ANALISA PERILAKU DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL DENGAN RUMUS STATIK DAN MODEL FISIK PADA TANAH PASIR

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

PENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik

PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERHITUNGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

ANALISIS PENURUNAN BANGUNAN PONDASI TIANG PANCANG DAN RAKIT PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN SURABAYA CENTRAL BUSINESS DISTRICT

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN NUMERIK

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler

SHEAR STRENGHT OF SOIL, BEARING CAPACITY AND FOUNDATION

PERENCANAAN PILE CAP BERDASARKAN METODA SNI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN

PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DENGAN PENAMBAHAN SIRIP ULIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN RUMUS EMPIRIS DAN MODEL TEST

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

Nurmaidah Dosen Pengajar Fakultas Teknik Universitas Medan Area

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

STUDI KAPASITAS LATERAL PONDASI TIANG UJUNG BEBAS DENGAN VARIASI DIAMETER DAN JARAK BEBAN SAMPAI MUKA TANAH PADA TANAH PASIR DI LABORATORIUM

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

Angel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS

PENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL

Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan

PERNYATAAN KEASLIAN...

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA KAPASITAS KELOMPOK TIANG PANCANG TERHADAP BEBAN LATERAL MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENCE

KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SECARA ANALITIS PADA PROYEK GBI BETHEL MEDAN

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode Reese

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

ANALISIS DAYA DUKUNG SISTEM PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN ITC POLONIA MEDAN)

POLITEKNOLOGI VOL. 16 No. 1 JANUARI 2017 ABSTRACT

Pembangunan Gedung Kampus Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM-UGM) Jakarta Selatan menggunakan pondasi tiang pancang berbentuk persegi deng

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS)

ANALISA PENGARUH KETEBALAN PILE CAP DAN JARAK ANTAR TIANG TERHADAP KAPASITAS KELOMPOK PONDASI DENGAN MENGGUNAKAN PLAXIS 3D

BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

BAB VI PENUTUP. yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa. dukung yang baik jika dilihat dari analisis perhitungan, namun pada

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

II. TINJAUAN PUSTAKA

Daya Dukung Pondasi Tiang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

TEKNIK PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK CITRALAND BAGYA CITY

KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL. (berdasarkan sifat dan karakteristik tanah)

ANALISA KUAT DUKUNG PONDASI BORED PILE BERDASARKAN DATA PENGUJIAN LAPANGAN (CONE DAN N-STANDARD PENETRATION TEST)

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK

ANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP

Analisis Daya Dukung Helical Pile Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

STUDI ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG

ANALISA KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIJUNJUNG

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN PONDASI TISSUE BLOCK 5 & 6

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk

JURNAL EDUCATION BUILDING Volume 3, Nomor 1, Juni 2017: 84-92, ISSN :

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

MODUL 5 DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL

PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

SIMULASI TENSION DAN COMPRESSION PILE TEST MENGGUNAKAN ROCSCIENCE RS 3 (3D FINITE ELEMENT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

KORELASI DAYA DUKUNG PONDASI TIANG ANTARA STATIC LOADING TEST DENGAN PILE DRIVING ANALYZER

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

ANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN TIANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis

ANALISIS DAYA DUKUNG ULTIMIT DAN PENURUNAN PADA COMPRESSION LOADING TEST BORED PILE

struktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik

Jawaban UAS Teknik Pondasi (Waktu 120 menit) Tanggal : 18 Juni 2012

PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. HR Subrantas Km 12 Pekanbaru Riau 2

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1 Tahun 2017, Halaman 33 41 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISA PERILAKU DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL DENGAN RUMUS STATIK DAN MODEL FISIK PADA TANAH PASIR Izzet Hekmatyar, Ikhsan Fauzy, Indrastono DA *), Kresno Wikan Sadono *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, perlu adanya pembangunan infrastuktur yang signifikan. Pembangunan infrastruktur sangat erat hubungannya dengan konstruksi bangunan sipil. Semakin besar suatu bangunan sipil maka dibutuhkan pondasi yang kuat pula untuk mendukung struktur di atasnya. Untuk konstruksi gedung, jembatan, dan bangunan lain yang memiliki elevasi yang tinggi, biasanya menggunakan struktur pondasi berupa pondasi tiang. Pondasi tiang yang biasanya dipakai adalah pondasi tiang pancang dan pondasi bored pile. Sebuah pondasi tiang akan memiliki sebuah daya dukung sebagai akibat dari beban struktur di atasnya. Daya dukung tiang dibagi menjadi dua yaitu daya dukung tiang ujung dan daya dukung tiang friksi. Nilai daya dukung tiang ujung dan daya dukung friksi tersebut nantinya dijumlahkan sehingga diperoleh daya dukung ultimate tiang. Pada kenyataannya, hasil perhitungan rumus empiris dan hasil kenyataan di lapangan masih belum sama persis. Dari permasalahan diatas maka dilakukan penelitian dengan membandingkan hasil perhitungan di lapangan dengan hasil pengujian dengan skala kecil di laboratorium. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat memperoleh suatu rumusan perbandingan dari hasil perhitungan dan pekerjaan tiang pancang di lapangan sehingga kedepannya untuk merancang pondasi tiang pancang dihasilkan hasil yang valid. Kata kunci : Pondasi, Daya Dukung Pondasi, Perhitungan dan Pemodelan Pondasi ABSTRACT To support economic growth, we need a significant infrastructure development. Infrastructure development is closely related to the construction of civil buildings. The bigger the building is, the stronger the foundation that we need to support the structure on it. For the construction of buildings, bridges, and other buildings that have a high elevation, pile foundation is usually used. The type of piles that normally used are displacement pile and bored pile. A pile foundation will have a bearing capacity of the pile as a result of structural loads on it. Bearing capacity of the pile itself is divided into two: end-point bearing capacity and frictional bearing capacity. The sum of both of it, is needed to obtain the ultimate bearing capacity of the pile. In the reality, the empirical formula results is always not the same as the actual results in the field. From the problem above, the research was needed to compare the calculation results with the results of small scale field testing in the laboratory. From these researches, it was expected to derive a *) Penulis Penanggung Jawab 33

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 34 comparison formula between them. So that in the future, the design of the pile foundation really produced a valid result. Keywords : Pile Foundation, Bearing Capacity of Pile Foundation, Empirical Formula Calculation and Analytical Modelling of Pile Foundation PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara berkembang, dengan berbagai aktivitas untuk memajukan perekonomian Indonesia. Salah satu faktor yang mendukung perkembangan perekonomian adalah dalam hal pembangunan infrastruktur. Banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun. Seperti gedung-gedung tinggi, jembatan dengan bentang yang panjang, bendungan. Bangunan besar tersebut memerlukan pondasi yang kuat untuk menopang bangunan agar tetap kokoh. Salah satu pondasi yang digunakan untuk struktur bangunan yang masif adalah pondasi tiang pancang. pancang merupakan pondasi berupa susunan tiang, terbuat dari beton, baja, maupun kayu yang dimasukkan atau dipancang ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu untuk memperoleh daya dukung tanah yang diinginkan sesuai desain. Penggunaan pondasi tiang pancang tergantung pada jenis dan kondisi tanah yang berada di sekitar bangunan. Tanah di sekitar bangunan bisa berupa lempung (clay) ataupun pasir (sand) yang perlu diselidiki terlebih dahulu melalui pengujian laboratorium. Kenyataan di lapangan menunjukkan hasil perhitungan yang didapat pada teori para ahli belum sesuai dengan kondisi di lapangan. Perlu adanya validasi atau koreksi antara perhitungan desain dengan kondisi di lapangan. Salah satu cara yang digunakan untuk memvalidasi hasil perhitungan harus menggunakan pengujian langsung skala 1:1. Pengujian langsung di lapangan bisa dilakukan dengan cara PDA (Pile Driving Analyzer) Test dan Static Loading Test. Namun, biaya yang diperlukan untuk melakukan PDA Test dan Loading Test masih sangat mahal. Hal inilah yang menjadi hambatan bagi kontraktor dalam pengecekan daya dukung tiang pancang. Untuk itu diperlukan penelitian mengenai permodelan tiang pancang dengan skala tertentu untuk mendapatkan daya dukung tiang sesuai dengan perhitungan. Dengan adanya permodelan berskala ini, diharapkan bisa menemukan angka validasi untuk mengoreksi hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Jadi tidak diperlukan model skala 1:1 yang memerlukan biaya yang besar, sehingga akan menghemat pengeluaran proyek. TINJAUAN TEORI Dalam penelitian ini dilakukan dua analisis daya dukung, yaitu dengan pengujian model tiang dan analisa daya dukung dengan metode analitis. Untuk pengujian model, dibutuhkan interpretasi data dengan beberapa metode, yaitu: 1. Metode Davisson a. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan. b. Hitung penurunan elastis dengan menggunakan persamaan:... (1) 34

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 35 dimana: S e = Penurunan elastis Q = Beban yang diberikan L = Panjang tiang A P = Luas penampang tiang E P = Modulus elastisitas tiang c. Tarik garis OA seperti pada gambar dibawah berdasarkan persamaan penurunan elastis. Gambar 1. Metode Davisson (Prakash,1990) d. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak x, dimana x adalah:... (2) Dengan D adalah diameter tiang dalam satuan inch. e. Perpotongan antara kurva beban-penurunan dengan garis BC merupakan daya dukung ultimate. 2. Metode De Beer a. Plot beban dan penurunan dalam skala logaritmik. b. Nilai-nilai tersebut nantinya akan membentuk dua garis lurus. c. Perpotongan dua garis lurus ini yang bisa kita ambil sebagai daya dukung ultimit dari tiang. Gambar 2. Metode De Beer (Prakash,1990) 3. Metode Mazurkiewicz a. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan. b. Tentukan beberapa titik pada sumbu penurunan yang telah ditentukan hingga memotong kurva dan tarik garis sejajar sumbu penurunan hingga memotong sumbu beban. 35

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 36 c. Dari perpotongan setiap beban tersebut, tarik garis yang membentuk sudut 45 terhadap garis perpotongan berikutnya, dan seterusnya. d. Tarik garis lurus yang mewakili titik-titik yang terbentuk. Perpotongan garis lurus ini dengan sumbu beban merupakan daya dukung ultimit dari tiang. Gambar 3. Metode Mazurkiewicz (Prakash,1990) Sementara untuk analisa daya dukung dengan metode analitis terbagi dua, yaitu untuk point bearing capacity dan friction bearing capacity. Dari hasil keduanya kemudian dijumlahkan sehingga didapat nilai daya dukung ultimate-nya. Berikut ini adalah metodemetode yang digunakan: Point Bearing Capacity (Qp) 1. Meyerhof Meyerhof (1963) menyarankan persamaan daya dukung untuk tiang pancang pada tanah pasir yaitu: Namun nilai Qp tidak boleh melebihi Ap.q 1, sehingga Dimana dengan:... (3)... (4)... (5) Q p = Kapasitas dukung tiang (kn) A p = Luas penampang tiang (m 2 ) q p = Tegangan efektif tanah pada ujung tiang terkoreksi (kn/m 2 ) q = Tegangan efektif tanah pada ujung tiang (kn/m 2 ) = Faktor kapasitas dukung tiang Meyerhof q 1 = Batas tahanan ujung tiang (kn) P a = Tekanan atmosfer ( = 100 kn/m 2 ) = Sudut geser tanah efektif ( o ) 2. Vesic Vesic (1977) menyarankan persamaan daya dukung untuk tiang pancang, yaitu:... (6)... (7) 36

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 37 dengan: z E s m... (8) = m... (9) = Tegangan efektif tanah rata-rata (kn/m 2 ) = Berat volume tanah (kn/m 3 ) = Kedalaman tiang (m) = Faktor kapasitas dukung tiang Vesic = Modulus elastisitas tanah = 100-200 (Loose Soil), 200-500 (Medium Dense Soil) 200-500 (Dense Soil) 3. Coyle-Castello Coyle dan Castello (1981) memberikan persamaan untuk menghitung daya dukung tiang pancang pada pasir yaitu: dengan:... (10) q = Tegangan efektif tanah pada ujung tiang (kn/m 2 ) = Faktor kapasitas dukung tiang Coyle-Castello A p = Luas penampang tiang (m 2 ) Friction Bearing Capacity (Qs) 1. Coyle-Castello dengan: p = Keliling penampang tiang (m) L = Kedalaman tiang (m) K = Koefisien tegangan tanah efektif = Tegangan overburden efektif rata-rata (kn/m 2 ) = Sudut friksi tanah = 0,8 ( )... (11) Ultimate Bearing Capacity (Qu) Persamaan kapasitas daya dukung ultimit tiang adalah sebagai berikut : Qu = Qp + Qs... (12) dimana: Qu = Kapasitas dukung ultimate Qp = Kapasitas dukung ujung tiang Qs = Kapasitas gesekan tiang METODOLOGI PENELITIAN Di dalam penelitian ini, akan dibandingkan hasil pengujian model tiang tunggal dengan perhitungan analitis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dengan sebagai berikut: 37

Normal Force (kg) Normal Force (kg) JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 38 1. Pembuatan model tiang silinder yang terbuat dari besi dan kayu. 2. Melakukan pengujian density dan sudut geser tanah. 3. Melakukan pengujian daya dukung model tiang dengan Triaxial Compression Apparatus. 4. Menginterpretasikan data hasil pengujian model tiang. 5. Menghitung nilai daya dukung model tiang dengan metode analitis. 6. Mengkomparasi nilai interpretasi hasil pengujian dengan hasil perhitungan analitis. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum memulai pengujian model tiang, dilakukan pengujian density dan direct shear. Dari kedua pengujian tersebut didapat nilai = 1,512 gr/cm 3, ϕ = 39 o dan c = 0. Setelahnya, barulah dapat dilakukan pengujian pada model tiang tunggal. Urutan pengujiannya dimulai dari model tiang besi terbesar sampai ke yang terkecil, kemudian dilanjutkan dengan model tiang kayudengan urutan yang sama. Dari hasil pengujian model tiang didapatkan grafik beban-penurunan seperti Gambar 4. Grafik-grafik tersebut perlu diinterpretasikan hasilnya menggunakan beberapa metode yang kemudian diambil nilai rata-ratanya. Metode yang digunakan adalah metode Davisson, De Beer dan Mazurkuewicz. Nilai rata-rata yang didapat juga harus dikoreksi dengan berat sendiri dari model tiang tersebut. Dari hasil interpretasi ini akan didapat nilai daya dukung ultimate untuk model tiang yang diuji. Hasil interpretasinya dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. D45 D30 D15 D45 D30 D15 120 100 80 60 40 20 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Movement (mm) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Movement (mm) (a) (b) Gambar 4. Grafik Beban-Penurunan Pengujian Model (a) Kayu dan (b) Besi Tabel 1. Interpretasi Data Hasil Pengujian (1) No Davisson Kayu Mazurkiewicz De Beer Davisson Besi Mazurkiewicz De Beer Rerata Kayu Rerata Besi 1 1,5 30,2 31 32 10,7 10,9 10,8 31,07 10,8 2 3 67,8 71 71 44,1 45 45,1 69,93 44,73 3 4,5 100 102 99 72,2 74,2 71,8 100,33 72,73 38

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 39 Tabel 2. Interpretasi Data Hasil Pengujian (2) Berat Rata-Rata Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa nilai daya dukung model tiang kayu lebih besar daripada tiang besi. Selanjutnya perlu diperhitungkan pula nilai deformasi dari tiap-tiap model tiang yang diuji. Nilai deformasi diambil saat tiang mencapai nilai daya dukung ultimate-nya. Berikut adalah tabel nilai deformasi dari hasil pengujian: Tabel 3. Deformasi Model Jika dibandingkan antara nilai deformasi model tiang kayu dengan besi, bisa diketahui bahwa nilai deformasi kayu lebih besar dari besi. Yang berbeda hanya untuk model tiang diameter 4,5 cm. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan tiang belum seluruhnya termobilisasi. Dapat dilihat bahwa untuk nilai δk tiang kayu diameter 4,5cm berada di luar range minimum yang disyaratkan yaitu 10%. Tahapan berikutnya adalah menganalisa nilai daya dukung tiang dengan metode analitis. Untuk daya dukung ujung digunakan metode Meyerhof, Vesic dan Coyle-Castello. Sedangkan untuk daya dukung friksi dihitung dengan menggunakan metode Coyle- Castello saja. Hasil perhitungan ini nantinya dikoreksi pula dengan berat sendiri dari model tiangnya. Berikut adalah hasil analisa dengan metode analitis: Tabel 4. Hasil Perhitungan Metode Analitis (1) Tabel 5. Hasil Perhitungan Metode Analitis (2) Daya Dukung Akhir Kayu Besi Kayu Besi Kayu Besi 1 1,5 0,039 0,457 31,07 10,8 31,031 10,343 2 3 0,112 1,616 69,93 44,73 69,818 43,114 3 4,5 0,255 3,786 100,33 72,73 100,075 68,944 Δk Δb δk δb Δk / D (%) Δb / D (%) 1 1,5 0,54 0,39 36 26 2 3 0,49 0,47 16,3 15,6 3 4,5 0,39 0,49 8,6 10,9 Meyerhof Point Bearing (Qp) Vesic Coyle Castello Qpa QSA Friction (Qs) QSB QsA Ultimate () 1 1,5 22 31,7 7,6 20,4 0,7 7,3 4 24,4 2 3 88,4 127 27,2 80,9 1,44 21,36 11,4 92,3 3 4,5 199 285 58 180 2,15 34,93 18,5 198,5 Berat -Wk -Wb Kayu (Wk) Besi (Wb) 1 1,5 0,039 0,457 24,4 24,361 23,943 2 3 0,112 1,616 92,3 92,118 90,684 3 4,5 0,255 3,786 198,5 198,245 194,714 39

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 40 Tabel 6. Komparasi Nilai Daya Dukung Setelah dilakukan komparasi dapat dilihat bahwa nilai daya dukung model tiang memiliki nilai yang berbeda dibandingkan dengan metode analitis. Model tiang yang paling mendekati nilai daya dukung metode analitis adalah model tiang kayu, walaupun perbedaannya cukup besar. Perbedaan ini terjadi karena nilai daya dukung metode analitis diambil dari nilai rata-rata dari berbagai metode. Yang dimana metode-metode tersebut menghasilkan nilai yang berbeda pula. Untuk mengontrol hasil pengujian yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan perbandingan terhadap range daya dukung metode analitis. Hasil perhitungan range daya dukung bisa dilihat pada tabel dibawah. Tabel 7. Perhitungan Range Daya Dukung Metode Analitis (1) Tabel 8. Perhitungan Range Daya Dukung Metode Analitis (2) Berat Kayu (Wk) Besi (Wb) Min Max Kayu Besi Min Max Min Max 1 1,5 0,039 0,457 11,4 35,7 11,361 35,661 10,943 35,243 2 3 0,112 1,616 38,6 138,4 38,488 138,288 36,984 136,784 3 4,5 0,255 3,786 49,4 296,4 49,145 296,145 45,614 292,614 Kayu Besi Analitis Model Analitis Model 1 1,5 24,361 31,031 23,943 10,343 2 3 92,118 69,818 90,684 43,114 3 4,5 198,245 100,075 194,714 68,944 Tabel 9. Komparasi Hasil Pengujian Terhadap Range Perhitungan Analitis Meyerhoff min Point Bearing (Qp) Coyle Vesic Castello Kayu max Model Min Max min Friction (QsAv) Besi max Min Model 1 1,5 11,361 35,661 31,031 10,943 35,243 10,343 2 3 38,488 138,288 69,818 36,984 136,784 43,114 3 4,5 49,145 296,145 100,075 45,614 292,614 68,944 Max 1 1,5 22 31,7 7,6 7,6 31,7 4 11,4 35,7 2 3 88,4 127 27,2 27,2 127 11,4 38,6 138,4 3 4,5 199 285 58 58 285 18,5 49,4 296,4 40

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 41 Hasil komparasi diatas menunjukkan bahwa hampir semua nilai daya dukung hasil pengujian masuk kedalam range metode analitis. Walaupun untuk model tiang besi diameter 1,5cm nilainya berada dibawah range minimum. Namun karena perbedaannya tidak begitu besar maka pengujian masih dianggap valid. Oleh karena itu, hasil pengujian keseluruhan masih bisa diterima. KESIMPULAN Dari hasil pengujian model tiang tunggal dapat disimpulkan bahwa material kayu memiliki tahanan dukung lebih besar dibandingkan material besi. Untuk nilai penurunannya pun, material kayu lebih besar daripada material besi, kecuali untuk tiang diameter 4,5 cm. Hal ini dikarenakan tahanan dukung model tiang kayu diameter 4,5 cm belum termobilisasi sepenuhnya. Jika kita memperhitungkan Qu sebagai nilai rata-rata dari metode-metode yang digunakan, maka nilai daya dukung yang didapat dari hasil pengujian menunjukkan nilai yang berbeda dengan hasil metode analitis. Model tiang tunggal yang memiliki nilai daya dukung paling mendekati daya dukung metode analitis adalah tiang kayu. Jika kita memperhitungkan Qu sebagai range, maka nilai daya dukung yang didapat dari hasil pengujian masih masuk ke dalam range metode analitis, kecuali untuk model tiang besi diameter 1,5cm. Tapi secara keseluruhan hasil pengujian masih bisa diterima. SARAN Melihat hasil yang didapat maka untuk pengujian selanjutnya disarankan mengubah urutan pengujian model tiang untuk mengetahui apakah nilai daya dukung masih sama atau tidak. Kemudian untuk material model tiang yang berbeda sebaiknya digunakan bak uji yang berbeda pula. Pengecekan kepadatan tanah juga sebaiknya dilakukan per layer, bukan hanya di awal. Untuk metode pemancangan model tiang juga harus disamakan agar nilai daya dukung yang didapat lebih valid. DAFTAR PUSTAKA Craig, R., F., 2004. Craig s Soil Mechanics, 7 th Edition, Spon Press, New York. Das, Braja M., 2007. Principles of Geotechnical Engineering, 6 th Edition, Thomson, United States. Hardiyatmo, Hary Christady, 2006. Mekanika Tanah 1, Edisi ke-4, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hardiyatmo, Hary Christady, 2002. Mekanika Tanah 2, Edisi ke-3, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Prakash, Shamsher dan Hari D. Sharma, 1990. Pile Foundation in Engineering Practice, John Wiley & Sons, Inc. Canada. Sosrodarsono, Suyono dan Kazuto Nakazawa, 2000. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Edisi ke-7, Pradnya Paramita, Jakarta. 41