PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI KELAS VII.B SMP NEGERI 10 KOTA BENGKULU

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

Key word: application of the discussion method-based contextual learning, increasing the ability to write reports

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKTKAN HASIL BELAJAR IPS

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

PENERAPAN PENDEKATAN INTEGRATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGOMENTARI KUTIPAN NOVEL SISWA KELAS VIII B SMPN 2 TANGGUL

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

Fadilah et al., Peningkatan Keterampilan Berbicara... 1

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENERAPAN TEKNIK BERMAIN KARTU PINTAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

Peningkatan Keterampilan Berpidato Melalui Teknik ATM (Amati Tiru Modifikasi) Berbasis Kartu Acak

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

Meningkatkan Hasil Belajar Bercerita Melalui Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Dukuhmencek 01 Sukorambi Jember

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

Layil Safitri PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS SISWA KELAS III.B SDN 1 PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

Penerapan Teknik Modelling dan Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Senam Aerobik dan Senam Lantai

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V SD NEGERI DELI TUA

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

Transkripsi:

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA Perdinansi Surbakti SMP Negeri 1 Meranti, kab. Asahan Abstract: This study aims to improve students' speech abilities by applying modeling techniques and improve the learning process of giving speech to the students of class IX-1. Speech method used is the method of memorization because this method has the advantage that students become not rigid when being speech. This research is a classroom action research. This research was conducted in class IX-1 SMP Negeri 1 Meranti academic year 2016/2017 which amounted to 34 people, 20 women and 14 men. The data of students' speech capability was taken through oral speech test. In first cycle, the complete student is 82.0% with average score of student speech 78.08 with enough category. In second cycle, the complete student is 97.05% with the average score of students' ability to speak 82.79 with good category. From the results of this class action research can be concluded that the application of modeling techniques can improve students' speech abilities. Keywords: speech, modeling Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpidato siswa dengan penerapan teknik pemodelan dan memperbaiki proses pembelajaran berpidato pada siswa kelas IX-1. Metode pidato yang digunakan adalah metode menghafal karena metode ini memiliki keunggulan yaitu siswa menjadi tidak kaku ketika sedang berpidato. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 orang, 20 orang perempuan dan 14 orang laki-laki. Data kemampuan berpidato siswa diambil melalui tes lisan berpidato. Pada siklus I, siswa yang tuntas sebesar 82,30% dengan nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa 78,08 dengan kategori cukup. Pada siklus II, siswa yang tuntas sebesar 97,05% dengan nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa 82,79 dengan kategori baik. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan berpidato siswa. Kata kunci: pidato, pemodelan Dalam kehidupan sehari-hari fungsi utama bahasa adalah sarana komunikasi. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk berbagai keperluan dan situasi pemakaian. Berkomunikasi dalam rangka menyampaikan sesuatu dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentu tidak terlepas dari keterampilan-keterampilan yang harus 343

dicapai dalam berbahasa Indonesia. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan memahami. Berdasarkan fakta di lapangan, peserta didik sering mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan berbicara. Kesulitan tersebut meliputi faktor kebahasaan yaitu ketepatan ucapan, intonasi (penempatan tekanan, sendi, nada, durasi yang sesuai), diksi dan faktor nonkebahasaan yaitu sikap yang wajar (tenang dan tidak kaku), pandangan kepada lawan bicara, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, dan kelancaran (penguasaan topik). Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah mata pelajaran wajib yang diajarkan kepada siswa SMP. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri (Permen) nomor 22 tahun 2006 yang mendukung program KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) di sekolah. Reformasi dalam bidang pendidikan telah dan akan terus berlangsung melalui berbagai inovasi yang dirancang dalam rangka menyongsong munculnya era baru dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, muncul berbagai masalah dan fenomena tersendiri yang diakui atau tidak situasi tersebut turut menyemarakkan kondisi pendidikan di negara kita khususnya dalam pengajaran bahasa dan sastra. Setiap pengajaran bahasa pada dasarnya bertujuan agar para pembelajar atau para siswa mempunyai keterampilan berbahasa (Tarigan dalam Rahayu 2001: 4). Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil memahami. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat pisahkan karena keterampilan yang satu akan memengaruhi keterampilan yang lain. Dilihat dari sifatnya, keempat keterampilan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menyimak dan membaca) dan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif (memahami dan berbicara). Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa dan sastra. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Agar siswa mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa. Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX diperoleh bahwa kemampuan berpidato siswa masih belum berhasil. Hal ini tampak dari siswa yang masih tidak percaya diri, tidak berani berbicara di depan khalayak, gugup dan salah tingkah ketika berpidato di depan kelas. Hambatan-hambatan tersebut membuat siswa belum menguasai faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan. berdasarkan hasil penilaian prasiklus, belum mencapai indikator yang ditentukan oleh SMP Negeri 1 Meranti yaitu dengan KKM 75. Selain dari faktor siswa, kurang terampilnya siswa dalam kemampuan berpidato juga dipengaruhi oleh guru. Saat mengajar guru masih menggunakan metode konven- 344

sional yakni ceramah dan diikuti penugasan. Dimana kecenderungan untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada guru masih lebih dominan dilakukan daripada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Komunikasi yang hanya dua arah ini berpengaruh juga pada keaktifan belajar siswa. Padahal pada kurikulum KTSP siswa dituntut aktif untuk memahami setiap materi pembelajaran. Untuk itu, dalam pembelajaran berpidato diperlukan metode yang menuntut siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan bukan yang membosankan. Solusi yang bisa ditawarkan oleh penulis untuk mengatasi permasalahan di atas dan model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan minat kemampuan berpidato adalah teknik pemodelan (modeling). sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai alternatif langkah untuk mengatasi permasalahan di atas. teknik pemodelan (modeling) yang memiliki berbagai tipe ini sangat memungkinkan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Berdasarkan hasil belajar siswa, peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya mengatasi kesulitan siswa. Peneliti memilih metode yang tepat dalam mengatasi kesulitan tersebut. Hal ini dilakukan guna memperbaiki hasil belajar berpidato siswa yang masih menggunakan metode membaca keras pidato yang telah dibuat. Berdasarkan pengalaman mengajar berpidato yang dilakukan penulis, metode membaca keras membuat siswa tidak memahami topik yang disampaikan. Siswa juga lebih terfokus pada teks yang dibaca daripada berkomunikasi dengan pendengar. Penulis menerapkan metode yang lebih kontekstual yaitu dengan teknik pemodelan (modeling). Penerapan teknik pemodelan telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam membawakan acara. Penerapan teknik pemodelan dapat memberikan gambaran nyata kepada siswa tentang bagaimana cara berpidato yang benar dengan melihat model yang ada di sekitar kehidupan sehari-hari. Selain itu teknik pemodelan memiliki keunggulan yaitu, dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret dengan adanya model, siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari dengan adanya model daripada hanya diberikan penjelasan, dan model bisa diperoleh langsung dari yang berkompeten/ ahlinya. METODE Penelitian ini dilaksanakan IX- 1 SMP Negeri 1 Meranti. Kabupaten Asahan. Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas di IX-1 SMP Negeri 1 Meranti Siswa kelas IX-1 karena peneliti bertugas di IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti dengan jumlah siswa 34 orang terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Peneliti merasa perlu melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas IX-1 karena peneliti mengalami masalah dalam pembelajaran pidato nilai siswa masih banyak yang belum tuntas. 345

Kemudian Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti. Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan berupa data tindakan belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar. Pengambilan data dilakukan dengan tes tertulis. Tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui siswa yang mau berpidato minimal 500 kata, dengan memperhatikan tema, alur, perwatakan, latar/ setting dan sudut pandang, gaya bahasa. Kemudian karangan tersebut dikumpul untuk selanjutnya diberi penilaian berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan. Aspek penilaian tersebut dibagi atas dua jenis, yaitu aspek substansi dan aspek kebahasaan. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian yaitu 75 maka: (1) Indikator keberhasilan secara individual untuk kemampuan berpidato siswa dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan memahami pidato, dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai yaitu siswa mendapat nilai 75; (2) Indikator keberhasilan secara klasikal adalah 85% siswa mendapat nilai 75. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 SMP Negeri 1 Meranti Tahun Pembelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus. Sebelum siklus tindakan II dilanjutkan peneliti harus mengetahui temuantemuan yang dilaksanakan pada siklus tindakan I, sebagai acuan pada siklus II. Pada siklus tindakan II peneliti masih mendapatkan temuan-temuan yang harus diperbaiki, akhirnya dari keseluruhan siklus tindakan untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian tindakan. Berdasarkan hasil tes yang diberikan, secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Hasil rata-rata nilai 78,08 dengan ketuntasan belajar mencapai 82,35% atau dengan kata lain sebanyak 28 siswa dari 34 siswa dan sisanya sebanyak 17,65% atau 6 siswa tidak tuntas belajar. Dengan demikian, kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa melalui metode sibernetik dapat ditingkatkan. Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I Keterangan Hasil Nilai Minimum 65 Nilai Maksimum 85 Nilai Rata-Rata 78,08 Jumlah Siswa Tuntas 28 Persentase Ketuntasan 82,35% Tabel 2. Hasil Belajar Siklus Ii Keterangan Hasil Nilai Minimum 80 Nilai Maksimum 90 Nilai Rata-Rata 82,79 Jumlah Siswa Tuntas 33 Persentase Ketuntasan 97,05% Hasil penelitian diambil dari pengamatan guru pada siswa kelas IX- 346

Pembahasan Setiap siklus satu kali pertemuan 90 menit meliputi empat tahap yang terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian diambil melalui hasil observasi siswa, hasil tes siklus tindakan dan hasil tes akhir dari semua siklus. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelumnya, maka peneliti mengadakan tes awal dengan waktu 30 menit. Berdasarkan data pada siklus I di atas, maka hasil penelitian diambil kesimpulan yang kemudian direfleksikan sebagaimana berikut ini: a. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam memahami pidato. b. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pidato. Dengan demikian guru dianjurkan untuk menjelaskan kembali tentang memahami pidato. c. Guru belum memberi motivasi kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok. d. Guru kurang memahami potensi sebenarnya yang dimiliki oleh siswa, guru juga sering mengukur kemampuan siswa menggunakan standar melebihi realitas. Untuk mengatasi hal ini, guru harus memahami potensi sebenarnya yang dimiliki siswa dengan cara seringnya guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran, selain itu hindari pertanyaan yang mengundang jawaban serentak dari siswa, dan pertanyaan juga jangan terlalu mudah sehingga banyak siswa yang bisa menjawabnya. Guru juga tidak mengarahkan pertanyaan untuk siswa tertentu, tetapi untuk seluruh siswa. e. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara kelompok masih kurang mencukupi. Untuk itu, hendaknya guru memberikan waktu luang dalam memberikan bimbingan pada siswa secara kelompok walaupun di luar jam pelajaran, atau kalau perlu diberikan jam tambahan bagi siswa yang ingin bimbingan. f. Secara garis besar, pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Hasil rata-rata nilai 78,08 dengan ketuntasan belajar mencapai 75%. Dengan demikian, kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa melalui metode sibernetik dapat meningkat. Berdasarkan kegiatan pada siklus II, diperoleh refleksi sebagai berikut: a. Minat siswa sudah semakin meningkat dalam memahami pidato. b. Hanya 1 orang siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pidato. Hal ini disebabkan kemampuan internal anak tersebut memang masih kurang. c. Dalam menyampaikan materi pelajaran waktu yang digunakan guru sudah efisien. d. Dalam menyampaikan bahan pelajaran sudah mengaitkan dengan pengetahuan lain yang relevan. e. Guru secara kontiniu memberi motivasi kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok. f. Guru sudah memahami potensi sebenarnya yang dimiliki oleh siswa dengan cara seringnya guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran g. Intensitas guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa secara 347

kelompok sudah mencukupi. h. Secara garis besar, pelaksanaan siklus II berlangsung baik dan kondusif. Hasil rata-rata nilai 82.79 dengan ketuntasan belajar mencapai 85%. Dengan demikian, kegiatan pada siklus II ini tidak perlu diulang karena sudah melebih indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebanyak 85% siswa mendapat nilai 75. SIMPULAN Simpulan dari penelitian adalah: 1. Pelaksanaan siklus I berlangsung baik tetapi kurang kondusif. Hasil rata-rata nilai 78.08 dengan ketuntasan belajar mencapai 82.35% atau sebanyak 28 siswa, dan sisanya sebanyak 6 orang atau 17.65% tidak tuntas belajar. Dengan demikian, kegiatan pada siklus I perlu diulang agar hasil belajar siswa melalui melalui model teknik Pemodelan dapat ditingkatkan. 2. Pelaksanaan siklus II berlangsung baik dan kondusif. Hasil rata-rata nilai 82.79 dengan ketuntasan belajar mencapai 97.05% atau sebanyak 33 siswa, sementara siswa yang tidak tuntas belajar ada 02.95% atau sebanyak 1 siswa. Dengan demikian, kegiatan pada siklus II ini tidak perlu diulang karena sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebanyak 85% siswa mendapat nilai 75. 3. Dengan menggunakan teknik Pemodelan khususnya pada pidato, hasil belajar pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Meranti Tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdikbud RI, Pusat Pembinaan dan Pembinaan Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia. Djamarah, S. B. & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Karomani. 2011. Keterampilan Berbicara 2. Ciputat Tangerang Selatan:Matabaca Publishing. Munandar. 2010. Langkah Mudah PTK sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiantoro, B. 2001. Penelitian dalam Pengajaran dan Sastra. Jogjakarta: BFE. 348

Sunyono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandarlampung: Universitas Lampung. Tarigan, H. G. 2008. Berbicara Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim penyusun. 2010. Pendamping Materi Bahasa Indonesia Kelas IX SMP. Klaten: Agung Klaten. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana. Wahono. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX. Bandarlampung: Gita Perdana. Wiyanto, A. 2009. Belajar Berpidato untuk Pemula. Semarang: Aneka Ilmu. 349