Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT SALAK (SALACCA SUMATRANA) DENGAN AKTIVATOR SENG KLORIDA (ZnCl 2 ) SKRIPSI

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN SUHU TINGGI SECARA PIROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

PENGARUH JUMLAH UMPAN TERHADAP WAKTU TINGGAL DAN MUTU KARBON AKTIF DARI SEMIKOKAS AIR LAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

Karakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4 SKRIPSI

LAPORAN AKHIR. Oleh : Badi ah Muniaty Syahab NIM

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

ARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PEMBENTUKAN PORI ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI ADSORBANSI EFFECT OF TEMPERATURE FOR PALM SHELL PORE FORMING AS ADSORBANCE

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KAYU GELAM (Melaleuca leucadendron) YANG BERASAL DARI TANJUNG API-API SUMATERA SELATAN

Oleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT. This topic pertains to the experiment results of activated charcoal manufacture

PEMBUATAN KARBON AKTIF MENGGUNAKAN BAGAS TEBU MELALUI AKTIVASI KARBON DIOKSIDA DENGAN VARIASI LAJU ALIR DAN WAKTU AKTIVASI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI SECARA FISIKA, KIMIA DAN FISIKA-KIMIA

SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI ARANG SISA PEMBUATAN ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIFASI KIMIA-FISIKA

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

KARAKTERISTIK KARBON AKTIF CANGKANG BINTARO (Cerberra odollam G.) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

SKRIPSI AGUS NINGSIH

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI BATANG. TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta) YANG DIAKTIVASI DENGAN H 3 PO 4. Skripsi

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 1, Februari 2014, 15-20

Produksi Karbon Aktif dari Limbah Kulit Kopi Menggunakan Aktivasi Kimia Kalium Karbonat

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI KARBON AKTIF DARI BAMBU ANDONG (GIGANTOCHLOA VERTICILLATA) MENGGUNAKAN ACTIVATING AGENT ZnCl 2 DAN CO 2. Abstrak

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI PELEPAH KELAPA (Cocus nucifera) A. Fuadi Ramdja, Mirah Halim, Jo Handi

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Analisa Kadar Air Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MASSA ADSORBEN DAN WAKTU KONTAK TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG BEKAS OLEH ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI AMPAS BUBUK KOPI MENGGUNAKAN AKTIVATOR ZnCl2

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

PROSES PEMUCATAN MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN ARANG AKTIF

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG BIJI KETAPANG

Transkripsi:

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN H 2 O SEBAGAI AKTIVATOR UNTUK MENGANALISIS PROKSIMAT, BILANGAN IODINE DAN RENDEMEN Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina widya Pekanbaru, 28293, Indonesia Hafnidahasniharahap@yahoo.com ABSTRACT Activated carbon from shells of oil palm has succesfully been made. It was carbonized at 400 C, 500 C and 600 C for 20, 40 and 60 minutes. The physical activation was carried out at the temperature of 900 C for 20, 40 and 60 minutes. This activation was done by flowing the water vapor as an activated agent. The objective of this research was to characterize palm oil shells that was carried out through proximate test which were water content and ash content, the absorbane of activated carbon toward iodine value and yield. The best results after carbonization were the samples that were carbonized at 600 C for 60 minutes, with proximate content : water content of 4,5% and ash content of 9.7%. The iodine number at activation of 900 C for 60 minutes was 353 mg/ gr and yield of 48%. Keywords: Oil palm shells, Activated carbon, Proximate test, Iodine value and yield. ABSTRAK Telah berhasil dibuat karbon aktif dari bahan utama cangkang kelapa sawit dengan variasi suhu karbonisasi 400 C, 500 C dan 600 C dan masing-masing ditahan selama 20, 40 dan 60 menit. Pengaktifan secara fisika dilakukan pada suhu 900 C selama 20, 40, dan 60 menit dengan mengalirkan uap air sebagai agen pengaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik cangkang kelapa sawit sebagai karbon aktif melalui uji proksimat berupa kadar air dan kadar abu, daya serap karbon aktif terhadap bilangan iodin dan rendemen. Setelah proses karbonisasi hasil terbaik adalah pada suhu karbonisasi 600 C selama 60 menit dengan kadar proksimat seperti kadar air 4,5% dan kadar abu 9,7%. Bilangan iodine pada suhu aktivasi 900 C selama 60 menit diperoleh sebesar 353 mg/gr dan rendemen 48%. Kata kunci: Cangkang Kelapa Sawit, Karbon Aktif, Uji Prosimat, Bilangan Iodin dan Rendemen. JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 48

PENDAHULUAN Perkembangan industri meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sehingga industri merupakan salah satu sektor penting yang menopang perekonomian negara Indonesia. Namun ada beberapa industri yang perkembangannya lambat, dalam hal ini yaitu industri pembuatan arang maupun arang aktif. Arang aktif banyak digunakan sebagai adsorben, pemurnian gas, penjernihan air dan sebagainya. Arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung arang, baik arang organik maupun anorganik dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori (Mulia, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik produk hasil pembuatan arang aktif dari cangkang kelapa sawit dengan metode fisika, kimia dan kimia fisik dan untuk mengetahui kemampuan arang aktif. Dipilihnya arang arang aktif dari cangkang kelapa sawit karena bahan yang lebih mudah didapat dan juga upaya pengelolaan terhadap limbah. Dasar pemilihan bahan baku dari arang aktif tersebut yang paling menentukan adalah besar kandungan arang pada bahan tersebut (Aisyah, dkk, 2010). Cangkang sawit merupakan bagian yang paling keras pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Ditinjau dari karakteristik bahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung kelapa biasa, perbedaan yang paling mencolok adalah pada kadar abu yang biasanya mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh tepurung kelapa dan cangkang kelapa sawit. Arang adalah suatu bahan padat berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan yang mengandung unsur karbon (Padil, dkk, 2010), sedangkan arang aktif adalah arang yang diaktifkan dengan car perendaman dalam bahan kimia atau dengan cara mengalirkan uap panas ke dalam bahan, sehingga pori pori bahan menjadi lebih terbuka dengan luas permukaan berkisar antara 300 hingga 2000 m 2 /g. Permukaan arang aktif yang semakin luas berdampak pada semakin tingginya daya serap terhadp bahan gas atau cairan (Rahmawati, 2006) Proses aktivasi pada arang secara umum ada tiga, antara lain proses fisika, kimia dan kombinasi fisika kimia. Proses pengaktifan secara fisika dilakukan dengan cara pembakaran arang dalam furnace dengan suhu 900 C (Hendra, 2006). Proses pengaktifan secara kimia dilakukan dengan cara menambahkan senyawa kimia tertentu pada arang. Senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan pengaktifan antara lain H 2 O, KCL, NaCl, ZnCl 2, CaCl 2, MgCl 2, H 3 PO 4, Na 2 CO 3 dan garam mineral lainnya (Lestari, 2012). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra (2010) kondisi optimum untuk membuat arang aktif dengan kualitas terbaik dari bahan baku tempurung kelapa sawit yaitu pada suhu 850 C. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Faradina dan Setiawati (2010) arang aktif dilakukan dengan menggunakan senyawa kimia yaitu ZnCl 2 Prasetyani (2010) pengaktifan karbon aktif dilakukan dengan menambahkan ZnCl 2 sebagai aktifator sehingga pori pori permukaan arang menjadi lebih luas, hal inilah yang akan mempermudah proses penyerapan. JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 49

METODE PENELITIAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang kelapa sawit yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit Indah Sawit Andalan, Duri Riau, Larutan Iodin (I 2 ), Natrium Tiosulfat (Na 2 S 2 O 3.5H 2 O), Asam Klorida (HCl) dan Kertas Whatmann No. 40. Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital, furnace, jaring silinder, ayakan, rocklab, tempat pendidih air, erlenmeyer, buret, pipet volume, drying oven, gunting, plastik bening. Cangkang kelapa sawit hasil preparasi dimasukkan kedalam furnace untuk dikarbonisasi, setelah itu dilakukan aktivasi dengan mengalirkan uap air ke dalam furnace. Suhu karbonisasi yang digunakan adalah 400 C, 500 C, dan 600 C dengan waktu tinggal 20, 40 dan 60 menit untuk masing-masing suhu karbonisasi. Sementara suhu aktivasi yang digunakan adalah 900 C dengan waktu tinggal tinggal 20, 40 dan 60 menit. Proses penelitian secara besar ditunjukkan pada gambar 1, yaitu digram alir pembuatan karbon aktif dari cangkang kelapa sawit diperlihatkan pada gambar dibawah ini Cangkang Kelapa Sawit Cangkang Kelapa Sawit dengan ukuran ± 12mesh Karbonisasi Aktivasi Karbon dengan menggunakan H 2 O Analisa data Gambar 1. Skema alur penelitian Uji Proksimat Uji Bilangan Iodine dan Rendemen HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karbonisasi Proses karbonisasi dilakukan pada suhu 400 C, 500 C dan 600 C ditahan selama 20, 40 dan 60 menit. Pada suhu tersebut dianggap kandungan air serta senyawa lain yang mudah menguap sudah hilang sehingga terbukanya pori-pori karbon. Proses ini menghasilkan pori-pori tetapi jumlahnya masih relatif sedikit, juga mengalani perubahan bentuk dan warna. Proses karbonisasi meliputi uji analisa proksimat diantaranya adalah kadar air dan kadar abu seperti yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisa proksimat, kadar air dan kadar abu karbon cangkang kelapa sawit N Suhu o ( C) Waktu (menit) Kadar air (%) kadar abu (%) 1 400 20 10 4,3 40 9,2 6,8 60 9 8 2 500 20 8,8 5,5 40 7,8 7,5 60 6,9 8,8 3 600 20 8 7 40 5,5 8,5 60 4,5 9,7 Dari data tabel 1 dan pada gambar 2 dan 3 dijelaskan bahwa hubungan antara pengaruh waktu karbonisasi terhadap kadar air dengan menggunakan variasi yang berbeda yaitu dengan suhu 400 C, 500 C dan 600 C. Nilai kadar air yang dihasilkan yaitu berkisar antara 4,5% - 10%, yang mana memiliki pengertian bahwa kadar air pada hasil karbonisasi telah memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu SII (Standard Industri Indonesia) dengan JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 50

nilai kandungan air sebesar maksimum 10%. Kadar air dengan nilai tertinggi terdapat pada suhu 400 C dengan waktu 20 menit yaitu dengan nilai 10%, sedangkan kadar air dengan nilai terendah yaitu terdapat pada suhu 600 C dengan waktu 60 menit yaitu dengan nilai 4,5%. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan dalam proses pengkarbonisasian maka kadar air semakin kecil karena jumlah air yang menguap juga semakin besar, sebaliknya jika semakin tinggi kadar air maka dapat mengurangi daya serap adsorpsi arang aktif terhadap cairan maupun gas. Gambar 2. Pengaruh waktu karbonisasi terhadap kadar air Gambar 3. Pengaruh waktu karbonisasi terhadap kadar abu Selain kadar air, analisis proksimat juga meliputi kadar abu. Kadar abu merupakan zat yang tersisa pada saat cangkang kelapa sawit terbakar. Berdasarkan pada gambar diatas menjelaskan bahwa perubahan kadar abu dengan variasi waktu yang berbeda yaitu 400 C, 500 C dan 600 C dengan masing masing waktu selama 20, 40 dan 60 menit. Pada suhu 400 C, kadar abu yang terbentuk meningkat sesuai dengan bertambahnya waktu yang digunakan. Kadar abu tertinggi diperoleh dengan waktu 60menit yaitu 8%,sedangkan nilai kadar abu yang terendah yitu pada waktu 20 menit yaitu 4,3%. Begitu juga dengan suhu 500 C dan 600 C. Pada suhu 500 C kadar abu tertinggi yaitu dengan waktu 60 menit yaitu 8,8% dan yang terendah yaitu 5,5% pada waktu 20 menit, sedangkan kadar abu yang diperoleh pada suhu 600 C nilai tertinggi diperoleh pada waktu 60 menit yaitu 9,7% dan nilai terendah pada suhu tersebut yaitu pada waktu 20 menit dengan nilai kadar abu 7%. Jika mengacu pada syarat mutu karbon aktif menurut SNI dan SII yang mempunyai kadar abu masing masing maksimal 4,4% dan 2,5% maka kadar abu hasil karbonisasi cangkang kelapa sawit tidak memenuhi standar tersebut. Hal ini disebabkan perbedaan sifat atau jenis bahan baku. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semakin besar suhu dan waktu yang digunakan maka semakin sedikit karbon yang diperoleh dan semakin besar kadar abu yang dihasilkan, karena besarnya kadar abu disebabkan oleh proses pengarangan dilakukan diudara terbuka sehingga terjadi kontak udara yang mengakibatkan pembentukan arang yang tidak sempurna dan terbentuknya abu juga semakin besar (Wijayanti, 2009). JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 51

b. Aktivasi Tahap selanjutnya adalah proses aktivasi dimana proses aktivasi dilakukan secara fisika pada suhu 900 C ditahan selama waktu 20, 40 dan 60 menit. Karbon dari cangkang kelapa sawit yang telah diaktivasi didinginkan hingga suhu kamar sebelum dilakukan pengkarakterisian selanjutnya seperti uji analisisbilangan iodin dan rendemen. Tabel 2: Hasil analisis bilangan iodine Karbonisasi Aktivasi Bilangan T t T t Iodine 400 20 900 20 328 40 40 329 60 60 332 500 20 900 20 334 40 40 338 60 60 342 600 20 900 20 344 40 40 350 60 60 353 Dari data tabel 2 ditampilkan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4 Gambar 4. Pengaruh waktu aktivasi terhadap bilangan Iodine pada suhu aktivasi 900 C Pengujian bilangan iodin dilakukan sebagai salah satu uji kualitas dari produk karbon aktif. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan karbon aktif dalam menyerap larutan berwarna. Gambar 5 menunjukkan nilai bilangan iodin yang diperoleh berkisar antara 328-353 mg/gr. Artinya, bilangan iodin karbon aktif yang diaktivasi pada suhu 900 C berada hampir dua kali dari nilai standar SII yaitu sebesar 200 mg/gr. Rata-rata daya serap bilangan iodin yang dikarbonisasi pada suhu 600 C lebih besar dari daya serap bilangan iodin yang dikarbonisasi pada suhu 500 C dan 400 C. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu karbonisasi dan waktu aktivasi yang digunakan maka semakin besar nilai iodin yang diperoleh karena semakin banyak permukaan karbon yang teraktivasi dan bereaksi dengan uap air sehingga pengotor-pengotor yang terdapat pada pori-pori ikut teruapkan sehingga permukaan karbon aktif semakin luas. Bilangan iodin terkecil terdapat pada sampel karbon aktif yang dikarbonisasi pada suhu 400 C yaitu sebesar 328 mg/gr. Sedangkan bilangan iodin terbesar terdapat pada sampel karbon aktif yang dikarbonisasi pada suhu 600 C yaitu 353 mg/gr dan merupakan bilangan iodin yang terbaik. Analisis terakhir yaitu rendemen yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan jumlah persentase massa awal sebelum karbonisasi dan massa akhir proses aktivasi. Dengan mengetahui rendemen, maka akan diketahui massa yang hilang pada saat proses berlangsung seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 52

lama proses aktifasi, semakin banyak karbon yang bereaksi dengan uap air. KESIMPULAN Gambar 5. Rendemen karbon aktif dari cangkang kelapa sawit. Nilai rendemen yang dihasilkan berkisar antara 21,9-48 %. Nilai rendemen tertinggi diperoleh pada suhu karbonisasi 600 C dan suhu aktivasi 900 C selama 60 menit yaitu 35%. Artinya, semakin tinggi suhu dan waktu yang digunakan, maka semakin rendah rendemen yang diperoleh. Hal ini dikarenakan terjadinya percepatan laju reaksi seiring bertambahnya waktu aktivasi antara karbon dengan uap air sesuai dengan teori kinetika dimana semakin tinggi suhu reaksi yang digunakan maka laju reaksi akan bertambah cepat. Rendemen yang dihasilkan dari penelitian ini sebanding dengan rendemen hasil penelitian Padil, Sunanro dan Khairat (2010) dengan menggunakan asap cair sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Rendemen tertinggi diperoleh pada suhu aktivasi 900 C yaitu sebesar 97% dan terendah diperoleh pada suhu 800 C yaitu sebesar 40,33%. Secara umum arang aktif mengalami penurunan rendemen dengan semakin lamanya waktu aktifasi. Penurunan nilai rendemen disebabkan oleh semakin Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa cangkang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan karbon, dengan menggunakan variasi suhu pengkarbonisasian yaitu 400 C, 500 C dan 600 C dengan waktu 20, 40 dan 60 menit serta pengaktivasian dengan suhu 900 C dengan variasi waktu 20, 40 dan 60 menit, sehingga dapat menghasilkan nilai kadar air yang terbaik terdapat pada suhu 600 C yaitu sebesar 4,5% yang memenuhi Standar Industri Indonesia ( SII ), nilai kadar abu yang yang didapatkan pada suhu 600 C pada waktu 60 menit yaitu sebesar 9,7 %, nilai bilangan iodine yang didapatkan pana penelitian ini yang tertinggi yaitu 353mg/gr yang diperoleh pada suhu aktivasi 900 C dengan waktu 60 menit dan rendemen 48%. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S.,Yulianti, E., Fasya, A.G. 2010. Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa Sawit. Alchemy Vol. 1 No. 2, hal 53-103. Fakultas Sains dan Teknologi: UIN Maliki Malang. Hendra, D. 2006. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa Sawit dan Serbuk Kayu Gergajian Campuran. Penelitian Hasil Hutan, 24 (2): 1-22. Lestari, D. 2012. Skripsi: Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif Dari Ban Bekas Dengan Bahan Pengaktif NaCl Pada Temperatur Pengaktifan 700 C JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 53

dan 750 C. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang. Mulia, A. 2007. Tesis: Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang. Sekolah Pasca Sarjana USU. Medan. Padil, Sunanrno, Khairat. 2010. Pembuatan Arang Aktif dari Arang sisa Pembuatan Asap Cair. Sains dan Teknologi, 9(1) 14-18. Rahmawati, E. 2006. Skripsi: Adsorpsi Senyawa Residu Klorin Pada Karbon Aktif Termodifikasi Zink Klorida. FMIPA IPB. Bogor JOM FMIPA VOLUME 1 NO.2 OKTOBER 2014 54