BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR BATU APUNG DENGAN TAMBAHAN KAWAT BENDRAT 50 MM

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glenium. Untuk kuat tekannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SENG PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK, DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT NYLON PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

Pengaruh Penambahan Serat Polyethylene Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Gas Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Modulus Elastisitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitiannya aggregat kasar yang digunakan adalah batu apung (Pumice)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, dan lebih tahan terhadap korosi.

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT GALVALUM PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT LENTUR, TOUGHNESS, DAN STIFFNESS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT POLYETHYLENE PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya berupa pasir dan agregat kasar yaitu kerikil.

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT POLYPROPILENE PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI GAS TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

Pengaruh Penambahan Serat Seng Pada Beton Ringan dengan Teknologi Gas Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Modulus Elastisitas

STUDI PENGARUH FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN DENGAN SERAT KAWAT

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa batu kerikil dan agregat halus yang berupa pasir yang kemudian

PENGARUH SERAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agentspectafoam, HDM, dan polimer serta penambahan serat aluminium.

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT GALVALUM AZ 150 PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP MODULUS ELASTISITAS, KUAT TARIK DAN KUAT TEKAN

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

STUDI KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH,DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN TEKNOLOGI FOAM DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT POLYESTER

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SENG PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK, DAN MODULUS ELASTISITAS (190M)

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT NYLON PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI GAS TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN MODULUS ELASTISITAS

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT LENTUR, TOUGHNESS, DAN STIFFNESS

KUAT LENTUR, TOUGHNESS, DAN STIFFNESS PADA BETON RINGAN TEKNOLOGI FOAM DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT ALUMINIUM

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Glenium ACE %, 0,5%, 1%, 1,5% dan penambahan fly ash 20%,

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TEMBAGA DENGAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI METODE DREUX TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III LANDASAN TEORI

Jumadi 1) M. Yusuf 2 : Hj. Vivi Bachtiar, ST. MT 2

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III LANDASAN TEORI. agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan (SNI 2847 : 2013).

BAB III LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya 1. Dalam penelitian Ramarhiska (2012), yang telah meneliti Pengaruh Beton Ringan Menggunakan Serat Kawat Bendrat Dan Serat Polypropylene Dengan Agregat Batu Apung Terhadap Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas Beton Ringan. Persentase penambahan serat dalam adukan beton ringan dipakai 1 (satu) variasi untuk serat polypropylene yaitu 0,1%, dan 5 (lima) variasi serat baja yaitu: 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2%. Dibutuhkan material benda uji beton dalam satu meter kubik dengan f.a.s 0,45 sebanyak semen 455 kg/m 3, air 225 liter/m 3, pasir 538,524 kg/m 3 dan pumice 606,812 kg/m 3. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan dan modulus elastisitas dilakukan setelah beton berumur 56 hari dengan 3 (tiga) benda uji silinder berukuran 15 30 cm. Dari hasil penelitian, dengan penambahan serat polypropylene 0,1% dan serat baja 0%; 0,5%; 1%; 1,5% dan 2%. Didapatkan nilai kuat tekan maksimal pada penambahan serat baja 1% sebesar 20,14 MPa. Nilai modulus elastisitas maksimal terjadi pada penambahan serat baja 0,5% sebesar 9125,92 MPa. Komposisi optimum penambahan variasi serat baja terhadap breksi batu apung beton ringan sebesar 1%. Hasil lengkap pengujian pada masing-masing benda uji sebagai berikut : a. hasil pengujian kuat tekan Hasil pengujian kuat tekan beton pada masing-masing benda uji dengan penambahan serat polypropylene 0,1% dapat dilihat pada gambar 2.1. 5

6 Gambar 2.1. Grafik Kuat tekan dengan variasi serat baja dan serat Polypropylene Berdasarkan gambar 2.1, pada penambahan serat baja sebesar 0,5% hingga 1%, terjadi kenaikan kuat tekan pada beton ringan agregat breksi pumice sebesar 16,41% dan 22,43% terhadap penambahan serat 0%. Sedangkan pada penambahan serat sebesar 1,5% dan 2% menunjukan adanya penurunan kuat tekan berturut-turut sebesar 8,51% dan 5,06% terhadap penambahan serat 1%. Semakin banyak serat nilai kuat tekan akan semakin turun dan akan mengurangi daya ikat beton itu sendiri. b. hasil pengujian modulus elastisitas Hasil pengujian modulus elastisitas pada masing-masing benda uji dengan penambahan serat polypropylene 0,1% dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Grafik modulus elastisitas rata-rata variasi serat baja dan serat polypropylene.

7 Gambar 2.3. Grafik penambahan variasi serat baja dan serat Polypropylene Dari hasil penelitian pada gambar 2.2, penambahan serat baja sebesar 0,5% terjadi kenaikan modulus elastisitas pada beton ringan agregat breksi pumice sebesar 24,71% terhadap penambahan serat 0%. Pada penambahan serat sebesar 1%, 1,5% dan 2% menunjukan adanya penurunan nilai modulus elastisitas berturut-turut sebesar 11,4%, 21,8% dan 33,5% terhadap penambahan serat 0,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fungsi serat mampu mengurangi regangan dan nilai modulus elastisitas akan semakin besar. Berdasarkan gambar 2.3 yang menunjukkan grafik hubungan tegangan regangan menunjukan adanya kenaikan nilai tegangan pada penambahan serat 0,5% dan 1% berturut-turut sebesar 15,20% dan 22,15%, terhadap penambahan serat 0%. Pada penambahan serat 1,5% dan 2% terjadi penurunan nilai tegangan berturut-turut sebesar 21,20% dan 12,47% terhadap penambahan serat 1%. Nilai regangan tertinggi berada pada penambahan serat sebesar 1,5%.

8 2. Dalam penelitian Purwanto (2011), yang meneliti tentang Pengaruh Persentase Penambahan Serat Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Ringan. Penelitian ini dilakukan dengan mengganti agregat kasar menggunakan agregat yang lebih ringan yaitu ALWA. Penelitian ini mengevaluasi seberapa besar kemampuan beton ringan berserat kawat galvanis terhadap pengujian mekanik berupa kuat tekan dan kuat tarik belah. Benda uji pada penelitian terdiri dari benda uji silinder diameter 100 mm tinggi 200 mm untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah. Variasi serat yang digunakan yaitu 0%; 0,3%; 0,75%; 1% dengan panjang serat 60 mm diameter 1 mm. Benda uji berjumlah 12 buah untuk pengujian kuat tekan dan 12 buah untuk pengujian kuat tarik belah dan masing-masing 3 buah untuk setiap variasi serat. Hasil pengujian kuat tekan, nilai untuk masing-masing variasi serat 0%; 0,3%; 0,75% dan 1% berturut-turut adalah 21,58 MPa; 24,00 MPa; 24,81 MPa dan 25,01 MPa. Dengan peningkatan kuat tekan optimum terjadi pada variasi serat 1% yaitu 15,89%. Hasil pengujian kuat tarik belah, nilai untuk masing-masing variasi serat 0%; 0,3%; 0,75% dan 1% berturutturut adalah 2,23 MPa; 2,76 MPa; 3,50 MPa dan 3,61 MPa. Dengan peningkatan kuat tarik belah optimum terjadi pada variasi serat 1% yaitu 61,90%. Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan serat kawat galvanis ke dalam adukan beton ringan hanya sedikit meningkatkan kuat tekan beton ringan namun meningkatkan kuat tarik belah beton sesuai dengan peningkatan jumlah volume fraksi serat dan mengubah beton dari bahan yang getas menjadi bahan yang lebih daktail. Hasil dari penelitian sebagai berikut : a. kuat tekan beton Hasil pengujian kuat tekan seluruh benda uji disajiakan dalam tabel 2.1 dan gambar 2.4.

9 No kode Tabel 2.1. Hasil pengujian kuat tekan beton Umur (umur) Beban Maks (kn) Kuat Tekan (MPa) 1 T-0.1 28 180 21,78 2 T-0.2 28 175 21,18 3 T-0.3 28 180 21,78 4 T-0,3.1 28 210 25,41 5 T-0,3.2 28 190 22,99 6 T-0,3.3 28 195 23,60 7 T-0,75.1 28 200 24,20 8 T-0,75.2 28 225 27,23 9 T-0,75.3 28 190 22,99 10 T-1.1 28 190 22,99 11 T-1.2 28 225 27,23 12 T-1.3 28 205 24,81 Sumber : Purwanto (2011) Kuat Tekan rata-rata (MPa) Peningkatan (%) 21,58-24,00 11,21 24,81 14,95 25,01 15,89 Dari tabel 2.1 didapat grafik hubungan kuat tekan dengan V f Gambar 2.4. Grafik hubungan kuat tekan dengan V f

10 b. kuat tarik belah Hasil pengujian kuat tarik belah seluruh benda uji disajiakan dalam tabel 2.2 dan gambar 2.5. No Kode Tabel 2.2. Hasil pengujian kuat tarik belah beton Umur (umur) Beban Maks (kn) Kuat Tarik (MPa) 1 B-0.1 28 70 2,23 2 B-0.2 28 65 2,07 3 B-0.3 28 75 2,39 4 B-0,3.1 28 85 2,71 5 B-0,3.2 28 80 2,55 6 B-0,3.3 28 100 3,03 7 B-0,75.1 28 120 3,82 8 B-0,75.2 28 100 3,18 9 B-0,75.3 28 115 3,50 10 B-1.1 28 125 3,98 11 B-1.2 28 100 3,50 12 B-1.3 28 110 3,34 Sumber : Purwanto (2011) Kuat Tarik rata-rata (MPa) Peningkatan (%) 2,23-2,76 23,81 3,50 57,14 3,61 61,90 Dari tabel 2.2 didapat grafik hubungan kuat tarik dengan V f Gambar 2.5. Grafik hubungan kuat tarik dengan V f

11 3. Dalam penelitian Gunawan, Prayitno, Romdhoni (2014), yang meneliti tentang Pengaruh Penambahan Serat Nylon Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus Elastisitas. Pembuatan beton ini adalah dengan cara menambahkan foam agent yang dibuat dengan pencampuran spectafoam, harder mill (HDM), dan polymer ke dalam adukan mortar kemudian ditambahkan berbagai variasi kadar serat nylon. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhir. Benda uji berupa silinder 15 cm 30 cm untuk pengujian modulus elastisitas, kuat tekan, dan kuat tarik belah. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah CTM (Compression Testing Machine). Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan maksimum kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 34,47% pada kadar serat 1%; 45,60% pada kadar serat 0,5%; dan 59,47% pada kadar serat 1% dibandingkan dengan beton ringan foam tanpa serat nylon. Hasil penelitian untuk setiap benda uji sebagai berikut : a. hasil pengujian kuat tekan Pengujian kuat tekan beton ringan foam menggunakan Compression Testing Machine untuk mendapatkan beban maksimum. Hasil pengujian kuat tekan dapat dilihat pada gambar 2.6 dan tabel 2.3. Gambar 2.6. Grafik hasil pengujian kuat tekan

12 No Kadar Serat 1 0% 2 0,25% 3 0,5% 4 0,75% 5 1% Tabel 2.3. Hasil pegujian kuat tekan Kode Benda Uji KTME NY 0% KTME NY 0,25% KTME NY 0,5% KTME NY 0,75% KTME NY 1% No Benda Uji Luas Perm. (mm2) Sumber : Gunawan, Prayitno, Romdhoni (2014) Uji Tekan (kn) f'c (MPa) 1 17907,86 240,00 13,40 2 17907,86 240,00 13,40 3 17671,46 245,00 13,86 Rata-rata 241,67 13,56 1 17907,86 245,00 13,68 2 17907,86 255,00 14,24 3 17907,86 270,00 15,08 Rata-rata 256,67 14,33 1 17907,86 245,00 13,68 2 17907,86 255,00 14,24 3 17907,86 270,00 15,08 Rata-rata 275,00 15,46 1 17671,46 270,00 15,28 2 18145,84 300,00 16,53 3 17907,86 290,00 16,19 Rata-rata 286,67 16,00 1 17671,46 300,00 16,98 2 17671,46 345,00 19,52 3 18145,84 330,00 18,19 Rata-rata 325,00 18,23 Dari hasil pengujian pada gambar 2.6 dan tabel 2.3, diperoleh nilai ratarata kuat tekan berturut-turut dari kadar serat 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1% dari berat volume beton pada umur 28 hari adalah 13,56 MPa; 14,33 MPa; 15,46 MPa; 16,00 MPa; 18,23 MPa atau mengalami peningkatan nilai kuat tekan beton ringan foam berserat nylon berturutturut dari kadar serat 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1% dari volume beton sebesar 5,73%; 14,08%; 18,04%; 34,47%.

13 b. hasil pengujian kuat tarik belah Pengujian kuat tarik belah beton ringan foam menggunakan Compression Testing Machine untuk mendapatkan beban maksimum. Hasil pengujian kuat tarik belah dapat dilihat pada tabel 2.4 dan gambar 2.7. Tabel 2.4. Hasil pegujian kuat tarik belah No Kadar Kode No Benda Uji Tekan Serat Benda Uji Uji (kn) f'c (MPa) 1 110,00 1,54 1 0% KTB NY 2 110,00 1,53 0% 3 120,00 1,69 Rata-rata 113,33 1,58 1 180,00 2,52 2 0,25% KTB NY 2 140,00 1,96 0,25% 3 130,00 1,83 Rata-rata 150,00 2,10 1 185,00 2,59 3 0,5% KTB NY 2 140,00 1,97 0,5% 3 170,00 2,36 Rata-rata 165,00 2,31 1 140,00 1,97 4 0,75% KTB NY 2 170,00 2,38 0,75% 3 150,00 2,11 Rata-rata 153,33 2,15 1 145,00 2,05 5 1% KTB NY 2 140,00 1,96 1% 3 155,00 2,19 Rata-rata 146,67 2,06 Sumber : Gunawan, Prayitno, Romdhoni (2014) Dari tabel 2.4, diperoleh hasil pengujian dengan nilai rata-rata kuat tarik belah berturut-turut dari kadar serat 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1% dari berat volume beton yang diuji pada umur beton 28 hari berturut-turut adalah 1,58 MPa; 2,10 MPa; 2,31 MPa; 2,15 MPa; 2,06 MPa. Dari hasil pengujian ini didapat grafik hubungan kuat tarik belah beton ringan dengan serat nylon yang dapat dilihat pada gambar 2.7.

14 Gambar 2.7. Garfik hasil pengujian kuat tarik belah Berdasarkan gambar 2.7 menunjukkan nilai kuat tarik belah mengalami peningkatan berturut-turut dari kadar serat nylon 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1% dari volume beton adalah 32,81%; 45,60%; 35,92%; 30,35%. 4. Dalam penelitian Nikmah (2015), yang meneliti tentang Pengaruh Penambahan Serat Seng Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Gas Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus Elastisitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen. Pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas menggunakan silinder 10 cm 20 cm dengan variasi persentase serat serat 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% berjumlah 6 buah per sampel benda uji akan diuji setelah berumur 28 hari. Dari hasil penelitian didapat berat jenis beton ringan gas berserat seng ratarata adalah sebesar 1895,37 kg/m 3. Kuat tekan dengan kadar serat 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% berturut-turut adalah 8,431 MPa, 10,284 MPa, 13,374 MPa, 11,814 MPa, dan 9,755 MPa. Kuat tekan maksimum adalah pada beton ringan gas dengan kadar serat 0,509% dengan nilai optimum adalah sebesar 13,377 MPa. Kuat tarik belah dengan kadar serat sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% berturut-turut adalah 1,385 MPa, 1,895 MPa, 2,023 MPa,

15 1,945 MPa, dan 1,816 MPa. Kuat tarik belah maksimum adalah pada beton ringan gas dengan serat sebesar 0,497% dengan nilai optimum adalah sebesar 2,023 MPa. Nilai modulus elastisitas dengan kadar serat sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% berturut-turut adalah 9551 MPa, 10749 MPa, 16773 MPa, 14449 MPa, dan 10339 MPa. Modulus elastisitas maksimum adalah pada penambahan serat sebesar 0,545% dengan nilai optimum adalah sebesar 17056 MPa. 5. Dalam penelitian Gunawan, Prayitno, Cahyadi (2013), yang meneliti tentang Pengaruh Penambahan Serat Galvalum AZ 150 Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap Modulus Elastisitas, Kuat Tarik Dan Kuat Tekan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan serat galvalum AZ 150 terhadap modulus elastisitas, kuat tarik, dan kuat belah beton ringan foam berserat galvalum AZ 150. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara eksperimental dan kemudian dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung hasil/kesimpulan akhirnya. Benda uji berupa silinder 7,5 cm 15 cm untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik, sedangkan untuk pengujian modulus elastisitas menggunakan benda uji berupa silinder 15 cm 30 cm. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah CTM (Compression Testing Machine). Kuat tekan meningkat sebesar 34,09%, Kuat tarik belah meningkat sebesar 47,37%. Nilai modulus elastisitas meningkat sebesar 24,22%. Dari pengujian secara eksperimental dan perhitungan secara analisis diperoleh nilai kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas pada beton ringan foam berserat yang tidak jauh berbeda. Hasil penelitian sebagai berikut : a. hasil pengujian kuat tekan Hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar 2.8.

16 Gambar 2.8. Grafik hasil pengujian kuat tekan beton Berdasarkan gambar 2.8 menunjukkan peningkatan kuat tekan disebabkan karena adanya kontribusi dari serat terhadap volume adukan beton yang semakin padat. Serat yang ditambahkan masih dapat menyebar secara random dimana serat seolah-olah berfungsi sebagai tulangan. Serat galvalum AZ 150 juga mampu terekat kuat dengan adukan beton yang menyebabkan terbentuklah suatu massa yang kompak dan padat sehingga dapat meningkatkan nilai kuat tekannya. Mekanisme yang diharapkan yaitu beton akan semakin kokoh/stabil dengan menahan beban karena aksi serat (fiber confine-ment) yang sangat mengikat di sekelilingnya. b. hasil pengujian tarik belah Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Grafik hasil pengujian kuat tarik belah

17 Hasil penelitian didapat kuat tarik belah dengan persentase serat galvalum AZ 150 sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 1% yang diuji pada umur 28 hari berturut-turut adalah 1,70 MPa, 1,90 MPa, 2,60 MPa, 2,30 MPa. Kuat tarik belah maksimum adalah pada beton ringan foam dengan kadar penambahan serat sebesar 0,5%, menghasilkan kuat tekan sebesar 2,60 MPa atau terjadi kenaikan kuat tekan sebesar 47,37% dibandingkan dengan beton ringan foam tanpa serat. Peningkatan ini terjadi karena adanya penambahan serat galvalum AZ 150 menghasilkan aksi komposit yang lebih baik. Mekanisme serat yang diharapkan yaitu Serat akan melakukan dowel action (aksi pasak) sehingga pasta yang sudah retak dapat stabil/kokoh menahan beban yang ada. c. hasil pengujian modulus elastisitas Hasil pegujian dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10. Grafik hasil pengujian modulus elsatisitas Modulus elastisitas beton merupakan suatu ukuran nilai yang menunjukkan kekakuan atau ketahanan beton untuk menahan deformasi (perubahan bentuk). Hal ini membantu dalam menganalisa perkembangan tegangan- regangan pada elemen struktur yang sederhana dan untuk menentukan analisa tegangan-regangan, momen dan lendutan pada struktur yang lebih kompleks. Hasil pengujian didapat nilai modulus elastisitas dengan persentase penambahan serat galvalum AZ 150 sebesar

18 0%, 0,25%, 0,5%, 1% yang diuji pada umur 28 hari adalah 15,052 103 MPa; 15,493 103 MPa; 17,654 103 MPa; 16,804 103 MPa. Modulus elastisitas maksimum adalah pada beton ringan foam dengan kadar penambahan serat sebesar 0,5%. Penambahan kadar serat sebesar 0,5% menghasilkan nilai modulus elastisitas sebesar 16,79% dibandingkan dengan beton ringan foam tanpa serat. Besarnya nilai modulus elastisitas akan sebanding dengan kuat tekan yang dihasilkan, semakin besar nilai kuat tekannya maka nilai modulus elastisitas akan besar pula dan faktorfaktor yang mempengaruhi modulus elastisitas sama se-perti halnya yang terjadi pada kuat tekannya. Mekanisme serat yang diharapkan yaitu serat bersama pasta beton akan membentuk matriks komposit, dimana serat akan menahan beban yang ada sesuai dengan modulus elastisitasnya. B. Keaslian Penelitian Hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang pemakaian serat pada beton ringan, menunjukkan peningkatan pada nilai kuat tekan dan kuat tariknya. Hal ini dipegaruhi oleh jenis agregat kasar, metode dan variasi/persentase pemberian serat pada campuran beton. Keaslian penelitian, penelitian ini dilakuan untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton menggunakan agregat kasar batu apung dengan tambahan kawat bendrat 50 mm dan variasi pemberian serat kawat bendrat sebesar 0%, 0,5%, 0,75%, dan 1% belum ada yang meneliti. Dengan adanya penelitian ini semoga dapat menjadi referensi baru dalam perencanaan beton. Dari tabel 2.5 dapat dilihat perbedaan-perbedaan penelitan ini dan penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

19 Tabel 2.5. Perbedaan penelitian sebelumnya No Nama Peneliti Campuran beton Serat Variabel Variasi Serat Kawat bendrat Umur (hari) Jenis beton 1 Ramarhiska Batu apung, pasir, semen, dan air kawat bendrat dan polypropyle ne : 0 %, 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2%, dan polypropylene 56 Beton ringan : 0,1 % 2 Purwanto ALWA, pasir, semen, dan air Kawat galvanis 0%, 0,3%, 0,75%, dan 1% 28 Beton ringan 3 Gunawan, Prayitno, Romdhoni Menggunak an teknologi foam Serat nylon 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% 28 Beton ringan 4 Nikmah Menggunak an teknologi gas Serat seng 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% 28 Beton ringan 5 Gunawan, Prayitno, Cahyadi Menggunak an teknologi foam Serat galvalum AZ 150 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% 28 Beton ringan 6 Abdurajak Batu apung, pasir, semen, dan air Kawat bendrat 0%, 0,5%, 0,75%, dan 1% 28 Beton ringan