III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman ini memiliki nama Latin Musa Paradisiaca. Nama Musa diambil dari

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH INDUSTRI OLAHAN PISANG DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH. Skripsi

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH INDUSTRI OLAHAN PISANG DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

METODE PENELITIAN. manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

III. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

KERANGKA PENDEKATAN TERORI. dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Menurut ahli botani, kedelai (Glycine

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah karena mempunyai pori-pori kulit

BAB IV METODE PENELITIAN. kabupaten, yaitu Kabupaten Badung dan Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali.

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi.

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu,

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang ada secara apa adanya sesuai dengan keadaan yang terjadi lokasi penelitian. Melalui metode tersebut peneliti dapat menggambarkan keseluruhan kegiatan yang dilakukan dari awal proses produksi hingga menjadi produk olahan keripik pisang dan sale pisang. Tahap selanjutnya, data yang telah dikumpulkan akan disusun, dijelaskan dan dianalisis. B. Metode Pengambilan Sampel Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling dan untuk metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sensus. Kota Palu sendiri memiliki potensi dengan komoditas unggulan pisang dan terdapat banyak industri berskala rumah tangga yang mengolah pisang yang tersebar di beberapa wilayah. Sebaran industri olahan pisang di Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 1.Sebaran Industri Olahan Pisang Di Provinsi Sulawesi Tengah Nama Kabupaten/Kota Jumlah industri Kota Palu 17 Kabupaten Sigi 1 Kabupaten Donggala 3 Kabupaten Parigi 14 Kabupaten Poso 1 Kabupaten Tojo Una-una 1 Kabupaten Toli-toli 8 Kabupaten Banggai 4 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 24

25 Berdasarkan data pada tabel 4, pemilihan Kota Palu sebagai daerah penelitian karena jumlah industri yang ada lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang lain. Hal tersebut disebabkan karena Kota Palu merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan sehingga mendorong masyarakat untuk memulai usaha pengolahan yang menghasilkan produk sebagai buah tangan ketika berkunjung ke kota ini. Kota Palu terbagi dalam 8 wilayah kecamatan antara lain Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Tatanga, Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Mantikulore dan Kecamatan Tawaeli. Dari 8 wilayah kecamatan yang ada di Kota Palu, industri olahan pisang hanya ada pada 3 kecamatan yaitu kecamatan Tawaeli, Palu Barat dan Palu Timur. Data sebaran industri olahan pisang di Kota Palu dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 2. Sebaran Industri Olahan Pisang di Kota Palu Nama Kecamatan Jumlah industri Kecamatan Tawaeli 1 Kecamatan Palu Barat 10 Kecamatan Palu Timur 6 Total 17 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014 Berdasarkan tabel 5, terdapat total 17 industri olahan yang terbagi dalam tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tawaeli, Palu Barat dan Palu Timur. Peneliti mengambil dua lokasi dari tiga lokasi sebagai tempat penelitian. Dua lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Palu Barat dan Kecamatan Palu Timur, karena lokasi antar kecamatan yang saling berdekatan sehingga memungkinkan peneliti untuk mengambil data. Sedangkan Kecamatan Tawaeli tidak diambil menjadi daerah

26 penelitian karena keterbatasan peneliti dan jaraknya yang berjauhan dari kedua lokasi yang dipilih sebelumnya. C. Teknik dan Jenis Pengambilan Data Jenis data dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan atau didapatkan secara langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sumber yang terkait adalah pemilik industri olahan pisang berskala rumah tangga di Kota Palu. Teknik pengambilan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi-informasi terkait profil industri rumah tangga yang meliputi identitas pengusaha, identitas industri rumah tangga dan proses produksi. Kemudian metode observasi digunakan untuk mengamati prosesproses yang terjadi di tempat penelitian. Selain wawancara dan observasi juga dilakukan pencatatan dalam proses pengambilan data. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal atau penelitian sebelumnya. Data sekunder digunakan untuk menggali data mengenai keadaan umum dari Kota Palu secara keseluruhan. Data sekunder lainnya yang digunakan peneliti dari data Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.

27 D. Asumsi dan Pembatasan Masalah Dalam melaksanakan penelitian, terdapat asumsi dan batasan masalah yang berguna untuk memfokuskan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan memudahkan dalam pengambilan data yaitu sebagai berikut: 1. Harga bahan output dan input yang digunakan merupakan harga yang berlaku di daerah penelitian. 2. Data produksi olahan pisang yang diambil yaitu data produksi 1 bulan sebelum penelitian. 3. Seluruh produk olahan pisang diasumsikan terjual semua. 4. Output olahan pisang diasumsikan dalam satuan kilogram. 5. Tenaga kerja dalam keluarga diasumsikan menerima upah yang besarnya sama dengan upah tenaga kerja luar keluarga. E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Industri rumah tangga adalah usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang, memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari keluarga dan pemilik industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri. 2. Produk olahan pisang yaitu berupa keripik pisang dan sale pisang yang dihasilkan dari proses produksi dengan bahan pisang mentah bahan konsumsi yang dihitung dalam satuan kilogram (Kg). 3. Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi pembuatan olahan pisang yang dihitung dalam satuan kilogram (Kg)

28 4. Bahan pendukung adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melengkapi bahan utama. 5. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan dalam proses produksi olahan pisang. 6. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada konsumen untuk mendapatkan produk olahan pisang, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). 7. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung jalannya proses produksi untuk memperoleh faktor produksi dan bahan penunjang lainnya agar produk dapat dihasilkan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). 8. Biaya implisit adalah biaya yang secara tidak nyata dikeluarkan oleh produsen dalam proses pembuatan olahan pisang di Kota Palu, biaya ini terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya bunga modal sendiri, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya implisit antara lain: a. Biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik industri untuk membayar upah tenaga kerja, dinyatakan dalam rupiah (Rp). b. Biaya sewa tempat milik sendiri adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen olahan pisang untuk membayar tempat produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp). c. Biaya modal sendiri adalah biaya yang dihasilkan dari perkalian total biaya eksplisit dengan suku bunga pinjaman yang berlaku di daerah Kota Palu. Suku bunga pinjaman yang digunakan yaitu suku bunga pinjaman bank BRI sebesar 9%/tahun.

29 9. Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan secara nyata untuk membayar faktor produksi, bahan-bahan, transportasi yang mendukung proses produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp). Biaya eksplisit antara lain: a. Biaya bahan baku adalah keseluruhan biaya untuk memperoleh bahan baku yang digunakan untuk memproduksi olahan pisang, dinyatakan dalam rupiah (Rp). b. Biaya bahan pendukung adalah biaya yang digunakan untuk membeli bahan pendukung dalam proses produksi olahan pisang, dinyatakan dalam rupiah (Rp). c. Biaya penyusutan alat adalah biaya yang didapat dari perhitungan harga beli dibahagi umur teknis dikali dengan jumlah alat dinyatakan dalam rupiah (Rp). d. Biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik industri untuk membayar upah tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga, dinyatakan dalam rupiah (Rp). e. Biaya lain-lain adalah biaya yang digunakan untuk membayar keperluan usaha yang lain misalnya biaya transportasi dan biaya listrik, dinyatakan dalam rupiah (Rp). 10. Penerimaan adalah adalah hasil yang diterima produsen dari hasil penjualan produk olahan pisang. Penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produk olahan pisang dengan harga produk olahan pisang, dinyatakan dalam rupiah (Rp).

30 11. Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh dari penjualan olahan pisang dikurangi dengan biaya eksplisit untuk memproduksi olahan pisang, dinyatakan dalam rupiah (Rp). 12. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya yang meliputi biaya implisit dan biaya eksplisit, dinyatakan dalam rupiah (Rp). 13. R/C merupakan perbandingan total penerimaan usaha olahan pisang dengan total biaya. 14. BEP adalah keadaan usaha tidak rugi dan juga tidak laba. BEP berguna untuk mengetahui berapa minimum unit produk yang harus terjual agar tidak mengalami kerugian. 15. Nilai tambah adalah nilai yang didapat dari pengolahan 1 kilogram pisang segar, menjadi produk olahan pisang pada industri rumah tangga di Kota Palu, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran keadaan dan kondisi industri rumah tangga olahan pisang yang ada di Kota Palu. Kemudian analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan. Tujuan tersebut membutuhkan data berupa angka dan kata-kata. Untuk jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Biaya Produksi Untuk menghitung total biaya produksi menggunakan rumus sebagai berikut:

31 TC = TEC + TIC TC TEC TIC : Total Cost (Total Biaya) : Total Eksplisit Cost (Total Biaya Eksplisit) : Total Implisit Cost (Total Biaya Implisit) 2. Penerimaan Untuk menghitung penerimaan menggunakan rumus sebagai berikut: TR = P. Q TR : Total Revenue/Total Penerimaan P : Harga produk Q : Jumlah produksi 3. Pendapatan Untuk menghitung pendapatan dapat menggunakan rumus sebagai berikut: NR = TR TEC NR : Net Revenue (Pendapatan) TR : Total Revenue (Total Penerimaan) TEC : Total Eksplisit Cost (Total Biaya Eksplisit) 4. Keuntungan Untuk menghitung keuntungan dari industri olahan pisang tersebut menggunakan rumus sebagai berikut: π= TR (TEC + TIC) : Keuntungan (Rp) TR : Total Penerimaan (Rp) TEC : Total Biaya Eksplisit (Rp) TIC : Total Biaya Implisit (Rp)

32 5. Analisis Efisiensi Usaha Untuk menghitung tingkat efisiensi usaha dalam produksi olahan pisang, digunakan analisis R/C dengan rumus sebagai berikut: R/C = TR/TC TR : Total Revenue (Penerimaan Total) TC : Total Cost (Biaya Total) Apabila hasil analisis: R/C >1, maka usaha tersebutt efisien dan menguntungkan untuk diusahakan. R/C = 1, maka usaha tersebut tidak rugi dan tidak untung (impas). R/C <1, maka usaha tersebut tidak efisien atau tidak menguntungkan untuk diusahakan. 6. BEP berikut: Untuk menghitung Break Event Point dapat menggunakan rumus sebagai BEharga TC Y = Break Event Point berdasarkan harga = Total Cost (Total Biaya) = Produksi atau Output BEPunit TC Py = Break Event Point berdasarkan unit = Total Cost (Total Biaya) = Harga Produk

33 7. Nilai Tambah Untuk menghitung nilai tambah dari olahan sale pisang dan keripik pisang menggunakan rumus sebagai berikut: Tabel 3. Cara Menghitung Nilai Tambah No Variable Notasi 1 Hasil Produksi (Kg/Hari) a 2 Bahan Baku (Kg/Hari) b 3 Tenaga Kerja (jam/hari) c 4 Faktor Konversi (1/2) a/b = m 5 Koefisien Tenaga Kerja (3/2) c/b = n 6 Harga Produk Rata-Rata (Rp/Unit) d 7 Upah Rata-Rata (Rp/Jam) e 8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) f 9 Sumbangan Input Lain (Rp/Kg)* g 10 Nilai Produksi (4x6) (Rp/Kg) mxd = k 11 a. Nilai Tambah (10-9-8) (Rp/Kg) b. Ratio Nilai Tambah (11a/10) (%) k-f-g = l l/k = h 12 a. Imbalan Tenaga Kerja (5x7) (Rp/Kg) b. Bagian Tenaga Kerja (12a/11a) (%) nxe = p p/l = q 13 a. Keuntungan (11a-12a)** b. Tingkat Keuntungan (13a-11a) (%) l-p = r r/l = o Sumber: Sudiyono dalam skripsi Arnando C, 2015 Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan pembahasan sebagai berikut: a. Nilai tambah dalam satuan rupiah (Rp) b. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan dalam satuan persen (%)