PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL ROYAL TAPAZ PONTIANAK (STRUKTUR BETON BERTULANG 12 LANTAI) TERHADAP GEMPA. Abstrak

ANALISA STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA. Bill Antoni 1), Elvira 2), Aryanto 2) Abstrak

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

ANALISA PERHITUNGAN STURKTUR BANGUNAN GEDUNG HEAD OFFICE DAN SHOWROOM YAMAHA PONTIANAK ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

STUDI PENGGUNAAN BALOK ANAK PADA STRUKTUR PELAT BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ONE GALAXY DENGAN METODE SISTEM RANGKA MOMEN PEMIKUL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

PERHITUNGAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DI JALAN AHMAD YANI PONTIANAK

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3


BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Metoda yang banyak digunakan dalam mendesain struktur beton bertulang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambar- gambar yang akan menjadi acuan dalam perancangan,. Berikut adalah gambar dan

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Alam Sutera office tower, dapat

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR G-HOTEL 10 LANTAI DENGAN SISTEM KONSTRUKSI BETON BERTULANG JALAN JENDERAL URIP, KOTA PONTIANAK, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. basement dan Roof floor. Dimana pelat lantai yang digunakan dalam perencanaan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

PERANCANGAN STRUKTUR KANTOR INDOSAT SEMARANG. Oleh : LIDIA CORRY RUMAPEA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004

PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR IT AN NAWI KOTA METRO MENGACU PADA STANDAR NASIONAL INDONESIA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tugas akhir ini berjudul Perancangan Struktur Gedung Mall dan Hotel

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

menggunakan ketebalan 300 mm.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SAHID JAKARTA. Oleh : PRIA ROSE ADI NPM. :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

Transkripsi:

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK Hari Sucipto 1)., M. Yusuf 2)., Asep Supriyadi 2) ABSTRAK Pada penulisan tugas akhir ini penulis merencanakan gedung kantor sewa 8 lantai di Jalan Sisingamangaraja Kota Pontianak berdasarkan lokasi data tanah yang digunakan. Perencanaan gedung kantor sewa ini menggunakan spesifikasi perencanaan seperti mutu beton sebesar 25 MPa dan mutu baja sebesar 400 MPa. Standar perencanaan yang digunakan meliputi SNI 2847-2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non gedung dan juga PPPURG 1987 untuk pembebanan struktur. Dalam analisis, sistem pembebanan yang akan dibebankan pada gedung adalah sistem pembebanan vertikal berupa beban mati dan beban hidup serta beban horizontal berupa beban gempa dan analisis struktur dibantu dengan bantuan program komputer. Dari hasil analisis struktur diperoleh kesimpulan meliputi pelat, balok, kolom dan pondasi, untuk pelat lantai 1 hingga lantai atap setebal 110 mm dan untuk pelat lantai atap penthouse setebal 100 mm, sedangkan untuk balok induk berukuran 35/70, balok anak 1 berukuran 30/60, balok anak 2 berukuran 25/50 dan balok anak 3 berukuran 20/40, untuk kolom lantai 1-3 berukuran 70/70, dan kolom lantai 4-6 berukuran 65/65, kolom 7-8 berukuran 55/55, serta untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang (pile) yang tiap titiknya berkisar dari 6 s/d 52 tiang pancang. Kata kunci : Perhitungan struktur, beton bertulang, kantor sewa 8 lantai 1. PENDAHULUAN Pada penulisan tugas akhir ini penulis merencanakan gedung kantor sewa 8 lantai di Jalan Sisingamangaraja kota Pontianak. Lokasi tersebut berdasarkan data tanah asli dan disesuaikan dengan peraturan daerah yang menyangkut koefisien-koefisien bangunan. Adapun data-data fisik dari Gedung kantor sewa ini adalah : Struktur Beton Bertulang Jumlah 8 Lantai Luas Bangunan 682 m 2 Tinggi per lantai 4 m Tinggi total bangunan 35 m Spesifikasi material yang digunakan adalah : Mutu beton (f c ) 25 MPa Mutu baja (f y ) 400 MPa (tul. utama) Mutu baja (f ys ) 240 MPa (tul. sengkang) Mengingat permasalahan menyangkut perhitungan struktur bangunan sangat kompleks, maka untuk menyederhanakan analisis pehitungan agar pembahasannya lebih terarah pada tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam tugas akhir ini di buat batasan permasalahan sebagai berikut: Perencanaan gedung ini tidak menganalisis faktor ekonomin dan estetika. 1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan 1

Perencanaan dan perhitungan area parkir, anggaran biaya dan drainase tidak dperhitungkan. Adapun kombinasi pembebanan yang digunakan dalam perhitungan tugas akhir ini mengikuti peraturan SNI 2847-2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung yaitu : 1,4 D 1,2 D + 1,6 L + 0,5 Lr 1,2 D + 1,6 L + 0,5 R 1,2 D + 1,6 Lr + L 1,2 D + 1,6 R + L 1,2 D + L + EQx + 0,3 EQy 1,2 D + L + EQx 0,3 EQy 1,2 D + L EQx + 0,3 EQy 1,2 D + L EQx 0,3 EQy 1,2 D + L + 0,3 EQx + EQy 1,2 D + L + 0,3 EQx Eqy 1,2 D + L 0,3 EQx + EQy 1,2 D + L 0,3 EQx EQy 0,9 D + EQx + 0,3 EQy 0,9 D + EQx 0,3 EQy 0,9 D EQx + 0,3 EQy 0,9 D EQx 0,3 EQy 0,9 D + 0,3 EQx + EQy 0,9 D + 0,3 EQx Eqy 0,9 D 0,3 EQx + EQy 0,9 D 0,3 EQx EQy 2. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan SNI 2847-2013, modulus elastisitas beton dapat ditentukan berdasarkan : E c = W c 1,5. 0,043 f c dimana W c = 1440 2560 kg/m 3 Untuk beton normal, modulus elastisitas boleh diambil sebagai berikut : E c = 4700 f c 2.1 Pelat Pelat dikatakan pelat dua arah apabila rasio bentang pada sisi panjang dengan sisi pendeknya kurang dari atau sama dengan dua (L y / L x 2,0), dan apabila rasio tersebut lebih dari dua (L y / L x 2,0), maka pelat merupakan pelat satu arah. a. Untuk m 0,2 harus mengunakan pasal 9.5.3.2 b. Untuk 2,0 > m > 0,2 a. Untuk m > 2,0 b. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan tidak kurang dari 0,8 2.2 Balok Dimensi balok harus dapat memikul momen maksimum yang terjadi dan memenuhi syarat kekakuan serta kekuatan. Penentuan dimensi balok berdasarkan tabel 9.5(a) SNI 2847 2013 halaman 70 2.3 Kolom Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 10.3.6 kekuatan tekan rencana P n maksimum dari komponen struktur tekan yang yang dibebani gaya aksial dengan eksentrisitas nol dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Komponen struktur non-pratekan dengan tulangan spiral : b. Komponen struktur non-pratekan dengan tulangan pengikat : Sementara luas penampang kolom A g yang diperlukan dengan rasio penulangan g dapat dihitung dengan rumus berikut : 2

2.4 Pondasi Dalam penulisan tugas akhir ini, mengguanakan pondasi tiang pancang. Menurut Meyerhof (1956) untuk menentukan daya dukung pondasi tiang pancang sebagai berikut : Effisiensi satu tiang pancang dalam kelompok : 2.5 Gempa Untuk perencanaan gempa menggunakan standar perencanaan SNI 1726-2012. Analisa gempa dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer. Adapun tahapan dalam melakukan analisa gempa adalah : Mengumpulkan data bangunan Menentukan KDS (Kategori Desain Seismic) Menentukan sistem pemikul beban gempa Menentukan metode analisis gempa statis atau dinamis. Untuk penulisan tugas akhir ini menggunakan metode statis dikarenakan bentuk struktur bangunan yang beraturan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perencanaan Pendahuluan Perencanaan pendahuluan adalah suatu tahapan analisis untuk memperkirakan dimensi-dimensi struktur awal yang selanjutnya akan dilakukan perhitungan dengan bantuan program komputer untuk memperoleh dimensi yang effisien dan kuat. Dimensi-dimensi yang akan dilakukan perencanaan pendahuluan yaitu pelat, balok dan kolom. a. Perencanaan Dimensi Pelat Untuk pelat lantai 1-atap setebal 110 mm, sedangkan untuk pelat lantai atap penthouse setebal 100 mm. b. Perencanaan Dimensi Balok Balok induk berukuran 35/70, balok anak 1 berukuran 30/60, balok anak 2 berukuran 25/50, dan balok anak 3 berukuran 20/40. c. Perencanaan Dimensi Kolom Kolom lantai 1-3 berukuran 70/70, kolom lantai 4-6 berukuran 65/65, kolom lantai 7-8 berukuran 55/55 dan kolom lantai atap-atap penthouse berukuran 45/45. 3.2 Penulangan Struktur Utama Untuk menganalisis penulangan utama ini dengan menggunakan bantuan program komputer diperoleh output seperti As perlu dan dikontrol dengan perhitungan manual, sehingga diperoleh luasan penulangan yang diperlukan ditiaptiap elemen struktur utama, seperti pelat, balok dan kolom.. 3.3 Penulangan Struktur Penunjang Untuk menganalisis penulangan struktur penunjang ini sendiri sama seperti kasus penulangan struktur utama, dari hasil output program komputer berupa Asperlu tersebut dapat menghasilkan tuluangan yang diperlukan tiap-tiap elemen struktur penunjang, seperti pelat tangga, pelat bordes, pelat lift, balok bordes, kolom tangga dan kolom lift. 3.4 Perencanaan Pondasi Pondasi direncanakan dapat menahan struktur bangunan diatasnya tanpa mengalami penurunan yang besar. Karena jenis tanah pada konstruksi bangunan ini merupakan tanah lunak sehingga pemilihan jenis pondasi harus tepat. pondasi menggunakan tiang pancang (pile) yang diteruskan hingga mencapai tanah keras, dengan tiap titiknya berkisar dari 6 s/d 52 tiang pancang. 3

Data pondasi: 1. Jenis Fondasi : Tiang pancang 2. Bentuk Fondasi : Segi empat 3. Dimensi Fondasi : 25cm x 25cm 4. Kedalaman Fondasi: 24 m 4. KESIMPULAN Pada umumnya, kekuatan struktur bergantung pada ukuran dimensi elemenelemen struktur, dimana jika dimensi elemen struktru didesain dengan ukuran besar, maka kekuatan struktur akan bertambah besar dan sebaliknya. Namun perhitungan perencanaan gedung bertujuan untuk memperoleh desain struktur yang kuat dan aman, sehingga mampu memikul beban-beban yang bekerja pada struktur sesuai dengan standar perencanaan yang digunakan. Dari hasil perhitungan, diperoleh dimensi elemen-elemen struktur sebagai berikut : Tebal pelat 110 mm untuk pelat lantai 1-atap) Tebal pelat 100 mm untuk pelat lantai atap penthouse) Dimensi balok induk 35/70 Dimensi balok anak 1 30/60 Dimensi balok anak 2 25/50 Dimensi balok anak 3 20/40 Dimensi kolom 70/70 untuk lantai 1-3 Dimensi kolom 65/65 untuk lantai 4-6 Dimensi kolom 55/55 untuk lantai 7-8 Dimensi kolom 45/45 untuk lantai atap Dimensi poer setebal 1,2 m 5. DAFTAR PUSTAKA ------, 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847:2013, Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. ------, 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012, Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. ------, 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI 1.3.53.1987 Bandung: Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan Badan Penerbit PU. Asroni, Ali. 2010. Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Honggo, Eko. 2015. Perhitungan Struktur Hotel 11 Lantai Jalan Teuku Umar Pontianak. Program Sarjana. Universitas Tanjungpura Jefry. 2014. Perhitungan Struktur Hotel Royal Tapaz Pontianak (Struktur Beton Bertulang 12 Lantai) Terhadap Gempa. Program Sarjana. Universitas Tanjungpura. Kusuma, Gideon dan W. C. Vis. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Seri 1. Jakarta: Erlangga. Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. 2016. Laporan Analisis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Gedung SD Kristen Immanuel Pontianak. Pontianak: Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Poerbo, Hartono. 1992. Utilitas Bangunan. Jakarta: Djambatan. 4

Riza, Miftakhur. 2010. Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS Seri 1. Jakarta: ARSGroup. Riza, Miftakhur. 2015. Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS Seri 2. Jakarta: ARSGroup. Violeta, Iona. 2012. Perhitungan Struktur Gedung Tahan Gempa Head Office dan Showroom Yamaha Pontianak Berdasarkan RSNI 03-1726-201x. Program Sarjana. Universitas Tanjungpura.. 5