BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengharapkan anak didiknya berkembang secara optimal. ngembangan antara lain: kemampuan nilai moral agama, kemampuan

Disusun Oleh LASINI A53B111022

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

* Mike Permila, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

K A R M I NIM. A53B111043

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

BAB III METODE PENELITIAN

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak TK. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

PENGEMBANGAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN MELALUI METODE BERMAIN KARTU HURUF DI TK PSM 2 KAWEDANAN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada program studi PG PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). Ada beberapa pengertian penelitian tindakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 37-41

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEGIATAN BERMAIN DALAM KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGADILUWIH MATESIH TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain juga sekaligus berfungsi sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Kemampuan berbahasa tidak hanya diperlukan oleh manusia yang sudah dewasa, tetapi juga diperlukan bagi kehidupan anak-anak. Dalam perkembangannya anak usia 3-6 tahuin sedang mengalami fase peralihan dari masa egosentris ke masa sosial. Ia mulai sadar bahwa lingkungan tidak selalu sesuai dengan keinginannya sehingga ia harus belajar menyesuaikan diri kepada tuntutan lingkungannya itu (Depdikbud, 1988:1). Menurut Bromley (1992) dalam Dhieni (2008 : 1.11) mendefinisikan bahwa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat,ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya.

7 Selanjutnya dikemukakan Bromley bahwa bahasa memiliki 5 (lima) macam fungsi sebagai berikut : a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu. Anak usia dini belajar kata-kata yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan utama mereka. b. Bahasa dapat merubah dan mengontrol perilaku. Anak-anak belajar bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan perilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa. c. Bahasa membantu perkembangan kognitif. Secara simbolik bahasa menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan untuk mengingat kembali suatu informasi yang menghubungkannya dengan informasi yang baru diperoleh. d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain. Bahasa berperan dalam memelihara hubungan dengan orang disekitar. e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu. Dengan meluasnya cakrawala sosial anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik. Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi sederhana seperti menangis dan gerak isyarat secara sosial tidak diterima. Hal ini menambah dorongan anak untuk memperbaiki kemampuannya berbicara/berbahasa lisan. Yang paling penting, anak mengetahui bahwa in komunikasi adalah behwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan orang lain.

8 Kalau anak tidak dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain, tidak saja bahwa ia tidak dapat berkomunikasi, tetapi juga lebih parah lagi ia cenderung mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang dibicarakan oleh teman-temannya, sehingga ia tidak diterima dalam kelompoknya (6, 79, 150) (Hurlock, 2002 : 151). Berkaitan dengan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini, Suyanto (2005:161) menjelaskan bahwa fungsi utama bahasa bagi anak adalah untuk berkomunikasi. Perkembangan selanjutnya ialah. mulai mengucapkan kata atau beberapa kata sederhana meskipun dari segi tata bahasa belum baik. Pada usia 2,5 3,5 tahun, anak mulai menunjukkan kemampuan membuat kalimat yang baik dan anak TK umumnya sudah bisa berkomunikasi secara lisan. Berbahasa lisan dikenal dengan istilah berbicara. Berbicara bukan sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaiakn, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak dan membaca. 2. Perkembangan Bahasa Anak DI Taman Kanak-kanak Perkembangan bahasa anak meliputi perkembangan fonologis (yakni mengenal dan memproduksi suara); perkembangan kosa kata, perkembangan

9 semantic atau makna kata, perkembangan sintaksisi atau penyusunan kalimat, dan perkembangan pragmatic atau penggunaan bahasa untuk keperluan komunikasi (sesuai dengan norma konvensi). Pada anakusia TK atau pra sekolah, perkembangan fonologis belum sempurna namun hampir semua yang dikatakannya dapat dimengerti. Selain itu, IQ anak sudah relatif stabil. Menurut Depdiknas (dalam Dhieni, 2008 : 6.4) pada usia TK antara 4-6 tahun, perkembangan kemampuan bahasa anak ditandai dengan berbagai kemampuan yaitu anak mampu menggunakan kata ganti saya dalam komunikasi; anak memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata Tanya, dan kata sambung; anak menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu; anak mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana, dan anak mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar. Analisis terhadap kemampuan berbicara menurut Hurlock (2002: 151) meskipun anak diberi kesempatan yang sama untuk memperbaiki pembicaraan, namun terdapat sejumlah perbedaan yang menonjol dalam kemajuan yang dicapai.juga terdapat perbedaan dalam banyaknya kemajuan yang tercakup dalam belajar berbicara/berbahasa lisan. Disebutkan pula oleh Hurlock (2002 : 151-153), analisis terhadap tugas-tugas ini menunjukkan timbulnya kemajuan sebagai berikut: Penambahan kosa kata, sepanjang akhir masa kanak-kanak, penambahan kosa kata umum terjadi secara tidak teratur. Dari berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain dan

10 usahanya melalui radio dan televise, anak menambah kosa kata yang ia pergunakan dalam pembicaraan dan tulisan. Ini dikenal sebagai kosa kata umum, karena terdiri dari kata-kata yang digunakan secara umum, bukan kata-kata yang artinya terbatas yang hanya dapat digunakan dalam konteks yang khusus. Disamping mempelajari kata-kata baru dalam kosa kata umum, anak menambah kosa kata khusus yang terdiri dari kata-kata dengan arti khusus dan penggunaan yang terbatas. Pengucapan, yaitu kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini dari pada sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin ketika pertama kali digunakan diucapkan dengan tidak tepat, tetapi setelah beberapa kali mendengar pengucapan yang benar anak sudah mampu mengucapkannya secara benar. Namun tidak sedemikian halnya pada anak dari kelompok sosial ekonomi lebih rendah yang dirumah lebih banyak mendengar kata-kata salah ucap dari pada anak dari lingkungan rumah yang lebih baik, apalagi anak dari lingkungan rumah yang berbahasa dua. Pembentukan kalimat, yaitu anak usia enam tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari enam sampai sembilan atau sepuluh tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia Sembilan tahun, anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat. Kemajuan dan pengertian, yaitu dengan meningkatnya minat dalam keanggotaan kelompok, maka meningkat pula minat untuk berkomunikasi

11 dengan anggota-anggota kelompok. Anak segera mengetahui bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai kecuali ia mengerti arti dari apa yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Ini menimbulkan dorongan untuk meningkatkan pengertiannya. Lebih lanjut Hurlock (2002 : 153) menerangkan bahwa peningkatan dalam pengertian juga dibantu oleh pelatihan konsentrasi di sekolah. Anak segera mengetahui bahwa ia harus menaruh perhatian terhadap setiap kejadian di kelas dan apa yang dikatakan oleh guru-guru dan teman-teman kalau ingin mengerti semua pelajaran dengan baik. Di beberapa sekolah, kegagalan berkonsentrasi dihukum dengan tidak boleh pulang seusai sekolah atau mengerjakan kegiatan tambahan. Isi pembicaraan, yaitu saat anak mengalihkan pembicaraan egosentris kepada pembicaraa yang bersifat sosial tidak sepenuhnya bergantung pada usia, tetapi juga bergantung kepada kepribadian, banyaknya kontak sosial, kepuasan yang diperoleh dari kontak sosial dan besarnya kelompok kepada siapa ia berbicara. Semakin besar kelompok, dengan kondisi-kondisi lain yang sama, semakin sosiallah pembicaraan. Juga kalau anak bersama temantemannya, pembicaraan umumnya tidak terlalu egosentris dibandingkan bila ia berada bersama orangf-orang dewasa. Banyak orang dewasa mendorong pembicaraan egosentris kepada anak-anak, sedangkan teman-temannya selain tidak mendorong juga tidak menghiraukan anak yang tetap berbicara tentang dirinya sendiri.

12 Berapa banyak peningkatan dalam isi pembicaraan dan dalam cara mengungkapkan apa yang ingin dikatakan tidak sepenuhnya bergantung pada kecerdasan, tetapi juga pada tingkat sosialisasi. Anak yang populer mempunyai keinginan yang kuat untuk memperbaiki mutu pembicaraan. Dari pengalaman pribadi, anak belajar bahwa kata-kata dapat menyakitkan hati dan bahwa anak yang populer adalah anak-anak yang pembicaraannya menambah kegembiraan dalam hubungan dengan teman-teman sebaya, Banyak bicara, yaitu tahap mengobrol, yang merupakan ciri dari awal masa kanak-kanak, berangsur-angsur digantikan oleh pembicaraan yang lebih terkendali dan lebih terseleksi. Anak tidak lagi bicara sekedar untuk bicara tanpa memperdulikan apakah ada yang memperhatikan. Sekarang anak menggunakan pembicaraan sebagai bentuk komunikasi, bukan sebagai bentuk latihan verbal. Dengan berjalannya periode akhir masa kanak-kanak, banyaknya bicara makin lama makin berkurang. Mula-mula, ketika anak masuk sekolah, ia masih sering melalukan obrolan tanpa arti yang banyak dilakukan pada tahun-tahun pra sekolah. Namun anak segera mengetahui bahwa hal ini tidak lagi diperbolehkan, anak hanya boleh berbicara kalau diizinkan oleh guru. Jadi semakin bertambah usia anak maka perkembangan kemampuan berbahasa lisannya juga semakin baik. Dalam keadaaan normal, anak belajar dari lingkungannya dalam meningkatkan kemampuan berbahasa lisannya. Dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu perkembangan kemampuan berbahasa lisan tersebut.

13 Sesuai dengan tujuan pembelajaran di TK, tujuan pengembangan bahasa lisan di TK dan prinsip belajar di TK biasanya mengandung nilai-nilai moral yang mengarahkan kepada pengembangan emosional, sosial dan spiritual anak, yang dikembangkan di TK dalam program pembentukan perilaku. Adapun tujuan pembelajaran di TK menurut Instruksional Umum Bidang Pengembangan Bahasa (Depdikbud, 1988 : 3) adalah: anak mengenal nama-nama anggota tubuhnya melalui pengamatan dan dapat mengungkapkannya dengan lafal yang benar, anak mengenal nama bendabenda di luar dirinya/lingkungannya melalui pengamatan dan dapat mengucapkannya dengan lafal yang benar, anak mengenal bermacam-macam jenis kata dan penggolongannya melalui pengamatan, anak mengenal bermacam-macam bunyi dan penggolongannya melalui pengamatan, anak mengenal kata-kata yang hamper sama bunyinya melalui pengamatan, anak mampu memahami perintah, menerapkan dan mengkomunikasikan isi perintah tersebut dengan benar melalui pengamatan dan perbuatan, anak berminat mendengarkan isi cerita, dapat menghayal dan menghargainya melalui pengamatan dan perbuatan, anak mengenal serta membedakan kalimat-kalimat sederhana yang benar dan yang salah melalui pendengarannya, anak mau melakukan pesan-pesan yang harus disampaikan kepada orang lain maupun untuk dirinya sendiri, dan anak senang dan mampu menggunakan kalimat perintah dalam berkominikasi sehari-hari.

14 Selain tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum, pembelajaran bahasa di TK dalam KBK 2004 (dalam Dhieni, 2008 : 9.7) bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia. B. Kegiatan Circle Time di TK 1. Kegiatan Circle Time Menurut Suyanto (2005 : 39), pada kegiatan Circle Time anakanakduduk melingkar dan guruberadadi tengah lingkaran. Sedangkan menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.5), Circle Time adalah kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri atas orang dewasa dan anak, duduk bersama dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama. Selanjutnya menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.5), kegiatan circle time merupakan kegiatan untuk membangun jembatan dan memfasilitasi percakapan antara anak dengan orang dewasa. Kegiatan circle time memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan rasa kebersamaan dalam kelompok. Kegiatan ini juga dapat mengembangkan keterampilan sosial anak, dimana anak belajar untuk mengungkapkan ide dan mendengarkan pendapat orang lain serta belajar untuk bersikap sportif bila pendapatnya diterima atau tidak diterima oleh kelompok. Orang dewasa yang terlibat dalam kegiatan circle time yaitu guru dan/atau nara sumber yang sengaja didatangkan untuk berdiskusi dengan anak berdasarkan topik tertentu. Kegiatan circle time juga dirancang sesuai dengan

15 usia dan tingkat perkembangan anak, waktu yang disesuaikan dengan kemampuan anak memusatkan perhatian, minat dan kebutuhan anak. Jadi yang dimaksud dengan kegiatan circle time adalah kegiatan kelompok yang melibatkan anak dan guru yang dilaksanakan secara melingkar untuk membangun pemahaman bersama untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.6), kegiatan circle time memiliki beberapa manfaat bagi anak usia dini, yaitu : 1) membantu mengkondisikan anak agar siap mengikuti kegiatan; 2) membantu anak untuk memahami topik pembahasan yang berkaitan dengan tema; 3) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan menggali lebih jauh pengalaman mereka sendiri melalui diskusi bersama; 4) membangun kecakapan interpersonal dan memperkuat hubungan sosial antar anak; 5) mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak dengan anak dan anak dengan orang dewasa; 6) membantu anak untuk menghargai pendapat orang lain; 7) mem-bangun rasa percaya diri anak saat anak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat; 8) membantu anak untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya. Adapun kemampuan dan pengetahuan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan circle time menurut Asmawati, dkk (2008 : 7.6) adalah: Bahasa dan literisasi, yaitu kemampuan untuk menyimak, memberikan pengalaman untuk mengajukan pertanyaan, bercerita dan mengikuti lagu. Kemampuan ini akan dikembangkan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita dan tukar

16 pendapat; Matematika, yitu melatih kemampuan berhitung permulaan pada anak dengan cara yang menyenangkan. Permainan pada kegiatan circle time dapat membantu anak memahami posisi depan, belakang, kiri dan kanan. Kegiatan ini dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan, bernyanyi dan bersyair; Perkembangan kepribadian dan sosial, yaitu kegiatan circle time akan dapat membantu anak untuk berbagi, menunggu giliran, serta memperhatikan dan menghargai orang lain, mau mendengarkan orang lain bicara dan belajar bekerja sama; Mengenal Lingkungan, yaitu dalam kegiatan circle time anak dapat menceritakan berbagai hal yang ditemuinya di lingkungan sekitar anak yang menarik minat anak; Perkembangan fisik, yaitu kegiatan circle time memberikan kesempatan kepada anak untuk bergerak dan mengembangkan keterampilan motorik kasar dan Bahasa Lisannya. Misalnya, kegiatan meniru gerakan binatang, menari, dan gerakan ritmik; dan Kreativitas. Dengan kegiatan circle time ini diharapkan anak merasa senang dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan kemampuan dan pengetahuan anak didik sehingga lebih berkembang potensi yang ada pada dirinya. Kemampuan berbahasa lisan memungkinkan anak pandai berkisah, berdiskusi, berdebat dan berpidato kelak di kemudian hari. Menurut Masitoh, yang diakses dari file.upi.edu/direktori/fip/jur, pada tanggal 26 Mei 2012), metode yang dapat dikembangkan yaitu : a. Metode Bercakap-cakap

17 Metode bercakap-cakap adalah suatucara penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap antar anak dengan guru, anak dengan anak. b. Metode Bercerita, merupakan cara memberikan pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita secara lisan c. Metode Circle Time, merupakan salah satu metode belajar yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak dengan membuat formasi setengah lingkaran dimana guru dan anak bisa berinteraksi secara langsung. d. Metode Sosiodrama, adalah cara memainkan peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut kerjasama secara utuh diantara para pemainnya. Dari beberapa metode pengembangan kemampuan berbahasa pada anak TK, metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa lisan anak pada penelitian ini adalah metode circle time. 2. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Circle Time Dalam melaksanakan kegiatan circle time, ada beberapa ramburambu yang diperhatikan, yaitu : rancang kegiatan dengan sebaik mungkin dan menetapkan aturan kegiatan untuk kemudian disepakati dan dipatuhi oleh semua peserta dan peran guru dalam circle time yang optimal. Menurut Diane T. Dodge dalam Asmawati, dkk(2008 :7.16), untuk melaksanakan kegiatan circle time yang efektif ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu : a. Bagi anak-anak menjadi kelompok kecil, hal ini akan memberikan kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dalam diskusi

18 b. Alokasikan waktu untuk melakukan kegiatan circle time selama 10-15 menit pada setiap harinya, sebelum melakukan kegiatan c. Tata ruangan senyaman mungkin, singkirkan meja dan kursi yang tidak diperlukan d. Pilihlah kegiatan untuk memanggil anak agar mengikuti kegiatan circle time, misalnya dengan menggunakan gerak dan lagu sehingga anak dapat berkumpul di tempat yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut e. Ajak anak untuk duduk melingkar sehingga dapat saling melihat satu sama lain dan guru dapat melihat semua anak f. Hindari demonstrasi kegiatan dan penjelasan yang terlalu panjang dan berbelit-belit tanpa adanya interaksi anatara anak dan guru g. Berikan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak dengan singkat dan jelas yang mudah dimengerti. Berikut ini adalah contoh pembagian kelompok lingkaran berdasarkan pada jumlah anggota kelompoknya, yaitu : lingkaran individu, lingkaran kelompok, dan variasi. C. Pedoman Penilaian 1. Cara Penilaian Membaca Permulaan Penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan, dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran.

19 Penilaian tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran berlangsung. Dalam buku pedoman penilaian dari Depdiknas (2006: 607), pencapaian hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut : a. Anak yang belum mencapai indikator yang diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong (O). b. Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam SKH, atau dalam tugas sedikit dibantu guru maka pada kolom penilaian guru menuliskan tanda check ( ) c. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan tepat/cepat/lengkap/benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ( ). Sedangkan menurut Kemdiknas (2010: 11), tentang Pedoman Penilaian di TK, penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan, dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung, guru dapat melaksanakan penilaian. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan (indikator)

20 semua anak yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam rencana kegiatan harian (RKH). Adapun cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut: a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti: dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ) b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam RKH maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda dua bintang ( ) c. Anak yang sudah berkembang (BSH) sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam RKH diberi tanda tiga bintang ( ) d. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( ). 2. Indikator Hasil Belajar Dalam Permendiknas Nomor 58 (2009: 10) tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut:

21 No Lingkup Perkembangan 1. Mengungkapkan Bahasa Tabel 2.1. Kurikulum Kelompok B Tingkat Pencapaian Perkembangan 1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks. 2. Menyebutkan Kelompok Gambar yang memiliki bunyi yang sama 3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbolsimbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung 4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan) 5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain 6. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. Sumber: Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 Berdasarkan pada peengertian di atas, maka pada Kurikulum TK Pertiwi Pancasan Tahun Pelajaran 2011/2012 halaman 12-13, indikator penilaian kemampuan bahasa disusun sebagai berikut: Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Bahasa anak Kelompok B TK Pertiwi Pancasan Tahun 2011/2012 No. Indikator 1. Menjawab pertanyaan sederhana Memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi/ 2. keterangan tempat, misal: di luar, di dalam, di atas, di bawah, di muka, di depan, di belakang, di kiri, di kanan, dll 3. Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan 4. Berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri (sesuai anak) Sumber: Kurikulum TK Pertiwi Pancasan Tahun 2011/2012

22 Sudjana (2010 : 8) menyebutkan bahwa biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya yakni : berkisar antara 75% - 80%, artinya siswa dikatakan berhasil apabila ia mencapai 75% - 80 % dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari nilai tersebut dikatakan belum berhasil. Adapun kriteria tingkat keberhasilan anak dalam upaya perbaikan pembelajaran dalam PTK ini, adalah sebagai berikut: a. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil jika 75% dari materi yang di ajarkan dikuasai oleh anak. b. Proses pembelajaran secara klasikal dinyatakan berhasil jika 75% dari keseluruhan jumlah anak dalam kelas sudah memperoleh nilai kriteria keberhasilan seperti tersebut di atas. D. Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini, dilaksanakan kegiatan bercerita pada kegiatan circle time sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan bahsa lisan anakdengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dan praktek langsung. Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir pada penelitian tindakan kelas ini peneliti jabarkan melalui bagan sebagai berikut :

23 kondisi awal Kondisi sudah meningkat, ada perbaikan tapi belum maksimal - Pembelajaran masih terpusat pada guru - Kemampuan Bahasa lisan masih rendah - Hasil belajar belum optimal - Minat siswa bertambah pada kegiatan bercerita - Kemampuan bahasa lisan anak mulai meningkat - Guru sudah lebih bisa memberikan motivasi kepada siswa Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK Siklus I 3 x pertemuan Siklus II 3 x pertemuan - Minat siswa meningkat pada kegiatan bercerita - Kemampuan bahasa lisan siswa sudah baik - Guru sudah berhasil memberikan pembelajaran bahasa lisan melalui bercerita Gambar. 2.1 Skema Kerangka Pikir Telah terjadi perbaikan pembelajaran yang optimal. Berhasil E. Hipotesis Tindakan Dari permasalahan di atas, hipotesis yang di ajukan adalah : melalui kegiatan circle time yang dilakukan secara intensif dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan pada anak usia dini kelompok B2 di TK Pertiwi Desa Pancasan semester II Tahun Ajaran 2011-2012.