BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

ERIZA MUTAQIN A

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antar individual melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Bahasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengar kata pasar tidak lebih dari anggapan bahwa adanya pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di dalam pasar tradisional. Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dengan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi. Kebanyakan pasar tradisional menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahanbahan makanan. Pasar tradisional ditemukan di daerah pedesaan dan umumnya terletak di pinggiran jalan raya maupun di tengah perkampungan. Sisi lain dari pasar tradisional yaitu tempatnya cenderung kurang terawat, bahkan tidak sedikit yang tempatnya kotor karena selesai menggunakan para penjual langsung meninggalkan tempat begitu saja tanpa membersihkannya terlebih dahulu. Keberadaan pasar tradisional masih sangat diminati oleh masyarakat luas, disamping harga yang ditawarkan lebih murah. Pasar tradisional juga mempunyai kesan kekeluargaan terhadap penjual maupun pembeli dan hal ini tidak dapat ditemui di pasar modern maupun pasar online yang sekarang semakin banyak bermunculan. Pasar modern berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli 1

2 melihat label harga yang tercantum dalam barang, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti: buah, sayur-sayuran, daging dan sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, sendok, garpu, pisau, kipas, dan lain-lain. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, hypermarket, supermarket, dan minimarket. Kata inggih merupakan serapan dari bahasa Jawa yang berarti mempunyai arti iya. Penggunaan kata inggih mempunyai makna mengiyakan sesuatu hal yang dipertanyakan. Kata inggih termasuk dalam kategori krama alus, meskipun masuk kategori krama alus kata inggih tidak membeda-bedakan status sosial penggunanya. Hal ini dilihat dari siapa saja yang mengucapkannya dengan keperluan yang beragam pula, mulai dari anak kecil hingga yang sudah tua. Pemakaian kata inggih sering kita dengar dimana-mana, mulai dari percakapan biasa dengan teman, sahabat maupun seorang pedagang kepada pembeli, sehingga dapat disimpulkan bahwa kata inggih tidak dibatasi dalam penggunaannya. Liku-liku dalam penggunaan kata inggih meliputi penggunaannya dalam mengiyakan tuturan dari seseorang atau mitra tutur. Kata inggih yang berarti iya digunakan untuk memberikan sebuah jawaban pasti dalam berkomunikasi, bila seseorang telah mengiyakan sebuah tuturan berarti hal tersebut sudah pasti dan jelas untuk tindakan selanjutnya. Kata inggih memiliki beberapa peran yang pertama untuk mengiyakan sebuah tuturan dan

3 yang kedua digunakan untuk sekedar basa-basi. Perbedaan dalam kata inggih tersebut biasanya akan terlihat pada intonasi yang digunakan oleh penutur maupun mitra tutur tersebut. Penggunaan kata inggih dikalangan masyarakat tidak mengenal berapa usia penggunanya, namun tetap saja penggunaan kata inggih dibedakan antara pemimpin dan bawahan maupun bawahan dengan pemimpin. Bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat berinteraksi dan berbicara tentang apa saja dalam kehidupan sehari-hari dengan bahasa. Bahasa juga dapat dipergunakan dalam situasi sosial tertentu, misalnya digunakan oleh para penjual di pasar dalam menjajakan dagangannya. Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, tetapi seringkali pula berhubungan dengan persoalan yang bersifat interpersonal. Apabila sebagai retorika tekstual, pragmatik membutuhkan prinsip kerja sama, maka dalam kesantunan berbahasa pragmatik membutuhkan prinsip sopan santun. Percakapan merupakan peristiwa berbahasa yang dilakukan secara lisan melibatkan minimal dua orang partisipan. Terciptanya percakapan memungkinkan adanya pemenuhan prinsip sopan santun dalam berbahasa. Percakapan dapat berjalan dengan baik, apabila antara penutur dan mitra tutur saling memahami makna tuturan. Pragmatik adalah kajian yang salah satunya membahas implikatur percakapan. Istilah implikatur percakapan digunakan apabila implikatur yang

4 terdapat dalam suatu ujaran direalisasikan dalam bentuk percakapan. Hal ini dapat diartikan bahwa pemahaman terhadap hal yang dimaksudkan pada suatu percakapan bergantung kepada konteks terjadinya percakapan berlangsung. Dengan kata lain, percakapan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur tidak terbatas pada tuturan yang dikatakan saja, tetapi tuturan yang tidak dikatakan pula. Memperhatikan kondisi inilah kajian implikatur percakapan menjadi penting dan mempunyai peran yang tepat dalam mengkaji penggunaan bahasa sehari-hari. Tujuannya adalah untuk menjembatani proses komunikasi. Fraser (dalam Chaer, 2010:47) kesantunan adalah properti yang diasosiasikan dengan tuturan dan di dalam hal ini menurut pendapat si mitra tutur, bahwa si penutur tidak melampaui hak-haknya atau tidak mengingkari dalam memenuhi kewajibannya. Penghormatan adalah bagian dari aktivitas yang berfungsi sebagai sarana simbolis untuk menyatakan penghargaan secara regular. Tindak kesantunan juga merupakan suatu bentuk dari cara bertutur dengan tingkah atau perilaku yang dapat mencerminkan suatu kesopanan si penutur. Tatacara berbahasa sangat penting untuk diperhatikan para penutur dalam berkomunikasi atau percakapan demi kelancaran komunikasi. Kesantunan memang penting dimanapun individu berada. Setiap anggota masyarakat percaya bahwa kesantunan yang diterapkan mencerminkan budaya suatu masyarakat, termasuk kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa adalah salah satu aspek kebahasaan yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional penutur karena di dalamnya terdapat komunikasi, penutur dan

5 petutur tidak hanya dituntut menyampaikan kebenaran, tetapi harus tetap berkomitmen untuk menjaga keharmonisan hubungan. Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomunikasi lewat tatacara berbahasa. Cara menghormati atau menghargai seseorang adalah dengan cara sopan-santun. Sikap ini tidak dalam wujud susunan kalimat yang manis, indah, dan penuh basa-basi. Kesantunan itu sendiri memiliki makna yang berbeda dengan sopan santun. Kata sopan memiliki arti menunjukkan rasa hormat pada mitra tutur, sedangkan kata santun memiliki arti berbahasa atau berperilaku dengan berdasarkan pada jarak sosial antara penutur dan mitra tutur. Implikatur adalah suatu pernyataan yang dimaksudkan oleh penutur berbeda dari apa yang ingin dikatakan dalam suatu percakapan. Implikatur merupakan salah satu aspek kajian yang penting atau mungkin yang paling penting dalam studi kebahasaan yang berbau pragmatik (Wijana dan Rohmadi, 2011: 120). Menurut Grice (dalam Rohmadi, 2010: 60) implikatur dibedakan menjadi dua, yaitu implikatur konvensional dan nonkonvensional. Implikatur konvensional adalah implikatur yang diperoleh langsung dari makna kata dan bukan dari prinsip percakapan. Implikatur nonkonvensional atau implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang tersirat di dalam suatu percakapan. Implikasi pragmatis berbeda dari fungsi pragmatis yang disajikan secara eksplisit di dalam tuturan. Di dalam komunikasi, tuturan selalu menyajikan suatu fungsi pragmatis. Pada tuturan percakapan terimplikasi suatu maksud atau tersirat fungsi pragmatis lain yang disebut implikatur percakapan. Implikatur percakapan

6 adalah implikasi pragmatik yang terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Implikatur percakapan terjadi karena adanya sebuah kenyataan bahwa sebuah tuturan atau ujaran mempunyai implikasi yang sebenarnya bukan bagian dari sebuah tuturan. Fokus penelitian ini adalah kajian pragmatik yang digunakan peneliti terhadap ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional. Pendekatan ini digunakan untuk lebih mempersempit hasil dari penelitian terhadap ungkapan inggih. Penelitian ini merupakan hal baru dan masih sedikit praktisi akademik yang mengangkat penelitian mengenai ungkapan inggih dengan mengambil studi kasus di pasar tradisional. Alasan pemilihan topik penelitian ini adalah sepanjang pengetahuan peneliti belum ada kajian ungkapan inggih terutama di daerah Purwodadi Grobogan. Alasan lain, peneliti berasal dari daerah tersebut sehingga mempermudah peneliti di dalam menggali bahan penelitian. Lokasi penelitian akan dilakukan di wilayah Purwodadi Grobogan, dengan membandingkan dua tempat pasar tradisional yang berbeda. Lokasi pertama adalah pasar tradisional Danyang yang terletak di jalan Diponegoro. Lokasi kedua adalah pasar tradisional Genuk Suran yang terletak di jalan Kartini. Kedua pasar tersebut mewakili banyaknya pasar tradisional yang berada di wilayah Purwodadi Grobogan dan lokasi pasar yang tidak jauh dari tempat tinggal peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami implikatur percakapan.

7 B. Rumusan Masalah Agar permasalahan yang akan dibahas menjadi terarah dan menuju tujuan yang diinginkan harus diperlukan adanya perumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana wujud ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Purwodadi Grobogan? 2. Bagaimana implikatur percakapan di balik ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Purwodadi Grobogan yang dituturkan penjual? 3. Bagaimana ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Purwodadi Grobogan yang memenuhi prinsip sopan santun? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari bahasan utamanya, maka dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Memaparkan wujud ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Purwodadi Grobogan. 2. Memaparkan implikatur percakapan di balik ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Purwodadi Grobogan yang dituturkan penjual. 3. Memaparkan ungkapan inggih dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional Purwodadi Grobogan yang memenuhi prinsip sopan santun.

8 D. Manfaat Penelitian Sejalan dengan penelitian yang dilakukan, penulis berharap penelitian ini mampu memberikan manfaat kepada pembaca, yang meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Manambah wawasan pembaca terhadap penggunaan implikatur dalam percakapan berbahasa di dalam kehidupan masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan gambaran tentang wujud-wujud penggunaan implikatur percakapan dalam percakapan sehari-hari di lingkungan pasar dan realisasinya di masyarakat. b. Memberikan informasi mengenai maksud implikatur percakapan dalam bahasa sehari-hari dalam situasi sosial tertentu. c. Memberikan realisasi pemenuhan prinsip sopan santun dalam transaksi jual-beli di pasar tradisional.