1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Dalam suatu perusahaan seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan kunci kesuksesan. Manajer dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengelola perusahaan sebagaimana diamanahkan oleh pemilik atau para pemegang saham, yaitu meningkatkan kemakmuran pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Manajer perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatankegiatan utama perusahaan termasuk dalam hal pencarian dana dan bagaimana memanfaatkan dana tersebut (Wahidahwati 2002 dalam Yeniatie dan Destriana 2010). Keputusan yang diambil manajer cenderung untuk melindungi dan memenuhi kepentingan mereka terlebih dahulu dari pada memenuhi kepentingan pemilik saham seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan status pendapatan. Para manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Perilaku seperti ini menimbulkan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham yang disebut konflik keagenan (agency conflict).
2 Untuk meminimalkan konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham maka dibutuhkan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan pihak-pihak terkait (Wahidahwati 2002 dalam Yeniatie dan Destriana 2010). Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut agency cost. Menurut Bringham et al. 1996 dalam Yeniatie dan Destriana 2010, agency cost adalah biaya yang meliputi semua biaya untuk monitoring tindakan manajer, mencegah tingkah laku manajer yang tidak dikehendaki dan oppotunity cost akibat pembatasan yang dilakukan pemegang saham terhadap tindakan manajer. Menurut Jensen & Meckling 1976, ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu pertama dengan cara meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, manager akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Djabid, 2009). Alternatif kedua adalah meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional. Adanya kepemilikan intitusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Alternatif ketiga adalah meningkatkan dividend payout ratio, dengan cara ini tidak tersedia banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya.
3 Alternatif keempat adalah dengan meningkatkan pendanaan dengan hutang yang akan menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan oleh manajemen. Hutang perusahaan berkaitan sangat erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan diantaranya komposisi struktur modal perusahaan. Komposisi modal suatu perusahaan yang didalamnya terdapat kepemilikan manajerial tentu akan mempengaruhi keputusan pendanaan yang akan dilakukan perusahaan. Melihat pentingnya struktur pendanaan perusahaan yang berpengaruh pada hutang perusahaan, sehingga terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengambil kebijakan hutang pada perusahaan mengingat keputusan ini sangat erat dengan keputusan manajerial. Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan telah sering dilakukan, antara lain Yeniatie dan Destriana (2010), Susilawati (2010), Indahningrum dan Handayani (2009), Djabid (2009), Soesetio (2008), Diana dan Irianto (2008), Steven dan Lina (2011), dan Susanto (2011). Penulis memilih untuk melakukan penelitian terhadap kebijakan hutang perusahaan pada industri manufaktur karena banyaknya industri manufaktur di Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam perekonomian Indonesia. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk menguji ulang apakah berbagai variabel independen yang mewakili karateristik perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.
4 Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Abdullah W. Djabid (2009) tetapi berbeda dari penelitian sebelumnya dalam beberapa hal : 1. Penelitian ini tetap menggunakan variabel independen berupa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan deviden dan melakukan penambahan variabel yaitu profitabilitas yang diambil dari penelitian Soesetio (2008) yang menemukan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap hutang. Hal ini disebabkan semakin tinggi rasio profitabilitas akan diikuti oleh penurunan ratio hutang, yang menggambarkan bahwa setiap penambahan profitability akan mengakibatkan struktur modal berkurang. 2. Penelitian sebelumnya mengambil sampel perusahaan dari tahun 2004 sampai 2008, sedangkan penelitian ini mengambil sampel perusahaan dari tahun 2009 sampai 2011. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk menguji faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen berpengaruh secara simultan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan manufaktur yang terdafar di BEI periode 2009-2011? 2. Apakah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen berpengaruh secara parsial terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan manufaktur yang terdafar di BEI periode 2009-2011? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen secara simultan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan manufaktur yang terdafar di BEI periode 2009-2011. 2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen secara parsial terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan manufaktur yang terdafar di BEI periode 2009-2011.
6 D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapakan dari hasil yang didapat mempunyai kontribusi bagi : 1. Peneliti Untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam melakukan penelitian tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan kebijakan deviden terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan pendanaan terutama untuk kebijakan hutang. 3. Pembaca Sebagai bahan pertimbangan untuk membantu para pembaca sebagaimana yang dimaksud disini adalah pihak investor dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan investasi.