Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2),

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

Korelasi Antara Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB II METODE PENELITIAN

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KALIJUDAN WILAYAH SURABAYA TIMUR ALEXANDER HALIM

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

UJI VALIDITAS INSTRUMEN B-IPQ VERSI INDONESIA PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN B-IPQ (BRIEF ILLNESS PERCEPTION QUESTIONNAIRE) VERSI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

Saftia Aryzki* dan Alfian R. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

DANIEL ADIARTHA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental secara analitik korelasi dengan

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

Bab 3. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan rancangan yang

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

PROFIL KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

HUBUNGAN PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI DI RSUD PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GUNDIH WILAYAH SURABAYA PUSAT LUCAS SUCIPTO

PENGARUH PENYULUHAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA WILUJENG YULITA

PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MENDAPAT ANTIDIABETIK ORAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hasil Guna Edukasi Diabetes Menggunakan Telemedicine terhadap Kepatuhan Minum Obat Diabetisi Tipe 2

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

ULFA KUMALASARI K

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS DI BKPM MAGELANG PERIODE FEBRUARI MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Kedokteran Universitas Lampung

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA DIABETESI TIPE II

INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH KOTA BANJARMASIN TIMUR TENTANG CARA PENGGUNAAN OBAT TETES MATA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

Transkripsi:

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER MEDICATION ADHERENCE REPORT SCALE (MARS) TERHADAP PASIEN DIABETES MELLITUS, Aditya Maulana Perdana Putra Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin E-mail : riza_alfian89@yahoo.com ABSTRAK Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Ketidakpahaman terhadap tujuan pengobatan dapat menyebabkan ketidakpatuhan untuk minum obat. Ketidakpatuhan pasien terhadap terapi atau penggunaan obat yang diberikan dapat menyebabkan kegagalan terapi. Tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus perlu diketahui. Tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus dapat diukur menggunakan kuesioner MARS dan dijadikan sebagai tolak ukur terkait jenis terapi dan intervensi yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner MARS dengan maksud agar kuesioner tersebut dapat diaplikasikan pada pasien diabetes mellitus di Indonesia Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner MARS. Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 25 pasien diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Kriteria inklusi sampel adalah pasien diabetes mellitus dengan usia 18-65 tahun, minimal satu kali pernah menjalani terapi obat, mendapatkan obat oral, dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi sampel adalah pasien diabetes mellitus dengan kondisi tuli dan buta huruf. Uji validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Uji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan uji Cronbach alpha coefficient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi skor tiap pertanyaan dengan skor total menunjukkan nilai korelasi lebih dari 0,396. Pertanyaan nomor 1,4, dan 5 digolongkan memiliki korelasi yang kuat dengan skor total pertanyaan kuesioner MARS. Pertanyaan nomor 2 dan 3 digolongkan memiliki korelasi yang sedang terhadap skor total pertanyaan kuesioner MARS. Hasil dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha Coefficient 0,803. Berdasarkah hasil uji validitas dan reliabilitas, kuesioner MARS versi Bahasa Indonesia dinyatakan valid dan reliabel untuk digunakan mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Kepatuhan, Kuesioner MARS. Artikel diterima : 14 Agustus 2017 Diterima untuk diterbitkan: 1 September 2017 Diterbitkan : 16 Oktober 2017 176

ABSTRACT Diabetes mellitus is one of the degenerative diseases that can lead to decreased quality of life. Uncomprehension of medicinal purposes may lead to noncompliance to take medication. Patient non-compliance with therapy or given drug use may lead to treatment failure. Levels of adherence to taking drugs for diabetes mellitus patients should be known. Levels of adherence to the treatment of patients with diabetes mellitus can be measured using a MARS questionnaire and serve as a benchmark for the type of therapy and interventions given. The purpose of this study was to test the validity and reliability of MARS questionnaires with the intention that the questionnaire can be applied to patients with diabetes mellitus in Indonesia This type of research is descriptive observasional. The research instrument used is MARS questionnaire. The number of samples involved in this study were 25 patients with diabetes mellitus at Ulin Hospital Banjarmasin. Sampling using consecutive sampling method. The sampling inclusion criteria were patients with diabetes mellitus aged 18-65 years, at least once having undergone drug therapy, received oral medication, and were willing to follow the study. Sample exclusion criteria were diabetes mellitus patients with deaf and illiterate conditions. Test the validity of the questionnaire in this study using Pearson Product Moment correlation test. Test the reliability of the questionnaire in this study using Cronbach alpha coefficient test. The results showed that the value of the correlation score of each question with a total score shows a correlation value of more than 0.396. Questions 1.4, and 5 are classified as having a strong correlation with the total score of MARS questionnaire questions. Questions 2 and 3 are classified as having a moderate correlation to the total score of MARS questionnaire questions. The results of the reliability test show that the value of Cronbach Alpha Coefficient 0.803. Based on the results of validity and reliability test, MARS Indonesian version of the questionnaire is valid and reliable to be used to measure the level of adherence to take medication of diabetes mellitus patient. Keywords: Diabetes Mellitus, The adherence, MARS questionnaire. PENDAHULUAN Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Menurut laporan International Diabetes Federation (2013), Indonesia termasuk 10 negara terbesar di dunia dengan penderita diabetes mellitus terbanyak. Indonesia ada di peringkat ke-7 dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta orang. Pada tahun 2015, Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-5 teratas diantara negara-negara dengan jumlah penderita DM terbanyak dunia. World Health Organisation (WHO) memperkirakan jumlah penderita 177

diabetes mellitus di Indonesia akan terus melonjak, dari semula 8,4 juta penderita di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta di tahun 2030 (Perkeni 2006). Diabetes mellitus yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi penderitanya karena diabetes mellitus adalah merupakan salah satu penyakit kronis. Sebagian besar penderita diabetes mellitus tidak paham tentang tujuan terapi diabetes mellitus sehingga tidak sadar akan bahaya komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit diabetes mellitus. Komplikasi yang muncul terutama adalah terjadinya kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan stroke (Priyanto, 2009). Ketidakpahaman terhadap tujuan pengobatan dapat menyebabkan pasien diabetes mellitus menjadi tidak patuh untuk minum obat. Akibat dari ketidakpatuhan dan ketidaktahuan pasien terhadap terapi atau penggunaan obat yang diberikan adalah adanya kegagalan terapi. Pasien harus tahu bahwa tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah untuk mengontrol kadar gula darah agar senantiasa berada dalam rentang normal. Demi tercapainya pengontrolan kadar gula darah yang baik, maka pasien diabetes mellitus diharapkan untuk patuh minum obat (Alfian, 2015). Tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus perlu diketahui. Tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus dapat dijadikan sebagai tolak ukur terkait jenis terapi dan intervensi yang diberikan. Tingkat kepatuhan minum obat dapat diukur dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat adalah dengan pengukuran kadar obat di dalam darah. Metode tidak langsung yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat adalah dengan menggunakan hitung jumlah obat dan penggunaan kuesioner (Osterberg & Blaschke, 2005). Pengukuran tingkat kepatuhan minum obat menggunakan kuesioner dianggap lebih praktis, murah, dan efisien. Kuesioner dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kepatuhan dan pola pengobatan yang sudah dijalani pasien. Salah satu jenis kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien adalah kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) (Lu et al., 2015). 178

Kuesioner MARS terdiri dari 5 pertanyaan yang dapat menggambarkan tingkat kepatuhan minum obat pasien menjadi tingkat kepatuhan tinggi, tingkat kepatuhan sedang, dan tingkat kepatuhan rendah (Farmer et al., 2006). Kuesioner MARS yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus di Indonesia perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Kedua uji tersebut diperlukan karena adanya perbedaan bahasa ketika translasi sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan pemahaman mengenai maksud pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner MARS dengan tujuan agar kuesioner tersebut dapat diaplikasikan pada pasien diabetes mellitus di Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilaksanakan pada waktu tertentu. Data karakteristik sampel yang dikumpulkan berupa usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Data yang dikumpulkan adalah data primer hasil jawaban pasien dari kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner MARS. Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 25 pasien diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Kriteria inklusi sampel adalah pasien diabetes mellitus dengan usia 18-65 tahun, minimal satu kali pernah menjalani terapi obat, mendapatkan obat oral, dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi sampel adalah pasien diabetes mellitus dengan kondisi tuli dan buta huruf. Uji validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Pertanyaan dianggap valid apabila nilai R hitung lebih besar dari R tabel (N=25, R tabel =0,396). Uji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan uji Cronbach alpha coefficient. Kuesioner dianggap reliabel apabila nilai Cronbach alpha coefficient di atas 0,6. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian diawali dengan pengumpulan data karakteristik sampel penelitian. Data karakteristik sampel penelitian dikumpulkan dari hasil wawancara secara langsung dan pengisian data sampel pada kuesioner. 179

Jumlah sampel yang terlibat pada penelitian ini adalah 25 orang pasien diabetes mellitus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data karakteristik sampel penelitian dapat dilihat pada tabel I. Tabel I. Data Karakteristik Sampel Penelitian Karakteristik Parameter N = 25 % 31-40 3 12,0 41-50 5 20,0 Usia 51-60 9 36,0 61-65 8 32,0 Laki-laki 6 24,0 Jenis Kelamin Perempuan 19 76,0 SD 10 40,0 SLTP 4 16,0 Pendidkan SLTA 7 28,0 PT 4 16,0 Berdasarkan data karakteristik pada tabel I, sampel penelitian didominasi oleh usia 51-60 tahun (36%) dan usia 61-65 tahun (32%). Hal ini disebabkan karena penyakit diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang dapat merusak organ secara pelan sedikit demi sedikit. Peningkatan keparahan diabetes mellitus berbanding lurus dengan semakin bertambahnya usia karena semakin bertambahnya usia dan lama menderita diabetes mellitus maka kualitas organ terutama pembuluh darah akan semakin buruk. Semakin bertambahnya usia maka kemampuan sel pankreas untuk memproduksi insulin menurun sehingga kapasitas pengangkutan gula darah dari dalam pembuluh darah menuju sel berkurang (Ekpenyong et al., 2012). Jenis kelamin sampel pada penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan (76%). Hal ini disebabkan karena pada perempuan memiliki Kadar LDL dan trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Jumlah lemak pada laki-laki berkisar antara 15-20% dari berat badan total dan pada perempuan berkisar antara 20-25%. Tingginya kadar lemak tersebut dapat menurunkan sensitifitas reseptor insulin sehingga dapat meningkatkan kadar gula dalam tubuh (Trisnawati, 2013). Sampel pada penelitian didominasi oleh tingkat pendidikan SD. Tingkat pendidikan yang rendah berbanding lurus dengan rendahnya pemahaman pasien terhadap 180

tujuan terapi diabetes mellitus (Trisnawati, 2013). Jenis validitas pada penelitian ini adalah validitas isi. Pertanyaan pada kuesioner MARS dianggap valid apabila pertanyaan tersebut benar-benar merepresentasikan maksud pertanyaan seharusnya yang ditujukan pada kuesioner. Uji validitas isi dilakukan dengan menggunakan korelasi antara skor tiap pertanyaan dengan skor total dari seluruh pertanyaan menggunakan uji statistika Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, pertanyaan pada kuesioner dianggap valid apabila nilai R hitung lebih besar dari R tabel. Nilai R tabel untuk sejumlah 25 sampel adalah 0,396. Apabila nilai R hitung lebih rendah daripada nilai R tabel maka pertanyaan tersebut dianggap tidak valid dan tidak bisa digunakan (Sari et al., 2015). Hasil uji validitas kuesioner MARS dapat dilihat pada tabel II. Tabel II. Hasil Uji Validitas Kuesioner MARS No Item pertanyaan Nilai Koefisien Korelasi Kesimpulan 1 Saya lupa minum obat 0,829 Valid 2 Saya mengubah dosis minum obat 0,682 Valid 3 Saya berhenti minum obat sementara 0,583 Valid 4 Saya memutuskan untuk minum obat dengan dosis lebih kecil 0,812 Valid 5 Saya minum obat kurang dari petunjuk sebenarnya 0,829 Valid Nilai korelasi skor tiap pertanyaan dengan skor total menunjukkan nilai korelasi lebih dari 0,396. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua pertanyaan pada kuesioner MARS versi Indonesia valid dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus. Hasil penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Tommelein et al., (2014) yang menyatakan bahwa kuesioner MARS juga valid untuk mengukur tingkat kepatuhan pasien penyakit paru obstruksi kronik dalam menggunakan sediaan inhalasi di salah satu Rumah Sakit di Belgia. Pertanyaan nomor 1,4, dan 5 digolongkan memiliki korelasi yang kuat dengan skor total pertanyaan kuesioner MARS. Pertanyaan nomor 2 dan 3 digolongkan memiliki korelasi 181

yang sedang terhadap skor total pertanyaan kuesioner MARS. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji statistika Cronbach Alpha Coefficient. Hasil dari uji Cronbach Alpha Coefficient akan menunjukkan apakah kuesioner tersebut sudah reliabel atau belum. Kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha Coefficient ³ 0,70 (Budiman & Riyanto, 2013). Hasil uji reliabilitas kuesioner MARS dengan metode Cronbach alpha coefficient dapat dilihat pada tabel III Tabel III. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner MARS Cronbach's Alpha N of Items 0,803 5 Berdasarkan tabel III, dapat dilihat bahwa hasil uji statistika Cronbach alpha coefficient kuesioner MARS ³ 0,70. Hal ini mengindikasikan bahwa kuesioner MARS versi Bahasa Indonesia reliabel untuk digunakan mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus. KESIMPULAN Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner MARS versi Bahasa Indonesia dinyatakan valid dan reliabel untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat pasien diabetes mellitus PENGHARGAAAN Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dana hibah dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Alfian, R., 2015, Layanan Pesan Singkat Pengingat untuk Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat dan Kontrol Glikemik Pasien Diabetes Melitus di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Media Farmasi, Vol.12, No.1 Hal : 129-138 Budiman, Riyanto, A., 2013, Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika Press, Jakarta Ekpenyong, C.E., Akpan, U.P., Ibu, J.O., Nyebuk, D.E., 2012, Gender And Age Specific Prevalence And Associated Risk Factors Of Type 2 Diabetes Mellitus In Uyo Metropolis, South Eastern Nigeria, Diabetologia Croatica, 41:1, 17-28 Farmer, A., Kinmonth, A.L., Sutton, S., 2006, Measuring beliefs about taking hypoglycaemic medication among people with 182

Type 2 diabetes, Diabet. Med, 23, 265 270 IDF, 2013, IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation. Lu, Y., Xu, J., Zhao, W., Han, H.R., 2015, Measuring Self-Care in Persons With Type 2 Diabetes: A Systematic Review, Evaluation & the Health Professions 1-54 Osterberg, L., Blaschke, T., 2005, Adherence to medication, N Eng, J, Med; 353: 487-97 Perkeni, 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Perkeni, Jakarta, Indonesia. Priyanto, 2009, Farmakoterapi dan Terminologi Medis, Leskonfi, Jakarta, Indonesia Sari, A., Lestari, N.Y., Perwitasari, D.A., 2015, Validasi St European Quality Of Life-5 Dimensions (EQ-5D) Versi Indonesia Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Validation Of European Quality Of Life ST-5 Dimensions (EQ-5D) Indonesia Versions Of Hypertension Patients In Health Care Center Kotagede II Yogyakarta, Pharmaciana, Vol. 5, No. 2, 131-138 Tommelein, E., Mehuys, E., Tongelen, I.V., Bruselle, G., Boussery, K., 2014, Accuracy of the Medication Adherence Report Scale (MARS-5) as a Quantitative Measure of Adherence to Inhalation Medication in Patients With COPD, Annals of Pharmacotherapy, Vol. 48(5) 589 595 Trisnawati, S., 2013, Faktor Resiko Diabetes melitus Tipe 2 Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Skripsi, Universitas Udayana: Denpasar 183