IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2015 hingga April 2015 di

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

Tata Cara Penelitian. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2017 hingga Juli 2017 di Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di bulan Febuari sampai Mei 2016 di Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

Lampiran 1. Deskripsi Profil

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70 hektar.

Klasifikasi Kemampuan Lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah mengungkap bagaimana suatu penelitian

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. Kecamatan Kasihan terdiri dari 4 desa dengan jumlah 53 pedukuhan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Survai Tanah. lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya (Moh.

ANALISIS KELAS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA PASARAN PARSAORAN KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Menilai subklas Kemampuan Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Secara astronomis Dusun Ngampon terletak pada 7 o 50 LS - a) Sebelah utara : Dusun Padangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DI DESA BANDORASAKULON KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *

Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur

EVALUASI LAHAN H n e d n r d o r o M u M r u t r i t a i n a t n o t, o, M. M S. c

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Pisang. Pertumbuhan tanaman pisang sangat dipengaruhi faktor-faktor yang

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Transkripsi:

IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di 4 (empat) desa di Kecamatan Windusari yaitu Desa Balesari, Desa Kembangkunig, Desa Windusari dan Desa Genito. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Waktu penelitian yaitu pada bulan Februari hingga Juni 2017. B. Metode Penelitian dan Analisis Data 1. Jenis Penelitian Penelitian dilaksanakan menggunakan metode observasi melalui pelaksanaan survei. Menurut Sugiyono (2009), metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya. Penggunaan metode survei memudahkan peneliti dalam memperoleh data untuk diolah dengan tujuan pemecahan masalah yang menjadi tujuan penelitian. Langkah-langkah dalam melaksanakan survei menurut Masri Singarimbun (2011) yaitu: a. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survey b. Menentukan konsep dan hipotesa serta menggali kepustakaan c. Pengambilan sampel d. Pembuatan kuesioner 23

24 e. Pekerjaan lapangan f. Pengolahan data g. Analisa dan pelaporan 2. Metode Penelitian a. Metode Pemilihan Lokasi Observasi ke lapangan dilakukan secara langsung dalam menentukan lokasi penelitian. Metode pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan petimbangan tertentu diputuskan berdasarkan fenomena yang telah terjadi di lapangan dengan merumuskan permasalahan yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian. Observasi juga dilakukan untuk memperoleh kondisi eksisting yang menggambarkan keadaan wilayah tersebut. b. Metode Penentuan Sampel Tanah Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kondisi aktual lokasi lahan pertanaman ubi jalar dengan ketinggian yang sama di setiap desa. Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan di empat desa, setiap desa diambil tiga titik sampel, sehingga sampel tanah berjumlah 12 dan mewakili keadaan eksisting aktual tiap-tiap lahan. Tanah diambil dengan menggunakan bor tanah, tanah digali sedalam 20 cm, 30 cm dan 40 cm dengan tujuan agar mewakili sampel setiap kedalaman tanah, kemudian dilakukan pencampuran (composit) sampel tanah pada tiap desa sehingga didapatkan empat sampel tanah yang mewakili kondisi setiap lahan.

25 Analisis Data Analisis data dilakukan dengan metode faktor pembanding (matching), yaitu suatu cara menilai potensi lahan dengan membandingkan antara karakteristik lahan terhadap kriteria lahan yang telah ditetapkan. Setiap karakteristik lahan diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil hambatan atau ancamannya sampai terbesar. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dan spasial (Adhi Sudibyo, 2011). Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dan uraian hubungan antara satu faktor dengan faktor lain berdasarkan fakta, data dan informasi. Analisis spasial merupakan data kuantitatif untuk menentukan pola perencanaan. Dari analisis tersebut kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas, penghambat yang terkecil untuk kelas yang terbaik dan berturutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya. C. Jenis Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan penyelidikan di lapangan maupun data yang diperoleh di laboratorium. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari pustaka berupa literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

26 Tabel 1. Jenis data penelitian No Jenis Data Lingkup Bentuk Data Sumber 1 Temperatur Rata-rata temperatur tahunan (ᵒC) Geofisika) 2 Ketersediaan air Curah hujan/tahun (mm) Lama masa kering (<75 mm) 3 Ketersediaan Drainase tanah oksigen (cm/jam) 4 Media perakaran Tekstur Kedalaman tanah (cm) 5 Retensi hara Pertukaran KTK (me/100 gram tanah) Kejenuhan basa (%) ph tanah 6 Bahaya erosi Lereng atau kemiringan tanah (%) Bahaya (cm/tahun) 7 Bahaya banjir Genangan, erosi lamanya banjir 8 Penyiapan lahan Batuan permukaan (%) Singkapan batuan (%) Konsistensi, besar butir 9 Hara tersedia Total N (%) P2O5 (mg/100g) K2O (mg/100g) BMKG (Badan Metereologi dan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Magelang Survei lapangan Survei lapangan Analisis Laboratorium Survei lapangan Survei lapangan Survei lapangan Analisis laboratorium

27 3. Cara Pengolahan Data Data diolah dengan menganalisi data yang diperoleh di lapangan dan dari analisis di laboratorium. Data diolah berdasarkan karakteristik kesesuaian lahan. a. Temperature (t), rerata temperatur didapatkan dengan menghitung temperatur bulanan dalam satu tahun dijumlahkan kemudian dibagi jumlah bulan dalam satu tahun. Hasilnya diklasifikasikan berdasarkan kesesuaian lahan (Tabel 5). Tabel 2. Kriteria temperatur tanaman ubi jalar Karakteristik Kelas Kesesuaian Lahan Lahan S1 S2 S3 N1 N2 Temperatur (t) ratarata tahunan (ᵒC) 22-25 25-30 30-35 - >35 b. Ketersediaan Air (w) Ketersediaan air ditentukan dengan mengetahui curah hujan per tahun (mm) dengan menjumlahkan curah hujan tiap bulannya selama satu tahun dan juga mengetahui bulan kering (<75 mm/bulan) selama satu tahun. Data kemudian diklasifikasikan sebagaimana pada Tabel 6. Tabel 3. Kriteria ketersediaan air tanaman ubi jalar Karakteristik Kelas Kesesuaian Lahan Lahan S1 S2 S3 N1 N2 Ketersediaan air (w) 1. Curah hujan (mm/tahun) 800-1500 600-800 1.500-2.500 400-600 2.500-4.000 - <400 >4.000 2. Bulan kering (<75 mm) <3 3-4 4-6 - >6 c. Ketersediaan Oksigen Drainase tanah ditentukan dengan menggunakan permeabilitas atau menghitung laju infiltrasi air (dalam cm) pada tanah tertentu dalam keadaan jenuh selama satu jam. Keadaan penampang tanah dapat menggambarkan bagaimana kualitas drainase suatu lahan sebagaimana dijelaskan pada Gambar 6.

28 d. Media Perakaran (r) Gambar 1. Keadaan Penampang Tanah Sumber: Sofyan, dkk., 2007 Tekstur dan kedalaman efektif menjadi karakteristik yang menentukan perakaran dari pertanaman setiap tanaman. Tekstur merupakan komposisi partikel tanah halus (diameter 2 mm) yaitu pasir, debu dan liat. Pengelompokan kelas tekstur adalah: 1) Halus (h) : Liat berpasir, liat, liat berdebu 2) Agak halus (ah) : Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu 3) Sedang (s) : Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu 4) Agak kasar (ak) : Lempung berpasir 5) Kasar (k) : Pasir, pasir berlempung 6) Sangat halus (sh) : Liat (tipe mineral liat 2:1) Kedalaman efektif diukur dari permukaan tanah sampai lapisan impermeable, pasir, kerikil, batu, atau plintit dengan menggunakan alat ukur.

29 Keterangan kriteria kedalaman tanah diantaranya 1) Sangat dangkal: <20 cm, 2) Dangkal: 20-50 cm, 3) Sedang: 50-75 cm, 4) Dalam >75 cm. Berdasarkan pengelompokan tersebut maka diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3 yaitu kriteria keseuaian lahan tanaman ubi jalar. e. Retensi Hara (f) 1) KTK diukur dengan menggunakan larutan penyangga NH4OAc. Satuan hasil KTK adalah me kataion per 100 gram tanah. Kelas ditentukan dengan rentang 1) Sangat rendah: <5 me/100g tanah, 2) Rendah: 5-16 me/100g tanah, 3) Sedang: 17-24 me/100g tanah, 4) Tinggi: 25-40 me/100g tanah, 5) Sangat tinggi: >40 me/100g tanah. 2) Kejenuhan basa diukur dalam % menggunakan rumus: Kejenuhan basa = KTK-H + /KTK x 100% Nilai dalam menentukan kejenuhan basa yaitu 1) Sangat rendah: <20%, 2) Rendah: 20-36%, 3) Sedang: 36-60%, 4) Tinggi: 61-75%, 5) Sangat tinggi: >75%. 3) ph tanah diukur dengan menggunakan ph meter kemudian diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3 kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi jalar. f. Hara Tersedia (n)

30 1) Total N ditetapkan dengan metode Kjeldahl dengan keterangan 1) Sangat rendah: <0,1%, 2) Rendah: 0,1-0,20%, 3) Sedang: 0,21-0,50%, 4) Tinggi: 0,51-0,75%, 5) Sangat tinggi: >0,75%. 2) P2O5 ditetapkan menggunakan ekstraksi HCl dengan satuan mg/100g. 1) Sangat rendah: <15 mg/100g, 2) Rendah: 15-20 mg/100g, 3) Sedang: 21-40 mg/100g, 4) Tinggi: 41-60 mg/100g, 5) Sangat tinggi: >60 mg/100g. 3) K2O ditetapkan menggunakan ekstraksi HCl dengan satuan mg/100g. 1) Sangat rendah: <15 mg/100g, 2) Rendah: 15-20 mg/100g, 3) Sedang: 21-40 mg/100g, 4) Tinggi: 41-60 mg/100g, 5) Sangat tinggi: >60 mg/100g. Hasil semua perhitungan di atas kemudian diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3 kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi jalar. g. Penyiapan Lahan (p) Batuan permukaan dan singkapan batuan ditentukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lahan pertanaman ubi jalar. Data hasil pengamatan kemudian diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3 kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi jalar. h. Tingkat Bahaya Erosi (e) 1) Bahaya erosi ditentukan sesuai jumlah tanah permukaan yang hilang diantaranya 1) SR atau Sangat Ringan: <0,15 cm/tahun, 2) R atau Ringan: 0,15-0,9 cm/tahun, 3) S atau Sedang: 0,9-1,8 cm/tahun, 4) B atau Berat: 1,8-4,8 cm/tahun, 5) SB atau Sangat Berat: >4,8 cm/tahun (Stella, 2010 dalam Rosdiana, 2015)

31 2) Lereng atau kemiringan lahan diukur pada saat survei lapangan dengan menggunakan klinometer atau dapat dilihat kelas lereng wilayah Kecamatan Windusari. Hasil survei dan data kemudian diklasifikasikan berdasarkan Tabel 3 kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi jalar. i. Bahaya Banjir (b) Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari: kedalaman banjir (X) dan lamanya banjir (Y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk setempat di lapangan. Bahaya banjir dengan simbol Fx,y. disajikan dalam Tabel 7. Tabel 4. Kelas bahaya banjir Simbol Kelas Bahaya Banjir Kedalaman Banjir (x) (cm) F0 Tidak ada Dapat diabaikan F1 Ringan <25 25-50 50-150 F2 Sedang <25 25-50 50-150 >150 F3 Agak berat <25 25-50 50-150 F4 Berat <25 25-50 50-150 >150 >150 >150 Sumber: Sofyan, dkk., 2007 Lama Banjir (y) (bulan/tahun) <1 <1 <1 1-3 1-3 1-3 <1 3-6 3-6 3-6 >6 >6 >6 1-3 3-6 >6

32 90x60 cm. D. Luaran Penelitian Luaran penelitian ini berupa naskah skripsi dan poster ilmiah berukuran