BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT KEPADA AHLI WARIS DI DESA TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBERIAN WASIAT KEPADA AHLI WARIS DI DESA TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dimulai dari kelahiran kemudian dilanjutkan dengan perkawinan dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT PARA KIAI DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN TUBAN TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS MELALUI WASIAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR DI DESA WARUJAYENG

Hukum Mengubah Nazar

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

UNTUK KALANGAN SENDIRI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. boleh diadakan persetujuan untuk meniadakannya 1. Diakui secara ijma

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditinggalkan atau berpindah dan menjadi hak milik ahli warisnya. Allah SWT

Tata Cara Shalat Malam

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

PENGERTIAN TENTANG PUASA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Tata Cara Sujud Tilawah

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama, 2001, hlm. 14.

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU QUDAMAH TENTANG TIDAK SAHNYA AKAD NIKAH DENGAN MENDAHULUKAN QABUL DAN MENGAKHIRKAN IJAB

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAHARUAN AKAD NIKAH SEBAGAI SYARAT RUJUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT KEPADA AHLI WARIS DI DESA TELUK WETAN KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pemberian Wasiat Kepada Ahli Waris Di Desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara Wasiat adalah pesan seseorang kepada orang lain untuk mengurusi hartanya sesuai dengan pesannya itu sepeninggalnya. Jadi, wasiat merupakan tasharruf terhadap harta peninggalan yang akan dilaksanakan setelah meninggalnya orang yang berwasiat dan berlaku setelah orang yang berwasiat tersebut meninggal. Mengenai hukum wasiat telah diatur dalam Syari at Islam. Al-Qur an dan Hadits telah memberikan batasan-batasan yang jelas mengenai ruang lingkup wasiat tersebut, khususnya yang berkaitan dengan hal-hal yang diperbolehkan dan yang dilarang. Menurut asal hukumnya, wasiat adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sukarela dalam segala keadaan. Oleh karena itu, dalam Syari at Islam, tidak ada suatu wasiat yang wajib dilakukan dengan jalan putusan hakim. ك ت ب ع ل ي ك م إ ذ ا ح ض ر أ ح د ك م ال م و ت إ ن ت ر ك خ ي ر ا ال و ص ي ة ل ل و ال د ي ن و الا ق ر ب ين ب ال م ع ر وف ح ق ا ع ل ى ال م ت ق ين Artinya: Diwajibkan atas kamu apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak maka berwasiatlah kepada kedua orang tua dan kerabat 44

45 dekat secara ma ruf (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah: 180) 1 Kata kutiba dalam ayat tersebut artinya furida, yaitu difardukan, sedangkan perkataan bil ma rufi haqqan alal muttaqin artinya menurut ma ruf sebagai suatu hak (kewajiban) atas setiap orang yang bertaqwa, merupakan suatu lafal yang sangat kuat menunjuk kepada wajibnya wasiat. Dalam hal tersebut, ulama berselisih pendapat tentang masih berlakunya hukum yang telah di Nash-kan oleh ayat tersebut, yaitu tentang wajibnya wasiat untuk bapak dan kerabat-kerabat terdekat atau tidak berlaku lagi. Kebanyakn ahli tafsir jumhur fikih berpendapat bahwa wajibnya wasiat itu sudah mansukh, baik terhadap yang menerima wasiat maupun tidak. Karena ayat wasiat tersebut telah dimansukh oleh ayat-ayat mawaris dan oleh sabda nabi SAW. Yang artinya, Tidak ada wasiat untuk ahli waris. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa wasiat hukumnya adalah sunnah. Mereka beralasan bahwa yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah hutang orang yang berwasiat bukan wasiat. Sekalipun dalam Surat al-baqarah ayat 180 diwajibkan, mereka berpendapat bahwa ayat tersebut telah dinaskh oleh Surat an-nisa ayat 7.!"#$ #%&$ '(") * +,- ")!"#$ 1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran al-qur an, al-qur an dan Terjemahnya, Bumi Restu, Jakarta: 1977, hlm 44

46 01./#%&$ '(") :;.. 9"67-8 ))5%2 4 Artinya: Bagi laki-laki ada hak bagian harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya 2 Ketentuan Syari at mengenai tindakan hukum pada seseorang yang menyangkut hukum mu amalah telah diformulasikan oleh para ulama terdahulu melalui ijtihad mereka, dari adanya kewajiban dan larangan Nash yang berbentuk persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipatuhi di dalam perbuatan hukum, dalam hal ini adalah wasiat. Menurut pendapat Al Qurtubi dalam Bidayatul Mujtahid juz 2 membagi rukun wasiat ada empat macam, yaitu: 1. Mushi (orang yang berwasiat) 2. Mushibihi (barang yang di wasiatkan) 3. Mushalahu (orang yang menerima wasiat) 4. Sighat (lafal ijab dan qabul) 3 Dalam hal ini penulis akan menganalisa Praktek Pemberian Wasiat Kepada Ahli Waris di Desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara dari segi syarat sahnya, apakah wasiat tersebut telah memenuhi syarat wasiat atau belum. Menurut hukum Islam, praktek wasiat kepada ahli waris yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan 2 ibid, hlm 116 3 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Juz II, Semarang: Toha Putra, tt, hlm 561

47 Kabupaten Jepara sah karena wasiat yang diberikan kepada ahli waris tersebut telah disepakati seluruh anggota keluarga tanpa ada pertentangan atau permasalahan. Dalam hal ini meskipun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu muhalahu adalah ahli waris tetapi diperbolehkan oleh hukum Islam karena disepakati oleh ahli waris yang lain. Hal lareangan pemberian wasiat kepada ahli waris itu dijelaskan dalam sabda Nabi SAW: عن ابي امامة الباهلي قال سمعت رسول االله صلى االله عليه وسلم يقول فى حجة الوداع ان االله قد اعطى لكل ذي حق حقه فلا وصية لوارث Artinya: Dari Abi Umamah al-bahili berkata: Saya mendengar dari Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu khutbahnya pada tahun haji wada : sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap orang yang berhak, oleh karena itu tidak ada wasiat kepada ahli waris. 4 Imam Ibn Hazm berpendapat, apabila diadakan wasiat untuk kerabatkerabat yang mendapat waris, hakim harus bertindak memberi sebagian dari harta peninggalan kepada kerabat-kerabat yang tidak mendapat bagian waris sebagai suatu wasiat yang wajib untuk mereka. 5 Oleh karena itu, bahwa wasiat diperuntukkan bagi orang yang bukan ahli waris. Tetapi menurut imam madzhab bahwa tidak boleh memberikan wasiat kepada ahli waris kecuali mendapat ijin dari ahli waris yang lain. 4 As-Shon ani, Subulus Salam juz III, Semarang: Toha Putra, tt, hlm 106 5 Dian Khairul Umam, Fiqih Mawaris, Bandung: Pustaka Setia,2006, hlm 243

48 اتفق الاربعة على عدم الجواز الوصية لوارث الااذا اجاز الورثة وقال الامامية تجوز للوارث وغير الوارث ولا يتوفق على اجازة الورثه مالم 6 تتجاوز الثلث Artinya: Imam Madzhab telah sepakat atas ketidak bolehan wasiat kepada ahli waris, kecuali ahli waris yang lainnya mengizinkannya. Dan Imamiyyah berpendapat boleh wasiat kepada ahli waris maupun bukan ahli waris, dengan tanpa ditangguhkan atas keizinan ahli waris lainnya, selama wasiat itu tidak melebihi sepertiga harta peninggalan. Pendapat tersebut memberikan syarat tentang penerima wasiat haruslah bukan ahli waris, terdapat perbedaan diantara Imam Madzhab. Pendapat pertama mengatakan bahwa boleh wasiat kepada ahli waris asalkan mendapat izin dari ahli waris lainnya. Pendapat tersebut dikemukakan jumhur ulama. Sedangkan pendapat yang kedua adalah bahwa wasiat tidak boleh diberikan kepada ahli waris walaupun ahli waris lainnya memberikan izin. Pendapat ini dikemukakan oleh Ibn Hazm. 1. Bagi bapak Khumaidi selaku mushalahu tidak memenuhi syarat karena ia masih ahli waris dari bapak Khudori selaku mushi. Mengenai mushibihi atau barang yang diwasiatkan berupa sawah seluas 60m X 35m telah sesuai dengan syarat yang ada yaitu sawah tersebut milik sendiri dari mushi, tidak dalam tanggungan orang lain serta bukan barang yang diharamkan oleh Syari at Islam. Sighot diucapakan secara lisan dan disaksikan oleh aggota keluarga. Maka, wasiat yang diberikan oleh bapak Khudori kepada bapak Khumaidi sah menurut hukum Islam. hlm 184 6 Muhammad Jawad Mughniyyah, al-ahwalus Syahsiyyah, Beirut Libanon: Darul Ilmi, tt,

49 2. Bagi bapak Anwar Syadat, ia mendapat wasiat berupa sawah seluas 93m X 60m dari Karsum selaku bapak kandungnya sendiri. Semua unsur dalam wasiat telah terpenuhi yaitu adanya mushi, mushibihi dan sighat yang dilakukan secara lisan serta disaksikan oleh ibu kandung dan dua saudara, terjadi kesepakatan bersama tenang pemberian wasiat tersebut. Akan tetapi, bapak Anwar Syadat selaku mushalahu tidak memenuhi syarat karena ia masih ahli waris dari mushi yaitu bapak Karsum. Maka, wasiat tersebut sah menurut Hukum Islam. 3. Bagi bapak Sholekun, ia menerima wasiat dari bapak kandungnya yaitu bapak Wagiman berupa sawah seluas 60m 2. Wasiat tersebut dilaksanakan dengan cara rapat keluarga. Syarat-sarat wasiat telah terpenuhi, bapak Wagiman selaku mushi tidak ada masalah. Mushibihi juga sah karena telah memenuhi syarat yaitu berupa sawah seluas 60m 2 milik sendiri dari bapak Wagiman. Wasiat tersebut disampaikan secara lisan dan disepakati anggota keluarga yang lain sekaligus menjadi saksi. Menurut hukum Islam wasiat tersebut hukumnya sah. 4. Bagi bapak Adul Wakhid, dengan alasan untuk mengganti posisi bapaknya ia mendapat wasiat berupa rumah dan seperangkatnya. Karena bapak Sukarto mengalami menderita sakit tahunan, ia menyampaikan wasiat kepada anaknya yaitu Abdul Wakhid. Dalam pemberian wasiat yang dilaksanakan ini ada dua syarat yang tidak sesuai dengan Hukum Islam, yaitu mushalahu adalah ahli waris dan yang kedua jumlah barang yang

50 diwasiatkan (mushibihi) melebihi sepertiga dari jumlah harta peninggalan pewasiat. Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW: لو ان الناس عضوامن الثلث الى الربع فان رسول االله ص. م. قال : الثلث والثلث كثير (رواه البخارى ومسلم ( Artinya: Alangkah baiknya jika manusia mau mengurangi wasiat mereka dari segitiga menjadi seperempat karena rasulullah SAW. Bersabda: wasiat itu sepertiga, dan sepertiga itupun sudah banyak. (H.R. Bukhari dan Muslim) Hal ini karena tanggung jawab seorang bapak dilimpahkan pada Abdul Wakhid untuk mengurus seluruh rumah tangganya. Mengingat dua saudaranya yang masih anak-anak. Tetapi wasit tersebut tetep sah menurut Hukum Islam karena melihat madhorot yang lebih besar jika wasiat tersebut tidak dilaksanakan. Hilangnya seorang bapak tanpa ada yang mengurusi keluarga. Sehingga wasiat yang diberikan kepada bapak Abdul Wakhid adalah sah menurut hukum Islam demi kelangsungan hidup keluarganya. 5. Bagi bapak Junaidi, ia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya sudah mapan hidupnya. Maka bapak Suyudono memberikan wasiat kepada bapak junaidi berupa tanah tegalan seluas 15m X 25m di desa Teluk Wetan RT 14/02 disampaikan dengan lisan. Sudah jelas bahwa mushi, mushibihi dan sighat telah memenuhi syarat. Akan tetapi ada satu permasalahan yaitu bapak junaidi selaku mushalahu (penerima wasiat) masih ahli waris dari mushi. Hal ini yang tidak menyebabkan gugurnya

51 wasiat tersebut, karena wasiat tersebut telah mendapat ijin dari ahli waris yang lain. Maka, analisis di atas mengemukakan bahwa pemberian wasiat kepada ahli waris di Desa Teluk Wetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, meski semua syarat mushi, mushabihi dan sighat telah terpenuhi, tetapi wasiat tersebut tetap sah. meskipun mushalahu (penerima wasiat) adalah ahli waris sendiri tetapi telah disetujui oleh ahli waris yang lain dan orang yang telah mendapat wasiat tidak lagi mendapat bagian warisan. Dan mengenai praktek pemberian wasiat bapak Sukarto kepada Abdul Wakhid mushabihi (barang yang diwasiatkan) melebihi sepertiga dari harta peninggalan pewasiat, juga hukumnya sah kafrena melihat madhorot.