I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

dokumen-dokumen yang mirip
III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB I. PENDAHULUAN...

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

RANCANG BANGUN ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER) BERSIRIP HELICAL DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG SEPEDA MOTOR SEBAGAI PEMANAS AIR

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

HEAT EXCHANGER SEBAGAI ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

SKRIPSI ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN PANASPADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGERDI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

ANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

ANALISA PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER MEMANFAATKAN ENERGI PANAS LPG

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia yang melibatkan beberapa negara konsumen dan banyak negara produsen

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

SKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T.

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB II LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

INTISARI. iii. Kata kunci : Panas, Perpindahan Panas, Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW MIXED, TUBE NON FINNED FOUR PASS,UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON- EMPON

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji kopi basah yang memiliki kadar air 55% - 65% selanjutnya dimasukkan ke mesin pengering untuk proses pengeringan demi mencapai biji kopi kering dengan kadar air 8% 12% sesuai dengan SNI 01-2907-1999. Proses pengeringan kopi terdiri dari proses pemanasan udara dengan media gas hasil pembakaran gasifikasi dan heat exchanger yang dialirkan ke ruang pengering. Menurut Najiyati dan Daniarti (2004) pengeringan dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama, pemanasan pada suhu 65-100 o C untuk menurunkan kadar air sekitar 55-65% menjadi 30%. Tahap kedua, pemanasan pada suhu 50-60 o C untuk menurunkan kadar air dari 30% menjadi 8-12%. Suhu harus selalu diatur sesuai tahap pemanasan. Heat Exchanger merupakan salah satu alat yang ada pada proses pengeringan biji kopi menggunakan mesin pengering mekanik. Alat ini berperan sebagai pemanas udara sebelum masuk ke ruang pengering. Pada mesin pengering Pabrik Kopi Tulen, heat exchanger yang digunakan adalah jenis shell and tube tipe aliran cross flow (aliran menyilang). Heat

2 exchanger ini terdiri dari pipa-pipa kecil (tube) yang terpasang sejajar satu dengan yang lainnya berada pada suatu cangkang (shell). Tube sebagai media yang dilewati oleh udara, shell sebagai media yang dilewati gas. Heat exchanger merupakan peralatan yang digunakan untuk perpindahan panas antara dua atau lebih fluida. Banyak jenis heat exchanger yang dibuat dan digunakan dalam pusat pembangkit tenaga, unit pendingin, unit produksi udara, proses di industri, sistem turbin gas, dan lain lain. Dalam heat exchanger tidak terjadi pencampuran seperti dalam halnya suatu mixing chamber. Dalam sistem pengering buatan misalnya, panas berpindah dari gas panas yang mengalir melalui shell ke udara yang mengalir melalui tube dengan bantuan blower. Menurut penelitian yang dilakukan M. Nasir dan Hasan Maksum (2006) Daya pemompaan yang terjadi pada aliran fluida di dalam alat penukar kalor jenis shell and tube akan meningkat bersama dengan penurunan bilangan Reynolds. Dengan demikian peningkatan perpindahan kalor konveksi yang terjadi selalu diikuti oleh peningkatan daya pemompaan. Muardi dkk (2012) mengemukakan bahwa laju aliran massa gas buang dan efektifitas heat exchanger naik seiring dengan bertambahnya putaran mesin yaitu pada putaran 1600 rpm laju aliran massa gas buang 0,6064 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,09%, pada putaran 1800 rpm laju aliran massa gas buang 0,6828 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,12%, pada putaran 2000 rpm laju aliran massa gas buang 0,7341 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,61%, pada putaran 2200 rpm laju

3 aliran massa gas buang 0,8370 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,96%, dan pada putaran maksimum 2400 laju aliran massa gas buang 0,9149 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 71,29%. Sebuah alat penukar kalor yang baik harus dapat menjamin terjadinya transfer energi kalor dari suatu fluida ke fluida lain, yang menghasilkan laju perpindahan kalor setinggi mungkin dengan harga konstruksi yang rendah. Demikian besarnya peranan dan penggunaan alat penukar kalor dalam dunia industri, sehingga penelitian yang diarahkan dengan maksud untuk mengoptimalkan fungsi dan unjuk kerja termal alat penukar kalor dikembangkan. Dalam hal ini, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh laju aliran massa udara yang melalui tube terhadap unjuk kerja termal, sehingga akan didapatkan karakteristik penukar kalor type shell and tube aliran menyilang yang akan digunakan dalam optimasi pengeringan pada mesin pengering kopi di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat. B. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh laju aliran massa udara terhadap laju perpindahan panas pada pengujian penukar kalor shell and tube aliran menyilang. 2. Mengetahui pengaruh laju aliran massa udara terhadap efektivitas penukar kalor shell and tube aliran menyilang.

4 C. Batasan Masalah Untuk menjaga arah tujuan dari penelitian ini maka penelitian ini dibatasi hanya membahas kriteria berikut : 1. Proses yang yang terjadi pada heat exchanger diasumsikan terisolasi secara sempurna. 2. Properties gas hasil pembakaran gasifier yang mengalir melalui shell heat exchanger diasumsikan sama dengan udara standar. 3. Udara yang mengalir melalui tube heat exchanger merupakan udara aliran paksa akibat adanya blower. 4. Jenis aliran adalah aliran menyilang (cross flow). D. Hipotesa Dengan adanya konveksi paksa dapat meningkatkan unjuk kerja termal heat exchanger di setiap peningkatan laju aliran massa udara. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun menjadi lima (5) bab, yaitu: BAB I. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, sistematika penulisan, dan hipotesa dari penelitian ini.

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Berisi mengenai pengertian perpindahan kalor dan heat exchanger. BAB III. METODOLOGI Bab ini berisi tentang prosedur penelitian dan diagram alir pelaksanaan penelitian. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi data-data yang didapat dilapangan dan menguraikan serta membahas hasil dari penelitian yang dilakukan. BAB V. PENUTUP Bab ini memuat tentang kesimpulan dari penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan. DAFTAR PUSTAKA Berisikan sumber-sumber yang menjadi referensi penulis dalam menyusun penelitian ini. LAMPIRAN Memuat data-data yang mendukung penulisan laporan ini.