BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

dokumen-dokumen yang mirip
I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

Sumber : Nurman S.P. (

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

LAMPIRAN DATA. Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Perlakuan

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

BAB 111 BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN A.

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Tata Cara penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

: Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas. : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata. : PT. East West Seed Indonesia, Purwokerto

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Oktober 2016. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih padi varietas Ciherang, tanah sawah jenuh P (kandungan P total tinggi) di ambil dari Desa Lubuk Dendang, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai, sekam padi sebagai bahan biochar, kulit biji kopi sebagai bahan baku biochar, pupuk Urea (46% N) dan KCl (60% K 2 O) sebagai pupuk dasar, air untuk menggenangi tanah sawah, bahan-bahan kimia untuk analisis di laboratorium, dan bahan lainnya yang mendukung penelitian ini. Alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengambil dan menghomogenkan tanah, ember sebagai wadah tanah, alat pembuat biochar (pirolisator), timbangan untuk menimbang tanah dan biochar, alat-alat laboratorium untuk analisis, dan alat alat lain yang mendukung penelitian ini. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 5 ulangan sehingga di dapat 35 unit percobaan. Dengan perlakuan sebagai berikut : a. B0 = Kontrol b. B1 = Biochar Sekam Padi 10 ton/ha c. B2 = Biochar Sekam Padi 20 ton/ha

d. B3 = Biochar Sekam Padi 30 ton/ha e. B7 = Biochar Kulit Biji Kopi 10 ton/ha f. B8 = Biochar Kulit Biji Kopi 20 ton/ha g. B9 = Biochar Kulit Biji Kopi 30 ton/ha Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis dengan sidik ragam menggunakan dengan model linier sebagai berikut : Keterangan : Y ij = µ + α i + ɛ ij Y ij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan α i ɛ ij = pengaruh perlakuan ke-i = pengaruh galat Untuk melihat perbedaan hasil perlakuan digunakan uji F pada taraf 5% dan jika nyata selanjutnya dilakukan uji Kontras Ortogonal. Pelaksanaan Percobaan Pengambilan Sampel Tanah Tanah yang digunakan diambil di Desa Lubuk Dendang, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai. Pengambilan tanah dilakukan secara komposit dari kedalam 0-20 cm (lapisan olah) kemudian tanah dihomogenkan. Persiapan Bahan Biochar Dikeringkan bahan biochar yaitu sekam padi dan kulit biji kopi. Kemudian dimasukan ke dalam drum pirolisator dan ditata agar tidak terdapat ruang kosong, lalu dipanaskan secara tidak langsung dalam kondisi kedap oksigen selama + 5

jam dengan bahan bakar kayu. Setelah 5 jam api dimatikan kemudian drum dibiarkan dingin. Setelah dingin, biochar diambil dan diayak dengan ayakan 80 mesh. Selanjutnya dilakukan analisis awal pada biochar (Lampiran 15). Gambar. Drum Pirolisator Persiapan Media Tanam Tanah yang telah dihomogenkan dimasukkan kedalam pot (ember) sebanyak 8 kg/pot. Sebagian dari tanah ini diambil untuk dianalisis tanah awal. Dilakukan analisis awal pada tanah, yang dianalisis yaitu : ph, C-Organik, P-HCL 25%, P tersedia. Hasil analisis awal tanah dapat dilihat pada Lampiran 14. Aplikasi Perlakuan Biochar Tanah yang telah dimasukkan ke dalam pot, digenangi air setinggi 5 cm di atas permukaan tanah. Kemudian diaplikasikan biochar sesuai perlakuan dan dosis dengan cara ditaburkan, kemudian diaduk hingga biochar tercampur dengan tanah. Kemudian diinkubasi selama 2 minggu. Persiapan Bibit Benih yang digunakan adalah padi varietas Ciherang. Benih yang disemaikan, direndam terlebih dahulu untuk memudahkan proses perkecambahan

kemudian disemaikan pada wadah (seedbad) yang telah berisi tanah mineral dan top soil dengan perbandingan 2 : 1. Penanaman Penanaman dilakukan setelah bibit padi berumur 21 hari. Jumlah bibit yang ditanam sebanyak 4 bibit per pot. Pemupukan Pada penelitian ini tidak menggunakan pupuk P, karena tanah sawah yang digunakan adalah tanah sawah jenuh P. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga tahap menggunakan pupuk Urea dan KCl. Dosis pupuk Urea susulan ditentukan berdasarkan Bagan Warna Daun. Pemupukan tahap pertama (pupuk dasar) dilakukan 7 hari setelah tanam (hst) dengan dosis Urea 50 kg/ha, KCl 25 kg/ha. Tahap kedua dilakukan setelah 25 hst (fase anakan aktif) dengan dosis Urea 75 kg/ha, KCl 25 kg/ha. Tahap ketiga setelah 3 hst (fase primordia) dengan dosis Urea 75 kg/ha, KCl 25 kg/ha. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi pengaturan tata air, pemberantasan gulma dilakukan secara manual dengan tangan, dan pengendalian hama dengan menggunakan insektisida Decis. Untuk minggu pertama dan kedua setelah tanam tinggi air diatur setinggi 3 cm pada waktu pemupukan air berada dalam kondisi macak-macak dan untuk selanjutnya air diatur setinggi 5 cm. Parameter Pengamatan Analisis tanah dilakukan setelah 4 MST : - ph H 2 O metode Elektrometri - P - Tersedia (ppm) dengan metode Olsen

- Zn-HCl 25% (ppm) Tanaman : - Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal akar sampai ujung daun tertinggi. - Jumlah anakan, dihitung seluruh anakan. - Bobot kering tajuk (g), tajuk yang dipanen setelah masa vegetatif dioven selama 24 jam pada suhu 105 o C, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. - Bobot kering akar (g), akar dicuci hingga bersih kemudian di oven selama 24 jam pada suhu 105 o C, dan ditimbang menggunakan timbangan analitik. - Jumlah Anakan Produktif, dihitung jumlah anakan yang menghasilkan malai. - Kadar P tanaman (%), dengan menggunakan metode drying ashing (pengabuan kering). - Kadar Zn tanaman (ppm), dengan menggunakan metode AAS - Serapan P tanaman (g/tanaman), dihitung dengan rumus % P tanaman x Berat Kering Tajuk. - Serapan Zn tanaman (g/tanaman), dihitung dengan rumus % Zn tanaman x Berat Kering Tajuk. - Bobot gabah kering (g/pot), dipilih gabah berisi kemudian dijemur dan ditimbang menggunakan timbangan analitik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sifat Kimia Tanah ph Tanah Data pengamatan ph tanah pada 4 MST dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 1. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata. Tabel 1. ph Tanah pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan ph Kriteria* Kontrol 6,93 Netral Biochar sekam padi 10 ton/ha 6,73 Netral Biochar sekam padi 20 ton/ha 6,67 Netral Biochar sekam padi 30 ton/ha 7,03 Netral Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 6,77 Netral Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 7,00 Netral Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 7,13 Netral Keterangan * : Kriteria berdasarkan LPT. 1983 Berdasarkan hasil yang diperoleh (Tabel 1.) diketahui bahwa rataan ph tanah berkisar antara 6,67 7,1. Semua ph pada setiap perlakuan berada pada kriteria netral. P - Tersedia Tanah Data pengamatan P Tersedia tanah dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 2. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata.

Tabel 2. P Tersedia Tanah pada Berbagai Perlakuan Biochar P Tersedia Perlakuan Kriteria* (ppm) Kontrol 111,22 Sangat Tinggi Biochar sekam padi 10 ton/ha 224,87 Sangat Tinggi Biochar sekam padi 20 ton/ha 182,19 Sangat Tinggi Biochar sekam padi 30 ton/ha 268,38 Sangat Tinggi Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 251,72 Sangat Tinggi Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 186,73 Sangat Tinggi Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 119,43 Sangat Tinggi Keterangan * : Kriteria berdasarkan LPT. 1983 Dari hasil yang diperoleh (Tabel 2.) diketahui bahwa kandungan P Tersedia tanah pada semua perlakuan berada pada kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hasil sidik ragam, tidak terdapat perlakuan yang berbeda nyata antara perlakuan. Namun dapat dilihat dari angka nya bahwa perlakuan yang terbaik adalah dengan biochar sekam padi dengan dosis 30 ton/ha. Zn HCl 25% Data pengamatan Zn Total (HCl 25%) dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 3. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata. Tabel 3. Zn HCl 25% Tanah pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Zn - HCl 25% (ppm) Kriteria* Kontrol 60,31 Tinggi Biochar sekam padi 10 ton/ha 69,46 Tinggi Biochar sekam padi 20 ton/ha 59,54 Tinggi Biochar sekam padi 30 ton/ha 57,52 Tinggi Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 60,25 Tinggi Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 62,06 Tinggi Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 59,10 Tinggi Keterangan * : Kriteria berdasarkan Dobermann dan Fairhust, 2000.

Dari hasil yang diperoleh (Tabel 3.) diketahui bahwa kandungan Zn tanah (HCl 25%) semua perlakuan berada pada kriteria tinggi. Berdasarkan hasil sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan. Pertumbuhan Tanaman Tinggi Tanaman Data pengamatan tinggi tanaman dari 5 MST hingga 9 MST dari masingmasing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 4. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata. Tabel 4. Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Biochar Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST Kontrol 74,76 83,26 91,20 92,66 94,22 Biochar sekam padi 10 ton/ha 76,70 83,92 92,04 94,26 96,22 Biochar sekam padi 20 ton/ha 74,78 82,74 90,68 93,14 95,28 Biochar sekam padi 30 ton/ha 78,26 87,80 94,20 96,24 97,58 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 75,54 86,98 93,48 94,84 96,30 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 74,36 84,84 93,56 96,06 98,72 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 76,22 83,58 91,20 92,16 93,60 Dari data yang diperoleh (Tabel 4.) diketahui bahwa rataan tinggi tanaman pada 5 MST antara 74,36 78,26 cm, pada 6 MST antara 82,74 87,7 cm, pada 7 MST antara 90,68 94,20 cm, pada 8 MST antara 92,16 96,24 cm dan pada 9 MST antara 93,60 98,72 cm. Jumlah Anakan Data pengamatan jumlah anakan dari 5 MST hingga 9 MST dari masingmasing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 5. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata.

Tabel 5. Jumlah Anakan pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan 5 MST 6 MST Jumlah Anakan 7 MST 8 MST 9 MST Kontrol 17,60 25,80 27,40 27,60 31,00 Biochar sekam padi 10 ton/ha 19,80 27,20 28,40 29,00 31,20 Biochar sekam padi 20 ton/ha 21,40 26,00 26,80 28,00 30,20 Biochar sekam padi 30 ton/ha 19,20 26,00 27,60 28,80 29,40 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 20,00 29,20 30,20 29,40 32,00 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 18,20 29,00 28,80 29,40 31,40 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 22,60 30,20 30,20 32,40 34,00 Dari data yang diperoleh (Tabel 5.) diketahui bahwa rataan jumlah anakan pada 5 MST antara 17,60 22,60 anakan, pada 6 MST antara 25,80 30,20 anakan, pada 7 MST antara 26,80 30,20 anakan, pada 8 MST antara 27,60 32,40 anakan dan pada 9 MST antara 29,40 34,00 anakan. Berat Kering Tajuk Data pengamatan berat kering tajuk (g) dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 6. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata.

Tabel 6. Berat Kering Tajuk pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Berat Kering Tajuk (g) Kontrol 32,94 Biochar sekam padi 10 ton/ha 49,58 Biochar sekam padi 20 ton/ha 37,10 Biochar sekam padi 30 ton/ha 42,26 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 54,07 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 31,86 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 51,55 Dari data yang diperoleh (Tabel 6.) diketahui bahwa rataan berat kering tajuk berkisar antara 31,86 54,07g. Berdasarkan hasil sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata dari setiap perlakuan. Berat Kering Akar Data pengamatan berat kering akar dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 7. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata. Tabel 7. Berat Kering Akar pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Berat Kering Akar (g) Kontrol 39,60 Biochar sekam padi 10 ton/ha 50,14 Biochar sekam padi 20 ton/ha 50,79 Biochar sekam padi 30 ton/ha 35,67 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 45,14 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 41,56 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 66,32 Dari data yang diperoleh (Tabel 7.) diketahui bahwa rataan berat kering akar berkisar antara 35,67 66,31g. Berdasarkan hasil sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata dari setiap perlakuan.

Jumlah Anakan Produktif Data jumlah anakan produktif dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 8. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata. Tabel 8. Jumlah Anakan Produktif pada Berbagai Perlakuan Biochar Jumlah Anakan Perlakuan Produktif Kontrol 15,00 Biochar sekam padi 10 ton/ha 19,00 Biochar sekam padi 20 ton/ha 19,50 Biochar sekam padi 30 ton/ha 19,00 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 23,50 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 23,50 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 22,00 Dari data yang diperoleh (Tabel 8.) diketahui bahwa rataan berat anakan produktif berkisar antara 15,00 23,50. Kadar P Tanaman Data pengamatan kadar P tanaman dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 9. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata.

Tabel 9. Kadar P Tanaman pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Kadar P Tanaman (%) Kriteria* Kontrol 0,39 Tinggi Biochar sekam padi 10 ton/ha 0,38 Tinggi Biochar sekam padi 20 ton/ha 0,35 Tinggi Biochar sekam padi 30 ton/ha 0,30 Tinggi Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 0,34 Tinggi Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 0,35 Tinggi Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 0,36 Tinggi Keterangan * : Kriteria berdasarkan Jones, Wolf and Mills. 1991 Dari data yang diperoleh (Tabel 9.) diketahui bahwa rataan kadar P tanaman berada pada kriteria tinggi pada semua perlakuan. Kadar Zn Tanaman Data pengamatan kadar Zn tanaman dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 10. Hasil dari analisis sidik ragam adalah nyata. Tabel 10. Kadar Zn Tanaman pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Kadar Zn Tanaman (ppm) Kriteria* Kontrol 27,00 Optimum Biochar sekam padi 10 ton/ha 29,33 Optimum Biochar sekam padi 20 ton/ha 28,67 Optimum Biochar sekam padi 30 ton/ha 25,67 Optimum Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 28,00 Optimum Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 30,33 Optimum Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 35,00 Optimum Keterangan * : Kriteria berdasarkan Jones, Wolf and Mills. 1991 Dari data yang diperoleh (Tabel 10.) diketahui bahwa rataan kadar Zn tanaman berada pada kriteria tinggi pada semua perlakuan. Berdasarkan hasil

sidik ragam, diketahui nyata pada taraf 5%. Hasil dari uji lanjut Kontras Ortogonal disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Uji Kontras Kadar Zn Tanaman pada Berbagai Perlakuan Biochar SK db JK KT Fhit F 0,05 Ket F 0,01 Perlakuan 6 161,90 26,98 3,13 2,85 * 4,46 B0 vs B1,B2,B3,B4,B5,B6 1 16,07 16,07 1,86 4,6 tn 8,86 B1,B2,B3 vs B4,B5,B6 1 46,72 46,72 5,42 4,6 * 8,86 B1 vs B2 vs B3 2 9,39 4,69 0,54 3,74 tn 6,51 B4 vs B5 vs B6 2 43,56 21,78 2,53 3,74 tn 6,51 Galat 14 120,67 8,62 Total 20 282,57 Keterangan : * = Nyata ; tn = Tidak Nyata Berdasarkan hasil uji lanjut Kontras Ortogonal, diketahui bahwa pemberian biochar sekam padi berbeda nyata dengan pemberian biochar kulit biji kopi terhadap kadar Zn Tanaman. Kadar Zn Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan kulit biji kopi, dengan rataan B4, B5 dan B6 sebesar 31,11 ppm. Serapan P Tanaman Data hasil analisis serapan P tanaman dari masing-masing perlakuan dan analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 11. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian biochar sekam padi dan kulit biji kopi dengan berbagai dosis terhadap serapan P Tanaman tidak nyata.

Tabel 12. Serapan P Tanaman pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Serapan P (g/tanaman) Kontrol 12,90 Biochar sekam padi 10 ton/ha 18,49 Biochar sekam padi 20 ton/ha 13,07 Biochar sekam padi 30 ton/ha 12,80 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 18,39 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 11,20 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 18,48 Dari data tersebut (Tabel 12.) diketahui bahwa rataan serapan P Tanaman berkisar antara 11,20 18,49 g/tanaman. Berdasarkan hasil analisi sidik ragam, tidak terdapata perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan. Namun serapan P tertinggi terdapat pada pemberian biochar sekam padi 10 ton/ha yaitu 18,49 g/tanaman. Serapan Zn Tanaman Data hasil analisis serapan Zn tanaman dari masing-masing perlakuan dan analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 12. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian biochar sekam padi dan kulit biji kopi dengan berbagai dosis terhadap searapan Zn Tanaman tidak nyata.

Tabel 13. Serapan Zn Tanaman pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Serapan Zn Tanaman (g/tanaman) Kontrol 0,09 Biochar sekam padi 10 ton/ha 0,15 Biochar sekam padi 20 ton/ha 0,11 Biochar sekam padi 30 ton/ha 0,11 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 0,15 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 0,10 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 0,18 Dari data tersebut (Tabel 13.) diketahui bahwa rataan serapan Zn Tanaman berkisar antara 0,09 0,18 g/tanaman. Berdasarkan hasil analisi sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan. Namun serapan Zn tertinggi terdapat pada pemberian biochar kulit biji kopi 30 ton/ha yaitu 0,18 g/tanaman. Bobot Gabah Kering Data pengamatan Bobot Gabah Kering (g/pot) dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 13. Hasil dari analisis sidik ragam adalah tidak nyata. Tabel 14. Bobot Gabah Kering (g/pot) pada Berbagai Perlakuan Biochar Perlakuan Bobot Gabah Kering (g/pot) Kontrol 17,96 Biochar sekam padi 10 ton/ha 27,76 Biochar sekam padi 20 ton/ha 24,68 Biochar sekam padi 30 ton/ha 23,02 Biochar kulit biji kopi 10 ton/ha 27,72 Biochar kulit biji kopi 20 ton/ha 29,00 Biochar kulit biji kopi 30 ton/ha 25,66

Dari data yang diperoleh (Tabel 14.) diketahui bahwa produksi tanaman berkisar antara 17,96 29 g/pot. Dan berdasarkan hasil sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata dari setiap perlakuan. Pembahasan Sifat Kimia Tanah Pemberian biochar sekam padi dan kulit biji kopi tidak berpengaruh nyata terhadap ph tanah sawah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ph dari semua perlakuan yang sama yaitu netral. Pada tanah sawah, ph akan cenderung netral akibat penggenangan. Secara umum nilai ph yang netral ini pada tanah masam disebabkan oleh adanya penambahan ion OH - dari reduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+. Sedangkan pada tanah bereaksi basa, penurunan ph tanah oleh penggenangan terjadi oleh adanya ion OH - yang dihasilkan oleh reaksi reduksi gas CO 2 dengan H 2 O. Setyorini dan Abdulrachman (2009) menyatakan bahwa ph pada tanah sawah (tanah tergenang) disebabkan oleh beberapa faktor seperti perubahan besiferi menjadi fero, sulfat menjadi sulfida, karbondioksida menjadi metan dan penumpukan ammonium. Karena hal tersebut, ph tanah sawah sudah diperbaiki dengan cara penggenangan. Sehingga pemberian biochar tidak terlalu berpengaruh pada ph tanah sawah. Pemberian biochar sekam padi dan kulit biji kopi berpengaruh tidak nyata terhadap P Tersedia tanah sawah. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa semua perlakuan menunjukkan P Tersedia tanah berada pada kriteria sangat tinggi, baik tanpa perlakuan (kontrol) maupun dengan perlakuan pemberian sekam padi dan kulit biji kopi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah ph, reduksi ferri menjadi fosfat, dan hidrolisis beberapa Fe dan Al yang mengikat P

menyebabkan P tersedia meningkat. Hal ini sesuai dengan literatur Mukhlis, dkk (2011) yang menyatakan bahwa pada tanah sawah, fosfor tersedia lebih tinggi dibandingkan bila tanah dikeringkan. Hal ini disebabkan oleh reduksi ferri-ferro, tersedianya P-reductance soluble, hidrolisis Fe dan Al, meningkatnya mineralisasi - P organik karena ph menjadi netral, diffusi H 2 PO 4 semakin besar. Namun meskipun tidak berbeda nyata, dapat dilihat dengan pemberian biochar, P Tersedia tanah meningkat. Dan hasil yang terbaik adalah dengan biochar sekam padi dengan dosis 30 ton/ha. Pemberian biochar sekam padi dan kulit biji kopi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap Zn dalam tanah sawah. Dari data hasil penelitian (Tabel 3.) dapat dilihat bahwa Zn dalam tanah sawah baik kontrol, pemberian biochar sekam padi maupun biochar kulit biji kopi semua berada pada kriteria tinggi. Hal ini dapat diakibatkan kadar C Organik yang tinggi dan akumulasi Zn akibat pemberian pupuk P dengan dosis tinggi pada pemupukan sebelumnya. dari hasil yang diperoleh (Tabel 2 dan 3), dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian biochar sekam padi dengan dosis 30 ton/ha memberikan pengaruh yang terbaik terhadap unsur hara P dan Zn pada tanah. Hal tersebut dapat dilihat dari kandungan P yang paling tinggi dan Zn tidak terlalu tinggi. Setyorini dan Abdulrachman (2000) menyatakan bahwa batas kritis Zn tersedia dalam, tanah adalah <0,8 mg Zn kg -1. Pertumbuhan Tanaman Untuk tinggi tanaman dan jumlah anakan, pemberian biochar sekam padi dan biochar kulit biji kopi tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor gen benih, dimana benih yang digunakan merupakan bibit

unggul sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman relatif sama. Selain itu, sifat dari biochar ini sendiri tidak berbeda jauh dengan sifat bahan organik yaitu melepas unsur hara secara lambat, sehingga efeknya kurang terlihat pada pertumbuhan tanaman musim tanam pertama. Namun dapat dilihat pada Tabel 5. dan Tabel 6. dengan pemberian biochar, nilai nya lebih tinggi dari pada kontrol meskipun tidak berbeda nyata. Sama hal nya dengan berat kering tajuk, bobot kering akar, jumlah anakan produktif serta produksi tanaman tidak memberikan perbedaan yang nyata. Namun meskipun demikian pemberian bahan biochar mampu meningkatkan produksi tanaman meskipun tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan biochar tidak sama dengan pupuk buatan yang langsung dapat diserap tanaman dalam waktu singkat. Siringoringo dan Siregar (2011) menyatakan bahwa, percobaan yang menggunakan arang sekam sebagai faktor perlakuan sudah banyak dilakukan orang dengan hasil yang bervariasi. Hal ini dapat dimengerti bahwa bahan ini berfungsi sebagai pupuk alam yang memberikan efek secara lambat terhadap pertumbuhan tanaman. Dari data yang diperoleh (Tabel 7.) dapat dilihat bahwa rataan berat kering akar tertinggi pada perlakuan biochar kulit biji kopi 30 ton/ha dengan berat akar sebesar 66.32 g. Berat kering akar ini berhubungan dengan serapan unsur hara P oleh tanaman. Semakin besar berat kering akar, semakin besar pula luas serapan akar terhadap unsur hara terutama unsur hara P maka serapan unsur hara akan meningkat. Untuk P Tanaman, pemberian biochar sekam padi dan kulit biji kopi juga memberikan efek yang tidak berbeda nyata. Semua tanaman menujukkan

kandungan P Tanaman sangat tinggi baik pada perlakuan kontrol maupun dengan aplikasi biochar sekam padi dan kulit biji kopi dengan berbagai dosis yang diberikan. Namun untuk Zn Tanaman, menunjukkan pengaruh yang nyata antara kontrol dengan pemberian biochar. Pemberian biochar kulit biji kopi nyata lebih tinggi dibandingkan pemberian biochar sekam padi. Namun semua perlakuan menujukkan kadar Zn tanaman dalam keadaan optimum. Jika dilihat dari keseluruhan kadar P dan Zn tanaman, maka perlakuan yang terbaik adalah dengan perlakuan biochar sekam padi 30 ton/ha. Karena pada perlakuan tersebut, P tanaman lebih mendekati kadar optimum sedangkan Zn tanaman berada pada kadar optimum.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pengaplikasian biochar sekam padi dan kulit biji kopi di tanah sawah jenuh P berpengaruh nyata terhadap kadar Zn tanaman, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap P tersedia tanah, Zn HCl tanah, dan kadar P tanaman. 2. Biochar kulit biji kopi lebih berpotensi meningkatkan kadar Zn tanaman dibandingkan dengan biochar sekam padi. 3. Perbedaan dosis biochar tidak berpengaruh nyata terhadap hara P dan Zn serta tanaman padi di tanah sawah jenuh P Saran Perlu dilakukan penambahan dosis biochar untuk memberikan pengaruh yang nyata dosis biochar terhadap hara P dan Zn.