I. PENDAHULUAN. bagi keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Selanjutnya perhatian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Minahasa Utara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Sejarah pemerintahan Indonesia mencatat berbagai kebijakan mengenai

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK TERKAIT DENGAN ASPEK HAM DAN KESEJAHTERAAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Budaya birokrasi antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah melakukan penelitian, pada bab ini akan diuraikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issue

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan saat ini belum dikatakan baik atau sesuai dengan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 064 TAHUN 2016-Si.1-BKD/2013

2013, No sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dalam penyelenggaraan sistem pengadaan Pegawai Negeri Sipil, sehingga ketentuan te

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diberikan kepada daerah diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu negara, agar tercapainya negara yang baik diperlukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 021 TAHUN 2016 TENTANG MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh bagus atau tidaknya disiplin kerja yang dimiliki oleh

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

2 Dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat. dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

RASIONALISASI PEGAWAI DALAM PENINGKATAN KINERJA DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 043 TAHUN 2015 TENTANG

ELEMEN-ELEMEN SCENARIO PLANNING BAGI REFORMASI KEBIJAKAN REKRUTMEN DAN SELEKSI PNS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

Politik, Universitas Mulawarman.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

- 5 - Pasal II Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II LATAR BELAKANG DIBERLAKUKANNYA MORATORIUM CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)

BAB I PENDAHULUAN. baik propinsi, kabupaten maupun kota menggerakkan roda pemerintahan dan

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) lahir dalam

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penempatan aparatur pada jabatan struktural di Kabupaten Mimika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. oleh beberapa faktor antara lain kemampuan/ketrampilan SDM, upaya pimpinan dan

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini peran Pegawai Negeri Sipil sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Selanjutnya perhatian kita perlu diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berfungsi sebagai tenaga penggerak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai keberhasilan pembangunan yang sedang digalakkan. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa subjek pembangunan adalah unsur manusia. Bila kita bertanya apa yang hendak dibangun dan untuk siapa pembangunan tersebut, maka jawabannya adalah manusianya. Dengan dua fungsi unsur manusia itulah maka peranan manusia dalam posisi yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan. Sebagaimana penjelasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Nomor 8 Tahun 1974; Jo. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian bahwa diperlukan Pegawai Negeri yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam penyelesaian tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

2 Tampak jelas bahwa Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dirasakan sangat penting. Manusia adalah sumber daya paling penting dalam usaha untuk mencapai keberhasilan pembangunan walaupun aspek ilmu dan teknologi serta ekonomi tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan-tujuan dalam pembangunan dapat tercapai. Masalah Sumber Daya Manusia belakang ini semakin popular di kalangan aparatur pemerintah, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil yang kini sibuk dalam melaksanakan Otonomi Daerah. Sebenarnya masalah Sumber Daya Manusia bukanlah hal baru di kalangan Pegawai Negeri Sipil tetapi saat ini menjadi hangat karena banyak pihak yang percaya bahwa pelaksanaan tugastugas pembangunan dan pemerintahan sangat ditentukan oleh faktor Sumber Daya Manusia. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur merupakan tujuan dalam strategi pemerintahan, sehingga Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk memainkan peranan penting dalam kedudukannya sebagai pemikir, perencana, dan pelaksana Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara dan abdi masyarakat perlu mendapat perhatian yang lebih seksama dan mendesak untuk dilaksanakan karena kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional sangat tergantung dari aparatur pemerintah dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil.

3 Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah maka pemerintah di daerah perlu menggali potensi yang ada untuk dapat dimaksimalkan dalam proses pembangunan. Salah satu potensi yang perlu ditingkatkan adalah Adanya rekruitmen CPNS pada Lingkup Pemerintah, Provinsi Lampung. Animo Masyarakat untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) Nampak masih terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sangat terlihat jelas dari membludaknya aktivitas masyarakat mengurus berbagai kelengkapan administrai untuk memenuhi syarat di terima sebagai CPNS. Selain itu aktivitas masyarakat juga cukup ramai mengikuti prosedur penerimaan CPNS tersebut. Sistem penempatan CPNS dengan berbagai prosedur yang telah ditetapkan dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya PP. No.48 Tahun 2005 dan diubah menjadi PP. 43 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 nampak belum sepenuhnya dipedomani oleh pemerintah daerah/instansi terkait terutama pihak-pihak ( recruiter) yang diberikan wewenang untuk melakukan rekruitmen CPNS. Selain itu, aktivitas dalam proses penempatan masih diwarnai saling intervensi dan konflik kepentingan antara pejabat legislatif dan eksekutif dalam mempengaruhi keputusan penerimaan CPNS. Tradisi pelaksanaan penempatan oleh pemerintah diselenggarakan setiap tahunnya secara nasional, sehingga hampir seluruh daerah disibukkan oleh kegiatan penerimaan CPNS. Penyelenggaraan penerimaan CPNS tersebut

4 banyak menarik perhatian sejumlah pencari kerja dengan berbagai level dan latar belakang pendidikan serta pengalaman yang berbeda-beda, untuk ikut serta mendaftarkan diri dalam bersaing memperebutkan lowongan pekerjaan yang sangat terbatas di sediakan oleh masing-masing pemerintahan daerah termasuk di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah otonom yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah, Provinsi Lampung yang mempunyai luas wilayah sebesar 1.786,01 Km² atau 1.786 Ha dengan jumlah penduduk 206.752 jiwa pada tahun 2010 dan khususnya 30.508 jiwa di Provinsi Lampung pada tahun 2010 yang mana dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerahnya didukung dan membutuhkan sejumlah PNS sebagai sumber daya aparatur yang berkualitas dan professional dalam menunjang kelancaran adminitrasi Pemerintahan Daerah, Pembangunan dan Pelayanan masyarakat. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah otonom yang memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup potensial dituntut untuk meningkatkan kemampuan individu aparatnya dalam menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah dan dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Provinsi Lampung harus didukung oleh kemampuan aparatur pemerintahan seperti dikemukanan oleh Soewarno Handayaningrat yaitu: kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

5 Pembangunan Nasional tersebut tergantung pada kesempurnaan aparatur pemerintahan. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, mendorong pemerintah Daerah Provinsi Lampung melaksanakan rekruitmen CPNS setiap tahunnya. Penempatan Pegawai Negeri Sipil ini pada dasarnya dimaksudkan selain untuk memenuhi kebutuhan akan ketersediaan jumlah (kuantitas) sumber daya aparatur atau PNS daerah. Ketersediaan jumlah sumber daya yang memadai diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan dan aktivitas pembangunan daerah. Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2007 tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS, mendorong pemerintah Provinsi Lampung/ instansi terkait untuk melakukan rekruitmen CPNS sesuai dengan mekanisme yang termuat dalam peraturan pemerintah tersebut. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tersebut. Di atur sejumlah persyaratan, kriteria, sistem dan prosedur (mekanisme) pelaksanaann reruitmen CPNS yang menjadi pedoman atau petunjuk teknis pelaksanaan bagi instansi terkait khususnya BKD. Badan Kepegawaian Daerah atau di singkat BKD merupakan Leading Sector dalam bidang pengelolaan kepegawaian dan pendidikan dan latiahan di Provinsi Lampung. Kedudukan yang demikian menuntut adanya struktur kelembagaan yang representative dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi secara Optimal.

6 Struktur dan kelembagaan BKD Provinsi Lampung dibentuk dan ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan dearah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan PERDA Provinsi Lampung Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung. Realitas yang terjadi selama proses pelaksanaan rekruitmen CPNS, dimana sejumlah ketentuan pelaksanaan yang telah diatur dalan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 seharusnya dipedomani atau dijalankan oleh pihak-pihak yang terkait langsung dalam proses penerimaan CPNS namum dalam kenyataanya kurang optimal. Hal ini terlihat dalam beberapa praktek pelaksanaannya dimana terdapat beberapa hal yang seharusnya ditranparansikan dan dilaksanakan secara akuntabel sebagaimana tuntunan peraturan pemerintah diatas namun justru cenderung disalah artikan dan tidak dilaksanakan secara konsisten dan bertanggung jawab. Di samping itu, beberapa persyaratan seperti usia CPNS honorer dan masa pengabdian di politisir oleh pemerintah daerah. Munculnya pencaloan dan intervensi serta tekanan-tekanan dari pihak-pihak yang tidak memiliki keewenangan untuk itu terhadap pihak perekrut (in stansi terkait yaitu BKD) juga Nampak tidak banyak mengalami perubahan sebagaimana yang terjadi dalam pelaksanaan rekruitmen tahun-tahun sebelumnya, yakni sebelum pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tersebut.

7 Sejumlah permasalahan juga nampak terjadi diantaranya dalam proses rekruitmen CPNS terjadi penyadian data yang salah dan simpang siur serta manipulative yang berdampak pada belum adanya kejelasan (titik terang) pengangkatan bagi CPNS honorer 2005. Berdasarkan Laporan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara menilai terlambatnya pengangkatan CPNS tenaga honorer 2005 lebih disebabkan karena banyaknya kesalahan data para honorer. Selain itu, terjadinya konflik kepentingan dalam hal formasi CPNS honorer di sejumlah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan Termasuk Provinsi Lampung. Walaupun tekanan dapat bervariasi dari situasi kesituasi namum beberapa tekanan dan tantangan yang paling umum dihadapi oleh dalam penempatan pegawai antara lain : a. Kebijakan organisasional b. Perencanaan sumber daya manusia c. Pola kebiasan penempatan pegawai d. Kondisi lingkungan e. Rekruitmen tugas pekerjaan/job f. Biaya dan insentif Peran Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam penempatan pegawai sangat penting terutama dalam penempatan pegawai. Salah satu kiat menyiasati permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan organisasi serta meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penempatan dan pemanfaatan sumber daya manusia pada posisi yang tepat mutlak diperlukan

8 (the right man, the right place and the right job). Dalam hal ini pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia secara tepat memiliki peranan yang penting dan strategis terhadap peningkatan kinerja organisasi. Oleh karena itu, dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti efektivitas dan penempatan pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Lampung yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah, sehingga judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Efektivitas Badan Kepegawaian Daerah dalam Penempatan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat kita simpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana efektivitas Badan Kepegawaian Daerah dalam Penempatan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Lampung C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Uraian rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Badan Kepegawaian Daerah dalam Penempatan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Lampung

9 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat atau kegunaan baik teoritis maupun pratikal sebagai berikut : 1. Kegunaan teoritis a. Dapat memperluas dan memperkaya wawasan ilmiah, khususnya dalam Ilmu Pemerintahan. b. Sebagai bahan imformasi bagi calon peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama. 2. Kegunaan Praktis Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Provinsi Lampung khususnya Badan Kepegawaian Daerah (BKD), untuk mengoptimalkan perannya dalam penempatan Pegawai Negeri Sipil yang akan datang.