KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
MARKAS KEPOLISIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI SLEMAN

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

FASILITAS REST AREA TIPE A PADA RUAS JALAN TOL CIPULARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kepolisian Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

SEKOLAH ISLAM TERPADU AL IRSYAD DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

TERMINAL BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

TAMAN RIA DI SEMARANG

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN PT. KARYA MUKTI ABADI SEBAGAI SENTRA INDUSTRI KAROSERI DUMP TRUK UNTUK WILAYAH JAWA TENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Hi-Tech

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

ONE STOP TOYOTA AUTOMOBILE SHOPPING DI SEMARANG

TERMINAL PULO GEBANG DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL, JAKARTA TIMUR PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH-TECH

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

POOL TAKSI BLUE BIRD GROUP CIPUTAT JLN. RAYA CIPUTAT, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN

STASIUN KERETA MONOREL INTERCHANGE KARET DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

SEKOLAH TINGGI TEKNIK TELEVISI DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

TERMINAL BUS KELAS A KOTA SEMARANG

TERMINAL BUS KELAS A DI PULO GEBANG KAWASAN TIMUR DKI JAKARTA

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TERTIB LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KOTA

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

REDESAIN PASAR KOTA KLATEN 3 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

TERMINAL BIS KOTA BEKASI

ENTERTAINMENT CENTRE DI SALATIGA

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Bioklimatik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan kepemilikan kendaraan makin meningkat, pada gilirannya. berdampak pada kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Provinsi DKI Jakarta yang merupakan

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

PASAR BUKU KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

GRAHA LANSIA KELOMPOK EKONOMI MENENGAH ATAS DI JAKARTA

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR PELAYANAN TERPADU SAMSAT DAN SATLANTAS POLTABES SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : GATOT ROOSENO AJI NUGROHO L2B 097 243 Periode 78 Maret 2002 - Juni 2002 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2002

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem transportasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional. Transportasi sangat dibutuhkan untuk menjamin terselenggaranya mobilitas penduduk maupun barang. Sehingga dengan adanya ketersediaan sistem transportasi yang baik, diharapkan dapat menunjang berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu pembangunan. Angkutan darat sebagai bagian dari sistem transportasi secara keseluruhan, turut memberikan konstribusi dalam meningkatkan perekonomian dalam suatu wilayah. Sejalan dengan pertumbuhan kota jumlah kepemilikan sarana transportasi di kota Semarang juga semakin meningkat. Tercatat kepemilikan truk, mobil dinas/pribadi serta sepeda motor mengalami kenaikan yang signifikan, dibandingkan dengan kepemilikan bus, colt. Taksi ataupun daihatsu. (Kantor BPS Kota Semarang, Semarang Dalam Angka Tahun 2000, Semarang: penerbitan BPS, 2000). Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 76 tahun 1993 perlunya diterbitkan suatu Sistem Informasi Kendaraan Bermotor dan Surat Izin Mengemudi bagi Pengendara Kendaraan Bermotor. Sistem Informasi Kendaraan Bermotor dapat digunakan antara lain untuk pengendalian kendaraan yang beroperasi, mempermudah penyidikan kejahatan kendaraan bermotor, rekayasa dan perencanaan lalu lintas. Sedangkan Sistem Informasi Surat Izin Mengemudi digunakan antara lain untuk mempermudah penyidikan pelanggaran dan kejahatan yang menyangkut pemegang SIM, membimbing dan meningkatkan kualitas pengemudi, dan pendidikan mengemudi. Sistem Informasi Kendaraan Bermotor dan Surat Izin

megemudi ini wajib dipenuhi oleh seluruh pemilik dan pemakai kendaraan bermotor serta penyelenggaraannya dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia. (Sumarmo,D, Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Pedoman dan Tata Tertib Disiplin Lalu Lintas Di Jalan Tahun 1993, Jakarta:CV. Mini Jaya Abadi, 1993) Dengan adanya peningkatan kuantitas kendaraan bermotor di kota Semarang menuntut konsekuensi terutama aparat pemerintah kota Semarang untuk melakukan pelayanan bagi masyarakat pengguna kendaraan dengan lebih baik dan professional. Terutama pelayanan administrasi/registrasi dan identifikasi bagi kendaraan bermotor dan pengemudi, yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia serta instansi terkait yaitu Dinas Pendapatan Daerah dan PT Jasa Raharja. Dengan pelayanan yang baik (tepat, erdaya guna dan berhasil guna) dan professional dapat dicegah dan ditanggulangi permasalahan lalu lintas misal kecelakaan, pencurian kendaraan bermotor, ketertiban lalu lintas, kemacetan dan lain-lain. Hal ini juga sejalan dengan wacana reformasi Kepolisian yaitu perbaikan di tubuh Polri setelah lepas dari TNI dan Mandiri sebagai pelayan dan pelindung masyarakat yang menjunjung profesionalisme. (Tabah, Anton, Reformasi Kepolisian, Semarang: Mitra Binmas, 2000) Nemu kenyataan yang terjadi adalah berbeda. Kantor pelayanan Sistem Informasi Kendaraan Bermotor terpisah sangat jauh dengan Kantor Pelayanan Surat Izin Mengemudi,sehingga menyulitkan masyarakat jika hendak mengurus administrasi pendaftaran kendaraan bermotor dan Surat Izin Mengemudi sekaligus, Aksesbilitas yang sulit terutama oleh masyarakat yang menggunakan angkutan umum, ketidak efisien dan efektif pengurusan administrasi yang terjadi sehingga tidak jarang masyarakat lebih senang memilih jalan pintas dengan membayar sejumlah uang lebih, ketersediaan

sarana yang tidak memadai untuk menguji sebagai syarat administrasi pengurusan, serta kapasitas ruang yang tidak memadai lagi dengan kebutuhan saat ini atau beberapa tahun kedepan. Jika hal ini terus berlanjut maka penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam sistem administrasi ini akan semakin besar meskiu bukan satu-satunya sebab. Sedangkan Kantor Satuan Lalu Lintas Poltabes Semarang sendiri sebagai salah satu wadah unsure pelaksana administrasi pengemudi dan fungsi teknis lalu lintas juga belum maksimal dalam segi pelayannya. Kantor Satlantas Poltabes Semarang tidak memenuhi syarat sebagai kantor pelayanan umum yang baik, mulai dari permintakatan tapak yang sering terjadi cross, perparkiran yang tidak baik sehingga mengganggu jalan raya, kapasitas ruang yang sudah tidak memadai lagi serta bangunan kantor yang tidak representative lagi sebagai kantor polisi yang sejalan dengan Reformasi Kepolisian. Untuk itulah diperlukan fasilitas kantor pelayanan terpadu sistem administrasi registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan yang representative yang modern sehingga memberikan kemudahan bagi warga masyarakat untuk menyelesaikan kewajiban mereka. Selain itu sekaligus juga sebagai kantor Satuan Lalu Lintas Poltabes Semarang guna memberikan pelayanan yang menyeluruh dalam berlalu lintas di jalan oleh petugas kepolisian lau lintas 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Menyelesaikan masalah perencanaan dan perancangan Pelayanan Terpadu Kantor Samsat dan Kantor Satlantas Poltabes Semarang dengan pendekatan desain arsitektur Bernard Tschumi

1.2.2. Sasaran Tersusunnya Laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) sebagai pedoman dalam desain grafis arsitektur 1.3. Lingkup Pembahasan Ruang lingkup meliputi factor yang berhubungan perencanaan dan perancangan Pelayanan Terpadu Kantor Samsat dan Kantor Satlantas poltabes Semarang dengan pembahasan diarahkan pada permasalahan yang berorientasi pada disiplin ilmu arsitektur, pembahasan dari luar bidang tersebut dimaksudkan untuk mempertajam dan melengkapi pembahasan utama. Penekanan pembahasan ditekankan dan dibatasi pada masalahmasalah yang berkaitan dengan ilmu arsitektur antara lain: 1. fungsi bangunan sebagai fasilitas pelayanan public dengan sarana penunjang yang berkaitan dengan fungsi tersebut 2. sebagai fungsi pelayanan public dengan skala kota, fasilitas ini akan mengambil studi kasus dari beberapa fasilitas yang mendekati kesamaan skala pelayanannya dengan fungsi sama. 3. sarana yang tersedia diprediksikan untuk masa depan jangka waktu prediksi perancanaan 10tahun kota Semarang. 1.4. Metoda Pembahasan Metoda Pembahasan menggunakan metoda analisis deskriptif yaitu dengan melakukan kegiatan pengumpulan data-data baik primer maupun sekunder, penganalisisan data dan menyimpulkan dari hasil analisis yang didapat. Kemudian mengadakan suatu pendekatan perencanaan dan perancangan bangunan dengan orientasi pada ilmu arsitektur.

Pengumpulan data dilakukan dengan; 1. studi literature pengumpulan data-data melalui perpustakaan maupun internet 2. observasi lapangan dan pendokumentasian observasi dilakukan di Kantor Samsat Kota Semarang, Kantor Satlantas Kota Semarang, Kantor Satlantas Kabupaten Klaten, Kantor Satpas Polda Metro Jaya dan instansi lain yang terkait 3. wawancara dilakukan dengan nara sumber yang terkait untuk mendapatkan informasi tentang perencanaan Pelayanan Terpadu Kantor Samsat dan Kantor Satlantas Poltabes Semarang. 1.5. Sistematika Pembahasan Sistematika Pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini terbagi atas beberapa bagian yang dijabarkan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, metoda pembahasan, sistematika pembahasan serta alur pikir. Bab II Tinjauan Umum Bab ini berisi tentang tinjauan umum mengenai kantor, pelayanan terpadu, kantor samsat dan kantor satlantas poltabes serta tinjauan mengenai studi kasus kantor bersama samsat Semarang dan kantor satlantas poltabes Semarang. Bab III Tinjauan Kantor Samsat dan Kantor Satlantas Poltabes Semarang

Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab ini berisi tinjauan tentang Struktur Organisasi dan Jumlah personil, tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi, kegiatan peayanan, mekanisme pelayanan dan sketsa pembagian ruang kantor samsat dan Kantor Satlantas Poltabes Semarang. Tinjauan Khusus Pelayanan Terpadu Kantor Samsat dan Kantor Satlantas Kota Semarang Bab ini berisi tentang pengertian, fungsi dan tujuan pelayanan, kegiatan, serta kondisi fisik dan non fisik kota Semarang Kesimpulan Batasan dan Anggapan Bab ini berisi kesimpulan, batasan dan anggapan yang semuanya akan dipergunakan dalam analisis selanjutnya Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Berisi tentang pokok-pokok pikiran sebagai pedoman perncanan dan perancangan secara menyeluruh mencakup pendekatan perencanaan, pendekatan fungsional meliputi pendekatan jenis dan kelompok kegiatan, pelaku kegiatan, sarana dan hubungan pelaku dan sarana. Pendekatan Pemakai dan aktivitas dipandang dari pegawai dan pengunjung. Selain itu pendekatan perencanaan arsitektur meliputi pendekatan arsitektural (penekanan desain), pendekatan kinerja, pendekatan kontekstual, pendekatan struktur dan utilitas. Konsep Dasar dan Program Ruang Perancangan Berisi tentang tujuan perancangan, konsep dasar perancangan, penekanan desain, factor-faktor perancangan dan program perancangan.