keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mengemban tugas pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah pengalihan pengetahuan, kebudayaan dan lainlainnya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, sehingga terwujudnya masyarakat yang beriman, bertaqwa, adil, makmur, dan sejahtera. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan wewenang dan tanggung jawab tri pusat lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga tersebut meliputi keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga lembaga tersebut, antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi dalam rangka pembentukan pribadi anak. Pemerintah menyelenggarakan pendidikan formal, keluarga menyelenggarakan pendidikan informal, dan masyarakat menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal. Sebenarnya tanggung jawab pendidikan itu pertamatama ada pada orang tua, seperti yang dikatakan Ahmad Tafsir (1994 : 160) bahwa: Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat wajib dipertanggungjawabkan. Jelas tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidaklah kecil. Secara umum inti dari tanggung jawab itu

ialah penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga. Jadi, tanggung jawab mendidik anak itu adalah kewajiban orang tua, tetapi karena adanya perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia, maka tugas mendidik dilimpahkan kepada lembaga yang profesional yaitu lembaga yang memiliki kesiapan dan kemampuan secara praktis dan teoritis. Walaupun tanggung jawab mendidik anak sudah diserahkan kepada lembaga yang profesional, tetapi orang tua dan masyarakat tidak terlepas begitu saja dari tanggung jawab mendidik. Maka wajarlah kalau orang tua dan masyarakat memberikan dorongan, pendidikan serta pengajaran bagi anak-anak yang bersifat positif. Menurut Nana Syaodih (1997 : 58) bahwa : Pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah yang mampu mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat, peranan guru sangat penting sekali. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2000 : 27) yaitu sebagai berikut : " pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah menjadi

tanggung jawab guru, baik selaku tenaga profesional maupun selaku tenaga non-profesional ". Peranan guru yang sangat sentral dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah, terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran, mengisyaratkan bahwa kualitas pendidikan di sekolah itu sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya kualitas kemampuan guru dalam pelaksanaan sistem pendidikan, walaupun masih ada faktor-faktor lain yang masih terkait. Oleh karena itu, kualitas kemampuan guru dalam melaksanakan proses pendidikan ini harus lebih ditingkatkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal. Namun, dewasa ini sering muncul nada sumbang yang masih disuarakan oleh sebagian masyarakat luas, yang mempertanyakan tentang kualitas kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Rochman Natawidjaya (1992 : 11) mengatakan bahwa : " kritik masyarakat terhadap kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya antara lain disebabkan oleh kemampuan guru yang tidak memadai dalam menyesuaikan dirinya terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di bidang pendidikan ". Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan diatas, ternyata untuk mewujudkan kualitas pendidikan itu sangat ditunjang oleh kemampuan profesional guru, dalam

artian guru mampu melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar serta mampu menciptakan inovasiinovasi yang dapat menunjang pada peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh sehingga mampu menyesuaikan dirinya terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat R. Ibrahim (1980 : 51), yaitu sebagai berikut : Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Berkenaan dengan fenomena yang sedang terjadi dalam dunia pendidikan kita, para guru perlu didorong untuk berperan aktif dalam upaya menghadapi fenomena tersebut. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dengan efisien dan efektif, sehingga dapat menemukan inovasiinovasi yang bermanpaat guna meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan datang. Dalam mewujudkan kemampuan guru yang profesional yang dapat berperan sebagai pengajar dan pendidik serta mampu melaksanakan proses pembelajaran secara efisien dan efektif bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah,

dan sudah barang tentu memerlukan pembinaan yang berkesinambungan. Pada kenyataannya, pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD dan Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, pembinaan kemampuan profesional guru ini harus mendapat perhatian yang serius agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Salah satu sasaran pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian, pembinaan ini menaruh perhatian utama pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang secara profesional sehingga mereka lebih mampu dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan dengan optimal. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa sasaran utama proses pembinaan ini lebih difokuskan pada akontabilitas profesional guru yang direfleksikan dalam kemampuan-kemampuan sebagai berikut :

1. Merencanakan kegiatan pembelajaran. 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran 3. Menilai proses dan hasil pembelajaran. 4. Memanpaatkan hasil penilaian bagi penigkatan layanan pembelajaran 5. Memberikan umpan balik secara tepat, teratur dan terus-menerus kepada peserta didik. 6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. 7. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. 8. Mengembangkan dan memapaatkan alat bantu dan media pembelajaran 9. Memanpaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia. 10.Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode dan teknik) yang tepat. ll.melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran. (Tim Tutor Bidang Pendidikan Dasar, 1997 : 4) Selain proses pembinaan yang berkesinambungan, masih ada sejumlah aspek yang terkait dengan pribadi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya, seperti pendidikan, kecerdasan, pengetahuan, ekonomi, dan motivasi. Sedangkan aspek-aspek lain yang berada di luar pribadi guru, seperti pembinaan Kepala Dinas, pembinaan Pengawas TK/SD, pembinaan Kepala Sekolah, kurikulum, gedung sekolah, organisasi sekolah, dan fasilitas yang dapat menujang pada pelaksanaan proses pembelajaran. Diantara aspek-aspek yang telah dikemukakan di atas, dengan tidak bermaksud menyepelekan aspek-aspek yang lainnya, kiranya aspek pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD serta motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran merupakan aspek yang paling penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efisien dan efektif. Sebagaimana telah diungkapkan di atas, bahwa adanya pembinaan kemampuan profesional guru oleh Pengawas TK/SD dapat dianggap sebagai modal utama untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran. Namun, apabila guru yang bersangkutan tidak memiliki motivasi yang tinggi, maka proses pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik, walaupun di lingkungan sekolah itu sudah tersedia fasilitas yang memadai, materi kurikulum yang relevan, dan kemampuan guru yang profesional. Dalam hal ini, Sujudi (1991 : 13) mengatakan bahwa : " persoalan mutu pendidikan itu bersumber dari disiplin dan motivasi guru. Lebih Ianjut Nana Syaodih (1997 : 200) mengatakan bahwa : " implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung kepada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru ". Dengan demikian, untuk menciptakan proses pembelajaran yang efisien dan efektif, maka pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD serta kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD dikaji secara mendalam. Untuk memperkaya wawasan penuiis dalam melaksanakan penelitian, berikut ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan rencana penelitian yang akan penuiis laksanakan, diantaranya : Anik Ghufron (1993) dalam tesisnya yang berjudul " Motivasi Guru Sebagai Pengembang Kurikulum yang mengemukakan beberapa kesimpulan, diantaranya ada dua bentuk motivasi atau dorongan guru dalam melaksanakan tugasnya. Pertama, sebagian guru dalam melaksanakan tugasnya didorong oleh motivasi untuk mendidik, sedangkan yang kedua hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan tugas dinasnya. Dari kedua kesimpulan di atas, kebanyakan guru dalam melaksanakan tugasnya lebih hanya sekedar memenuhi tuntutan sebagai aparatur pemerintah dalam mengimplementasikan kurikulum di kelas, Barak Rosenshine dan Robert Stevens (1988), dalam penelitiannya mengungkap perilaku mengajar guru yang efektif sebagai berikut ; memulai pelajaran dengan kaji ulang pelajaran lalu, menjelaskan tujuan pelajaran secara singkat, menyajikan pelajaran langkah demi langkah dan memberikan latihan praktis setelah setiap langkah, memberikan instruksi dan rincian tugas yang

jelas, memberikan praktek yang banyak, memberikan berbagai pertanyaan dan kesempatan kepada semua siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya, membimbing praktek siswa dengan keterampilan dan prosedur baru, memberikan umpan balik dan perbaikan secara sistematis, memberikan instruksi yang eksplisit untuk pekerjaan siswa dan memantau kemajuannya, Kamala Arora (1978) mengungkapkan tentang perbedaan antara guru yang efektif dengan guru yang tidak efektif, antar lain sebagai berikut : memutuskan untuk menjadi guru sejak kecil, berminat untuk menjadi guru karena menghargai pekerjaan guru, memutuskan untuk menjadi guru atas kemauan sendiri, bersedia melaksanakan pekerjaan mendidik selain mengajar, berminat untuk mengikuti pendidikan dalam jabatan, mendapatkan kepuasan tentang pekerjaan sebagai guru, kepuasan kerja bukan sematamata karena faktor finansial melainkan memperoleh hasil kerja yang baik, pergaulan intim dengan siswa dan dengan rekan sejawat, tidak berkeinginan untuk meninggalkan profesi guru, memiliki sikap positif terhadap guru dan profesinya. (Syaodih, Nana. 1983 : 20), National Education Association (1988) dalam penelitiannya menemukan 10 macam tugas guru yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan tugas guru sebagai

pelaksana kurikulum, yaitu : menjaga agar siswa s melaksanakan tugasnya, mencatat kehadiran siswa, menyesuaikan rencana kerja dalam kegiatan kelas, memantau kegiatan di luar sekolah, merencanakan pelajaran, mendiskusikan pekerjaan dengan rekan sejawat, memberikan penyeluhan kepada siswanya, memberikan respon kepada pertanyaan kepala sekolah, mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, menghadiri rapat guru (Natawidjaya, Rochman. 1989 : 17), Tita Rosita (2001) dalam tesisnya yang berjudul " Dukungan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Terhadap Peningkatan Kemampuan Kinerja Mengajar di Sekolah Dasar", menyimpulkan bahwa sampai saat ini target pembinaan yang dilakukan oleh para pengelola pendidikan belum maksimal. Selanjutnya, Depdikbud merinci sepuluh kemampuan dasar yang harus dimiliki guru yang profesional, diantaranya : 1. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsepkonsep dasar keilmuannya. 2. Pengelolaan program belajar-mengajar. 3. Pengelolaan kelas. 4. Penggunaan media dan sumber pembelajaran. 5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan. 6. Pengelolaan interaksi belajar-mengajar. 7. Penilaian prestasi siswa. 8. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.

11 9. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah. lo.pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran. (Syaodih, Nana. 1997 : 193) Dalam menjalankan sepuluh kompetensi dasar di atas, harus ditunjang oleh motivasi guru yang tinggi agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang optimal. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penuiis mengambil kesimpulan bahwa pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD serta kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efisien dan efektif. B. Perumusan dan Pembatasan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang di atas, bahwa pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD serta kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran merupakan hal yang perlu dikaji secara mendalam. Dalam penelitian ini, pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang

12 dilakukan oleh Pengawas TK/SD, berkaitan dengan dua hal pokok : Pertama, melalui pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan profesional guru, yang meliputi : (a) kemampuan guru dalam merencanakan proses pembelajaran, seperti mengidentifikasi kebutuhan siswa, menentukan model pembelajaran yang tepat, dan menganalisis materi kurikulum yang akan dijabarkan dalam satuan pelajaran, (b) kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, seperti pengelolaan kelas, penggunaan alat atau media yang dapat memperlancar proses pembelajaran, dan mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang kondusif, (c) kemampuan guru dalam mengevaluasi proses pembelajaran, seperti membuat kriteria penilaian, menentukan alat evaluasi yang tepat dan mampu menganalisis hasil evaluasi tersebut untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kedua, motivasi guru merupakan salah satu faktor pendukung yang tidak dapat terpisahkan dari unsur kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat tercermin dari indikator-indikator sebagai berikut : durasi kegiatan yang meningkat, frekuensi kegiatan yang meningkat, tingkat aspirasi

13 guru yang tinggi, keuletan dan ketabahan guru dalam menghadapi berbagai rintangan dalam melaksanakan proses pembelajaran, serta cita-cita dan harapan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Syamsudin, A. Makmun, 2000 : 23). Dari uraian indikator di atas, penelitian ini memfokuskan pada motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD, yang lebih ditekankan pada hal-hal sebagai berikut : dorongan dalam melaksanakan proses pembelajaran, harapan setelah melaksanakan proses pembelajaran, serta keuletan mengatasi berbagai kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini difokuskan pada pokok permasalahan tentang " Bagaimana Pembinaan kemampuan Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD ". Selanjutnya, karena kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran ini tidak terlepas dari motivasi guru itu sendiri, maka dalam penelitian ini dibahas mengenai motivasi guru setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD. Untuk lebih mempermudah menjawab pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka digunakan paradigma teoritis sebagai berikut :

14 Pembinaan Depdiknas Pengawas Kepala Sekolah Guru Kemampuan guru Motivasi guru Perilaku guru Disiplin guru Ekonomi guru Budaya guru Variabel Fokus Proses pembelajaran yang efisien dan efektif Peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran Siswa Kemampuan siswa Karakter siswa Perkembangan individu siswa Ekonomi siswa Lingkungan Sosial Politik Ekonomi Budaya Gambar 1. Peta Variabel Teoritis Dengan tidak bermaksud mengecilkan variabelvariabel yang telah dipetakan di atas, penuiis mencoba untuk membatasi penelitian ini pada variabel-variabel sebagai berikut berikut : Pembinaan Pengawas TK/SD, kemampuan profesional guru, dan motivasi guru dalam proses pembelajaran. Adapun hubungan dari ketiga variabel tersebut adalah sebagai berikut :

15 Pembinaan Pengawas TK/SD Persepsi Pengawas TK/SD Aspek yang dibina Mekanisme pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelaj aran Kemampuan Guru Kemampuan guru dalam merencanakan proses pembelajaran Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran Kemampuan guru dalam mengevaluasi proses pembelajaran Proses Pembelajaran yang Efisien dan Efektif Aktifitas proses pembelajaran tinggi Suasana proses pembelajaran yang kondusif Daya serap siswa yang tinggi terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh Guru Peningkatan Kemampuan Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran Kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum Keterampilan intruksional guru Kreatifitas guru dalam dalam proses pembelajaran Motivasi Guru Dorongan guru dalam melaksanakan proses pembelaj aran. Harapan guru setelah melaksanakan proses pembelajaran Keuletan guru dalam mengatasi kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran Gambar 2. Peta Variabel Penelitian

C. Definisi Operasional 1. Pembinaan Pengawas TK/SD Pengawas TK/SD merupakan tenaga profesional yang disiapkan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi pembinaan yang dilakukan Pengawas TK/SD, lebih dititikberatkan kepada pengembangan potensi yang dimiliki oleh guru, dan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan guru. Pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, meliputi hal sebagai berikut : persepsi Pengawas TK/SD terhadap tugas pembinaan yang diembannya, aspek-aspek yang dibina oleh Pengawas TK/SD, dan mekanisme pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD. 2. Kemampuan Profesional Guru Kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran dalam penelitian ini, berhubungan dengan permasalahan tentang bagaimana kualitas kemampuan guru setelah dibina oleh Pengawas TK/SD dalam hal : (a) merencanakan proses pembelajaran, seperti mengidentifikasi kebutuhan siswa, menentukan metode yang tepat, dan menganalisis materi kurikulum

17 yang akan dijabarkan dalam satuan pelajaran, (b) melaksanakan proses pembelajaran, seperti pengelolaan kelas, penggunaan media atau alat pembelajaran, dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, (c) mengevaluasi proses pembelajaran, seperti menentukan kriteria penilaian, membuat alat evaluasi yang tepat, dan menganalisis hasil evaluasi sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang. 3. Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor pendukung yang tidak terpisahkan dari kemampuan profesional guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi, kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru akan mampu dioptimalkan dengan baik. Dalam hal ini, motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan kemampuan profesional guru dari Pengawas TK/SD, meliputi dorongan dalam melaksanakan proses pembelajaran, harapan setelah melaksanakan proses pembelajaran, dan keuletan mengatasi berbagai kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran.

D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan inti permasalahan penelitian ini, tentang pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD? 3. Bagaimana motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji proses pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran, serta mengkaji kemampuan dan motivasi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan

20 keuletan guru mengatasi berbagai kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran. F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mengkaji proses pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi alternatif solusi dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam proses pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD di masa yang akan datang. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih yang berarti bagi : a. Pengawas TK/SD, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan managerial Pengawas TK/SD dalam melaksanakan proses pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran. b. Guru, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam proses

19 mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakannya sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan, serta menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan : a. Proses pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, yang meliputi persepsi Pengawas TK/SD, aspek-aspek yang dibina oleh Pengawas TK/SD, dan mekanisme pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD. b. Kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran, yang meliputi kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakannya sebagai umpan balik (feed back) bagi perbaikan di masa yang akan datang. c. Motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD, yang meliputi dorongan dalam melaksanakan proses pembelajaran, harapan guru setelah melaksanakan proses pembelajaran, dan

pembelajaran, sehingga dapat mencapai t? pembelajaran dengan optimal, c. Dinas Pendidikan Nasional, sebagai bahan masukan dalam upaya mencari alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. d. Program Studi Pengembangan Kurikulum, sebagai bahan masukan bagi penelitian lebih Ianjut yang berkaitan dengan permasalahan peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran.