Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI DATA PADA BAGIAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA MART DI PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES EXTRACT, TRANSFORM DAN LOAD PADA DATA WAREHOUSE

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE E-PROCUREMENT PADA INSTANSI PEMERINTAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan yang bergerak di bidang retail.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan

ABSTRAK. Kata Kunci : Data Warehouse, Real Time Data Warehouse, Change Data Capture, Audit Log. vii

ABSTRAK. Kata Kunci: ETL, Data Warehouse, Visualisasi Data, Bagan. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

3.5 Arsitektur Data Warehouse Data Source Data Warehouse Surveilans Terpadu Penyakit (STP) kabupatenbantul

MANFAAT DATA WAREHOUSE PADA PT ABC

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BINADARMA PALEMBANG)

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan.

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor

ANALISA PERBANDINGAN DATA WAREHOUSE DENGAN SKEMA STAR DAN SNOWFLAKES (STUDI KASUS: AKADEMIK IT TELKOM)

ABSTRAK. Kata kunci: Change Data Capture, Real-Time, Data Warehouse, Database Management System, Binary Log. vii

Adapun karakteristik umum yang dimiliki datawarehouse adalah :

Penerapan Slowly Changing Dimensions untuk Mendukung Pembentukan Dimensi Dinamis pada Data Warehouse

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES ETL PADA DATA WAREHOUSE

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi sekarang ini telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan pernyataan dari Poe (1998) yang menyatakan bahwa banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA (MKom) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan dibuat adalah sebagai berikut : Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita Berbasis Web. Wahyuningsih

Pentingnya Data Warehouse dalam Dunia Bisnis. By : Feris Thia PT. Putera Handal Indotama

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL

ANALISIS DAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN UNTUK MENDUKUNG EKSEKUTIF DALAM PENGAMBILAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

Jurnal Sistem Informasi

ANALISIS DAN DESAIN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG. Tugas Akhir

BAB 1 I PENDAHULUAN. terbarukan untuk mengelola dan mengolah data tersebut. Perkembangan database

DASAR-DASAR SQL SERVER 2005

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan. Dengan menggunakan sebuah data warehouse, menjamin

Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Olap Dengan Metode Pengembangan Waterfall Dan Evolutionary Untuk Analisis Data Pada Perguruan Tinggi

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE

ANALISA SISTEM INFORMASI MONITORING DATA QUALITY PRODUCT STUDI KASUS PADA PT KONE INDO ELEVATOR

The Design of Warehouse Data Structure to Support Product Marketing Plan Using Star Schema

Physical Modeling of Data Warehouse using Unified Modeling Language (UML) Muhammad Iqbal Dzulhaq Dendy Jonas Rudi Triwibowo

PERANCANGAN APLIKASI BUSINESS INTELLIGENCE HASIL PROSES BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV PERANCANGAN DATA WAREHOUSE. yang diterapkan adalah arsitektur data warehouse terpusat. Alasan memilih arsitektur

Perancangan Basis Data

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

ANALISA DATA TRANSAKSIONAL PADA E-COMMERCE DENGAN TEKNOLOGI OLAP (ON-LINE ANALYTICAL PROCESS)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam metode dan teknologi, sehingga sebuah sistem


Perancangan Data Warehouse pada Perpustakaan. STMIK AMIKOM Yogyakarta

Pemrograman Basis Data dan SQL

DATA WAREHOUSE USULAN PEMANFAATAN DATA WAREHOUSE UNTUK SISTEM IRIGASI OTOMATIS PADA DESA KELATING, KERAMBITAN, TABANAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Basis Data, Komparasi, Stored Procedure. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB I LATAR BELAKANG

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE MENGGUNAKAN SCHEMA SNOWFLAKE UNTUK MENGETAHUI TREND PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5).

PERANCANGAN DATA WAREHUSE PADA PERPUSTAKAAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Armadyah Amborowati Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

MODEL SISTEM INFORMASI BUSINESS INTELLIGENCE MAHASISWA DENGAN METODE OLAP DI PROGRAM STUDI XYZ

PENGEMBANGAN DATA WAREHOUSE UNTUK MENDUKUNG REPORT PENGADAAN DI INSTANSI PEMERINTAHAN

BUSINESS INTELLIGENCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANFAAT DATAWAREHOUSE PADA RUMAH SAKIT ABC

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat di waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada


PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI

DESAIN DATA WAREHOUSE UNTUK MENGINTEGRASIKAN DATA KEPOLISIAN DI WILAYAH JAWA TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING

Basis Data Relational

BAB 1 PENDAHULUAN. tersedianya informasi yang sesuai, dibutuhkan data warehouse yang berisi data

IMPLEMENTASI OLAP PADA DATA PENJUALAN BBM MENGGUNAKAN PENTAHO TRIYONO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR OPTIMALISASI PROSES ETL PADA DATA WAREHOUSE SEBAGAI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAGEMENT DENGAN BUSINESS INTELLIGENCE

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti

BAB 2 LANDASAN TEORI

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization

Business Intelligence dengan SQL Server 2008 R2

PERANCANGAN DIMENSIONAL MODEL DAN APLIKASI DASHBOARD BAGI UNIT KARIR PERGURUAN TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN LENTERA INSAN

DATABASE. Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga

Transkripsi:

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1366-1371 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Peningkatan Performa Proses ETL (Extract, Transform, Dan Loading) Pada Data Warehouse Dengan Menerapkan Delta Extraction Menggunakan Historical Table Arif Bimo Winnetou 1, Satrio Agung Wicaksono 2, Aryo Pinandito 3 Program Studi Sistem Informasi, Email: 1 arif.bimo24@gmail.com, 2 satrio.agung@ub.ac.id, 3 aryo.pinandito@gmail.com Abstrak Dalam jangka waktu tertentu, umumnya instansi pendidikan menghasilkan data dengan kapasitas yang sangat besar dari kegiatan operasionalnya. Dari data tersebut akan muncul kebutuhan untuk mendapatkan informasi tertentu yang berguna sebagai bahan evaluasi kinerja atau bahkan sebagai bahan untuk mengambil keputusan manajemen kedepannya. Data warehouse merupakan salah satu solusi dari kebutuhan tersebut. Dengan bertambahnya kapasitas dan kompleksitas suatu data warehouse yang dimiliki maka teknik full extract dalam proses Extract Transform Loading (ETL) menjadi tidak memadai bahkan pada kasus tertentu proses ini tidak bisa diaplikasikan, salah satunya dikarenakan teknik ini menyebabkan cost yang besar. Delta extraction dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut dikarenakan prosesnya yang hanya meng-extract data yang mengalami perubahan saja pada proses ETL. Teknik delta extraction ini akan diuji coba pada DBMS MySQL dengan menggunakan historical table dan trigger. Dari hasil uji coba beban didapatkan kesimpulan bahwa pengimplementasian trigger memberikan beban terhadap tabel parent-nya, namun waktu tunggu yang dibutuhkan masih dapat ditoleransi. Kata kunci: Data, Data warehouse, ETL, Cost, Delta extraction Abstract In a certain period of time, most educational institutions produce data with a huge capacity from their operational activities. From those data will appear the need to obtain certain information which is useful as a material of performance evaluation or even as a material of management decision. Data warehouse is one of solutions of these needs. When the capacity and complexity of data warehouse has been increasing, then full extract technique in Extract Transform Loading (ETL) process becomes inadequate, even in others case this technique can not be applied, because this technique causes a large cost. Delta extraction can be one of the solutions of this problem because the process is to extract only the data which has been changing in ETL process. Delta extraction technique will be tested on MySQL DBMS using historical table and trigger. From the result of load test, it can be concluded that trigger gives the load to its parent table, but the waiting time that is required is still tolerable. Keywords: Data, Data warehouse, ETL, Cost, Delta extraction 1. PENDAHULUAN Dalam jangka waktu tertentu, umumnya instansi pendidikan menghasilkan data dengan kapasitas yang sangat besar dari kegiatan operasionalnya. Dari data tersebut akan muncul kebutuhan untuk mendapatkan informasi tertentu yang berguna sebagai bahan evaluasi kinerja atau bahkan sebagai bahan untuk mengambil keputusan manajemen kedepannya. Tools yang dapat menangani masalah dan memenuhi kebutuhan tersebut adalah data warehouse (Firmansyah, 2016). Data warehouse dapat mengelola data dengan jumlah yang sangat besar dan mampu menyediakan informasi secara akurat serta cepat dari satu atau beberapa sumber data (database). Lalu, akan muncul suatu masalah jika dalam mengelola data warehouse masih menggunakan pendekatan tradisional untuk proses ETL-nya. Maksudnya adalah proses ETL tersebut masih menggunakan skenario Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1366

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1367 refreshment yang mengulang proses initial loading, atau yang biasa dikenal dengan istilah Full extract (Mekterović & Brkić, 2015). Dengan kata lain, teknik ini melakukan proses ETL seluruhnya kembali dari awal. Dengan bertambahnya kapasitas dan kompleksitas data warehouse yang dimiliki maka teknik full extract menjadi tidak memadai bahkan pada kasus tertentu proses ini tidak bisa diaplikasikan. Selain itu teknik ETL dengan skenario refreshment seperti ini juga menyebabkan cost yang besar. Cost yang difokuskan disini adalah waktu yang dibutuhkan dalam melakukan proses ETL. Solusi untuk menangani masalah tersebut adalah dengan menerapkan proses ETL yang menggunakan skenario refreshment bertahap, sesuai dengan perubahan yang terjadi di sumber data setelah sinkronisasi terakhir. Dengan kata lain, user hanya perlu memperbarui data yang mengalami perubahan setelah proses reload yang sebelumnya sudah dilakukan. Teknik atau pendekatan ini dikenal dengan istilah Incremental Loading (Mekterović & Brkić, 2015). Teknik tersebut juga memiliki istilah lain yaitu delta extraction yang prosesnya juga hanya meng-extract data yang mengalami perubahan saja pada proses ETL. Data yang sudah di-load dan tidak mengalami perubahan maka tidak akan di-extract kembali dan tidak perlu dihapus terlebih dahulu sebelum proses load (incremental update). Hal ini dapat meningkatkan performa data warehouse dibandingkan dengan teknik proses ETL keseluruhan data (SAP, 2016). Sementara itu, delta extraction dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan historical table (Mekterović & Brkić, 2015). Historical table ini nantinya akan menampung histori atau perubahan data yang terjadi pada tabel tertentu. Selain itu, juga diperlukan trigger untuk memasok data ke historical table. Trigger adalah sekumpulan perintah Structured Query Language (SQL) yang otomatis akan melakukan suatu aksi saat operasi spesifik, seperti perubahan data dalam tabel terjadi (Tech Target, 2017). Namun, pemakaian trigger tersebut akan meningkatkan beban yang perlu ditanggung oleh tabel parentnya. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah akibat penggunaan trigger tersebut sangat membebani tabel parentnya atau tidak yang dihitung dalam satuan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan DBMS MySQL dikarenakan masih banyaknya instansi pendidikan yang menggunakan DBMS tersebut, salah satunya adalah Universitas Budi Luhur, Jakarta (Warnars, 2010). Selain itu MySQL merupakan salah satu database relasional yang banyak digunakan (Zhang, et al., 2015). Universitas Brawijaya sebagai salah satu instansi pendidikan yang memiliki sangat banyak data, akan dilibatkan sebagai data referensi dan sebagai data latih bagi penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi untuk mempercepat proses ETL. 2. PENELITIAN TERKAIT Dalam penelitiannya yang berjudul Extracting Delta for Incremental Data warehouse Maintenance Prabhu Ram dan Lyman Do menjelaskan bahwa dengan melakukan delta extraction dapat mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk proses extract daripada proses extract biasa. Dan jika ingin menangkap status perubahannya juga, maka trigger bisa menjadi metode yang dapat digunakan dalam proses delta extraction (Ram & Do, 2000). Halim Elamy et al. dalam penilitiannya yang berjudul Building Data warehouse with Incremental Maintenance for Decision Support berhasil melakukan proses loading dan updating pada tabel fakta secara incremental yang mampu meningkatkan performa query. Penulis juga berhasil membuktikan bahwa trigger dapat berjalan otomatis saat terjadi pembaharuan data dan dapat langsung mencerminkannya pada data warehouse yang dituju (Elamy, et al., 2005). 3. LANDASAN KEPUSTAKAAN 3.1. Data warehouse Data warehouse adalah tools yang dapat dijadikan sebagai pendukung pengambilan keputusan yang berupa kolam data. Biasanya suatu data telah disediakan secara terstruktur dan siap diproses (yaitu: Online Analytical Processing [OLAP], data mining, laporan dan bentuk aplikasi pendukung pengambilan keputusan lainnya). Data warehouse adalah penyimpanan data historis terintegrasi yang berasal dari beberapa sumber data yang digunakan untuk kepentingan analisis sehingga mampu menjadi komponen pendukung pengambilan keputusan (Turban, et al., 2010).

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1368 Data warehouse melakukan pengekstrakan, pembersihan, penyesuaian, dan pengiriman sumber data ke dalam dimensional data store, yang kemudian dapat dilakukan analisis dan penerapan query tertentu sebagai bahan pendukung pengambilan keputusan (Kimball & Caserta, 2004). 3.2. Delta extraction Menggunakan Historical Table Metode ini membutuhkan tabel staging yang dijadikan sebagai historical table untuk tempat sementara hasil capture perubahan data yang terjadi (Mekterović & Brkić, 2015). Satu historical table di sisi Online Transaction Processing (OLTP) dan satu lagi historical table di sisi OLAP. Tabel transaksi di OLTP akan dipasang trigger untuk menangkap perubahan yang terjadi lalu hasil tangkapannya dimasukkan ke historical table yang ada di OLTP. Historical table tersebut akan dijadikan sebagai source dalam proses extract yang destination table-nya adalah historical table yang berada di OLAP. Historical table OLAP tersebut akan dipasang trigger yang akan menangkap perubahan data yang terjadi, lalu hasil tangkapannya dimasukkan ke tabel dimensi atau tabel fakta yang ada di OLAP. Dengan begitu maka tabel dimensi atau tabel fakta yang dituju sudah memiliki data yang bersih sesuai kebutuhan (Ram & Do, 2000). Gambar 1. merupakan ilustrasi dari penjelasan diatas. Gambar 1. Ilustrasi proses delta extraction menggunakan historical table 4. METODOLOGI 4.1. Studi Pustaka Sumber: (Ram & Do, 2000) Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan dan membaca jurnal, e-book, buku, naskah penelitian, dan informasi dari internet sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian ini. 4.2. Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data Langkah selanjutnya setelah melakukan studi literatur adalah analisis kebutuhan dan pengumpulan data. Tahap analisis kebutuhan dan pengumpulan data ini merupakan tahapan dimana akan dilakukan analisis kebutuhan dan pengumpulan data untuk sistem yang akan dibuat nantinya. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apa saja pelaporan yang dibutuhkan, seperti apa keadaan environment database OLTP yang sudah ada saat ini, dan bagaimana keadaan environment data warehouse yang diharapkan. Adapun proses yang dilakukan ketika analisis kebutuhan dan pengumpulan data, yaitu dengan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada pihak TIK Universitas Brawijaya. Hasil dari tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk proses perancangan sistem. 4.3. Perancangan OLTP dan Data warehouse OLTP dan data warehouse serta sistem delta extraction yang nantinya akan dibangun. Hasil dari tahap ini dijadikan sebagai dasar dari implementasi OLTP dan data warehouse yang akan dibangun. Dibawah ini merupakan rincian dari perancangan yang dilakukan: 1. Perancangan Database OLTP physical data model dari database OLTP sesuai dengan lingkungan sistem yang sudah ada di Universitas Brawijaya dengan mengacu pada hasil tahap analisis kebutuhan dan pengumpulan data. 2. Perancangan Data warehouse data warehouse mengacu pada analisis kebutuhan dari pengguna. 3. Perancangan Proses Delta extraction dan ETL proses delta extraction dan proses ETL yang direpresentasikan ke dalam penjelasan singkat dan konseptual ETL. 4.4. Pembangkitan Data Pada langkah ini akan dilakukan perancangan dan pembangkitan data dengan lingkup jenjang sarjana dengan mengacu pada hasil tahap analisis kebutuhan dan pengumpulan data. Data ini dibuat untuk nantinya dimasukkan kedalam database OLTP.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1369 Data ini akan digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu implementasi sistem. 4.5. Implementasi Sistem Pada tahap ini akan dilakukan eksekusi atau implementasi terhadap rancangan database, dan proses ETL, serta data yang sudah dibuat. Implementasi yang dilakukan diantara lain: 1. Implementasi Database OLTP Pada langkah ini akan dilakukan pembangunan database OLTP dan mengimport data penelitian yang sudah dibuat. 2. Implementasi Data warehouse Pada langkah ini akan dilakukan pembangunan data warehouse pada server OLAP. 3. Implementasi proses Delta extraction dan Proses ETL Nantinya hasil dari tahap ini akan digunakan sebagai bahan untuk dilakukan pengujian dan analisis hasil. 4.6. Pengujian dan Hasil Analisis Pada tahap ini akan dilakukan pengujian untuk menilai kelayakan dari hasil implementasi yang telah dibangun. Selain itu juga akan dilakukan analisis dari hasil pengujian tersebut untuk menunjukkan hasil akhir yang didapat. Terdapat 2 pengujian yang akan dilakukan pada penilitian ini, yaitu pengujian beban OLTP dan pengujian performa ETL. 1. Pengujian beban OLTP Pada pengujian ini akan dilakukan analisis dari dampak hasil implementasi trigger terhadap beban yang harus ditanggung oleh database OLTP yang dihitung dalam satuan waktu. Karena pengimplementasian trigger akan memberikan beban lebih terhadap tabel induknya maka perlu dilakukan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada penurunan kecepatan yang signifikan pada OLTP setelah diimplementasikan trigger. Pengujian ini akan menghasilkan perbandingan kecepatan eksekusi transaksi antara tabel pada OLTP yang diimplementasikan trigger dengan tabel pada OLTP yang tidak diimplementasikan trigger. 2. Pengujian performa ETL Pada pengujian ini akan dilakukan analisis performa dari proses ETL yang telah diimplementasikan dalam data warehouse. Performa ETL yang diuji pada penelitian ini dilihat dari segi waktu untuk eksekusi querynya. Pengujian ini akan menghasilkan perbandingan kecepatan eksekusi proses ETL antara data warehouse yang diimplementasikan delta extraction dengan data warehouse yang tidak diimplementasikan delta extraction. 4.7. Kesimpulan Pada tahap ini akan menghasilkan kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang ditemukan. Tahap ini merupakan penjabaran jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian ini. 5. PENGUJIAN DAN HASIL ANALISIS 5.1. Pengujian Beban pada Tabel ISIAN_KUESIONER_MHS Data rata-rata waktu eksekusi query dari hasil pengujian dengan jumlah transaksi 200 insert dan 20 update disajikan dalam Tabel 1. Dapat dilihat bahwa rata-rata waktu eksekusi query yang dihasilkan oleh tabel ISIAN_KUESIONER_MHS saat dipasangkan trigger lebih besar (169,4 ms) dibandingkan saat tidak dipasangkan trigger (94,4 ms), dan itu berarti saat dipasangkan trigger transaksi yang dilakukan rata-rata selesai lebih lama. Tetapi waktu eksekusi query saat dipasangkan trigger juga masih dalam batas toleransi waktu tunggu user. Grafik perbandingannya disajikan dalam Gambar 2. Tabel 1. Hasil rata-rata waktu eksekusi query tabel ISIAN_KUESIONER_MHS - 200 insert dan 20 update Tanpa Trigger Trigger 94,4 ms 169,4 ms 5.2. Pengujian Beban pada Tabel KHS Data rata-rata waktu eksekusi query dari hasil pengujian dengan jumlah transaksi 200 insert, 20 update, dan 10 delete disajikan dalam Tabel 2. Dapat dilihat bahwa waktu eksekusi query yang dihasilkan oleh tabel KHS saat dipasangkan trigger lebih besar (627,8 ms) dibandingkan saat tidak dipasangkan trigger (142,6 ms), dan itu berarti saat dipasangkan trigger transaksi yang dilakukan rata-rata selesai lebih lama. Untuk lebih detilnya disajikan dalam Gambar 3.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1370 Gambar 2. Hasil perbandingan rata-rata waktu eksekusi query tabel ISIAN_KUESIONER_MHS 200 insert dan 20 update Tabel 2. Hasil rata-rata waktu eksekusi query tabel KHS - 200 insert, 20 update dan 10 delete Tanpa Trigger Trigger 142,6 ms 627,8 ms Gambar 3. Hasil perbandingan rata-rata waktu eksekusi query tabel KHS 200 insert, 20 update dan 10 delete 5.3. Perhitungan Perubahan Nilai Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat seberapa besar kenaikan waktu eksekusi query setelah diimplementasikan trigger pada tabel KHS dan ISIAN_KUESIONER_MHS. Dari perhitungan tersebut didapatkan angka kenaikan persentase yang dialami setelah pengimplementasian trigger, paling kecil sebesar 79,4% dan yang paling besar sebesar 471,1%. 5.4. Analisis Hasil Pengujian Berikut beberapa hasil analisis yang didapatkan dari hasil pengujian yang telah dilakukan, antara lain: 1. Dapat diketahui bahwa jika rata-rata waktu hasil eksekusi query tiap operasi dari hasil pengujian beban pada tabel KHS disatukan, maka akan menghasilkan ratarata waktu hasil eksekusi query saat tidak menggunakan trigger sebesar 113,68 ms atau 0,11368 detik. Sementara saat menggunakan trigger menghasilkan ratarata waktu eksekusi query sebesar 500,91 ms atau 0,50091 detik. Lalu rata-rata waktu hasil eksekusi query keseluruhan operasi pada tabel ISIAN_KUESIONER_MHS saat tidak menggunakan trigger sebesar 63,56 ms atau 0,06356 detik, dan untuk saat menggunakan trigger sebesar 137,57 ms atau 0,13757 detik. Dapat diketahui bahwa setiap rata-rata waktu eksekusi query yang dihasilkan oleh masing-masing tabel, baik saat tidak menggunakan trigger maupun saat menggunakan trigger, seluruhnya masih berada dalam kategori waktu yang dapat ditoleransi user. Dapat diketahui pula bahwa terdapat perbedaan kecepatan eksekusi query yang dihasilkan oleh tabel KHS dan tabel ISIAN_KUESIONER_MHS yang cukup besar, hal itu dikarenakan berbedanya jumlah dan jenis operasi yang dilakukan oleh tiap tabel tersebut, dan juga berbedanya isi dari trigger yang dibutuhkan oleh masing-masing tabel tersebut. Jadi, jumlah dan jenis operasi, serta isi trigger yang dimiliki suatu tabel akan berpengaruh pada waktu eksekusi query yang dihasilkan. 2. Dari semua hasil data pengujian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa teknik delta extraction dengan menggunakan historical table dapat meningkatkan kecepatan proses ETL, namun hal ini juga memiliki konsekuensi terhadap beban yang ditimbulkan dari pengimplementasian trigger dilihat dari segi waktu, dalam hal ini waktu eksekusi query yang dihasilkan dari pengimplementasian trigger akan lebih lambat 246,3%. Namun, kembali merujuk poin pertama, bahwa dalam hal ini waktu yang dihasilkan dari pengimplementasian trigger masih dapat

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1371 ditoleransi oleh user. 6. KESIMPULAN Setelah dilaksanakannya semua langkah dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah, antara lain: 1. Pengimplementasian trigger memberikan dampak beban terhadap tabel parent-nya sehingga memperlambat kecepatan eksekusi query-nya, namun waktu tunggu yang dihasilkan dari waktu eksekusi querynya masih berada dalam batas toleransi waktu tunggu user. 2. Kecepatan eksekusi proses ETL yang dihasilkan dengan teknik delta extraction lebih cepat secara signifikan jika dibandingkan dengan kecepatan eksekusi proses ETL dengan teknik full extract. Turban, E., Sharda, R., Delen, D. & King, D., 2010. Business Intelligence: A Managerial Approach. 2nd ed. s.l.:prentice Hall. Warnars, S., 2010. Tata Kelola Database Perguruan Tinggi yang Optimal dengan Data warehouse. Telkomnika. Zhang, H. et al., 2015. In-Memory Big Data Management and Processing: A Survey. 7. DAFTAR PUSTAKA Elamy, A. H., Alhajj, R. S. & Far, B. H., 2005. Building Data warehouse with Incremental Maintenance for Decision Support. Firmansyah, Muchlis, 2016. Pembangunan Data Warehouse Keuangan Pada Instansi Pendidikan (Studi Kasus: Fakultas ABC), Malang: S1. Universitas Brawijaya. Kimball, R. & Caserta, J., 2004. The Data warehouse ETL Toolkit: Practical Techniques for Extracting, Cleaning, Conforming, and Delivering Data. s.l.:wiley India Pvt. Limited. Mekterović, I. & Brkić, L., 2015. Delta View Generation for Incremental Loading of Large Dimensions in a Data warehouse. Ram, P. & Do, L., 2000. Extracting Delta for Incremental Data warehouse Maintenance. SAP, 2016. Delta extraction. [Online] Tersedia pada: http://help.sap.com/saphelp_dm40/help data/en/d0/4cc138944cfa06e10000000a 11405a/content.html [Diakses pada 23 Januari 2017]. Tech Target, 2017. Definition Trigger. [Online] Tersedia pada: http://searchsqlserver.techtarget.com/de finition/trigger [Diakses pada 25 Januari 2017].