DONOR ORGAN TUBUH. Oleh Nurcholish Madjid

dokumen-dokumen yang mirip
AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

Relativitas Waktu. (Bagian kedua dari dua tulisan) Oleh Nurcholish Madjid

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

JURNAL TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MENURUT PANDANGAN ISLAM

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Dalam sejarah pemikiran Islam klasik, ada kontroversi qadarîyahjabarîyah

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MAKNA IDUL FITRI Oleh Nurcholish Madjid

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR PERSPEKTIF ISLAM Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

IMAN, ISLAM, DAN IHSAN SEBAGAI TRILOGI AJARAN ILAHI

[ Indonesia Indonesian

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

PMI. Ketika Kita Sakit. Pemuda Mencari Iman. Kultum. Rachmad Chandra Wardana

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

Kitab Tentang Sumpah (Qosamah), Kelompok Penyamun, Kisas Dan Diyat 1. Qasamah (sumpah)

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

BAB IV ANALISIS. A. Batasan Usia dan Hukuman Penjara Bagi Anak Menurut Ulama NU. Khairuddin Tahmid., Moh Bahruddin, Yusuf Baihaqi, Ihya Ulumuddin,

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

Pembaharuan.

Takwa dan Keutamaannya

Pendidikan Agama Islam

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SYAHADAT Oleh Nurcholish Madjid

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

UMMI> DALAM AL-QUR AN

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

10 Amalan Yang Pahalanya Terus Mengalir

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (Al Ahzab : 33)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia


BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

Hukum Puasa Tetapi Tidak Solat

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

TAKWA, ZIKIR, DAN IKHLAS

OByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

Transkripsi:

MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI DONOR ORGAN TUBUH Oleh Nurcholish Madjid Praktik kedokteran menyangkut donasi organ tubuh tampaknya belum pernah ada dalam zaman klasik Islam. Karena itu, permasalahan ini dari sudut pandangan ajaran Islam termasuk masalah ijtihadi. Artinya, pemutusan hukumnya diperoleh karena analogi dengan permasalahan serupa (tidak berarti sama) yang telah pernah ada, atau dari penalaran tentang prinsip-prinsip ajaran agama Islam yang baku. Masalah yang mula-mula timbul agaknya ialah akibat penghadapan donasi organ tubuh kepada beberapa ajaran Islam seperti: - Konsep fitrah (al-fithrah suatu ajaran yang mengatakan bahwa alam, termasuk alam manusia, menurut keadaan asalnya adalah baik). - Prinsip keharusan menghormati jenazah. - Prinsip kewajiban memelihara serta meningkatkan kehidupan manusia. Pro-kontra terhadap parktik donasi organ tubuh biasanya ber kisar pada variasi penafsiran terhadap prinsip-prinsip tersebut. Konsep fitrah merupakan salah satu pondasi ajaran Islam. Ajaran itu mengatakan, seperti disebutkan dalam sebuah hadis Nabi, bahwa manusia menurut kejadian asalnya adalah suci dan baik. Kesucian disejajarkan dengan keaslian, kewajaran, dan kealamian. Meskipun titik berat konsep itu dikenalkan pada bidang keruhanian 1

NURCHOLISH MADJID (ruhani ma nusialah yang pada dasarnya suci dam bersih), namun sering juga dibawa kepada segi lahiriah manusia, yakni tubuh atau jasmaninya. Terkait dengan fitrah manusia ialah sifat manusia yang hanīf (Q 30:30), yang oleh Muhammad Marmaduke Pickthall diterjemahkan sebagai as a man by nature upright (sebagaimana seorang manusia secara alami berdiri tegak). 1 Tegak di situ bisa berarti tegak secara keruhanian, tapi juga bisa tegak secara kejasmanian, yakni bahwa manusia adalah satusatunya makhluk berdiri tegak (erektus). Di situ tersirat pandangan bahwa jasmani atau bentuk lahir manusia adalah bentuk pemberian Tuhan yang paling baik, salah satu cara menafsirkan firman, Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q 95:4). Maka pada prinsipnya tidak dibenarkan melakukan intervensi artifisial kepadanya, sebab hal itu akan berarti mengubah fitrah dari Tuhan, suatu tanda sikap yang kurang bersyukur kepada-nya. Selain disebut sebagai makhluk yang tertinggi, manusia juga makhluk yang dimuliakan Tuhan (Q 17:70). Karena itu manusia wajib menghormati sesamanya, tidak saja semasa masih hidup, tapi sampai kepada saat meninggal. Ajaran agama sekitar perawatan jenazah (memandikan, mengkafani, menshalati, dan mengubur dengan sebaik-baiknya) adalah upacara yang penuh rasa hormat kepada orang yang meninggal. Karena itu jenazah pun harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, lebih baik daripada kepada orang hidup. Maka tidak diperbolehkan memperlakukannya dengan cara-cara yang akan menyakiti jenazah itu. Berkaitan dengan ini, sebuah hadis Nabi menyebutkan, Mematahkan tulang orang yang telah mati adalah sama dengan mematahkannya hidup-hidup. Hal-hal di atas sering merupakan pangkal penolakan berdasar pandangan keagamaan terhadap pemotongan organ tubuh seseorang, baik di kala masih hidup maupun sesudah mati, dan 1 Pickthall, The Glorious Koran (Albany, New York: State University of New York Press, 1976), h. 533. 2

MUSYAWARAH DONOR ORGAN DAN PARTISIPASI TUBUH pencangkokannya ke tubuh orang lain. Tetapi ada beberapa loop hole dalam garis argumen yang ada. Jika prinsip fitrah betul-betul melarang intervensi kepada keaslian keadaan jasmani manusia sehingga, misalnya, para ulama umumnya berpendapat bahwa menghilangkan tahi lalat atau, apalagi melakukan bedah plastik untuk tujuan kecantikan, adalah haram hukumnya namun satu bentuk praktik intervensi serupa itu telah ada bahkan dianggap baik, seperti khitan dan melubangi daun telingan wanita untuk perhiasan. 2 Preseden tradisional keagamaan itu harus ditambah dengan preseden medis yang para tabib Muslim klasik justru ikut memelopori yaitu pembedahan, yang kemudian berkembang pesat di zaman modern. Maka secara qiyās atau analogi, tentunya bentuk apa pun intervensi kita kepada tubuh pemberian Tuhan yang amat baik ini bisa dibenarkan, asalkan hasil intervensi itu mempertinggi tingkat mutu kebaikan pemberian Tuhan tersebut. 3 Kontroversi Bedah Mayat Prinsip harus menghormati jenazah, khususnya jika dikaitkan dengan hadis tentang tidak diperkenankannya menyakiti jasad orang yang telah meninggal, telah menimbulkan kontroversi tentang boleh tidaknya bedah mayat. Dan kontroversi itu akan dengan mudah dilanjutkan kepada persoalan pemindahan organ tubuh mayat ke tubuh orang lain (yang masih hidup). Tetapi riwayat hadis itu sendiri agaknya tidak terlalu kuat. Ia diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dengan sanad yang memenuhi syarat kriteria hadis Imam Muslim 2 Dalam tradisi Islam, khitan dinisbatkan kepada Nabi Ibrahim, dan melubangi daun telinga wanita dinisbatkan kepada istrinya, Sarah. 3 Dalam hal khitan, telah diakui umum akan hikmahnya; bahkan ada yang harus dikhitan, yaitu, misalnya, mereka yang menderita phimosis. Dalam hal lubang telinga, hiasan yang dipasang padanya akan menambah kecantikan wanita yang bersangkutan. 3

NURCHOLISH MADJID (namun tidak menyamai hadis Muslim). Kemudian ada tambahan kata-kata amat penting oleh Ibn Majah dari riwayat Ummu Salamah, yaitu kata-kata dalam dosanya, sehingga hadis itu lengkapnya menjadi, Mematahkan tulang orang yang telah mati adalah sama dengan mematahkan tulang orang hidup-hidup, dalam dosanya. Oleh karena itu Imam Muhammad ibn Isma il al-kahlani menjelaskan bahwa persamaan itu menegaskan kewajiban kita menghormati jasad orang mati seperti menghormati orang hidup. Sedangkan tambahan dalam dosanya menerangkan, antara lain, bahwa terdapat kemungkinan (yahtamilu) orang yang telah meninggal itu bisa merasa sakit seperti halnya orang hidup (tapi tidak pasti). 4 Isyarat dalam keterangan al-kahlani itu (bahwa orang mati belum jelas bisa merasa sakit seperti orang hidup) agak berlawanan dengan beberapa hadis lain, khususnya dengan hadis talqīn (mengajari orang mati dengan kalimat syahadat suatu petunjuk bahwa orang mati dapat mendengar, jadi dapat merasa sakit). Bahwa orang mati dapat mendengar merupakan pendapat yang umum dianut kaum Muslimin di Indonesia. Namun ada indikasi bahwa yang dimaksud dengan talqīn itu bukanlah pengajaran kepada orang yang telah mati, melainkan kepada yang hendak mati, yakni yang dalam keadaan sekarat. Sebab perkataan orang-orang mati dalam hadis itu adalah majāz (metafor) untuk orang yang hendak mati, tidak dimaksudkan arti harfiahnya. 5 Sebaliknya, isyarat al-kahlani itu lebih bersesuaikan dengan mak na yang dapat ditarik dari beberapa ayat al-qur an bahwa orangorang yang telah meninggal itu seperti tidur nyenyak (Q 36:52), sehingga mereka akan terkejut sewaktu dibangkitkan dari kubur mereka pada hari kiamat. 6 4 Al-Kahlani, Subul al-salām (Kairo: Musthafa al-babi al-halabi, 1387 H/1958 M), jil. 2, h. 110. 5 Ibid, h. 89-90. 6 Patut dicatat bahwa firman ini agak sulit dikaitkan dengan beberapa hadis tentang adanya siksa kubur. Maka Ibn Katsir, misalnya, menafsirkan bahwa perasaan dalam kubur seperti orang tidur itu sebagai lukisan dalam 4

MUSYAWARAH DONOR ORGAN DAN PARTISIPASI TUBUH Lebih jauh, isyarat al-kahlani itu sejalan dengan beberapa firman lain yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad tidak akan bisa membuat orang yang telah mati atau orang yang telah ada dalam kubur, menjadi mendengar (Q 27:80; Q 30:52; Q 35:22). Dalam memahami firman ini pun tidak lepas dari masalah penafsiran. Orang yang ada dalam kubur dalam Q 35:22 adalah metafor untuk orang yang berkeras kepala tidak mau mendengarkan seruan kepada kebenaran yaitu orang kafir. Tapi, kenyataan bahwa meta for demikian itu digunakan menunjukkan kebenaran makna asalnya, yaitu bahwa orang dalam kubur memang tidak bisa mendengar. 7 Dari uraian singkat di atas kiranya dapat disimpulkan dengan cukup mantap bahwa orang mati tidak bisa lagi merasakan apa yang terjadi pada tubuhnya, termasuk juga bila dipotong suatu organnya. Dengan begitu, kewajiban menghormati orang mati seharusnya tidak membawa akibat dilarangnya melakukan sesuatu yang perlu terhadap tubuhnya, seperti bedah mayat dan pengambilan untuk dimanfaatkan. Untuk memperoleh kepastian lebih lanjut mengenai hukum donasi organ tubuh ini selain kemungkinan melihatnya sebagai tidak bertentangan dengan konsep fitrah dan dengan prinsip kewajiban menghormati jenazah harus digabungkan dengan prinsip yang lebih positif, yaitu prinsip kewajiban mempertahankan dan mengembangkan kehidupan manusia. Menurut agama menghidupi atau menghidupkan seorang manusia memiliki nilai kebaikan sama dengan menghidupi atau menghidupkan seluruh umat manusia (Q 5:32). Maka usaha menyelamatkan hidup seorang manusia adalah suatu amal kebajikan yang tak ternilai di hadapan Tuhan. Tentu perbandingannya dengan kengerian yang bakal dialami manusia menghadapi pengadilan Tuhan. (Muhammad Ali al-shabuni, Shafwat al-tafāsīr [Beirut: Dar al-qur an al-karim, 1402 H/1981 M], jil. 3, h. 18. Namun ada juga ulama yang tidak menganut pandangan adanya siksa kubur itu. 7 al-kahlani, Ibid, h. 573. 5

NURCHOLISH MADJID saja termasuk kerelaan mendonasikan organ tubuh kita untuk yang memerlukan. Dirangkaikan dengan berbagai kaedah ushul fi qih (dasardasar yurisprudensi), kemungkinan pengembangan dan penarikan hukum donasi organ tubuh itu dapat memperoleh keluwesan dan dinamika yang lebih jauh. [ ] 6