PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH & KUAT TARIK LENTUR BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR BATU APE DARI KEPULAUAN TALAUD

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Berat Tertahan (gram)

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

KAJIAN KARAKTERISTIK MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN TAILING DAN ADDITIVE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glenium. Untuk kuat tekannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 DAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN KUAT TARIK LENTUR BETON DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PENGOLAHAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

STUDI PENGARUH FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN DENGAN SERAT KAWAT

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH & KUAT TARIK LENTUR BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR BATU APE DARI KEPULAUAN TALAUD Verra Deivy Rengkeng H. Manalip, R. Pandaleke, W. J. Tamboto Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: rverradeivy@yahoo.com ABSTRAK Batu Ape merupakan potensi alam yang dimiliki oleh kabupaten Talaud yang sampai saat ini masih kurang dimanfaatkan oleh warga kabupaten Talaud sebagai bahan bangunan. Batu Ape dominan tersebar di setiap sungai yang ada di kabupaten Talaud. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan batu Ape sebagai agregat kasar dalam campuran beton dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh batu Ape terhadap kuat tarik beton yang menggunakan pasir Bune Talaud dan pasir Girian Bitung. Material yang digunakan dalam penelitian adalah agregat kasar yaitu batu Ape berukuran 1 2mm, agregat halus yaitu pasir dari sungai Bune Talaud dan pasir dari Girian Bitung, semen Portland Type I dan air bersih. Benda uji yang digunakan adalah silinder 1/2cm dan balok 1x1x5cm, dan di uji pada umur beton 7, 14, 21, dan 28 hari. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa campuran beton yang menggunakan pasir dari Girian Bitung memiliki nilai Kuat Tarik yang lebih tinggi. Berat volume beton rata-rata umur 28 hari pasir Bune Talaud 255,12 kg/m 3, pasir Girian Bitung 238,777 kg/m 3. Nilai optimum Kuat Tarik Belah pasir Bune Talaud 1,894 MPa, pasir Girian Bitung 2,451 MPa, untuk Kuat Tarik Lentur pasir Bune Talaud 3,2 MPa, pasir Girian Bitung 4,667 MPa. Berdasarkan berat volume beton, beton beragregat kasar batu Ape dapat dikatakan berada pada daerah transisi antara Beton Ringan dan Beton Normal. Kata kunci : Batu Ape, Beton Ringan, Kuat Tarik PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi konstruksi teknik sipil dewasa ini, kebutuhan dengan adanya material struktural seperti beton yang mempunyai kinerja tinggi untuk konstruksi tersebut semakin meningkat pula. Untuk mengantisipasi kebutuhan beton yang berkekuatan tinggi itulah, maka timbul usaha penelitian dibidang rekayasa konstruksi beton yang bertujuan untuk memperoleh suatu jenis beton yang berkekuatan tinggi, lebih tahan cuaca dan mempunyai berat volume yang kecil. Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk masa padat dengan proporsi tertentu. Adapun desain untuk campuran beton dapat disesuaikan tergantung pada jenis struktur yang akan dibangunnantinya. Ditinjau dari segi struktural beton memiliki kekuatan tarik yang relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan kekuatan tekannya. Beton ringan merupakan suatu alternatif yang baik untuk struktur beton yang dapat memenuhi tuntutan pemakaian beton tersebut, karena memiliki kuat tekan yang cukup baik ( ) dan berat jenis yang kecil (γ ). Beton ringan dibentuk dengan menggunakan agregat-agregat yang relatif lebih ringan dibandingkan agregatagregat yang dipakai untuk membuat beton normal. Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi beton. Hampir 7% - 8% berat pada beton adalah agregat. Agregat terdiri dari agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan menggunakan bahan pengisi atau filler, sehingga agregat mempunyai pengaruh yang penting pada sifat dan kekuatan beton. 486

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 Di pulau Karakelang terdapat batu alam yang disebut dengan batu Ape (tanah yang mengeras). Apabila diamati dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Apabila dibiarkan dalam kondisi terendam air, permukaannya menjadi licin. 2. Apabila diletakkan dan dibiarkan dikondisi alam terbuka, tidak ada pengaruh air, lama kelamaan permukaan batuan akan terlihat berdebu dan lepas. 3. Bahan batu Ape banyak tersebar disepanjang sungai yang ada di Kabupaten Talaud khususnya pulau Karakelang. (Gerson, 28). Dengan melihat banyaknya persediaan jenis batu Ape ini, mendorong peneliti untuk mencoba memanfaatkan batuan ini untuk dijadikan agregat kasar dalam campuran beton, karena sejauh ini penggunaan batu Ape sebagai material pada campuran beton masih sangat kurang. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba meneliti tentang Pemeriksaan Kuat Tarik Belah & Kuat Tarik Lentur Beton Ringan Beragregat Kasar Batu Ape Dari Kepulauan Talaud. Rumusan Masalah Sejauh mana pengaruh kuat tarik belah dan kuat tarik lentur beton ringan dengan menggunakan batu Ape dari kepulauan Talaud. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan dasar pembentuk beton : - Semen Portland tipe I merek Tonasa - Agregat Kasar : Batu Ape dari Talaud - Agregat Halus : Pasir dari Talaud dan Pasir dari Girian - Air berasal dari sumur Fakultas Teknik UNSRAT 2. Tidak dilakukan pemeriksaan dan mengabaikan mineral-mineral atau unsurunsur kimia dalam agregat kasar. 3. Pemeriksaan sifat fisik dari agregat. 4. Benda uji : Silinder 1/2 mm, Balok 1 x 1 x 5 mm 5. Hal-hal yang diuji : - Nilai SLUMP - Berat volume beton ringan beragregat kasar batu Ape. - Kuat tarik belah beton ringan. - Kuat tarik lentur beton ringan. - Pemeriksaan dilakukan pada umur pengujian masing-masing 7, 14, 21 dan 28 hari. Tujuan Penelitian Membandingkan nilai kuat tarik belah dan kuat tarik lentur beton ringan dari benda uji yang menggunakan pasir dari Talaud dan pasir dari Girian dengan memanfaatkan batu Ape dari kepulauan Talaud sebagai agregat kasar. LANDASAN TEORI Pengertian Umum Beton Beton merupakan suatu bahan komposit yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen, dan seringkali juga ditambah bahan tambahan yang bervariasi seperti bahan kimia, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu. Material-material dasar pembentuk beton tersebut pada hakekatnya dapat dikelompokkan sebagai bahan aktif dan bahan pasif, dimana bahan aktif terdiri dari semen dan air yang nantinya berfungsi sebagai perekat/pengikat, sedangkan yang termasuk bahan pasif yaitu agregat halus dan agregat kasar yang berfungsi sebagai pengisi. (Tjakra, 212). Klasifikasi Berat Volume Beton Berdasarkan kerapatannya (berat volume), beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi berat volume beton menurut FIP Berat Volume Jenis Beton Beton Ringan < 2 Beton Normal 2 3 Beton Berat > 3 Sumber : Teknologi Beton (Mulyono, 25) Tabel 2. Klasifikasi berat volume beton menurut SNI Berat Volume Jenis Beton Beton Ringan < 19 Beton Normal 22 25 Sumber : Teknologi Beton (Mulyono, 25) 487

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 Tabel 3. Klasifikasi berat volume beton menurut ACI Sumber : Teknologi Beton (Mulyono, 25) Berat volume beton atau kerapatan dari beton adalah perbandingan antara berat beton dan volume beton tersebut (Pers. 1) Dimana : Jenis Beton Berat Volume Beton Ultra Ringan 3 11 Beton Ringan 11 16 Beton Ringan Struktural 145 19 Beton berbobot Normal 21 255 Beton berbobot Berat 29 61 b = Berat volume beton W b = Berat (kg) V b = Volume (m 3 ) (1) Beton Ringan ( Lightweight Concrete ) Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Berat jenis beton ringan berkisar antara 6 16 kg/m3 atau < 19 kg/m 3. Keuntungan dari beton ringan antara lain : - Memiliki nilai tahanan panas (thermal insulation) yang baik - Memiliki tahanan suara (peredaman) yang baik - Tahan api (fire resistant) - Transportasi mudah Kelemahan beton ringan adalah nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat tidak dianjurkan penggunaan untuk perkuatan (struktural). Material Pembentuk Beton Ringan Material inti penyusun beton adalah Semen, Agregat dan Air. Dan dapat pula ditambahkan bahan tambahan untuk memodifikasi sifat-sifat tertentu pada beton. 1. Semen Semen adalah material yang berfungsi sebagai pengikat dalam proses pembentukkan beton. Secara kimia semen dicampur dengan air (hydration) untuk dapat membentuk massa yang mengeras, semen semacam ini di sebut semen hidrolis atau sering disebut semen Portland. (Wibawa, 21) 2. Agregat Agregat merupakan material pembentuk beton yang menentukan besarnya produk akhir. Agregat terdiri dari 6% - 8% menjadi komponen yang berperan penting dalam menentukan kekuatan, kekakuan, dan kekerasan dari beton. (Troxell, 1968) Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Batu Ape termasuk jenis batuan Konglomerat yang dalam penelitian ini digunakan sebagai agregat kasar. Telah diteliti sebelumnya secara visual bahwa batu Ape merupakan hasil gabungan sedimensedimen yang terbawa arus sungai sehingga bentuk dan tekstur dapat berubah-ubah seiring terjadinya pengendapan sedimen dan pengikisan batu Ape disungai. Batu Ape memiliki berat massa volume yang kecil. 3. Air Air yang di gunakan untuk kebutuhan campuran dan kemudian juga pemeliharaan beton haruslah bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, lumpur, alkali, garam, zat organis, limbah atau bahan lainnya yang dapat merusak campuran beton. Maka sebaiknya gunakan air tawar yang dapat pula untuk diminum dan dalam keadaan jernih. Cara Pembuatan Adukan Beton Beton dibuat dengan cara mencampur semen Portland dengan air, ditambah pasir dan kerikil, kemudian diaduk hingga merata. Adukan yang baru dibuat ini disebut adukan beton. Jika adukan ini dibiarkan, lamakelamaan akan menjadi keras dan padat. (Asroni, 21). Karakteristik Beton 1. Kuat Tarik Belah Beton Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai optimum dan mengetahui beban P maksimum yang dapat dipikul oleh silinder. P 1mm Gambar 1. Posisi pemasangan benda uji 488

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 Tegangan tarik belah pada benda uji silinder dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Pers.2) : T = (2) Dimana : T = Kuat tarik belah beton (MPa) f c P = Beban yang ditunjukkan mesin uji (N) D = Diameter benda uji (mm) L = Panjang sisi benda uji (mm) = Phi (3,14...) PROSEDUR PENELITIAN Mulai Pengambilan dan persiapan material Pemeriksaan material Perencanaan komposisi campuran beton Proses pencampuran beton TIDAK Pemeriksaan nilai Slump 2. Kuat Tarik Lentur Beton Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai optimum dan mengetahui beban P maksimum (pada kondisi two point loading) yang dapat dipikul oleh balok. Pencetakan benda uji Perawatan benda uji Pemeriksaan benda uji Analisis data YA 11,67cm 1cm 11,67cm P Selesai 8,33cm 33,33cm 8,33cm 1cm 1cm Gambar 2. Pengujian Kuat Tarik Lentur Momen maksimum dihitung dengan rumus: Mu =P/2xa (3) dimana : Mu = Momen maksimum yang terjadi(nmm) P = Beban maksimum yang dipikul balok(n) a = Jarak antara tumpuan beban (mm) Gambar 3. Diagram Tegangan pada Penampang Persegi Panjang Kuat tarik lentur (fr) dihitung dengan rumus: fr =[(6.Mu)/(b.h 2 )] x,65 (4) dimana fr = Kuat tarik lentur (MPa) b = lebar penampang balok (mm) h = tinggi penampang balok (mm) Mu = momen maksimum yang terjadi (Nmm) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan nilai Slump dan nilai FAS (Faktor Air Semen) Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui Workability campuran beton adalah dengan cara pemeriksaan nilai Slump. Nilai slump rencana 75mm 1mm. Tabel 4. Nilai Slump Nilai Slump Rata-rata (mm) PT 85 PG 9 Tabel 5. Nilai FAS tiap campuran beton FAS Penambahan Rencana Air (ml) PT,54 PG,54 Berat Volume Beton Berat volume beton dihitung dengan menggunakan Persamaan 1. Berat yang digunakan dalam perhitungan adalah berat rata-rata dari setiap campuran beton pada umur 28 hari dan dapat dilihat pada Tabel 6. 489

rata (MPa) - Kuat tarik belah rata Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 Tabel 6. Berat volume rata-rata pada umur 28 hari Jumlah benda uji Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa penggunaan pasir sungai Bune Talaud (255,12 kg/m 3 ) berat volume rata-rata lebih besar dari pasir Girian Bitung (238,777 kg/m 3 ). Dari beberapa penelitian yang dilakukan di Fakultas Teknik Unsrat antara lain oleh Tjakra (212) yang menggunakan campuran: Agregat halus : pasir dari Amurang, pecahan kaca sebagai substitusi parsial agregat halus; dan agregat kasar: batu pecah dari Kema, Batu Apung dari Koka diperoleh berat volume untuk Silinder berkisar antara : 1942,68 kg/m 3 γ 1967, 62 kg/m 3, untuk Balok : 1938 kg/m 3 γ 1998,5 kg/m 3. Penelitian lainnya dilakukan oleh Tomasoa (212) diperoleh Berat Volume Beton Normal yang diperlihatkan pada Tabel 7. di bawah ini. Tabel 7. Berat volume rata-rata beton normal pada umur 28 hari Sumber: Tomasoa, 212 Berat rata-rata benda uji (kg) Berat volume rata-rata PT 32 6,755 255,12 PG 32 6,73 238,777 Jumlah benda uji Berat rata-rata benda uji (kg) Berat volume rata Pasir Wayari 25 4 3,6 2289,285 Pasir Wayari 3 16 3,6 229,366 Pasir Amurang 3 16 3,8 2 379,366 -rata Kuat Tarik Belah Beton Dengan Persamaan 2. nilai kuat tarik belah beton dapat diperoleh. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kuat Tarik Belah Beton Rata-Rata Kuat Tarik Belah Rata-Rata Beton, (MPa) Umur Beton (Hari) PT,94 1,8 1,28 1,53 PG 1,36 1,55 1,91 2,9 Dari Tabel 8. dapat dilihat peningkatan kuat tarik belah dari umur 7 hari sampai 28 hari untuk masing-masing campuran. Kuat tarik belah beton pada campuran PG (Pasir Girian) menghasilkan kuat tarik belah beton lebih tinggi dari campuran PT (). Gambar 4. Grafik kuat tarik belah rata-rata 9 8 7 6 5 4 3 2 1 7 hari 46.76 54.58 14 hari 54.1 62.15 21 hari 64.34 76.41 28 hari 76.58 83.77 (%) Gambar 5. Grafik persentase kuat tarik belah rata-rata beton Untuk campuran dengan memakai pasir dari Girian Bitung memberi kekuatan Tarik Belah beton lebih besar dari Kuat Tarik Belah beton dengan memakai pasir Bunne dari Talaud 2.5 2 1.5 1.5 9 8 7 6 5 4 3 2 1 7,82 Umur beton (hari) 8,5 12,7 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari 46.76 54.1 64.34 76.58 54.58 62.15 76.41 83.77 Pasir (%) / umur Gambar 6. Grafik perbandingan kuat tarik belah rata-rata beton Melalui grafik diatas, dapat dilihat perbandingan Kuat Tarik Belah berdasarkan variasi antara pasir Talaud dengan pasir Girian Bitung pada umur beton 7, 14, 21, dan 28 hari. Dari perbandingan tersebut diperoleh selisih antara masing-masing campuran pasir. 7,19 PT PG 49

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 Kuat Tarik Lentur Beton Dengan Persamaan 3 dan 4 nilai kuat tarik belah beton dapat diperoleh. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 9. berikut. Tabel 9. Peningkatan Kuat Tarik Lentur Kuat Tarik Lentur Rata-rata Beton (MPa) x,65 (Koefisien Runtuh) Umur Beton (hari) PT,96 1,24 1,35 1,38 PG 1,69 1,89 1,92 2,8 Dari Tabel 9. dapat dilihat peningkatan kuat tarik lentur dari umur 7 hari sampai 28 hari untuk masing-masing campuran. Kuat tarik lentur beton pada campuran PG (Pasir Girian) menghasilkan kuat tarik lentur beton lebih tinggi dari campuran PT (). Kuat Tarik Lentur Beton (Mpa) 3 2.5 2 1.5 1.5 Gambar 7. Grafik kuat tarik lentur rata-rata 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Umur beton (hari) 7 hari 48 67.6 14 hari 62 75.6 21 hari 67.5 76.8 28 hari 69 83.2 (%) Gambar 8. Grafik persentase kuat tarik lentur rata-rata Untuk campuran dengan memakai pasir dari Girian Bitung memberi kekuatan Tarik Lentur beton lebih besar dari Kuat Tarik Lentur beton dengan memakai pasir Bunne dari Talaud. PT PG 9 8 7 6 5 4 3 2 1 19,6 13,6 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari 48 62 67.5 69 67.6 75.6 76.8 83.2 Pasir (%) / umur Gambar 8. Grafik perbandingan kuat tarik lentur rata-rata Melalui grafik diatas, dapat dilihat perbandingan Kuat Tarik Lentur berdasarkan variasi antara pasir Talaud dengan pasir Girian Bitung pada umur beton 7, 14, 21, dan 28 hari. Dari perbandingan tersebut diperoleh selisih antara masing-masing campuran pasir. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan agregat kasar Batu Ape dari Sungai Bune kabupaten Talaud, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Beton menggunakan campuran pasir Bune Talaud memiliki kuat tarik lebih rendah dibandingkan dengan beton yang menggunakan campuran pasir Girian Bitung, karena pasir Bune memiliki Gradasi yang kurang baik dan kadar lumpur yang cukup tinggi. 2. Dari hasil berat volume yang diperoleh, maka campuran beton beragregat ringan batu Ape berada pada daerah transisi antara Beton Ringan dan Beton Normal. Saran 1. Untuk mendapatkan ukuran batu Ape lolos saringan No. 3 / 4 untuk agregat kasar, dilakukan dengan cara di tumbuk dengan memakai Palu, dan cara ini menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan volume yang diinginkan. Penambahan tenaga kerja (orang) merupakan solusi untuk menghemat waktu. 2. Perlu adanya penelitian lanjut dengan memakai pasir yang berbeda dengan jenis batu yang sama. 3. Untuk menambah nilai kuat tarik perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menambahkan bahan tambahan. 9,3 14,2 491

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (486-492) ISSN: 2337-6732 DAFTAR PUSTAKA Asroni Ali, 21. Balok dan Pelat Beton Bertulang, edisi pertama, GRAHA ILMU, Surakarta. Gerson, Kardiyono, 28. Pemanfaatan batu Ape dari sungai Lua kabupaten kepulauan Talaud sebagai alternatif bahan bangunan. Skripsi, UGM, Jogyakarta. Mulyono Tri, 25. Teknologi Beton, Andi, Jogyakarta. Tjakra Andreas, 212. Kuat Tarik Beton Ringan Dengan Bahan Tambahan Fly Ash yang Menggunakan Pecahan Kaca Sebagai Substitusi Parsial Agregat Halus. Skripsi Fakultas Teknik UNSRAT, Manado. Tomasoa Joice, 212. Pemeriksaan Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Normal Beragregat Kasar Batuan Kerikil Putih dari Daerah Tehoru, Maluku Tengah, Maluku. Skripsi, Fakultas Teknik UNSRAT, Manado. Troxell. E, George, 1968. Composition and Properties of Concrete Mc. Graw Hill. Inc. 492