Grha Kerajinan Batu Marmer di Tulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

Perpustakaan Nasional di Surabaya

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

Fasilitas Penitipan dan Pelatihan Anjing Trah di Surabaya

Fasilitas Pelatihan dan Pergelaran Seni Tari Hip Hop di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

GRHA LANSIA DAN ANAK YATIM PIATU DI SURABAYA

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali

Transformasi pada objek

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

MUSEUM FESYEN DI SURABAYA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

GEDUNG PAGELARAN MUSIK ROCK DI SURABAYA

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

Fasilitas Pengolahan dan Wisata Kuliner Coklat di Surabaya

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

PUSAT PAGELARAAN PELATIHAN DAN GALERI SENI TARI TRADISIONAL DI BALI

Fasilitas Rehabilitasi Psikotik di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

Fasilitas Eduwisata Batik Madura di Tanjung Bumi, Madura

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Stadion Bola Basket di Balikpapan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Perancangan Fasilitas Pelatihan Taekwondo di Surabaya

Auditorium dan Pusat Pengembangan Musik Surabaya.

WISATA PASAR IKAN PUGER DI JEMBER

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB 5 HASIL RANCANGAN

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

Grha Kesenian Wayang di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Fasilitas Rekreasi di Surabaya Timur

Fasilitas Pelatihan dan Pengembangan Seni Visual untuk Anak di Surabaya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN DI BANGKALAN, MADURA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PUB DAN HOTEL TRANSIT DI BALIKPAPAN

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

Fasilitas Terapi Anak Down syndrome di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Eduwisata Sejarah Perjuangan Kota Surabaya

Bab IV Analisa Perancangan

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

Pusat K-Pop Di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KONSEP DESAIN MARKAS KOMANDO DAN PELATIHAN TIM SAR PANTAI PARANGTRITIS. 6.1 Konsep Transformasi Karakter SAR Pantai Pada Bangunan

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

BAB VI LANDASAN TEORI

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

BAB V HASIL RANCANGAN

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

BAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ACTION FIGURE CENTRE

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 98 Grha Kerajinan Batu Marmer di Tulungagung Penulis : Glad Maida Pikatan dan Dosen P. Pembimbing : Ir. J. Loekito Kartono, M.A. Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: gladmaida@hotmail.com ; lkartono@peter.petra.ac.id Gambar. 1. Grha Kerajinan Marmer di Tulungagung Abstrak Batu mamer bukanlah sebuah material yang asing di dalam dunia arsitektur. Batu marmer banyak digunakan sebagai bahan finishing baik itu ubtuk interior ruangan maupun juga eksterior bangunan. Indonesia sendiri merupakan Negara penghasil batu marmer terbesar di Asia Tenggara. Kota Tulungagung merupakan salah satu penghasil marmer terlama. Di Kabupaten Tulungagung sendiri kerajinan dari bahan baku batu marmer telah menjadi komoditas utama. Sayangnya, para pengrajin di Kota Tulungagung cenderung bekerja secara individual, mereka juga belum memiliki tempat yang layak untuk memamerkan hasil karya mereka. Kebanyakan hanya meletakan hasil karya kerajinan marmer di depan rumah agar terlihat oleh calon pembeli. Dengan alasan inilah dirancangnya Grha Kerajinan Batu Marmer di Tulungagung, di mana fasilitas ini dapat mewadahi kegiatan para pengrajin. Fasilitas juga disediakan bagi para pembeli agar dapat melakukan aktivitas transaksi dengan lebih nyaman, juga supaya masyarakat dapat lebih mengenal batu marmer khas dari Tulungagung. Pendekatan simbolis dipilih supaya dapat mencerminkan karakteristik khas batu marmer Tulungagung. Pendalaman yang diambil adalah karakter ruangan, khususnya ruang galeri, sehingga pengunjung dapat menikmati kerajinan batu marmer secara lebih leluasa. Kata Kunci Batu marmer, Grha, Kerajinan, Tulungagung. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Marmer ditemukan di daerah yang berupa perbukitan/pergunungan. Endapan mamer yang dikelilingi oleh pegunungan batu gamping (kapur) karena proses metamorfose yang tidak sama rata. Bahan galian ini berwarna putih hingga abu-abu, namun dapat pula berwarna lain tergantung pada mineral pengaturnya (http://museum.acehprov.go.id). Batu marmer umumnya akan berwarna putih pekat/kekuningan dengan serat saraf yang terbentuk secara alami, seperti halnya saraf yang ada pada batang pohon, sarat ini memberikan ciri khas dari batu marmer, dan memberikan kesan keaslian dan alamiah. Di daerah Tulungangung marmer yang ditemukan adalah jenis marmer yang berwarna kekuningan dan marmer yang berwarna kemerahan. Perbedaan warna pada batu marmer ini disebabkan oleh jenis mineral lain yang mengendap bersamanya. Warna merah tembaga pada marmer Tulungagung disebabkan oleh pengisian rongga dengan asosiasi urat kuarsa dan kalsit oleh Mangan (Mn) yang termineralisasi.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 99 Tabel 1.1 Karakteristik Batu Marmer Asal Metamorfisme batu kapur/gamping dan dolostone Warna Bervariasi Ukuran butir Medium Coarse Grained Struktur Non Foliasi Komposisi Kalsit Dolomit Derajat metamorfisme Rendah Tinggi Ciri khas Tekstur berupa butiran, ada kandungan fosil dan bereaksi dengan HCL Sumber: http://kamusq.blogspot.com Tenggara, Amerika, hingga Eropa (http://www.kompas.tv/index.php). Hal ini disebabkan Kota Tulungagung, khususnya Desa Besole terkenal dengan pengerjaan yang baik dalam proses pengolahan keindahan dari batu marmer. Tercatat pada Data Industri Kimia Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Tulungagung, terdapat 48 industri batu marmer dari total 70 industri yang terdaftar di Kecamatan Besuki, Desa Besole Gambar. 3. Hasil-hasil kerajinan batu marmer Tulungagung Gambar. 2. Berbagai jenis marmer galian di Tulungagung Batu marmer adalah salah satu hasil bumi unggulan yang terkenal dari desa Besole, Kabupaten Tulungagung. Berbagai macam hasil kerajinan dari batu marmer ini sudah merambah pasar baik dalam maupun mancanegara. Tujuan lokal penjualan marmer Tulungagung adalah untuk daerah Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta. Sedangkan untuk mancanegara marmer diimport oleh negara-negara mulai dari Asia Di Kabupaten Tulungagung khususnya Kecamatan Campurdarat, Besole, dan daerah sekitarnya, banyak terdapat perbukitan yang mengandung berbagai macam mineral antara lain batu marmer. Dari sinilah sumber dari batu marmer di dapat, inilah salah satu sumber daya alam yang sangat potensial untuk dapat dimanfaatkan, mirip seperti halnya ladang minyak, marmer mendatangkan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Namun para pengrajin di Kabupaten Tulungagung kebanyakan bekerja secara individual, mereka juga belum mempunyai tempat yang layak untuk memamerkan hasil karya mereka. Untuk mengatasi masalah ini perlu disediakan fasilitas untuk menampung

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 100 aktivitas para pengrajin dan calon pembeli. Gambar. 4. Pengrajin marmer yang sedang bekerja Gambar. 6. Lokasi Tapak Data umum bangunan: Lokasi : Jalan Raya Popoh Kecamatan : Besuki Luas : ±1.800m 2 Tata guna lahan : Perdagangan dan jasa II. DESAIN BANGUNAN A. Konsep dan Transformasi Bentuk Bangunan Pembangunan sebuah fasilitas terdesain yang dapat mewadahi kegiatan para pengrajin marmer untuk mengolah batu marmer (menyediakan tempat bekerja yang layak) serta untuk para pengusaha marmer agar dapat memamerkan hasil karya olahan batu marmer tersebut kepada para calon pembeli. Serta menyediakan tempat bagi para konsumen marmer untuk dapat melihat hasil karya batu marmer serta lebih mengenal batu marmer dan karakteristiknya, dengan mengangkat konsep karakteristik khas batu marmer Tulungagung. Gambar. 5. Tempat-tempat meletakan hasil kerajinan saat ini Untuk mengatasi masalah tersebut dipilih tapak yang lokasinya cukup dekat dengan daerah pertambangan. Lokasi tapak yang dipilih adalah di Kecamatan Besole, Kabupaten Tulugagung. Tapak berada di dalam kawasan yang mayoritas dihuni oleh para pengrajin dan pengusaha marmer. Batas-batas tapak adalah, perumahan penduduk, dan area persawahan. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena di sekitar site merupakan daerah yang merupakan area produksi marmer, sehingga lebih efisien. Gambar. 7. Karakteristik khas batu marmer Tulungagung Untuk memenuhi tujuan tersebut maka digunakan pendekatan simbolis untuk mengekspresikan konsep pada bangunan.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 101 Hubungan antar ruang yang linear ini ditujukan supaya wisatawan dan pengunjung yang datang dapat mengikuti alur perkenalan marmer hingga melihat secara langsung pembuatan kerajinan tangan secara langsung oleh para pengrajin. Gambar. 8 Segitiga Semiotika C. Sirkulasi Bangunan memiliki sebuah akses masuk, yakni dari jalan samping. Akses masuk sengaja tidak diletakan pada jalan utama agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas, selain itu agar pengunjung dapat menikmati bangunan terlebih dahulu sebelum mencari pintu masuk. Pintu masuk di bagian belakang bangunan disediakan untuk kegiatan bongkar-muat (loading area). B. Zoning Bangunan Gambar. 9. Penerapan konsep ke desain Bangunan secara garis besar terbagi menjadi empat zona, yakni bagian Galeri (ruang pamer), zona workshop, zona rekreasi dan zona perkantoran. Bagian ruang pamer berada pada lantai satu, begitu juga dengan zona workshop. Zona rekreasi terletak pada lantai satu dan dua. Zona pekantoran terletak di lantai 1. Zona-zona ini dihubungkan secara llinear. Gambar. 10. Layout Plan Pengunjung yang masuk dapat memarkirkan kendaraan mereka di depan bangunan atau pada lantai basement lalu melewati lobby. Dari lobby pengunjung diarahkan menuju teater pembentukan marmer. Fasilitas teater ini diadakan agar pengunjung dapat mengenal lebih jauh mengenai batu marmer, khususnya marmer khas Kota Tulungagung. Dari teater pengunjung dapat menikmati karya kerajinan marmer yang sesungguhnya di area galeri marmer. Pengunjung yang ingin melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan tangan dapat langsung menuju workshop untuk melihat-lihat atau bahkan ikut membuat kerajinan. Dari workshop pengunjung dapat melihat fasilitas penelitian marmer. Kemudian pengunjung yang lelah dapat menuju restoran dan coffeeshop baik untuk beristirahat maupun untuk makan. Gambar. 10. Zoning pada pada bangunan Gambar. 10. Diagram sirkulasi pengunjung Gambar. 11. Pola sirkulasi pengunjung

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 102 D. Ruang Luar Bangunan Bentuk dasar bagunan melingkar sesuai dengan konsep yang diterapkan, karena itu ruang luar pada bangunan ini memiliki peran yang sangat penting untuk menghubungkan satu bangunan dengan bangunan lain. Gambar. 12. Perspektif ruang galeri pada bangunan Gambar. 13. Isometri denah ruang galeri Gambar. 12. Perspektif ruang luar pada bangunan Pada lantai digunakan e-poxy warna putih sehingga menghasilkan kesan yang mengkilap dan gloss. Sedangkan untuk dinding digunakan cat warna abu-abu doff dan untuk etalase dipilih warna merah hati dengan permukaan doff. Ruang luar pada bangunan paling banyak terletak pada bagian belakan bangunan. Hal ini disebabkan tapak yang berorientasi kearah barat, dan terdapat view gunung marmer yang cukup menarik dari arah timur, sehingga mendukung bukaan-bukaan yang lebih banyak ke arah belakang bangunan. E. Interior Bangunan Ruangan-ruangan pada bangunan memegang fungsifungsi yang sangat penting. Terutama pada ruang galeri. Pada ruang inilah hasil karya kerajinan marmer para pengrajin dipamerkan kepada masyarakat, calon pembeli. Karakter pada ruangan galeri tetap mencerminksn karakteristik khas dapi batu marmer Tulungagung. Berangkat dari konsep tersebut maka konsep repetisi yang dinamis tetap diterapkan mulai dari desain sirkulasi dalam ruang, material yang digunakan sebagai finishing, hingga etalase untuk memamerkan marmer. F. Utilitas Gambar. 14. Penerapan material yang digunakan Sistem penghawaan pada bangunan mengginakan sistem aktif, dengann sistem AC split. Sistem ini diterapkan karena lebih fleksibel untuk diunakan pada tiap ruangan. Sistem air bersih menggunakan sistem down-feed. Tandon atas diletakan pada atap dak beton di atas ruang galeri. Karena bentuk bangunan yang memanjang maka digunakan pompa booster agar tekanan air mencukupi.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 103 Penanggulangan kebakaran pada bangunan dilakukan dengan menyiapkan perkerasan di sekeliling bangunan sebagai jalur untuk mobil pemadam. Disediakan juga hydran box baik di dalam dan diluar bangunan. Untuk daerah yang tidak termasuk dalam area pelayanan hydran disediakan PAR untuk menanggulangi kebakaran. Gambar. 15. Sistem distribusi air bersih (downfeed) Air kotor pada bangunan di salurkan melalui pipa-pipa vertikal lalu disaring dahulu dengan biofilter. Setelah itu dapat dimanfaatkan lagi untuk kepentingan pembersihan bangunan dan untuk menyiram tanaman. Gambar. 17. Sistem penanggulangan kebakaran G. Struktur Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka, dengan material baja. Rangka atap menggukan sistem rangka baja dan atap dak beton pada beberapa bagian bangunan. Gambar. 18. Sistem penyaluran beban Gambar. 16. Sistem pembuangan Gambar. 19. Sistem struktur seluruh bangunan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 1, No. 2, (2013) 98-104 104 III. KESIMPULAN Proyek Grha Kerajinan Batu Marmer di Tulungagung ini bertujuan agar para pengrajin marmer dapat meningkatkan kualitas kerajinan yang diproduksinya. Selain itu juga supaya calon pembeli juga dapat menikmati hasil kerajinan dengan nyaman dan dapat berbelanja degan nyaman. Dengan tercapainya dua hal tersebut diharapkan proyek ini dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Tulungagug melalui kerajinan Marmer. Diharapkan dengan adanya proyek ini masyarakat juga dapat lebih mengenal marmer khas Tulungagung. Desain dari Grha Kerajinan Marmer di Tulungagung ini menyelesaikan masalah utama yakni menyediakan tempat yang lebih baik bagi para pengrajin. Desain bangunan juga dapat menggabungkan fungsi-fungsi workshop, ruang pamer bagi calon pembeli, serta fasilitas edukasi untuk masyarakat. Fasad dari bangunan di desain dengan dasar konsep karakteristik khas dari batu marmer Tulungagung memalui pendekatan simbolis. Diharapkan dengan hadirnya proyek ini selain dapat meningkatkan perekonomian daerah Tulungagung juga dapat memperkenalkan marmer khas Tulungagung pada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Crosbie, M. J. & Watson, D. (1997). Time-Saver standards for Architectural Design. New York: McGraw-Hill. Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Neufert, E. & P. Neufert. Architect s Data. Oxford: Blackwell Science Ltd, 2000 Stein, B. & Reynolds, J. S. (2005). Mechanical and Electrical Equiment for Buildings. New Jersey: John Wiley & Sons. Tulungagung.Kabupaten, Badan Pusat Statistik. Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Besuki. Badan Pusat Statistik Kota Tulungagung, 2012 Tulungagung.Kabupaten, Badan Pusat Statistik. Kabupaten Tulungagung dalam Angka 2012 (Tulungagung Regency in Figures 2012). Badan Pusat Statistik Kota Tulungagung, 2012 Wikipedia. (February 28, 2013). Marmer. Retrived July 11, 2012, from http://en.wikipedia.org Zelnik, Martin & Panero, Julius. (1979). Human Dimension and Interior Space. New York : Watson-Guptill.