40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan dalam sebuah teks dalam pengertian teks sebagai produksi. Setiap indikasi atas apa yang tersembunyi, direpresi atau diganti dalam strukturnya dapat dilacak kembali pada ketidak sadaran tekstual. 45 Teorikritis menyajikan pada kita serangkaian metode dan perspetif yang memungkinkan untuk menganalisa bukan hanya artefak kebudayaan, tetapi juga konteks-konteksnya-sosial, politik, historis, gender, etnik. 46 Jadi alasan penulis menggunakan paradigma kritis ini yaitu untuk mengungkap sebuah makna di balik tanda-tanda yang terebunyi dengan mengkajinya berdasarkan litertur yang di tentukan. Karna padasarnya mengungkapkan sebuah makna tidak hanya melihatnya berdasar kasat mata sesaat melainkan melihatnya secara berdasarkan alasan ataupun tujuan dari pada apa yang telah ditampilkan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi 45 Stuarrt Sim dan Borin Van Loon. Mengetahui Teori Kritis, Yogyakarta: Resist Book, 2008. Hal 62 46 Ibid: Hal 165 40
41 pada massa sekarang dan hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang telah diperoleh dari data mentah. 47 Tipe penelitian yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, hanya memaparkan situasi atau peristiwa. 48 Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas, jika data terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknyaknya (kuantitas) data. 49 Dalam pendekatan kualitatif ini, mendekati makna, ketajaman, analisis, logis, dan juga dengan cara menjauhi statistik. Penelitian kualitatif merupakan cara yang handal dan relevan untuk bisa memahamifenomenal sosial. Dengan ini penelitian kualitatif apat terfokus menemukan tema dan nilai budaya semacam apa yang terpendam dibalik suatu fenomenal sosial. 50 47 Jalaludin Rhmat. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 24 48 Mohamad Nazir. Merode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998. Hal 63 49 Rachmat Kriyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakata: Kencana Perdana Media Group, 2006. Hal 56-57 50 Burhan Bungin. Metode penelitian Kualitatif (Akulturasi Metodelogis ke Arah Ragam Warisan Kontenpoler), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Hal 45
42 Dari penjelasan diatas, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penulis mencoba untuk menggambarkan suatu hasil penelitian mengenai pemaknaan unsur poligami yang ada pada film Surga Yang Tak Dirindukan. 3.2 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian secara kualitatif dengan fokus penelitian pada bidang studi semiotika dengan menggunakan teori Roland Barthes. Kegiatan penelitian kualitatif banyak mendeskripsikan bagaimana subjek dalam berinteraksi dengan sekelilingnya terkait dengan tema penelitian. Dengan begitu, segala aktifitas gerak, perilaku, sikap, ungkapan verbal dan non verbal menjadi fokus penelitian. Pada sisi ini pendekatan kesejarahan tidak dapat dipisahkan dari penelitian kualitatif. 51 Data penelitian kualitatif diperoleh dari apa yang diamati, didengar, dirasa, dan dipikirkan. Oleh peneliti. Informasi-informasi itu terkait dengan fokus penelitiannya. 52 Tipe penelitian adalah deskriptif. Yaitu menggambarkan secara mendalam tentang situasi, atau suatu proses yang diteliti. Mengingat sifatnya ini, maka penelitian kualitatif tidak berusaha untuk menguji hipotesis. Meski demikian, bukan berarti penelitian ini tidak memiliki asumsi awal yang menjadi permasalahan penelitian. 51 Muhamad Idrus. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (pendekatan kualitatif & kuantitatif), Yogyakarta:UII Press, 2007. Hal 36 52 Ibid; Hal 84
43 Metode yang digunakan dalam analisis semiotika ini adalah kualitatifinterpretif. Metode semiotika kualitatif-interpetatif (interpretation) yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya. Serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode (decoding) di balik tanda dan teks tersebut. 53 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer Pada penelitian ini penulis memilih data primer berupa film Surga yang tak Dirindukan yang terdiri dari VCD (Video Compact Dik) dan datadata yang berkaitan dengan produksi film tersebut. 3.3.2 Data Sekunder Berupa penelitian pustaka dengan mempelajari dan mengkaji literaturliteratur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. 3.4 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah scene, dimana dalam setiap scene yang akan dianalisis, dideskripsikan atau dijelaskan dengan pernyataanpernyataan deskriptif. Metode deskriptif adalah sebuah metode yang hanya memaparkan situasi, peristiwa, kejadian. Scene yang dipaparkan oleh peneliti adalah potongan-potongan gambar per adegan serta dialog yang mengandung makna poligami yang ditampilkan oleh tokoh Prasetia dengan melihat unsur verbal dan non verbal, unsur verbal yang terdapat pada film tersebut seperti 53 Yasyarf Amir Piliang. Hipersemiotika, Yogyakarta: Jalasutra, 2003. Hal 270
44 percakapan dalam film lalu unsur non verbal dalam film tersebut seperti gambar, gerakantubuh, latar tempat, ekspresi maupun unsur pendukung lainnya. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan pengelompokan, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial. Akademis dan ilmiah. Tidak ada teknik yang baku (seragam) dalam melakukan hal ini terutama apenelitian Kualitatif, pada penelitian ini penulis menggunakan analisis Semiotika Model Roland Barthes yaitu dengan mencarai makna denotasi, konotasi, pada setiap adegan. Analisis semiotika Barthes merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis makna-makna yang tersirat dari pesan komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang baik secara verbal maupun non verbal. Semiotika diterapkan pada tanda-tanda, simbol, lambang yang memiliki arti pada dirinya sendiri. Karena fokus kajian Roland Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua atau yang disebut dengan metabahasa. Roland Barthes menetapkan bahwa suatu mitos atau sesuatu yang memiliki banyak arti tambahan dari suatu sistem semiologi urutan kedua yang dibangun sebelum ada sistem tanda. Film adalah medium yang kompleks yang menggunakan bahasa verbal, bahasa gambar dan suara untuk menghasilkan ide-ide pada orang lain. Peneliti dalam kaitannya dengan judul Pemaknaan Unsur Poligami Dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan akan mengkaji pemaknaan tanda verbal dan non verbal
45 maka peneliti menggunakan metodologi Roland Barthes. Dalam konsep semiotika Roland Barthes akan ditemukan adanya dua sifat makna yaitu : Makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif yaitu makna yang tampak secara langsung (makna asli dari tanda), sementara konotatif adalah makna yang merupakan tuturan dari makna denotatif serta lebih mengarah kepada interpretasi yang dibangun pergaulan sosial dan lain sebagainya. Sesuai dengan semiotika Barthes, bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan yaitu pertama adalah dimaknakan secara denotatif yang kemudian dimaknakan secara konotatif. Film ini pada dasarnya bisa melibatkan bentuk-bentuk, simbol visual dan linguistik untuk mengkodekan pesan yang sedang disampaikan. Film dianalisis berdasarkan pesan yang dikandungnya yaitu: a. Pesan Linguistik (pesan verbal) pada pesan ini terdapat semua kata dan kalimat dalam film b. Pesan yang terkodekan merupakan konotasi yang muncul dalam film c. Pesan ikonik yang takterkodekan merupakan denotasi dalam film.