BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pendidikan Nasional yang menjamin pemerataan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat meningkatkan kecakapan dan kemampuan yang diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bagian komponen penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah memegang manajemen penyelenggaraan, sehingga kepala sekolah memegang administrator. Sebagai administrator bertanggung jawab mengatur bawahan, termasuk guru-guru dan karyawan. Kepala sekolah selain sebagai administrator juga sebagai supervisor yaitu membimbing secara lengkap bagi para guru bawahanya dalam bekerja. Dengan demikian kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang harmonis serta komunikasi yang fleksibel antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada diktum menimbang ditegaskan bahwa: Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Tema kepemimpinan merupakan topik yang selalu menarik diperbincangkan dan tak akan pernah habis dibahas. Masalah kepemimpinan akan selalu hidup dan digali pada setiap zaman, dari generasi ke generasi guna mencari formulasi sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan pada zamannya. Hal ini mengindikasikan bahwa paradigma 1

2 kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama pimpin. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Adapun istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin (Leba dan Padmomartono, 2013: 97). Term kepemimpinan lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku dan budaya manusia yang terlahir sebagai individu yang memiliki ketergantungan sosial (zoon politicon) yang sangat tinggi dalam memenuhi berbagai kebutuhannya (homo sapiens). Abraham Maslow mengidentifikasi adanya 5 tingkat kebutuhan manusia: 1). kebutuhan biologis; 2). kebutuhan akan rasa aman; 3). kebutuhan untuk diterima dan dihormati orang lain; 4). kebutuhan untuk mempunyai citra yang baik; dan 5). kebutuhan untuk menunjukkan prestasi yang baik. Guru menurut Agustina dan Sulaiman (2013: 1) adalah tenaga pendidikan profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

3 menengah pertama serta menengah atas. Guru merupakan tenaga profesional yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Tinggi rendahnya mutu lulusan sekolah, sangat ditentukan oleh profesional guru. Persoalannya yang terjadi dewasa ini adalah, profesional guru menjadi diskusi dan sorotan menyeluruh di level nasional yaitu menyangkut dengan rendahnya mutu guru. Bahkan guru dianggap gagal mendidik anak karena mutu sekolah tidak bisa diterima pasar. Di sisi lain, anak didik secara nasional gagal dalam menempuh Ujian Nasional (UN) yang dianggap sebagai indikator keberhasilan pendidikan di Indonesia. Tolok ukur keberhasilan sekolah adalah pada kinerja guru yang tereflekasi pada cara merencanakan, melaksanakan dan mengevaliasi pembelajaran, intensitasnya dilandasi pada etos kerja dan disiplin profesionalnya. Sejalan dengan pandangan di atas B. Uno (dalam Agustina & Sulaiman, 2013: 1), mengatakan, Bahwa kinerja guru adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesionalnya dalam proses pembelajaran Guru seringkali menjadi suatu komponen yang dikambinghitamkan jika peserta didiknya tidak mencapai keberhasilan. Ini memang tidak adil, melimpahkan tanggungjawab tersebut hanya kepada guru saja. Tetapi ada asumsi bahwa terbentuknya kepribadian dan moral itu tergantung kepada pendidik atau guru. Sehingga mau tidak mau guru harus bersikap profesional dalam proses belajar mengajar. Menurut Sumarji (2013: 31) Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin yang merupakan agen yang seharusnya dapat

4 mempengaruhi sikap dan perilaku bawahan. Dalam hal ini targetnya adalah para guru dapat meningkatkan prestasi kerja setelah mendapat pengaruh dari atasannya (kepala sekolah). Kepala sekolah disini berperan sebagai pemimpin yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya demi mencapai keberhasilan dalam meningkatkan profesionalisme guru (Wahjosumidjo, 2005:81-82). Guru merupakan komponen penentu dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral, pertama dan utama. Guru menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu berkaitan dengan komponen manapun dalam pendidikan. Guru memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga penentu keberhasilan peserta didik, terutama dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2007: 5) Tingginya peran guru dalam melaksanakan tugas, memerlukan dukungan dari Kepala Sekolah. Kepala sekolah yang menjadi kekuatan penggerak di sekolah harus mengetahui dan memahami guru dengan sebaikbaiknya agar kinerja guru sesuai dengan kompetensi professional yang diharapkan. Salah satunya adalah perhatian dan penghargaan Kepala Sekolah kepada guru yang berprestasi. perhatian dan penghargaan Kepala Sekolah yang dirasakan oleh para guru seringkali juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tubuhnya profesionalitas para guru. Jika suasana kerja menyenangkan, para guru mempunyai rasa aman dan hidup layak, rasa diikusertakan, perlakuan yang wajar dan jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan,

5 ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan, kesempatan untuk mempertahankan diri, merupakan bagian dari kepemimpinan kepala sekolah yang bisa menumbuhkan profesionalitas guru semakin baik. Sebaliknya, perhatian dan penghargaan kepala sekolah yang dianggap kurang menyenangkan, tidak adanya rasa aman pada diri, guru dianggap tidak mampu, guru tidak diakui dan dihargai, maka semua keadaan ini akan mengakibatkan profesionalitas guru akan semakin jelek (Suwanto, 2009: 23). Penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah maupun tentang guru telah banyak dilakukan. Penelitian yang khusus tentang sikap kepala sekolah ataupun pengambilan keputusan terhadap guru yang prestasi dan siswa yang berprestasi, masih terbatas. Sepanjang pengumpulan data, baik secara manual dalam jurnal cetak maupun electronik melalui jaringan internet, belum ditemukan. Berdasarkan keunikan masalah tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian berkaitan dengan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap guru dan siswa yang berprestasi di Sekolah Dasar. Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 1 Kedungjati Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan, telah mengalami pergantian berulang kali. Masing-masing karakter memiliki gaya-gaya kepemimpinan yang berbeda. Guru sebagai bawahan mempunyai harapan agar kepemimpinan kepala sekolah mampu membawa perubahan menuju yang lebih baik. Harapan guru ataupun siswa lainnya adalah, setiap prestasi yang berhasil dicapai memperoleh perhatian dan penghargaan yang pantas atau paling tidak ada pengakuan dari kepala sekolah, sehingga dapat menambah motivasi untuk berprestasi lebih baik.

6 Pengalaman yang dialami guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Kedungjati Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan, dari serangkaian pergantian kepala sekolah, menyatakan tidak semua kepala sekolah mampu melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan harapan guru dan siswa. Baik kepada guru yang berprestasi dan siswa yang berprestasi, apalagi yang tidak berprestasi sama sekali. Kepala sekolah dituntut dapat mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan dapat diterima oleh semua pihak. Permasalahan yang dihadapi Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Kedungjati sangat kompleks. Masalah terkait dengan siswa diantaranya pelanggaran tata tertib sekolah, dukungan orang tua yang rendah, serta minimnya dukungan sarana belajar yang dimiliki siswa. Permasalahan terkait dengan guru, diantaranya adalah adanya salah satu guru yang suka terlambat datang ke sekolah, motivasi guru untuk mengembangkan kompetensi kurang, serta kesulitan untuk menjalin kerjasama tim. Sementara permasalahan lain yang harus dihadapi kepala sekolah adalah permasalahan yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah diantaranya suara bising, persaingan antar sekolah dan menjaga hubungan social dengan masyarakat sekitar. Hal inilah yang harus dihadapi oleh Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kedungjati dan harus disikapi dengan pengambilan keputusan yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. B. Rumusan Masalah penelitian ini. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam

7 1. Bagaimanakah langkah-langkah pengambilan keputusan Kepala Sekolah ditinjau dari aspek identifikasi masalah mengenai pelanggaran tata tertib oleh siswa maupun guru? 2. Bagaimanakah langkah-langkah pengambilan keputusan Kepala Sekolah ditinjau dari aspek kajian situasi dan penyebab terjadinya pelanggaran tata tertib oleh siswa dan guru? 3. Bagaimanakah langkah-langkah pengambilan keputusan kepala sekolah ditinjau dari aspek dampak positif dan negatif bagi siswa ataupun guru? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menjabarkan langkah-langkah pengambilan keputusan Kepala Sekolah ditinjau dari aspek identifikasi masalah mengenai pelanggaran tata tertib oleh siswa dan guru. 2. Memaparkan langkah-langkah pengambilan keputusan Kepala Sekolah ditinjau dari aspek kajian situasi dan penyebab terjadinya pelanggaran tata tertib oleh siswa dan guru. 3. Mengetahui langkah-langkah pengambilan keputusan kepala sekolah ditinjau dari aspek dampak positif dan negatif bagi siswa ataupun guru. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan terhadap prestasi guru dan siswa.

8 b. Sebagai tambahan khazanah keilmuwan dibidang manajemen lembaga pendidikan, khususnya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan berguna sebagai bahan masukan kepala sekolah untuk pengambilan kebijakan kaitannya dengan prestasi guru dan siswa. b. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap prestasi guru dan siswa.