BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN SKRIPSI.

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang hubungan antara paritas, lingkar dada dan umur

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI SERAT KASAR DAN LEMAK KASAR DENGAN KANDUNGAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI KECAMATAN KANDANGAN DAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

BAB III. METODE PENELITIAN. Desa Pesanggrahan, Kota Batu.Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, ASETAT DARAH DAN LEMAK SUSU SAPI Friesian Holstein

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari

METODE. Materi. Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

HUBUNGAN MASTITIS, PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL - HIJAUAN PAKAN TERNAK SAPI PERAH BATURRADEN SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

ESTIMASI KUALITAS HIJAUAN PAKAN MELALUI ANALISIS KADAR AIR DAN NITROGEN TANAH (STUDI KASUS DI KAWASAN HULU SUB DAS TUNTANG) SKRIPSI.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

TAMPILAN PRODUKSI, KADAR LAKTOSA DAN BERAT JENIS SUSU SAPI PERAH YANG DISUPLEMENTASI NATRIUM GLUTAMAT DALAM PAKAN SKRIPSI. Oleh FAJAR KARTIKA DEWI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE. Materi

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI PROTEIN DENGAN PRODUKSI DAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh : HENI INDAH LESTARI

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

STUDI PERFORMANS EKSTERIOR INDUK KAMBING JAWARANDU BERDASARKAN PARITAS DAN UMUR DI DESA BANYURINGIN KECAMATANSINGOROJO KABUPATEN KENDAL

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

KONSUMSI DAN KECERNAAN BAHAN KERING RANSUM SERTA TOTAL SOLID SUSU SAPI FH AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.

PENGARUH SUPLEMENTASI NATRIUM GLUTAMAT DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI PROTEIN PAKAN, PRODUKSI PROTEIN DAN CASEIN SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

TATALAKSANA PEMELIHARAAN SAPI PERAH PERIODE LAKTASI DI CV. CAPITA FARM DESA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

MATERI DAN METODE. Materi

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

KOMPOSISI KIMIA DAGING KAMBING JAWARANDU PADA BOBOT POTONG YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh : ALLAN ARDITA ARGANTARI

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

Transkripsi:

BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan terhadap Produksi, Bahan Kering dan Protein Susu Sapi Perah di Kabupaten Klaten telah dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Rakyat Kabupaten Klaten pada tanggal 1 Maret - 30 Juni 2014. Analisis bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah. Analisis kimia dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor sapi Friesian Holstein (FH) serta sampel pakan dan susu yang diambil dari peternak yang sudah ditentukan di Kabupaten Klaten. Peralatan yang digunakan yaitu botol penyimpan sampel susu dengan kapasitas 200 ml, coolerbox merk Marina Cooler untuk menyimpan susu untuk sementara dengan kapasitas 8 liter, timbangan pegas merk Fivegoats untuk menimbang pakan (hijaunan dan konsentrat) dengan kapasitas 50 kg dan kepekaan 0,2 kg. Volumetri untuk menera volume susu dengan kapasitas 100 ml dengan kepekaan 1 ml, oven merk Thermolyne untuk menghilangkan kadar air sampel dan tanur untuk menghitung kadar abu. Kantong plastik untuk menampung sampel bahan pakan. Timbangan analitik merk Adventurer ohaus dengan kepekaan 0,001 g untuk menimbang sampel pakan.

11 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian tentang Hubungan Konsumsi Protein Pakan terhadap Produksi dan Kandungan Protein Susu Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Klaten ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah yang bertujuan untuk mencari model dan besaran keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya atau lebih, hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Arikunto, 1997) bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang melibatkan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara 2 variabel atau lebih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey sesuai petunjuk Zikmund dkk. (2009) yang menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dengan cara mengumpulkan informasi dari sejumlah informasi dari sejumlah sampel orang per orang atau lembaga. Jumlah sampel ternak ditentukan berjumlah 30 ekor sesuai dengan petunjuk Gay dan Diehl (1992) menyatakan penelitian korelasional dapat menggunakan sampel minimal berjumlah 30 sampel. Penentuan lokasi di Kabupaten Klaten dikarenakan Klaten merupakan salah satu produsen susu terbesar di Jawa Tengah. Populasi sapi perah yang ada di Kabupaten Klaten tercantum pada Lampiran 1. Berkaitan dengan sebaran sapi perah tersebut maka penentuan lokasi pemilihan lokasi ditentukan dengan metode sensus yang sesuai dengan petunjuk Sugiyono (2005) yang menjelaskan metode sensus adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilaksanakan di

12 beberapa kecamatan di Kabupaten Klaten yaitu Kecamatan Jatinom, Kemalang, Karangnongko, Tulung, Manisrenggo dan Karanganom. Jumlah sampel ternak tiap kecamatan ditentukan berdasarkan metode quota sampling menurut petunjuk (Arikunto, 1997) yang menjelaskan bahwa pengambilan sampel dalam bentuk distratifikasikan secara proposional. Penentuan jumlah populasi sampel tiap kecamatan dihitung dengan rumus 1. sesuai dengan petunjuk (Arikunto, 1997) sebagai berikut: n api betina Total sapi betina di tiap ke amatan di semua ke amatan (1) n = Sampel ternak tiap kecamatan. N = Total sampel ternak di Kota Klaten (30 ternak). Berdasarkan rumus di atas jumlah sampel ternak di tiap kecamatan ditentukan dan hasil perhitungannya dicantumkan pada Tabel 1., sedangkan perhitungan selengkapnya dicantumkan pada Lampiran 2. Setelah didapatkan jumlah sampel ternak dari setiap kecamatan, kemudian langkah yang dilakukan selanjutnya adalah penentuan lokasi peternakan atau peternak sebagai sampel yang ditentukan dengan menggunakan metode judgment sampling. Judgment sampling adalah teknik penentuan sampel yang berdasarkan penilaian dan pertimbangan dari peneliti yang dianggap baik untuk dijadikan sampel penelitian (Arikunto, 1997).

13 Tabel 1. Jumlah Populasi Sapi Perah di Kabupaten Klaten. Kecamatan Populasi Sapi Perah Betina* Jumlah Sampel Ternak -------------------------------ekor-------------------------------- Jatinom 1.152 13 Kemalang 722 8 Tulung 407 5 Karangnongko 201 2 Manisrenggo 31 1 Karanganom 26 1 Jumlah 2.539 30 *Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten, 2013. Kriteria sampel peternakan yang dipilih yaitu peternakan yang memiliki minimal 2 ekor sapi perah laktasi dan diantara ternak tersebut terdapat ternak dengan bulan laktasi 2-4 serta periode laktasi II-III. Tiap tiap sampel peternak diambil satu ekor sapi sebagai sampel ternaknya. Selanjutnya untuk menentukan sampel ternak (sapi) di tiap-tiap peternak dilakukan dengan cara memilih ternak yang sesuai kriteria dengan metode purposive sampling menurut petunjuk (Arikunto, 1997) yang menjelaskan bahwa purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu dan kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Kriteria ternak yaitu sapi laktasi dengan bulan laktasi 2-3 dan periode laktasi II III. Cara untuk mengetahui kriteria sapi laktasi 2-3 dan periode yaitu dengan cara menanyakan recording dari peternak. Parameter yang diamati dalam pelaksanaan penelitian adalah konsumsi protein pakan, produksi susu dan kandungan protein susu sapi perah rakyat di Kabupaten Klaten.

14 3.2.2. Metode Pengambilan Sampel Pakan dan Penghitungan Konsumsi BK serta Protein Pakan Pengambilan sample pakan dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan menimbang jumlah pakan yang diberikan setiap pagi dan sore hari pada tiap peternak dan menimbang sisa pakan. Pengambilan sampel hijauan segar sebanyak 2 kg dan konsentrat sebanyak 200 gram. Sampel yang diambil adalah pakan yang diberikan oleh setiap peternak yang ada di masing masing Kecamatan Klaten. Sampel kemudian dioven untuk mengetahui kadar bahan kering (BK) pakan hijauan maupun konsentrat. Analisis kandungan protein pakan menggunakan metode Kjeldahl dan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang yang selanjutnya dilakukan penghitungan konsumsi Bahan Kering (BK) dan konsumsi PK. Untuk mengetahui konsumsi BK dan PK dengan menggunakan rumus 2 dan 3 sebagai berikut: Konsumsi BK = (%BK x Konsumsi BS)...(2) BK BS : bahan kering (kg) : bahan segar (kg) Konsumsi PK = %PK x Konsumsi BK)...(3)

15 PK BK : Protein kasar (kg) : Bahan kering (kg) 3.2.3. Metode Pengambilan Sampel Susu dan Perhitungan Kandungan BK, Protein dan Produksi Susu Menghitung jumlah produksi susu dengan menggunakan gelas volumetri pada pemerahan pagi hari dan sore hari selama 3 hari. Pengambilan sampel susu dilakukan pada hari ke 3. Pengambilan sampel susu (300 ml) yang sudah dihomogenisasi dan diambil secara proporsional dari pemerahan pagi dan sore di setiap peternakan yang ditentukan, menghitung rata-rata produksi susu pada pemerahan pagi dan sore, dan diambil sampel secara proposional. Susu dimasukkan ke dalam botol dan disimpan di dalam almari pendingin agar tidak cepat rusak. Pengujian sampel protein susu dengan menggunakan metode analisis Kjeldahl. Untuk mengetahui kandungan laktosa susu dilakukan dengan menggunakan lactoscan. Rumus menghitung Berat Jenis (BJ) susu dengan menggunakan rumus (4) Fleischmann (Sembiring, 1995) sebagai berikut: 1, F, 1 100-1 T...(4) BJ = Berat jenis susu (kg/liter) TS = Total solid / bahan kering susu (%) F = Kadar lemak (%)

16 Menghitung produksi susu (kg) dengan rumus sebagai berikut: Produksi Susu = Produksi susu (liter) x BJ susu...(5) Produksi susu Produksi susu BJ susu = (kg) = (liter) = berat jenis susu (kg/liter) Selanjutnya menghitung kandungan Protein Susu dengan menggunakan rumus 6 sebagai berikut: Kandungan Protein Susu = %Protein Susu x Produksi Susu...(6) Protein susu = kandungan protein susu (kg) % protein susu = persentase protein susu (%) Produksi susu = (kg) 3.3. Metode Analisis Data Data yang telah didapat dianalisis statistik menggunakan metode regresi tunggal menurut Sudjana (2002). Analisis regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara peubah bebas dengan tiap-tiap peubah tak bebas yaitu mencari hubungan konsumsi protein pakan terhadap produksi, kandungan protein dan laktosa susu. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS seri 16.

17 Regresi linier sederhana digunakan untuk menghitung hubungan antara konsumsi protein pakan terhadap produksi dan kandungan protein susu. Penentuan dan penghitungan bentuk persamaan regresi linier sederhana menggunakan rumus 7 sebagai berikut (Sudjana, 2002) : Y = a +bx...(7) Y = Variabel terikat (Produksi susu, Protein Susu) X = Variabel bebas (konsumsi protein) a = Intersep / konstanta / perpotongan garis dengan sumbu Y b = Koefisien regresi Regresi non linier model kuadratik digunakan dalam menghitung hubungan antara konsumsi protein pakan terhadap produksi susu dan protein susu. Penentuan dan penghitungan bentuk persamaan regresi non linier model kuadratik menggunakan rumus 8 sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1995): Y = a + bx + cx 2...(8) Y = Variabel terikat (protein susu) X = Variabel bebas (konsumsi protein) a = Intersep / konstanta / perpotongan garis dengan sumbu Y b,c = Koefisien regresi

18 Teori korelasi menurut pendapat Irianto (2004) ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan dua variabel atau lebih. Kuat dan lemahnya hubungan diukur dengan melihat koefisien korelasi (r) yang mempunyai nilai dengan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis tiga arah (three tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan mendekati 0. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Nilai r akan diinterpretasikan sesuai petunjuk Riduwan (2004) sebagaimana dipaparkan pada Tabel 3. Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Cukup 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat *Riduwan, (2004). Rumus Koefisien korelasi rxy = n i y i ( i )( y i )...(9) {n i 2 -( i ) 2 }{n y i 2 -( y i ) 2

19 r = koefisien korelasi r r 2 = koefisien korelasi R 2 = Koefisien Determinasi (Koefisien Penentu) rxy = korelasi antara variabel x dan y x = (Xi- X) y = (Yi - Y) Pengujian terhadap hubungan konsumsi protein pakan dengan produksi, dan kandungan protein susu secara sederhana dilakukan dengan hipotesis: H0 : terdapat hubungan regresi linear/kuadratik sederhana yang tidak nyata antara variabel bebas (konsumsi protein pakan) dengan variabel terikat (produksi, dan kandungan protein susu) H1 : terdapat hubungan regresi linear/kuadratik sederhana yang nyata atau sangat nyata antara variabel bebas (konsumsi protein pakan) dengan variabel terikat (produksi dan kandungan protein susu). Kaidah pengujian hipotesis adalah apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka terima H1 dan persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi ratarata nilai y apabila nilai x diketahui (Sudjana, 2002).