KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PEMANFAATAN BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM DENGANN PEWARNA ALAMI KUNYIT (Curcuma domestica)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

, KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK) ES KRIM UMBI GADUNG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata)

KADAR GLUKOSA DAN KALSIUM ES KRIM KENTANG HITAM DENGAN DAUN CINCAU SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

PEMANFAATAN UBI JALAR MERAH SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM PEMBUATAN ES KRIM SECARA TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN CMC NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

UJI ORGANOLEPTIK ES KRIM BEKATUL BERAS PUTIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL SEBAGAI PEWARNA ALAMI

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

PEMANFAATANN KACANG TOLO (Vigna unguiculata) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN ES KRIM DENGAN PEWARNA ALAMI DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

KAJIAN PENGGUNAAN WHEY BUBUK SEBAGAI PENGGANTI SUSU SKIM BUBUK DALAM PENGOLAHAN SOFT FROZEN ES KRIM

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN SARI BIJI KLUWIH DAN DAUN CINCAU

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU SKIM DALAM PEMBUATAN ES KRIM

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu

PEMANFAATAN SUKUN (Arthocarpus altilis) DAN SUSU JAGUNG (Zea mays) DALAM PEMBUATAN ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

e-journal boga volume 03 nomor 3, edisi yudisium maret tahun 2015 PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM

UJI ORGANOLEPTIK DAN KADAR PROTEIN ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN KACANG TOLO (Vigna unguiculata) DAN LARUTAN UBI JALAR UNGU SEBAGAI PEWARNA ALAMI

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cuaca yang cukup panas ini, es krim merupakan salah satu makanan tujuan utama

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

Transkripsi:

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: LARAS ANNISA HIDAYATI A420100070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Laras Annisa Hidayati A420100070 ABSTRAK Biji nangka memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan campuran susu skim dalam pembuatan es krim. Untuk bahan pewarna pada pembuatan es krim menggunakan kayu secang sebagai pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan meleleh dan sifat organoleptik es krim dengan penambahan biji nangka dan ekstrak kayu secang sebagai pewarna alami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor, yaitu faktor 1 kombinasi biji nangka:susu skim (0:100; 25:75; 50:50; 75:25) dan faktor 2 penambahan kayu secang (0; 5; 10 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan meleleh terendah pada kombinasi biji nangka:susu skim (75:25) dan penambahan kayu secang 10 g selama 25 menit. Hasil uji organoleptik sangat beraneka ragam dan dapat diterima oleh masyarakat. Kata kunci: Es krim, biji nangka, kayu secang ABSTRACT Jackfruit seeds contain high carbohydrates and protein, so it can be used as an alternative mixture of skim milk in the manufacture of ice cream was used sappan wood as natural colour. This experiment was aimed to determine the melting time and organoleptic test of the ice cream with the addition of jackfruit seeds and sappan wood as natural colour. The method used in this experiment was completely randomized design (CRD) with two factors, namely the first factor were the combination of jackfruit seeds:skim milk (0:100; 25:75; 50:50; 75:25) and the second factor were addition of sappan wood (0; 5; 10 g). The results showed that the lowest melting time was a combination of jackfruit seeds:skim milk (75:25) and the addition of 10 g sappan wood extract for 25 minutes. The results of organoleptic test are extremely diverse and can be accepted by society. Keyword: Ice cream, jackfruit seeds, sappan wood 1

Pendahuluan Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang dibuat dari perpaduan bahan-bahan yang terdiri dari susu, lemak susu, gula, pewarna, penstabil, dan bahan penambah cita rasa. Banyaknya masyarakat yang menyukai es krim karena rasanya yang lezat, manis dan teksturnya lembut. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa ((Kalsum, 2012). Ditinjau dari kandungan gizi, es krim mengandung kalsium, fosfor, protein, vitamin, dan mineral. Namun, di dalam es krim juga terkandung zat gizi lain yaitu lemak dan karbohidrat, dimana kedua zat ini merupakan faktor pembatas terutama bagi penggemar es krim yang sedang diet (Hartatie, 2011). Sebagian besar es krim yang telah diolah masyarakat berbahan baku dari susu hewani yang banyak mengandung lemak jenuh, sehingga setiap orang kadang tidak mau terlalu sering mengkonsumsinya karena takut gemuk yang disebabkan oleh kandungan lemak pada es krim tersebut. Oleh karena itu, perlu ada alternatif lain pada pembuatan es krim dengan bahan nabati dari tumbuhan sebagai campuran susu skim. Alternatif lain yang bisa digunakan yaitu dengan membuat es krim dari biji nangka dengan pewarna alami kayu secang. Biji nangka adalah biji yang berasal dari buah nangka yang berukuran besar dan berbentuk bulat lonjong. Pada sebagian besar masyarakat biji nangka merupakan bahan yang sering terbuang begitu saja setelah daging buah nangka dikonsumsi. Sebagian kecil masyarakat memanfaatkan biji nangka hanya sebatas direbus dan dibakar untuk dijadikan makanan. Kelebihan biji nangka yaitu memiliki lemak yang lebih rendah dibandingkan susu sapi maupun susu kedelai. Menurut Astawan (2008), bahwa dalam 100 gram biji nangka mengandung karbohidrat 36,7 g; protein 4,2 g; energi 165 kkal sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Pada pembuatan es krim juga diperlukan pewarna untuk meningkatkan daya tarik. Namun, seiring perkembangan industri makanan menjadikan terbatasnya jumlah dan mutu zat pewarna alami yang menyebabkan penggunaan 2

pewarna sintetik meningkat di pasaran (Kurniati dkk, 2012). Walaupun pewarna sintetik mudah didapat dengan harga relatif murah tetapi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan pewarna alami agar tidak membahayakan tubuh dan aman untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah kayu secang. Kayu secang merupakan tanaman yang sering digunakan masyarakat sebagai obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti batuk berdarah, diare, dan penyakit mata. Namun, kayu secang masih belum optimal dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Zat warna merah yang terkandung dalam kayu secang yaitu senyawa golongan brazilin. Brazilin merupakan senyawa antioksidan yang mempunyai katekol dalam struktur kimianya. Konsentrasi biji nangka dan kayu secang yang berbeda kemungkinan mempunyai hasil yang berbeda pula terhadap kecepatan meleleh dan uji organoleptik pada masing-masing es krim biji nangka. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi Progdi Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Agustus 2013 sampai April 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan yaitu kombinasi biji nangka:susu skim (0:100; 25:75; 50:50; 75:25) dan penambahan kayu secang (5 g dan 10 g). Teknik pengumpulan data menggunakan metode eksperimen yaitu pembuatan es krim, uji kecepatan meleleh, uji organoleptik, dan metode dokumentasi yaitu pengambilan data dengan formulir uji organoleptik pada panelis dan pengambilan foto yang dilakukan pada saat penelitian. 3

Teknik analisis data menggunakan uji Two Way Anova, setelah itu dilakukan uji lanjut DMRT dan dengan deskriptif kualitatif. Hasil dan Pembahasan Kecepatan Meleleh Hasil uji kecepatan meleleh pada es krim biji nangka dengan ekstrak kayu secang dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil uji kecepatan meleleh pada es krim biji nangka dengan penambahan ekstrak kayu secang memiliki waktu meleleh yang berbeda-beda pada setiap perlakuan. Kecepatan meleleh terendah (lama meleleh) terdapat pada perlakuan B 3 K 2 yang menghasilkan waktu selama 25 menit, sedangkan kecepatan meleleh tertinggi (cepat meleleh) terdapat pada perlakuan B 0 K 0 yang menghasilkan waktu selama 9,5 menit. Tabel 1 Hasil Uji Kecepatan Meleleh Pada Es Krim Biji Nangka dengan Penambahan Ekstrak Kayu Secang Perlakuan Rata-rata Waktu (menit) Ulangan 1 Ulangan 2 Total Rata-rata B 0 K 0 9 10 19 9,5** B 0 K 1 10 11 21 10,5 B 0 K 2 12 9 21 10,5 B 1 K 0 15 17 32 16 B 1 K 1 14 17 31 15,5 B 1 K 2 17 18 35 17,5 B 2 K 0 20 19 39 19,5 B 2 K 1 18 17 35 17,5 B 2 K 2 20 22 42 21 B 3 K 0 23 20 43 21,5 B 3 K 1 24 20 44 22 B 3 K 2 23 27 50 25* Total keseluruhan 412 17,17 4

Keterangan: **Hasil kecepatan meleleh tertinggi *Hasil kecepatan meleleh terendah Makin tinggi penambahan biji nangka menyebabkan waktu pelelehan semakin lama. Daya leleh es krim berkaitan dengan tekstur dan kekentalan adonan es krim (ICM). Kekentalan dipengaruhi oleh bahan-bahan penyusun es krim, salah satunya biji nangka. Menurut Padaga dan Sawitri (2005), menyatakan bahwa kecepatan meleleh es krim dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan ICM. Menurut SNI No. 01-3713-1995, bahwa kisaran pelelehan yang baik pada es krim adalah 15-25 menit. Pada penelitian ini, semua perlakuan sudah memenuhi kisaran pelelehan yang baik. Namun, pada perlakuan B 0 K 0, B 0 K 1, dan B 0 K 2 menghasilkan waktu pelelehan yang terlalu cepat. Hal ini disebabkan karena pada ketiga perlakuan tersebut tidak memakai penambahan biji nangka sehingga menghasilkan es krim yang kurang padat. Uji Organoleptik Parameter uji organoleptik meliputi uji tingkat warna, aroma, rasa, tekstur dan daya terima masyarakat atau tingkat kesukaan es krim biji nangka dengan penambahan ekstrak kayu secang. Uji organoleptik pada penelitian ini menggunakan 20 panelis untuk mencicipinya. Pengujian uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan panca indera dalam menilainya yaitu indera penglihatan, indera peraba, indera pengecap, dan indera pembau. Hasil uji organoleptik dapat dilihat pada Gambar 1. 5

4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 B0K0 B0K1B0K2B1K0 B1K1B1K2B2K0 B2K1B2K2B3K0 B3K1B3K2 Warna Aroma Rasa Tekstur Daya Terima Gambar 1 Histogram Hasil Uji Organoleptik Es Krim Biji Nangka dengan Penambahan Ekstrak Kayu Secang Warna Hasil penelitian uji organoleptik warna pada es krim biji nangka dipengaruhi oleh penambahan kayu secang sebagai pewarna alami. Hasil uji organoleptik terhadap warna yang menghasilkan rata-rata karakteristik warna tertinggi yaitu 3,90 pada perlakuan B 1 K 2 menunjukkan warna merah, sedangkan rata-rata karakteristik warna terendah yaitu 1,10 pada perlakuan B 2 K 0 menunjukkan warna putih. Pada perlakuan B 0 K 0, B 2 K 0, dan B 3 K 0 masing-masing memiliki skor ratarata 1,30; 1,10; dan 1,45 menghasilkan warna putih karena tidak diberi pewarna kayu secang. Tetapi menurut panelis pada perlakuan B 1 K 0 memiliki skor rata-rata 1,65 yang berarti menghasilkan warna putih kekuningan. Perlakuan B 1 K 0 juga tidak diberi pewarna kayu secang. Hal ini disebabkan oleh penambahan biji nangka dan susu skim yang berwarna kuning. Perlakuan B 0 K 1, B 2 K 1, B 2 K 2, dan B 3 K 1 masing-masing memiliki skor ratarata 3,15; 2,55; 3,30; dan 3,00 menghasilkan warna merah muda. Pada perlakuan kayu secang K 1 menghasilkan warna merah muda karena adanya penambahan kayu secang sebanyak 5 g, sedangkan perlakuan kayu secang K 2 menunjukkan penambahan kayu secang sebanyak 10 g. Hal ini mungkin karena pengadukan dengan mixer terlalu lama sehingga warna dari ekstrak kayu secang memudar. Pada perlakuan B 0 K 2, B 1 K 1, B 1 K 2, dan B 3 K 2 memiliki skor rata-rata 3,55; 6

3,55; 3,90; dan 3,5 yang menghasilkan warna merah. Warna merah tersebut dihasilkan karena adanya penambahan ekstrak kayu secang. Semakin sedikit pemberian biji nangka maka semakin terlihat warna merah dari kayu secang. Warna yang dihasilkan es krim biji nangka dipengaruhi oleh penambahan esktrak kayu secang. Pewarna alami kayu secang menghasilkan pigmen berwarna merah bernama brazilin. Pigmen brazilin memiliki warna merah cerah dan tajam pada ph netral (ph 6-7) dan bergeser kearah merah keunguan bila ph semakin meningkat (Kurniati dkk, 2012). Aroma Pada perlakuan es krim biji nangka B 0 K 0, B 1 K 0, B 2 K 0, dan B 3 K 0 masingmasing memiliki skor rata- rata 3,00; 3,20; 2,85; dan 3,15 menghasilkan aroma khas susu, sedangkan pada perlakuan B 0 K 1, B 0 K 2, B 1 K 1, B 1 K 2, B 2 K 1, B 2 K 2, B 3 K 1, dan B 3 K 2 memiliki rata-rata skor 2,30; 2,35; 2,15; 2,20; 2,05; 2,20; 2,45; dan 2,45 menghasilkan aroma agak khas susu. Dapat dilihat pada Gambar 1 rata-rata nilai tertinggi dari aroma adalah 3,20 pada perlakuan B 1 K 0 yang menghasilkan aroma khas susu, sedangkan rata-rata nilai terendah yaitu 2,05 pada perlakuan B 2 K 1 yang menghasilkan aroma agak khas susu. Pada umumnya rasa dan aroma es krim merupakan satu kesatuan yang sangat menunjang (Padaga dan Sawitri, 2005). Aroma es krim yang dihasilkan dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan. Aroma khas susu dihasilkan oleh perlakuan yang tidak diberi penambahan kayu secang karena dalam pembuatan es krim biji nangka menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari susu, contohnya susu skim dan lemak susu. Aroma agak khas susu dihasilkan karena adanya penambahan kayu secang sehingga aroma susu tertutupi oleh aroma khas kayu secang. Rasa Pada perlakuan es krim biji nangka yang menghasilkan rasa manis antara lain B 0 K 0, B 0 K 2, B 1 K 0, B 1 K 1, B 1 K 2, B 2 K 0, B 3 K 0, dan B 3 K 2 dengan skor rata-rata 3,05; 2,90; 3,35; 2,75; 2,55; 2,60; 3,35, dan 2,90, sedangkan yang menghasilkan rasa agak manis antara lain B 2 K 1, B 2 K 2, dan B 3 K 1 dengan skor rata-rata 2,20; 7

2,25; 2,25; dan 2,40. Pada perlakuan B 1 K 0 dan B 3 K 0 menunjukkan rata-rata nilai tertinggi sebesar 3,35 yang menghasilkan rasa manis, sedangkan rata-rata nilai terendah yaitu berjumlah 2,20 diperoleh pada perlakuan B 0 K 1 yang menghasilkan rasa agak manis. Rasa agak manis kemungkinan dipengaruhi oleh zat yang terdapat di dalam kayu secang yaitu saponin. Menurut Obtra (2009), bahwa saponin mengandung aglykon polisiklik yang khasnya dapat berbuih saat dikocok dengan air. Kemampuan berbusa saponin disebabkan oleh bergabungnya saponegin nonpolar dan sisi rantai yang larut dalam air. Saponin menyebabkan rasa pahit pada tumbuhan seperti secang. Secara umum es krim yang disukai konsumen memiliki rasa manis yang tepat, sehingga bahan pemanis sangat diperlukan. Bahan pemanis yang biasanya digunakan adalah sukrosa. Bahan sukrosa yang paling banyak digunakan adalah gula pasir. Selain gula yang ditambahkan sebagai bahan pemanis, gula pada es krim juga termasuk laktosa yang berasal dari susu (Padaga dan Sawitri, 2005). Tekstur Tekstur es krim dengan rata-rata skor tertinggi yaitu 3,30 pada perlakuan B 2 K 0, sedangkan rata-rata skor terendah yaitu 2,5 pada perlakuan B 3 K 1. Walaupun mempunyai skor yang berbeda-beda, semua perlakuan es krim biji nangka menghasilkan tekstur yang sama yaitu lembut. Tekstur adalah keadaan partikel-partikel yang menyusun keseluruhan body es krim. Tekstur dipengaruhi oleh lemak sebagai bahan baku es krim (Hartatie, 2011). Lemak berfungsi untuk memberi tekstur yang halus, memberi efek sinergis dengan rasa, dan memperindah penampakan (Ismunandar, 2004). Komposisi yang disusun dalam penelitian ini tersusun oleh lemak susu yang cukup tinggi mulai 12 %-16 % sehingga tekstur yang dihasilkan halus dan lembut. Selain itu tekstur yang baik ini diperoleh karena proses pengolahan yang sudah memenuhi syarat. 8

Daya Terima Semua perlakuan es krim biji nangka menghasilkan daya terima suka kecuali pada perlakuan B 1 K 1, B 2 K 1, dan B 2 K 2. Dapat dilihat pada Gambar 1 bahwa es krim yang disukai panelis dengan rata-rata skor tertinggi yaitu 2,95 pada perlakuan B 3 K 2, sedangkan rata-rata skor terendah yaitu 2,15 pada perlakuan B 2 K 1. Hasil uji organoleptik pada perlakuan B 3 K 2 yaitu memiliki warna merah, aroma agak khas susu, rasa manis, dan tekstur lembut sehingga disukai oleh panelis. Sebaliknya, panelis kurang menyukai perlakuan B 1 K 1 karena aroma yang agak khas susu, pada perlakuan B 2 K 1 juga kurang disukai panelis karena memiliki warna merah muda, aroma agak khas susu dan rasa yang agak manis, sedangkan pada perlakuan B 2 K 2 panelis kurang menyukainya karena aroma agak khas susu dan rasa yang agak manis. Pada umumnya panelis menyukai es krim yang berwarna menarik, rasa yang manis, aroma khas susu, dan tekstur yang lembut. Menurut Winarno (2004), bahwa warna merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas makanan dan membuat masyarakat lebih tertarik untuk mencoba. Menurut Padaga dan Sawitri (2005), menyatakan bahwa es krim yang tergolong baik yaitu es krim yang memiliki tekstur dan penampakan yang halus dengan cita rasa yang enak. Sedangkan es krim yang tergolong sedang yaitu es krim yang memiliki tesktur yang kurang lembut karena mengandung kristal es yang cukup banyak. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: kecepatan meleleh terendah (lama meleleh) es krim diperoleh pada perlakuan B 3 K 2 (biji nangka 75 %, susu skim 25 % dan penambahan kayu secang sebanyak 10 g) selama 25 menit. Es krim pada perlakuan B 3 K 2 (biji nangka 75 % susu skim 25 % dan penambahan kayu secang sebanyak 10 g) adalah es krim yang paling disukai oleh panelis. Penambahan biji nangka mempengaruhi kecepatan meleleh, sedangkan kayu secang tidak mempengaruhi kecepatan meleleh es krim biji nangka. 9

Saran Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan kayu secang dengan jumlah minimal 10 g agar menghasilkan warna yang lebih menarik dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kualitas es krim lainnya seperti overrun dan viskositas pada es krim biji nangka. Daftar Pustaka Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Buah. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Hartatie, E.S. 2011. Kajian Formulasi (Bahan Baku, Bahan Pemantap) dan Metode Pembuatan Terhadap Kualitas Es Krim. Malang: Univesitas Muhammadiyah Malang. Ismunandar. 2004. Dibalik Lembutnya Es Krim. http://www.kimianet.lipi/go.id (Diakses pada tanggal 18 Maret 2014, pukul 1:40). Kalsum, Umi. 2012. Kualitas Organoleptik dan Kecepatan Meleleh dengan Penambahan Tepung Porang (Amorphopallus onchopillus) sebagai Bahan Stabil. Makassar: Universitas Hassanudin. Kurniati, N, dkk. 2012. Ekstrasi dan Uji Stabilitas Zat Warna Brazielin dari Kayu Secang (Caesalpinia sappan L). Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Obtra. 2009. Secang (Caesalpinia sappan L). http://liew267.wordpress.com/2009/03/22/secang-caesalpinia-sappan-l/ (Diakses pada tanggal 20 Februari 2014, pukul 19.55). Padaga, M dan M, E, Sawitri. 2005. Membuat Es Krim yang Sehat. Surabaya: Trubus Agrisarana. SNI (Standar Nasional Indonesia) No. 01-37313. 1995. Es Krim. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 10