BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang memuat ketentuan yang bersifat grondnorm sebagai pandangan

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 137 / HUK / 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah tipe negara yang berbentuk welfare state modern (negara

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

2016, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Pasal 64D ayat (4) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1908, dengan berlakunya Vendu Reglement

2018, No Penjualan Langsung Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Benda Sita Eksekusi dan untuk mendukung optimalisasi penerimaan negar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik dan

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENGELOLAAN PNBP DAN TANTANGAN KEDEPAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.04/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun yang. perolehan pajak bagi APBN dari tahun ke tahun.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 40 / PMK.07 / 2007 TENTANG

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

BAB II LANDASAN TEORI

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN,

BAB III HASIL PENELITIAN KESEIMBANGAN SANKSI PIDANA KURUNGAN SEBAGAI SANKSI PENGGANTI SANKSI PIDANA DENDA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 39/PMK.04/2014 TENTANG

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 05/BC/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

Penghapusan Hutang PDAM Kabupaten Polewali Mandar Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Saldo. Anggaran Lebih. Pengelolaan.

Domain Menteri Keuangan Dalam Konteks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara dan Beberapa Permasalahannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kejaksaan RI yang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota dan daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,

Revisi ke 02 Tanggal : 25 Agustus 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 26 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Pridensial, yaitu pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR IM 8 TAHUN 2011 TENTANG TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ( BPK ) ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu melalui sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menyusun APBN. Penerimaan Negara meliputi penerimaan perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak (PNBP), serta hibah.

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket Undang-undang yang telah

Revisi ke 02 Tanggal : 17 November 2015

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI

BMN YANG SELAIN DARI APBN

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.908, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemberian Premi. Tata Cara.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang

PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA (URGENSI DAN TATA CARANYA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Potret Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara Dari Berbagai Sudut Pandang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Abstract. 1. Pentingnya Penghapusan BMN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.04/2011 TENTANG PEMBERIAN PREMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

Domain Menteri Keuangan Dalam Kont eks Pengelolaan Barang Milik Negara/ Kekayaan Negara d an Beberapa Permasalahannya

1 of 5 18/12/ :47

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN IMPLEMENTASI SEGMEN AKUN PNBP BARU DALAM BAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.04/2011 TENTANG PEMBERIAN PREMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Revisi ke 02 Tanggal : 05 Februari 2015

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pemindahan daya beli dari sektor privat ke sektor publik

2011, No.2 2 pedoman akuntansi dan pelaporan aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama; d. bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara memiliki kewen

Revisi ke 02 Tanggal : 13 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Februari 2015

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang membawahi bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang menganut faham Negara kesejahteraan (welfare state). 1 Hal ini tercermin dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang memuat ketentuan yang bersifat grondnorm sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pandangan hidup bangsa tersebut juga merupakan tujuan dari Negara Republik indonesia, yang berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pada pencapaian tujuan Negara tersebut selalu berkaitan dengan keuangan Negara sebagai bentuk pembiayaan dalam proses penyelenggaran pemerintahan yang dilakukan oleh penyelenggara yaitu pemerintah. 2 Instrumen keuangan Negara merupakan sarana yang paling penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, karena tanpa instrumen keuangan tersebut penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat berjalan secara efektif. Sumber keuangan Negara sendiri berasal dari beberapa sumber, yaitu pajak Negara, 1 W. Riawan Tjandra,Hukum Sarana Pemerintahan, Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2014, hlm. 9. 2 Muhammad Djafar Saidi, Hukum Keuangan Negara (Edisi Revisi), Jakarta: PT RajaGravindo Persada, 2011, hlm. 2. 1

2 penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri, serta penerimaan Negara bukan pajak. Masing-masing sumber keuangan Negara tersebut memiliki pemasukan yang sangat menguntungkan bagi APBN, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) salah satunya. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai salah satu unsur pendapatan Negara dalam APBN merupakan aspek yang sangat potensial untuk meningkatkan penerimaan negara di luar sektor pajak. Terbukti dari laporan Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan, penerimaan PNBP pada APBN tahun 2016 tercatat Rp. 262,36 triliun (angka sementara) atau sebesar 107,05% dari target dalam APBN-P Tahun 2016 sebesar Rp 245,08 triliun. 3 Sumber PNBP juga sangat banyak, salah satunya dari pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari Penjualan barang milik Negara yang diperoleh dari Barang Rampsan Negara. Barang milik Negara yang diperoleh dari Barang rampasan Negara ini dapat dijual berdasarkan Pasal 1 angka 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Berasal Dari Barang Rampasan Negara Dan Barang Gratifikasi mengenai pengurusan barang rampasan Negara berupa pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Penghapusan, Pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, 3 Departemen Keuangan RI, Realisasi PNBP Melampaui Target Dalam APBN-P 2016, http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/edef-konten-view.asp?id=1245, 22 Februari 2017, (23.42).

3 pengawasan dan pengendalian atas barang rampasan Negara. Peraturan tersebut juga diatur mengenai barang rampasan Negara yang memilki indikasi nilai sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) didelegasikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang berarti dapat dikelola kantor pelayanan untuk dijual secara lelang. Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang petunjuk Pelaksanaan Lelang menyatakan, lelang adalah Penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/ atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang. Proses tawar menawar akan terus bejalan sampai menemukan harga tertinggi, hingga tidak akan ada penawar lagi yang akan menawar barang tersebut, sehingga penawar yang menawar dengan harga tinggilah yang akan mendapatkan barang lelang. Barang rampasan Negara berasal dari instansi Kejaksaan yang diperoleh dari eksekusi Kejaksaan terhadap barang temuan dan sitaan sebagai barang bukti dalam perkara pidana. Barang temuan yang sudah diumumkan tetapi tidak ada pemiliknya maka akan menjadi barang rampasan Negara. Barang sitaan sebagai barang bukti dalam perkara pidana dapat menjadi barang rampasan Negara, jika terdapat unsur yang dipenuhi oleh hakim untuk dapat merampas suatu barang, yaitu barang sitaan itu kepunyaan narapidana yang

4 diperoleh dari hasil kejahatan atau dengan yang sengaja dipakai untuk melakukan kejahatan. Pada pelaksanaan lelang sering terjadi hambatan yang dialami oleh penyelenggara maupun peserta lelang, seperti sedikitnya peserta lelang, obyek lelang yang sudah tidak bagus, kurangnya pengetahuan peserta akan tata cara lelang dan lain sebagainya. Salah satu yang menjadi pertanyaan karena obyek lelang di Kejaksaan Negeri Temanggung adalah kendaraan bermotor roda dua tanpa surat-surat, bagaimana perlindungan hukum bagi pembeli yang telah membeli barang lelang tersebut atau barang lainnya. Apakah tidak akan menjadi masalah dikemudian hari jika barang tersebut beralih hak kepemilikannya kepada perseorangan. Selain itu pada tahun 2011 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kejaksaan Agung Republik Indonesia atau sering disebut PUSLITBANG melakukan penelitian mengenai Pengelolaan Keuangan dan Aset-Aset Negara dalam Kaitannya dengan Penegakan Hukum di Indonesia yang datanya diperoleh dari instansi Kejaksaan yang terdiri dari Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, dan instansi lain yaitu Kepolisian, BPK, BPKP, serta KPPN. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih terdapat perbedaan persepsi dalam pemahaman pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Kejaksaan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah yang berupa pelaksanaan target PNBP, pemasukan PNBP yang berasal dari denda tilang, biaya lelang lebih

5 besar dari nilai barang, barang bukti sudah mengalami penyusutan, dan permasalahan lainnya yang berkaitan dengan anggaran, serta proses administrasi dalam pelelangan, selain itu perbedaan persepsi juga terdapat dalam hal penghapusan PNBP hasil penegakan hukum oleh Kejaksaan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang memerlukan izin. 4 Melihat dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwasanya dalam pengelolaan PNBP di instansi-instansi kejaksaan masih terdapat perbedaan persepsi pemahaman, terutama pada kegiatan lelang. Oleh karena itu, pelaksanaan lelang di instansi-instansi terkait perlu dikaji kembali, agar ada keselarasan antara teori dengan praktek. Berdasarkan uraian yang penulis kemukakan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Pelaksanaan Lelang Barang Rampasan Negara di Kejaksaan Negeri Temanggung, sebagai judul skripsi penulis. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pelaksanaan lelang di Kejaksaan Negeri Temanggung. 4 PUSLITBANG Kejaksaan Agung RI, Pengelolaan Keuangan dan Aset-Aset Negara dalam Kaitannya Dengan Penegakan Hukum di Indonesia, https://www.kejaksaan.go.id/unit_kejaksaan, 31 Oktober 2016, (22.12).

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan lelang barang rampasan Negara di Kejaksaan Negeri Temanggung? 2. Apa saja hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan lelang barang rampasan di Kejaksaan Negeri Temanggung? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan lelang barang rampasan oleh Kejaksaan Negeri Temanggung. 2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Kejaksaan Negeri Temanggung dalam pelaksanaan lelang barang rampasan negara. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis berupa sumbangan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum,

7 khususnya dalam bidang hukum administrasi Negara, pada bab lelang barang rampasan negara. 2. Kegunaan praktis Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk mengetahui bahwa di Kejaksaan pun terdapat pelaksanaan lelang, yaitu lelang terhadap barang-barang rampasan Negara. Bagi instansi terkait dapat bermanfaat, khususnya pada Kejaksaan agar dapat meningkatkan profesionalisme dan kredibilitas dimata masyarakat. Bagi peneliti sendiri penelitian sebagai penambah pengetahuan bagaimana pelaksanaan lelang barang rampasan Negara oleh Kejaksaan dan mengetahui hambatan-hambatannya.