PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

PENGARUH TEKNIK SURVEY, QUESTION, READING, RECITE, REVIEW, TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

PENGARUH TEORI BELAJAR VAN HIELE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 42 PONTIANAK KOTA

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENGGUNAAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL KARTU ARISAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 16 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH MODEL WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN 36 PONTIANAK KOTA

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ICE BREAKER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DALAM IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PONTIANAK TIMUR

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PEMEROLEHAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PKN PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: SUMIGIYATI NIM F

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS III

PENGARUH MODEL WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SDN 30 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH PENDEKATAN TERJEMAHAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN 16 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS IV

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PKn KELAS III SDN SE-PONTIANAK KOTA

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS 1 SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH PEMBELAJARAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

DAMPAK PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

NURMALIATI

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

METODE PERMAINAN SMACK DOWN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SDN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PESERTA DIDIK KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LAERNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN 04 RASAU JAYA

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH SUSILAWATI F

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

PENGARUH TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

PENGARUH MEDIA REALITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH PENCAPAIAN KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN PKN KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENGARUH STRATEGI TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD 20 PONTIANAK SELATAN

Pengaruh Metode Discovery

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD Yuliana, Hery Kresnadi, Sri Utami Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email : dwiyuliana54@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model problem based learning terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk penelitian Pre-Eksperimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VB yang berjumlah 35 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda berjumlah 40 soal. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design diperoleh hasil rata-rata Posttest siswa 71,11. Dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 9,55 > ttabel sebesar 1,6918, maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Kemampuan Kerja Ilmiah, Ilmu Pengetahuan Alam Abstract: This study aims to determine the effect of using problem based learning models on the ability of the scientific work of students in the learning of Natural Sciences class five Private Elementary Schools Pertiwi Southeast Pontianak. The method used is an experimental method to study the form of Pre-Experimental Design with type One-group pretest-posttest design. The sample in this study were all students of class five B totaling 35 students. Instruments used in the form of a multiple choice test of 40 questions. Based on data analysis using the One-group pretest-posttest design obtained an average yield of 71.11 posttest students. From the analysis of the t-test obtained t for 9.55> ttable of 1.6918, it can be said Ho rejected and Ha accepted. So it can be concluded that there is significant influence on the use of the model Problem Based Learning on the ability of the scientific work of students. Keywords: Problem Based Learning Model, Job Skills Scientific, Natural Sciences 1

P endidikan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam menciptakan generasi-generasi bangsa Indonesia yang berkualitas. Di era globalisasi saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terjadi begitu pesat sehingga menuntut manusia berfikir secara kritis dalam menghadapi berbagai fenomena-fenomena alam yang terjadi. Pendidikan dapat mempengaruhi berbagai perkembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosiobudayanya. Maka dari itu kualitas pendidikan harus ditingkatkan agar manusia menjadi berkualitas. Pendidikan formal yang sangat berperan penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia adalah sekolah. Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang wajib diterima sebelum melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Melalui sekolah dasar anak-anak dapat belajar dengan bimbingan guru untuk mengembangkan potensi yang ada di dirinya. Sebagai tenaga pendidik, peran guru adalah membimbing, mengajar dan melatih siswa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas guru sekolah dasar juga dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari lima pelajaran pokok yang terdapat pada jenjang sekolah dasar. Ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan siswa yang berkualitas yaitu siswa yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapai isu di masyarakat yang diakibat oleh dampak perkembangan IPTEK. Jika IPA diajarkan dengan tepat dan menarik, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara alamiah. Jadi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya mampu membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara ilmiah. Keberhasilan dalam mengembangkan kemampuan siswa di bidang IPA dapat dilihat melalui kemampuan kerja ilmiah siswa, diantaranya mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan. Apabila komponen dalam kemampuan kerja ilmiah tersebut dapat dilakukan oleh siswa maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari IPA, guru dapat mengamati dan melakukan evaluasi terhadap siswa melalui kemampuan kerja ilmiah yang dilakukan oleh siswa. Namun tidak dipungkiri jika pelaksanaan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih cenderung bersifat konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Penerapan model konvensional dalam suatu kelas akan menjadikan kelas pasif dan kegiatan pembelajaran menjadi tidak bermakna. Hal tersebut terjadi karena siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau gagasannya sehingga akan menghambat proses pemahaman konsep IPA pada diri siswa itu sendiri dan menyebabkan rendahnya keterampilan kerja ilmiah yang dimiliki siswa. Demikian pula yang terjadi pada 3 Sekolah Dasar yang ada di kecamatan Pontianak Tenggara. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Ilmu 2

Pengetahuan Alam yang ada di Sekolah Dasar tersebut, dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Sedangkan secara umum banyak metode dan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, namun waktu yang terlalu sedikit serta alat dan bahan yang tidak mendukung yang menjadi kendala untuk menerapkan suatu model atau metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan kerja ilmiah. Sedangkan salah satu prinsip yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran IPA adalah pemahaman siswa tentang dunia disekitar mereka dimulai melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa seharusnya melakukan kemampuan kerja ilmiah yaitu keterampilan mengamati, mengumpulkan informasi, menalar, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan. Dengan begitu siswa akan mudah mengingat pembelajaran yang akan disampaikan. Untuk melatih kemampuan kerja ilmiah siswa berupa keterampilan mengamati, mengumpulkan informasi, menalar, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan, seorang guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model Problem Based Learning. Menurut Kokom (2014: 58), Problem Based Learning merupakan strategi pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran. Berdasarkan rendahnya kemampuan kerja ilmiah yang dimiliki siswa, untuk itu akan diteliti sejauh mana pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah melalui penelitian yang berjudul Pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. Usman Samatowa (2011:3) menyatakan, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Menurut De Vito (dalam Usman Samatowa, (2006:146) mengatakan, Pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan seharihari siswa. Sedangkan menurut Alverman (dalam Usman Samatowa 2011: 9) mengatakan, Pembelajaran IPA (sains) menjadi berarti bila sains diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi. Menurut Kokom Komalasari (2014: 58), Problem Based Learning adalah strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan 3

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Kemampuan kerja ilmiah adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan jawaban atas masalah atau pertanyaan yang menggunakan pendekatan keterampilan proses seperti keterampilan untuk mengamati, menanya, menafsirkan, meramal, mengelompokkan, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan. Menurut Usman Samatowa (2011: 93), menyatakan, Keterampilan Proses Sains merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan oleh para ilmuan dalam meneliti fenomena alam. METODE Menurut Mohammad Ali (2013: 24), Metode penelitian sebagai satu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan sesuatu permasalahan yang dihadapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk penelitian Pre-Eksperimental Design dengan rancangan penelitian One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono (2014: 111). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VB Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara yang berjumlah 35 orang siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan pengukuran berupa tes tertulis (pre-test dan post-test) berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal. Instrumen penelitian berupa Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal test yang telah divalidasi oleh satu orang dosen PGSD FKIP Untan yang ahli dibidang IPA dan satu orang guru IPA Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara dengan hasil validasi bahwa instrument yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilakukan di Sekolah Dasar Mujahidin Pontianak diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong cukup dengan koefisien reliabilitas 0,40. Hasil pre-test dan post-test dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut: pemberian skor soal pre-test dan post-test yang telah dikerjakan oleh siswa, menguji normalitas untuk satu perlakuan atau satu kelompok sampel menggunakan uji chi-kuadrat, menurut Sugiyono (2014: 58) Mencari rata-rata dengan rumus: X = fixi n Keterangan: X = Mean (rata-rata skor) Xi = Jumlah skor siswa n = Jumlah siswa fi = Frekuensi 4

menghitung standar deviasi dengan rumus: SD= Σf i(x i x ) 2 (n 1) Keterangan: SD = Standar deviasi x = nilai rata-rata x i = titik tengah f i = frekuensi n = jumlah sampel (Sugiyono, 2014: 58) karena data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji t, t = D (N D2 ) ( D)2 N 1 Keterangan: D = perbedaan antara pre-test dan post-test N = banyaknya subyek penelitian db = atau df adalah N-1 (Burhan Nurgiyantoro, dkk. 2009: 190) Dan selanjutnya menghitung besarnya effect size dengan rumus: Es = Ye Yc Sc Keterangan : ES = effect size Ye = nilai rata-rata kelomnpok percobaan Yc = nilai rata-rata kelompok pembanding Sc = simpangan baku kelompok pembanding (Leo Sutrisno, dkk. 2008: 4-9) Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1) Tahap persiapan, 2) Tahap pelaksanaan penelitian, 3) Tahap akhir. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) Melakukan koordinasi dengan sekolah mitra penelitian, yaitu Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara; (2) Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara; (3) Mengkaji kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran; (4) Mempersiapkan perangkat mengajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran; (5) 5

Menyiapkan instrumen penelitian, seperti memilih dan menentukan materi yang akan diajarkan, membuat kisi-kisi soal, membuat soal pre-test dan post-test, kunci jawaban soal pre-test dan post-test dan pedoman penskoran; (6) Melakukan validitas instrument penelitian; (7) Merevisi instrument penelitian berdasakan hasil validasi; (8) Melakukan uji coba soal pre-test dan post test; (9) Menganalisis hasil uji coba soal pre-test dan post-test. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (1) Menentukan jadwal penelitian disesuaikan dengan waktu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara; (2) Memberikan pre-test pada siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara; (3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning); (4) Memberikan post-test yang berupa soal-soal yang telah disiapkan; (5) Membandingkan data post-test dan pre-test siswa serta membuat kesimpulan dari hasil penelitian. Tahap Akhir Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: (1) Menganaisis hasil tes baik pre-test maupun post-test; (2) Menghitung rata-rata hasil tes siswa; (3) Menghitung standar deviasi dari tes; (4) Menguji normalitas data; (5) Melakukan uji hipotesis menggunakan rumus uji t; (6) Menganalisis besarnya pengaruh pembelajaran dengan rumus effect size; (7) Membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model problem based learning dan besarnya pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang siswa, dari sampel tersebut maka didapatkan data yang meliputi: Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran harus berjalan sesuai dengan langkah-langkah model PBL yang sudah ditentukan. Dengan memperhatikan dan melaksanakan langkah-langkah tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa model PBL benar-benar terlaksana dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam model PBL yang telah dilaksanakan selama enam kali pertemuan terdiri dari orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing pengalaman individu/kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung, siswa melakukan kerja ilmiah dengan menggunakan model PBL dan menganalisis jawaban dari pertanyaan yang terangkum dalam setiap LKS. Pertanyaan tersebut terkait dengan materi sifat-sifat cahaya dan disesuaikan dengan indikator pada 6

setiap pertemuan. Siswa terlihat sangat antusias melaksanakan pembelajaran, hal ini dapat dilihat saat siswa bekerja sama dalam setiap kelompok untuk memecahakan masalah yang ada di LKS. Siswa melakukan percobaan dan sekaligus mengamati hasil percobaan, bila siswa mengalami kesulitan guru akan membimbing dan memberi pengarahan. Selanjutnya dalam setiap kelompok siswa mengemukakan pendapatnya dan hasil pengamatannya dalam bentuk laporan, kemudian perwakilan dari setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di hadapan teman-temannya. Meskipun penjelasan yang diberikan terkadang masih belum tersampaikan dengan baik, tetapi pada tahap ini telah melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat ataupun gagasan dihadapan temantemannya. Setelah itu siswa bersama guru membahas kembali hasil diskusi yang telah disampaikan untuk meluruskan kesalahpahaman dan siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Dan pada kegiatan akhir meliputi pemberian tes formatif dan penutup. Kemampuan kerja ilmiah Hasil data variabel terikat berupa data kemampuan kerja ilmiah siswa sebelum menerapkan model PBL dan sesudah menerapkan model PBL yang mana data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Hasil Pengolahan Nilai Pre-test dan Post-test Siswa Keterangan Kelas IV Pre-test Post-test Nilai terendah 32,5 52,5 Nilai tertinggi 80 85 Rata-rata (x ) 55,01 71,11 Standar Deviasi (SD) 13,80 8,07 Uji Normalitas (x 2 ) 7,7679 7,7983 Uji Hipotesis (t) 9,55 Effect Size 1,17 Berdasarkan tabel 1, maka di bawah ini akan dijelaskan secara rinci analisis data penelitian yang diperoleh. Hasil rata-rata pre-test siswa sebelum menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V adalah 55,01 dan standar deviasi yang diperoleh adalah 13,80 dengan nilai terendah adalah 32,5 dan nilai tertinggi adalah 82,5. Hasil rata-rata post-test siswa setelah menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V adalah 71,11 dan standar deviasi yang diperoleh adalah 8,07 dengan nilai terendah adalah 52,5 dan nilai tertinggi adalah 85. Dari nilai rata-rata pre-test dan rata-rata post-test diperoleh selisih nilai sebesar 16,1. Yang berarti terjadi peningkatan rata-rata kemampuan kerja ilmiah siswa sebesar 16,1. Perbedaan kemampuan kerja ilmiah siswa dapat dilihat pada grafik 1 berikut: 7

Rata-rata Skor 80 70 60 50 40 30 20 10 0 55,01 Pre-test 71,11 Post-test Post-test Pre-test Grafik 1 Rekapitulasi Hasil Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran IPA Dalam penelitian ini yang digunakan hanya satu kelas yaitu kelas VB sebagai kelas eksperimen. Dari grafik 1 tersebut dapat dijelaskan bahwa secara umum hasil rata-rata pre-test siswa sebelum menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V adalah 55,01, sedangkan hasil rata-rata post-test siswa setelah menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V adalah 71,11 yang berarti terjadi peningkatan rata-rata keterampilan proses sains siswa sebesar 16,1 Pembahasan Perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara dilaksanakan dengan 6 kali pertemuan dengan alokasi 2 x 35 menit. Penelitian terlebih dahulu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning serta menyiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen di kelas VB. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 4 Mei sampai dengan 24 Mei 2016 pada kelas VB Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. Pada penerapan model Problem Based Learning terdiri atas 5 fase yaitu: (1) Orientasi siswa pada masalah, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan tanya jawab singkat mengenai materi serta memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah; (2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dan masing-masing kelompok akan melakukan percobaan sesuai dengan materi yang diajarkan; (3) Membimbing pengalaman individu/kelompok, guru membimbing siswa saat mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan dan siswa mengemukakan pendapatnya; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya; (5) Menganalisis 8

dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membahas hasil diskusi dan mengkonfimasi jawaban siswa. Pada kegiatan awal, alokasi waktu yang diberikan adalah 5 menit. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi mengkondisikan kelas, berdoa, absen, mengkondisikan kesiapan belajar, apersepsi, dan menginfomasikan materi serta tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti, pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab mengenai materi kemudian siswa diberikan masalah awal yang akan digunakan untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa, dalam setiap kelompok siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen. Pada perlakukan 1 yang diajarkan pada tanggal 4 Mei 2016 siswa melakukan percobaan dengan materi sifat cahaya merambat lurus. Pada perlakuan ke 2 yang diajarkan pada tanggal 6 Mei 2016 siswa melakukan percobaan dengan materi cahaya dapat menembus benda bening. Pada perlakuan ke 3 yang diajarkan pada tanggal 10 Mei 2016 siswa melakukan percobaan dengan materi cahaya dapat dipantulkan. Pada perlakuan ke 4 yang diajarkan pada tanggal 11 Mei 2016 siswa melakukan percobaan dengan materi pemantulan cahaya pada cermin datar. Pada perlakuan ke 5 yang diajarkan pada tanggal 13 Mei 2016 siswa melakukan percobaan dengan materi cahaya dapat dibiaskan.pada perlakuan ke 6 yang diajarkan pada tanggal 24 Mei 2016 siswa melakukan percobaan dengan materi cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Pada saat melakukan percobaan berdasarkan LKS yang diberikan oleh guru, siswa diminta untuk mengamati hasil percobaan yang mereka lakukan. Apabila siswa mengalami kesulitan guru akan memberikan pengarahan yang benar, kemudian siswa mengemukakan pendapatnya dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi. Setelah selesai berdiskusi dalam kelompok dan menyajikan hasil kerjanya, perwakilan dari setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis proses pemecahan masalah dan siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Pada kegiatan akhir dimulai dari membuat kesimpulan berdasarkan materi yang dipelajari, kemudian melakukan tindakan evaluasi, refleksi, dilanjutkan dengan tidak lanjut berupa saran. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih aktif melakukan kerja ilmiah, setelah kegiatan pembelajaran selesai guru menutup pembelajaran dengan salam. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran selama 6 kali pertemuan, siswa diberikan soal post-test. Hasil uji normalitas skor pre-test siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara sebelum menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh X 2 hitung sebesar 7,7679 sedangkan uji normalitas skor post-test kelas V setelah menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (lihat di lampiran) di peroleh X 2 hitung sebesar 7,7983 dengan X 2 tabel (α = 5% dan dk = 3) sebesar 7,815. Karena X 2 hitung (skor pre-test dan post-test) < X 2 tabel, berarti signifikan dan dapat disimpulkan bahwa data hasil pre-test dan post-test siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara berdistribusi normal. 9

Setelah dilakukan perhitungan uji normalitas data pre-test dan post-test siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara yang keduanya berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan perhitungan Uji-t. Berdasarkan perhitungan Uji-t (lihat dilampiran), diperoleh thitung sebesar 9,55 dan ttabel (α = 5% dan db = 35-1 = 34) sebesar 1,6918. Karena thitung (9,55) > ttabel (1,6918), dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa, dihitung dengan menggunakan rumus effect size (Leo Sutrisno, dkk, 2008: 4-9). Dari perhitungan effect size, diperoleh ES sebesar 1,17 yang tergolong dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara yang dibuktikan dengan hasil perhitungan Uji-t, diperoleh thitung sebesar 9,55 dan ttabel (α=5% dan db=35-1=34) sebesar 1,6918. Diketahui taraf signifikan sebesar 5% maka dapat diartikan bahwa tingkat kepercayaan 95% kemampuan kerja ilmiah siswa benar-benar dipengaruhi oleh model Problem Based Learning dengan t hitung > t tabel atau 9,55> 1,6918 yang berarti signifikan, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau disetujui dan Ho ditolak; (2) Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning memberikan pengaruh (efek) yang tinggi terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V Sekolah Dasar Swasta Pertiwi Pontianak Tenggara yang dibuktikan dengan hasil perhitungan effect size sebesar 1,17 yang termasuk dalam kriteria tinggi. Saran Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: (1) Dalam melaksanakan model Problem Based Learning guru dituntut untuk menggunakan media yang nyata agar siswa lebih mengerti dan lebih baik jika menggunakan media lebih dari satu. Karena semakin banyak media yang digunakan semakin banyak pula siswa melakukan penemuan; (2) Dengan menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPA setelah dilakukan penelitian, ternyata model ini dapat memberikan pengaruh yang baik dalam kemampuan kerja ilmiah siswa; (3) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan model Problem Based 10

Learning untuk mendapatkan simpulan yang lebih meyakinkan, disarankan untuk merancang tahapan-tahapan model Problem Based Learning yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa di Sekolah Dasar. DAFTAR RUJUKAN Burhan Nurgiyantoro, dkk. (2012). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmuilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kokom Komalasari. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Leo Sutrisno, dkk. (2008). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdiknas. Mohammad Ali. (2013). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. 11