BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PERJANJIAN DAN PENGUATAN DIRI SISWA KELAS V SDN 1 TAWANG HARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

PENGARUH POLA ASUH OARNG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BREBES TAHUN AJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satu cita-cita dan tujuan dari Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dewasa ini sangat dominan, di negara-negara yang sedang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

tindakan kekerasan, diskriminasi, dan bullying, supaya anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Para pendidik dan tenaga kependidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia secara tidak langsung menuntut guru atau dosen untuk selalu mengembangkan keterampilan dan pola pikir. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kemajuan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah merupakan implementasi dari pendidikan formal. Di sekolah inilah peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diajarkan dan dikembangkan oleh guru. Kegiatan sekolah membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki, sehingga dengan begitu peserta didik dapat mencapai cita-cita yang diinginkan. Proses mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Belajar merupakan kegiatan yang menjadikan hidup individu menjadi lebih berkualitas dan banyak mengalami perubahan. Perubahanperubahan yang dimaksudkan meliputi perubahan cara berfikir dan bertambahnya pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Cara berfikir dan pengetahuan yang semakin maju akan berdampak pada perubahan sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dinyatakan oleh Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa belajar ialah proses perubahan tingkah laku akibat dari aktivitas sehari-hari. 1

2 Segala sesuatu yang telah diprogramkan sekolah dilaksanakan dengan sebaik mungkin untuk menjadikan peserta didik sebagai individu yang berkualitas, cerdas, terampil dan dapat bersaing dengan dunia luar. Pendidikan disekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru berperan sebagai subtitusi orang tua. Subtitusi berarti pengganti maka dapat dikatakan bahwa peran sekolah memegang arti penting dan tanggung jawab yang tinggi untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangannya. Besarnya peran sekolah dalam mendidik peserta didik agar mencapai kehidupan yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan belajarnya dibutuhkan adanya kedisiplinan. Disiplin dalam hal ini adalah peserta didik dalam kegiatan belajar selalu mematuhi aturan dan tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah. Disiplin terhadap tata tertib dan peraturan sekolah merupakan kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap peserta didik, hal ini dilakukan agar tercipta suasana pembelajaran yang tertib sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Elizabeth B Hurlock (Terj. Med Meitasari 1999: 82) menyatakan Disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple, yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Pendapat di atas dapat dimaknai bahwa disiplin merupakan keadaan dimana orang-orang mau mengikuti apa yang di perintah oleh pemimpinnya. Fungsi dan manfaat disiplin menurut Elizabeth B Hurlock (Terj. Med Meitasari 1999:97) antara lain : 1) untuk mengajarkan anak bahwa perilaku tertentu selalu diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian, 2) untuk mengajarkan anak suatu tingkatan penyesuaian yang wajar tanpa menuntut konformitas yang berlebihan, 3) membantu anak mengendalikan diri dan pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati untuk membimbing tindakan mereka. Perilaku disiplin peserta didik dapat dilihat dari taatnya peserta didik dalam mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah saat mengikuti proses pembelajaran. Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang disiplin dalam belajar bukan menjadi hal yang mudah, karena banyaknya pengaruh negatif yang berasal dari dalam maupun dari luar yang mengakibatkan munculnya peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah. Apabila peserta didik memiliki disiplin belajar

3 yang rendah akan memunculkan dampak yang buruk terhadap prestasi belajarnya, oleh karena itu guru sebagai pengajar memiliki tanggung jawab untuk menjadikan peserta didik disiplin dalam belajar. Disiplin belajar dalam hal ini adalah usaha sadar diri dalam berperilaku taat dan patuh pada peraturan dan ketetapan yang telah di tetapkan guna mencapai perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik melalui proses latihan dan interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 1 September 2015 di SMP N 14 Surakarta, dilakukan wawancara terhadap guru BK mengenai disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP N 14 Surakarta. Hasil wawancara menyatakan bahwa masih terdapat peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah. Terdapat beberapa peserta didik yang masih melanggar peraturan dan tata tertib yang di buat oleh sekolah. Peraturan dan tata tertib yang sering dilanggar oleh peserta didik antara lain: malas mengerjakan tugas, terlambat datang ke sekolah, keluar masuk kelas pada saat KBM, sering membolos dan membuat keributan di sekolah. Masih adanya peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah ini telah membawa dampak yang tidak baik terhadap peserta didik dan lingkungannya. Dampak terhadap lingkungan yang terlihat adalah ketidak teraturan proses pembelajaran karena adanya peserta didik yang tidak tertib terhadap peraturan selain itu juga merugikan terhadap peserta didik yang lain, dalam hal ini peserta didik yang taat terhadap tata tertib (disiplin). Contoh nyatanya adalah dengan adanya peserta didik yang senang membuat keributan baik saat proses belajar mengajar maupun saat kegiatan sekolah lainnya. Bukan hanya itu pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik yang memiliki disiplin rendah sering keluar masuk kelas, hal ini juga merugikan sekali bagi peserta didik lain. Dampak terhadap diri sendiri adalah peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah akan mendapatkan teguran dari guru BK dan guru mata pelajaran, karena menggangu ketertiban sekolah, mengganggu proses pembelajaran di kelas dan yang sangat merugikan bagi peserta didik adalah prestasi belajar yang menurun. Contoh nyatanya adalah peserta didik akan mendapatkan teguran apabila sering membolos dan senang membuat keributan. Teguran dapat berupa

4 bimbingan atau hukuman yang akan diberikan oleh guru BK. Selain itu teguran juga dapat diberikan oleh guru mata pelajaran apabila peserta didik malas mengerjakan tugas dan keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran yang sedang berlangsung. Teguran tersebut dapat berupa hukuman tidak boleh mengikuti pelajaran, hal ini akan merugikan peserta didik tersebut karena akan tertinggal pelajaran. Mengacu pada dampak negatif yang ditimbulkan dari fenomena tersebut maka perlu adanya usaha untuk mengatasi perilaku disiplin belajar rendah peserta didik, agar peserta didik memiliki semangat belajar yang tinggi, mendapatkan prestasi belajar yang baik serta tercipta suasana yang tertib dan teratur pada lingkungan sekolah baik saat pembelajaran maupun saat berlangsungnya kegiatan lain. Apabila perilaku tidak disiplin peserta didik ini tetap dibiarkan maka akan muncul masalah-maslah baru yang akan merugikan peserta didik dan lingkungan sekolah menjadi tidak nyaman dan tidak efektif untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena lingkungan sekolah sebagai institusi pendidikan yang digunakan oleh masyarakat untuk menuntut ilmu, mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki serta untuk membentuk karakter individu, maka secara tidak langsung lingkungan sekolah harus aman, nyaman, tertib dan teratur sehingga peserta didik yang menuntut ilmu di lingkungan sekolah akan menjadi peserta didik yang memiliki karakter yang baik, prestasi yang baik dan memiliki disiplin belajar yang baik. Terdapat beberapa penelitian yang telah meneliti tentang upaya untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik. Salah satunya Rusdah (2014) dengan penelitian yang berjudul Penerapan Teknik Token Ekonomi Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Belajar Pada Peserta Didik Kelompok A Tk Islam Bakti IX Kerten Surakarta Tahun Ajaran 2014. Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan dari prasiklus ke siklus I dan siklus II. Pada pra silkus ke siklus I terdapat 5 peserta didik dari 18 peserta didik yang disiplin belajarnya meningkat, atau dapat dikatakan naik sebesar 27,22%. Pada siklus I ke siklus II terdapat 12 peserta didik dari 18 peserta didik

5 yang disilpin belajarnya meningkat atau sebesar 66,66%. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Teknik Token Ekonomi mampu meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelompok Tk Islam Bakti Kerten Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa alternatif untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik. Disiplin belajar memiliki peran penting dalam kegiatan belajar peserta didik, karena dengan peserta didik memiliki disiplin belajar akan terbentuk semangat belajar yang tingggi pada peserta didik. Peserta didik yang disiplin belajarnya baik akan mampu mengendalikian dirinya untuk dapat menyelesaikan masalah belajarnya sehingga dapat menentukan baik dan buruk, serta bagaimana strategi yang tepat untuk proses belajar yang baik bagi dirinya. Seperti pada alternatif teknik yang akan peneliti terapkan untuk mengatasi peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah, diharapkan dengan menggunakan teknik ini dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Teknik tersebut adalah Teknik Self Regulated Learning. Self Regulated learning sebagaimana dinyatakan Glynn, Aultman dan Ownes (2005: 155) merupakan Kombinasi keterampilan belajar akademik dan pengendalian diri yang membuat pembelajaran terasa lebih mudah, sehingga peserta didik lebih termotivasi. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa Self Regulated Learning membantu peserta didik untuk mampu mengendalikan diri dan memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan belajar. Melihat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya perilaku tidak disiplin maka peneliti berharap dengan menggunakanteknik Self Regulated Learning mampu meningkatkan disiplin belajar peserta didik. Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Teknik Self Regulated Learning Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP N 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

6 B. Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat diidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah 2. Dampak negatif yang muncul akibat masih adanya peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah 3. Upaya yang dilakukan guru untuk membentuk disiplin belajar peserta didik masih belum maksimal C. Pembatasan Masalah Agar diperoleh pengertian yang tepat, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Subjek : Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta yang memiliki disiplin belajar rendah 2. Objek : a. Disiplin adalah sikap taat dan patuh terhadap aturan atau tata tertib yang telah ditetapkan pemimpin secara bersama untuk menciptakan keadaan yang tertib dan teratur dalam bertingkah laku karena adanya proses pengendalian diri dalam diri individu. b. Teknik self regulated learning merupakan proses pengaturan diri yang melibatkan kognisi, perilaku dan motivasi dalam mencapai tujuan belajar. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah teknik self regulated learning efektif untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII SMP N 14 Surakarta.

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah: Menguji keefektifan teknik self regulated learning untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII SMP N 14 Surakarta. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta membantu perkembangan keilmuan dalam bidang bimbingan dan konseling, terutama masalah yang berkaitan dengan teknik self regulated learning dalam meningkatkan disiplin belajar bagi peserta didik. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Kepala Sekolah Memberikan masukan kepada kepala sekolah tentang penerapan teknik self regulated learning sebagai salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling. b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Memberikan masukan kepada guru bimbingan dan konseling tentang penerapan teknik self regulated learning sebagai salah satu teknik untuk meningkatkan disiplin belajar bagi peserta didik. c. Bagi Peserta Didik Peserta didik mampu menerapkan teknik self regulated learning untuk meningkatkan disiplin belajar. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.