek) mereka memang membuat / memproduksi kerupuk itu sendiri, sedangkan untuk jenis kerupuk pakan terbagi menjadi tiga jenis tipe yaitu ada yang tidak memproduksi kerupuk itu sendiri yang dimana hanya menggoreng dan mengolah rasa saja namun variasi kerupuknya lebih banyak, dan adapula yang memang membuat kerupuk pakan tersebut sendiri namun jenisnya memang paling hanya 1 jenis dalam memproduksi, dan adapula yang memproduksi kerupuk tersebut sendiri namun untuk menambah variasi jenis kerupuk menjadi lebih banyak, pengusaha membeli bahan baku kerupuk mentah tersebut melalui distributor-distributor, lalu menggoreng dan mengolah rasa sesuai dengan ciri khas perusahaan masingmasing. Jenis kerupuk pakan yang memang benar-benar diproduksi sendiri di Kota Cimahi itu sendiri yaitu misalnya kerupuk mie yang mereka buat bentuknya hampir sama dengan kerupuk belik (kerupuk blek) tapi dengan diberi warna khasnya yaitu kuning, kerupuk jengkol yaitu kerupuk yang diberikan aroma rasa jengkol, kerupuk kencur yaitu kerupuk yang diberikan aroma rasa kencur,

9 kerupuk dorokdok yaitu kerupuk yang dibuat dari kulit sapi, kerupuk tahu yaitu kerupuk yang berbahan dasar dari tahu, dan kerupuk lain sebagainya. Berikut data para pengusaha industri kerupuk di Kota Cimahi: Tabel 1.2 Data Nama Perusahaan dan Jenis Kerupuk di Kota Cimahi No Nama Perusahaan Jenis Kerupuk 1 Ganda Sari Kerupuk Udang, Kerupuk Jengkol 2 PK Saputra Kerupuk Ikan, Kerupuk Jengkol, Kerupuk Udang, Kerupuk Ikan 3 Rasaku Kerupuk Kakap Mini, Kerupuk Udang, Kerupuk Ikan 4 Taruna Kerupuk Belimbing Kuning (BK), Kerupuk Belimbing Putih (BP) 5 PD Doa Ibu Kerupuk Belik (Kerupuk Blek) 6 Mekar Raya Kerupuk Udang, Kerupuk Jengkol 7 PK Sukasari Kerupuk Belik (Kerupuk Blek) 8 Saluyu Kerupuk Belik (Kerupuk Blek) 9 Binahong Kerupuk Jengkol, Kerupuk Jaat, Kerupuk Uril, Kerupuk Rambak 10 Remaja Mandiri Kerupuk Mie 11 Margana Kerupuk Rambak 12 Vrikitiw Kerupuk Jengkol 13 Sekar Wangi Kerupuk Jengkol 14 Saroja Kerupuk Udang, Kerupuk Jaat, Kerupuk Ikan, Kerupuk Kakap Mini 15 Sinar Ibu Kerupuk Belik (Blek) Sumber : Pengusaha Kerupuk di Kota Cimahi, pra penelitian, data diolah Berdasarkan data pra penelitian yang diambil secara acak pada tabel 1.3 diatas, berdasarkan hasil wawancara dengan para pengusaha industri kerupuk di Kota Cimahi, diperoleh kesimpulan bahwa laba yang diperoleh pada Bulan Januari 2012-Juni 2012 cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat kita lihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 1.3 Perkembangan Laba Pengusaha Industri Kerupuk di Kota Cimahi (Periode Januari-Juni 2012) Laba No Nama Perusahaan Januari Februari Maret April Mei Juni 1 Ganda Sari 76.000.000 84.000.000 84.000.000 80.000.000 64.000.000 62.000.000 2 PK Saputra 90.000.000 86.000.000 80.000.000 87.000.000 78.000.000 70.000.000 3 Rasaku 90.000.000 72.000.000 67.000.000 68.000.000 92.000.000 91.000.000 4 Taruns 50.000.000 45.000.000 42.000.000 45.000.000 53.000.000 47.000.000 5 PD Doa Ibu 44.000.000 40.000.000 39.000.000 43.000.000 35.000.000 22.000.000 6 Mekar Raya 88.000.000 77.000.000 77.000.000 78.000.000 75.000.000 70.000.000 7 PK Sukasari 30.000.000 27.000.000 25.000.000 22.000.000 23.000.000 20.000.000 8 Saluyu 20.000.000 14.000.000 18.000.000 13.000.000 16.000.000 15.000.000 9 Binahong 65.000.000 71.000.000 71.000.000 67.000.000 75.000.000 62.000.000 10 Remaja Mandiri 22.000.000 27.000.000 25.000.000 24.000.000 24.000.000 20.000.000 11 Margana 33.000.000 36.000.000 35.000.000 34.000.000 39.000.000 30.000.000 12 Vrikitiw 26.000.000 25.000.000 26.000.000 27.000.000 29.000.000 26.000.000 13 Sekar Wangi 78.000.000 65.000.000 64.000.000 45.000.000 56.000.000 45.000.000 14 Saroja 56.000.000 67.000.000 65.000.000 56.000.000 69.000.000 65.000.000 15 Sinar Ibu 15.000.000 16.000.000 14.000.000 12.000.000 19.000.000 18.000.000 Sumber: Pengusaha Kerupuk di Kota Cimahi, pra-penelitian, data diolah

10 Adapun rata-rata laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi sebagai berikut : Bulan Tabel 1.4 Rata-Rata Laba Pengusaha Industri Kerupuk Di Kota Cimahi (Periode Januari-Juni 2012) Rata-Rata Laba/Bulan (Rupiah) Pertumbuhan (%) Januari 71.533.333 - Februari 67.466.666-5,7 Maret 65.466.666-2,9 April 65.400.000-0,10 Mei 69.800.000 6,7 Juni 61.533.333-11,8 Sumber: Pengusaha Kerupuk di Kota Cimahi, pra-penelitian, data diolah Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat dengan jelas bahwa permasalahan yang dihadapi Industri Kecil dan Menengah khususnya industri kerupuk di Kota Cimahi laba yang diperoleh pengusaha cenderung mengalami penurunan. Pada bulan Januari laba industri kecil dan menengah kerupuk di Kota Cimahi sebesar Rp.71.533.333,- kemudian pada bulan Februari labanya mengalami penurunan sebesar 5,7% lalu pada bulan Maret mengalami penurunan kembali menjadi 2,9% dilanjut pada bulan April mengalami penurunan kembali sebear 0,10%, pada bulan berikutnya yaitu bulan Mei sempat mengalami kenaikan sebesar 6,7% dilanjut pada bulan Juni laba kembali mengalami penurunan sebesar 11,8%. Pada dasarnya semua pengusaha ingin meningkatkan laba maksimum yang biasanya dilakukan melalui penjualan produknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha, bahwa penurunan laba yang mereka alami rata-rata disebabkan oleh faktor yaitu akibat kurangnya memiliki sikap inovasi untuk mengembangkan produknya, karena biasanya dengan adanya pengembangan produk yang bervariatif akan membuat daya pikat nilai tambah harapan terhadap minat konsumen. Ketertarikan konsumen terhadap produk yang bervariatif akan

11 mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu dengan kurangnya inovasi pengusaha dalam mendiferensiasikan produknya menyebabkan industri ini ratarata lemah dalam variasi produk yang ditawarkannya. Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa laba itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana perilaku kewirausahaan yang dimiliki pengusaha, jumlah / variasi produk yang dihasilkan maupun persaingan yang terjadi. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perilaku Kewirausahaan, Diferensiasi Produk Dan Lingkungan Persaingan Terhadap Laba Pengusaha Industri Kecil Dan Menengah (Survey Pada Pengusaha Kerupuk Di Kota Cimahi). 1.2 Rumusan Masalah Berangkat dari adanya isu diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi? 2. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi? 3. Bagaimana pengaruh lingkungan persaingan terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi? 4. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi?

12 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi. 2. Untuk menjelaskan pengaruh diferensiasi produk terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi. 3. Untuk menjelaskan pengaruh lingkungan persaingan terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi. 4. Untuk menjelaskan pengaruh perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap laba pengusaha kerupuk di Kota Cimahi. 1.3.2 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan gambaran pada para pengusaha industri, PEMDA, Dinas KUKM dan Diskoperindag tentang perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan lingkungan persaingan terhadap laba para pengusaha Industri Kecil dan Menengah kerupuk di Kota Cimahi.

13 b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi pada umumnya dan ekonomi mikro pada khususnya.