BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMP dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan khususnya yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Januardi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan menyebabkan perusahaan. dalam menghadapi persaingan. Strategi yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah. bersaing dengan orang lain bahkan dengan negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Faraserianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

KORPRI DAN PELAYANAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kompetitifnya perekonomian sekarang ini, Mendorong. perusahaan untuk bisa meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

PELAKSANAAN KEGIATAN

2 c. bahwa penataan organisasi dan tata kerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Re

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. tujuan, serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok.

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang terkait dengan kinerja. Kinerja merupakan fungsi hasil hasil

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya manusia dianggap

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan dalam usaha mencapai tujuan nasional. Berbagai isu aktual

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang penting dalam administrasi/manajemen pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. tersebut sudah memiliki financial yang kuat, bahan baku yang terpenuhi, dan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Bisa dilihat saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pasti ingin mencapai kesuksesan dan mampu berkompetisi dengan instansi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berlangsung sangat cepat dan massif pada abad ke-21 menuntut kemampuan sumberdaya pendidikan (manusia dan sumberdaya lainnya) melakukan penyesuaian yang bermakna, agar bangsa Indonesia dapat mengejar kemajuan di bidang IPTEK seperti yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Dengan demikian, memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan besar, baik dilihat dari usaha pemerataan, perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi, daya saing, efisiensi manajemen pendidikan, maupun optimalisasi sumberdaya serta terwujudnya pencitraan publik. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMP dan PMP) Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan menjamin pelaksanaan pendidikan sesuai standar, norma, kriteria, dan pedoman penyelenggaraan pendidikan nasional. Terkait tugas pokok dan fungsi LPMP sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah, telah banyak dilakukan berbagai program untuk meningkatkan keefektifan peserta diklat, di antaranya adalah memfasilitasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di propinsi Sumatera Utara melalui program diklat prajabatan. 1

2 Menurut Salusu (2005:299) diklat prajabatan bertujuan agar calon pegawai negeri sipil dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik, dapat segera menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru, dan dapat mengikuti dan menciptakan perubahan-perubahan dalam pekerjaannya sehingga iklim segar senantiasa tampak dalam organisasi dan peserta diklat dapat meningkatkan keefektifannya. Selanjutnya menurut Robbins (2007:29) bahwa istilah keefektifan merujuk kepada pencapaian sasaran. Tamim dan Hermansjah (2002:16) menyatakan bahwa keefektifan suatu diklat dapat terlihat antara lain dari: meningkatnya pengetahuan dan kemampuan peserta diklat dengan terjadinya perubahan perilaku, terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara, efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia, tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat. Peranan tenaga kediklatan merupakan peranan kunci yaitu membantu proses belajar peserta diklat agar dapat mencapai perubahan perilaku seperti yang diharapkan. Peranan widyaiswara ini dapat dicapai dengan baik melalui kompetensi profesional widyaiswara tersebut. Arifin (Saudagar,2009:57) menegaskan bahwa widyaiswara yang profesional adalah widyaiswara yang mampu mengejawantahkan seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus di bidang pekerjaan yang mampu mengembangkannya secara ilmiah. Dengan menunjukkan kompetensi secara profesional kepada peserta diklat, maka peserta diklat akan menunjukkan

3 perhatian dan merasa puas atas pelayanan yang diberikan sehingga meningkatkan keefektifan bagi peserta diklat. Kompetensi profesional widyaiswara dalam melakukan tugas-tugas kepelatihan menurut Danim (2008:111) diduga mempunyai hubungan positif dengan motivasi peserta pelatihan untuk mencapai prestasi seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dasarnya. Motivasi peserta akan menjadi modal dasar mereka pada pasca pelatihan karena motivasi kerja yang tinggi memberi sumbangan besar terhadap keefektifan implementasi perolehan pelatihan. Proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam suatu diklat merupakan suatu sistem yang saling berhubungan, saling mempengaruhi dan berkaitan satu sama lain. Pelayanan prima penyelenggara diklat akan memberikan kesan yang positif kepada peserta. Kesan positif ini akan dibawa peserta ke instansi asalnya. Intinya apabila kepuasan dan keefektifan peserta diklat yang menjadi perhatian penyelenggara diklat, maka dapat dikatakan keseluruhan proses pelaksanaan diklat berhasil dengan baik. Seorang widyaiswara di LPMP merupakan salah satu penyelenggara diklat dalam menjalankan tugasnya memberikan pendidikan dan diharuskan mempersiapkan silabus, satuan acara pelatihan, bahan ajar, dan perangkat evaluasi. Belum diterapkannya sanksi bagi widyaiswara yang tidak mempersiapkan perangkat yang diperlukannya, kurang disiplin, sikap yang kurang positif terhadap peserta pelatihan, dan kurang profesional dalam memfasilitasi peserta pelatihan mengakibatkan kurang efektifnya peserta pelatihan.

4 Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan peserta diklat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kompetensi profesional widyaiswara, dan kompetensi profesional widyaiswara tersebut dipengaruhi oleh disiplin kerja dan sikap widyaiswara. Pengaruh disiplin kerja terhadap keefektifan peserta ditemukan dalam beberapa penelitian. Hasil penelitian Muhaimin (2004), menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keefektifan karyawan dengan kedisiplinan atasan pada bagian shawing di PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk Bandung. Semakin baik kedisiplinan atasan yang ditunjukkan kepada karyawan maka semakin tinggi keefektifan kerja karyawan. Sebaliknya, semakin buruk disiplin yang dicontohkan oleh atasan maka semakin rendah keefektifan kerja karyawan. Hasil penelitian Aritonang (2005) di SMP Kristen PENABUR Jakarta menemukan bahwa meningkatnya disiplin kerja guru dapat mendorong dan berdampak positif terhadap kinerjanya. Demikian pula hasil penelitian Hernawati (2003), menemukan bahwa indikator-indikator yang mempengaruhi keefektifan peserta diklat yang harus diprioritaskan perbaikannya oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Luar Negeri Kemdagri adalah perlakuan yang sama terhadap peserta diklat; kemampuan dan keefektifan komunikasi aparatur; kemudahan memperoleh modul, kenyamanan ruangan diklat. Disiplin widyaiswara merupakan salah satu faktor penting dalam memberikan contoh yang baik kepada peserta diklat dan berpengaruh terhadap kompetensi profesionalnya. widyaiswara yang hadir tepat waktu, berpakaian rapi, menggunakan alat-alat pembelajaran sesuai dengan peruntukannya mempunyai nilai positif bagi peserta diklat. Pada akhirnya, peserta diklat akan

5 merasa puas atas proses pembelajaran yang disampaikan oleh widyaiswara tersebut. Menurut Leteiner & Levine (Soejono, 2000:24), setiap widyaiswara secara sadar dan sukarela harus disiplin dan taat pada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar nilai atau norma yang telah ditetapkan baik yang berlaku di lingkup organisasi, masyarakat, dan agama. Perasaan memiliki dan kecintaan terhadap pekerjaan serta pencapaian kompetensi profesional harus dikembangkan dan menjadi komitmen dalam diri setiap widyaiswara, sehingga akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi proses pembelajaran. Selain disiplin seorang widyaiswara, sikap widyaiswara dalam memberikan materi kepada peserta diklat juga merupakan variabel yang mempengaruhi kompetensi profesional terhadap keefektifan peserta diklat. Robbins (2007:93) menyatakan sikap (attitude) adalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. widyaiswara yang menunjukkan sikap yang baik dan positif kepada peserta diklat merupakan salah satu bentuk kompetensi profesionalnya. Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan teori konseptual di atas ditemukan bahwa secara empirik terdapat perbedaan variabel yang mempengaruhi keefektifan peserta diklat, meskipun beberapa peneliti menemukan juga variabel yang sama dengan peneliti lainnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa berbagai variabel ditemukan secara empirik memberi pengaruh terhadap keefektifan peserta diklat, sehingga dalam melakukan penelitian tentang keefektifan peserta diklat penulis mendapatkan peluang yang sangat besar untuk menemukan variabel-variabel yang akan diuji, terutama

6 dalam menjelaskan, memprediksi dan menemukan alternatif dari fenomenafenomena permasalahan yang berkaitan dengan keefektifan peserta diklat. Aspek disiplin dan sikap widyaiswara diduga mempengaruhi kompetensi profesionalnya dan kompetensi profesional mempengaruhi keefektifan peserta diklat dari kegiatan pelatihan sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti kegiatan yang dirancang LPMP Provinsi Sumatera Utara. Jika dihubungkan pengelompokan variabel dari beberapa hasil penelitian empirik dan teori konseptual tentang keefektifan peserta diklat, maka sesungguhnya faktor utama penentu keefektifan peserta diklat tersebut berada pada kompetensi profesional widyaiswara yang diwujudkan dalam kinerjanya akan menentukan keefektifan peserta diklat dalam mencapai tujuan. Seorang widyaiswara dengan kompetensi profesional baik akan berupaya maksimal untuk memberi kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan diklat meskipun kondisi tim dan organisasi tidak berjalan sesuai dengan harapannya, karena widyaiswara dengan kompetensi profesional yang baik akan mampu meningkatkan keefektifan peserta diklat. Disain penelitian ini adalah hubungan kausal (sebab akibat), keefektifan peserta diklat yang dipengaruhi oleh perilaku pendidik (widyaiswara) yaitu disiplin, sikap, dan kompetensi profesionalnya. Yukl (1998:47) mengungkapkan kebanyakan dari penelitian mengenai efek perilaku kepemimpinan mendukung interpretasi bahwa para pemimpin yang memberikan perhatian (considerate) menyebabkan bawahan untuk lebih termotivasi dan meningkat keefektifannya. Dari berbagai temuan variabel yang mempengaruhi keefektifan peserta diklat prajabatan baik secara empirik maupun konseptual dapat digunakan untuk

7 memahami, memprediksi dan menemukan alternatif fenomena permasalahan keefektifan peserta diklat prajabatan di LPMP Sumatera Utara. LPMP Sumatera Utara sebagai lembaga jasa yang melayani peserta diklat, penerapan manajemennya mengacu pada standar ISO 9001:2000. Pada tahun 2010, indeks tingkat kepuasan pelanggan sebagai standar keefektifan pelayanan yang ditetapkan LPMP Sumatera Utara adalah minimal 3,6 (skala maksimal 5). Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap Kepala LPMP Sumatera Utara diperoleh data hasil pengukuran yang dilakukan setiap kali adanya proses pelayanan, diperoleh rata-rata tingkat keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah 3,2 yang berarti masih belum mencapai tingkat kepuasan minimal yang ditetapkan yaitu sebesar 3,6. Terkait kemampuan para widyaiswara setelah selesai menjalankan tugasnya juga dilakukan evaluasi sehingga diperoleh gambaran kemampuannya sesuai dengan persepsi dan pendapat peserta kegiatan diklat. Untuk memahami fenomena keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di LPMP Sumatera Utara ini dapat dilakukan melalui kajian terhadap beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan baik secara empirik dan konseptual sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya. Maka variabel yang diduga paling kuat mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di LPMP Sumatera Utara adalah kompetensi profesional widyaiswara. Sedangkan kompetensi profesional diduga dipengaruhi oleh disiplin, dan sikap widyaiswara dalam mengajar peserta diklat prajabatan. Dari dugaan tersebut terdapat dua buah sub struktur yaitu substruktur pertama yakni variabel disiplin dan sikap berpengaruh terhadap

8 kompetensi profesional dan sub struktur kedua yakni kompetensi profesional berpengaruh terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan. Jika dugaan ini teruji maka konsep tentang hubungan variabel ini dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan dan menemukan alternatif terhadap fenomena masalah keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan tersebut. Beranjak dari pemikiran ini maka suatu penelitian yang mengkaji tentang "Pengaruh Disiplin, Sikap, dan Kompetensi Profesional Widyaiswara Terhadap Keefektifan Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan di LPMP Sumatera Utara (Penelitian Tentang Persepsi Peserta Diklat Tahun 2011)" penting dilakukan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa variabel yang berkaitan dengan keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan baik faktor internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan menjadi masalah yang harus dibenahi antara lain: 1) Bagaimana keberadaan widyaiswara terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 2) Apakah ketanggapan widyaiswara dalam pelayanan selaku salah satu penyelenggara diklat mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 3) Apakah keresponsifan widyaiswara mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 4) Apakah pelayanan pihak penyelenggara diklat mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 5) Apakah sarana belajar di LPMP Sumatera Utara berpengaruh terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan

9 pelatihan prajabatan? 6) Apakah prasarana (akomodasi) di LPMP Sumatera Utara berpengaruh terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 7) Bagaimana kompetensi widyaiswara secara profesional mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 8) Apakah disiplin yang diterapkan widyaiswara berpengaruh terhadap kompetensi profesional widyaiswara? 9) Apakah sikap widyaiswara dalam mengajar berpengaruh terhadap kompetensi profesional widyaiswara? C. Pembatasan Masalah Untuk meneliti keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan, banyak variabel yang perlu diperhatikan seperti yang diungkapkan dalam identifikasi masalah di atas baik internal maupun eksternal, tetapi oleh karena luasnya ruang lingkup penelitian maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini. Lingkup penelitian ini dibatasi pada keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu disiplin, sikap, dan kompetensi profesional widyaiswara. D. Perumusan Masalah Masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah disiplin widyaiswara berpengaruh langsung terhadap kompetensi profesional widyaiswara? 2. Apakah disiplin widyaiswara berpengaruh langsung terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan?

10 3. Apakah sikap widyaiswara berpengaruh langsung terhadap kompetensi profesional widyaiswara? 4. Apakah sikap widyaiswara berpengaruh langsung terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? 5. Apakah kompetensi profesional widyaiswara berpengaruh langsung terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung disiplin widyaiswara terhadap kompetensi profesional widyaiswara. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung disiplin widyaiswara terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung sikap widyaiswara terhadap kompetensi profesional widyaiswara. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung sikap widyaiswara terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan. 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung kompetensi professional widyaiswara terhadap keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan. F. Manfaat Penelitian secara praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan

11 a. Manfaat secara teoretis yaitu : 2. Memberikan sumbangan pengetahuan terhadap peningkatan kinerja widyaiswara untuk mencapai keefektifan peserta pendidikan dan pelatihan prajabatan. 3. Sebagai masukan dan diharapkan dapat memberikan umpan balik demi perbaikan kinerja widyaiswara. 4. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang variabel yang sama dalam penelitian ini. b. Manfaat secara praktis yaitu : 1. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara (LPMP Sumut) dalam meningkatkan pelayanan kepada peserta pendidikan dan pelatihan prajabatan pada waktu yang akan datang. 2. Sebagai bahan masukan bagi para widyaiswara, dalam meningkatkan disiplin, sikap, dan kompetensi profesional agar dicapai keefektifan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan prajabatan yang optimal.