BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio caesarea lebih praktis, selain itu juga ibu memilih melakukan tindakan operasi salah satunya untuk kepuasan suami, untuk menjaga keelastisan jalan lahir. Tim medis juga menganjurkan kepada ibu sebagai salah satu cara alternatif yang paling mudah untuk menyelamatkan ibu dan anak (Hakimi, 2010). Menurut WHO (World Health Organization ) tahun 2013 menganjurkan operasi sesar hanya sekitar 10-15 % dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut tentunya didasarkan pada analisis resiko-resiko yang muncul akibat sesar. Sectio caesarea berarti bahwa bayi dikeluarkan dari uterus yang utuh melalui operasi abdomen. Di negara-negara maju, angka sectio caesarea meningkat dari 5% pada 25 tahun yang lalu menjadi 15% hingga sekarang. Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh mode, sebagian karena ketakutan timbul perkara jika tidak dilahirkan bayi yang sempurna, sebagian lagi karena pola kehamilan, wanita menunda kehamilan anak pertama dan membatasi jumlah anak. Didapatkan jenis persalinan meliputi persalinan pada tahun 2012 sectio caesarea yaitu sebanyak 14 pasien (46,7%), spontan sebanyak 13 pasien (43,4%), serta ekstraksi vakum sebanyak tiga pasien (10,0%). Sedangkan pada tahun 2013 sectio caesarea yaitu :
sebanyak 28 pasien (65,1%), spontan sebanyak 12 pasien (28,0%) dan dengan tindakan ekstraksi vakum sebanyak tiga pasien (6,97%). Di Indonesia, secara umum jumlah persalinan sectio caesarea adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui bedah Caesar, yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan bedah Caesar dengan frekuensi diatas 11%. Antara lain cedera kandung kemih, cedera rahim, cedera pada pembuluh darah, cedera pada usus, dan infeksi yaitu : infeksi pada rahim endometritis dan infeksi akibat luka operasi (Depkes RI,2013). Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil sesuai diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan (eklamsia), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran (Prawirohardjo,2010). Masa nifas yang berlangsung selama 6 minggu setelah persalinan merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu, karena pada masa itu terjadi proses pemulihan organ-organ reproduksi kekeadaan sebelum hamil. Banyak kejadian patologi pada masa nifas tapi hanya sedikit yang mengancam jiwa. Selama ini penyebab kematian maternal pada masa nifas yang paling banyak adalah infeksi puerperalis dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002). Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi dari robekan jalan lahir atau laserasi jalan lahir yang dialami selama proses melahirkan baik yang normal maupun dengan tindakan yang mencapai 4,5% (Prawirohardjo,2010).Ada beberapa indikasi yang mengharuskan persalinan dilakukan dengan sectio ceasarea diantaranya panggul sempit, janin besar 3500 pada primi, 4000 gram pada
multipara (Hakimi, 2010). Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu post sectio caesarea adalah perdarahan, infeksi, luka kandung kencing. Sedangkan bayi yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesarea. Menurut data statistik di negara-negara dengan pengawasan antenal dan intranatal yang baik, kematian perinatalsectio caesarea berkisar 4-7% (Prawirohardjo,2010). Berdasarkan catatan medis di RSUD Banyumas pada tahun 2013 terdapat 324 kasus sectio caesarea.kelahiran sectio caesaria atas indikasi presentasi bokong sebanyak 9 orang,sectio caesarea dengan janin besar sebanyak 10 orang,sectiocaesarea dengan induksi gagal sebanyak 10 orang dan sectio caesarea dengan plasenta previa sebanyak 5 orang.sehingga dapat disimpulkan bahwa kasus janin besar dan induksi gagal posisi pertama pada Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Dengan melihat betapa pentingnya perawatan yang dilaksanakan pada pasien post sectio caesarea atas indikasi induksi gagal dan janin besar mempunyai resiko infeksi maka perlu dilaksanakan perawatan dengan menerapkan prinsip keperawatan secara komprehensif, serta tindakan aseptik dan antiseptik. Oleh karena itu penulis melaksanakan asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan post sectio caesarea atas indikasi induksi gagal dan janin besar pada Ny. S selama 2 hari dari tanggal 6 sampai dengan 7 Juni 2014 di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Dengan melihat betapa pentingnya perawatan yang dilakukan pada pasien post sectio caesarea maka perlu dilaksanakan perawatan yang menerapkan prinsip secara teoritis dan komprehensif karena pasien dengan post sectio caesarea
memiliki resiko seperti perdarahan, infeksi dan luka kandung kencing. Kondisi ini akan lebih beresiko jika pasien memiliki riwayat diabetesmellitus, sehingga harusdiperhatikan dengan betul dalam perawatanya, contohnya dalam perawatan luka harus dilakukan dengan tindakan aseptik dan anti septik, dimana aseptik yaitu pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Sedangkan antiseptik yaitu pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh yang lainnya (Hakimi, 2010). Diit pada pasien diabetes mellitus juga harus diperhatikan agar tidak berpengaruh dalam proses menyusui, oleh karena itu penulis melaksanakan asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan post sectio caesarea dengan indikasi induksi gagal dan janin besar pada Ny. S di Ruang Anggrek RSUD Banyumas. B. Tujuan Penelitian Tujuan penyusunan tugas akhir ini, penulis mempunyai tujuan : 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan post section caesarea nifas hari pertama P2A0 indikasi induksi gagal & janin besar. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan : a. Pengkajian pada klien dengan post sectio caesarea.
b. Analisa data hasil pengkajian dan penetapan diagnosa keperawatan pada kien dengan post sectio caesarea. c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan post sectio caesarea. d. Implementasi keperawatan pada klien dengan post sectio caesarea. e. Evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien dengan post sectio caesarea. C. Pengumpulan Data Metode penulisan dalam laporan ini adalah secara deskriptif dengan memperhatikan pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komprehensif terhadap klien melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. 1. Observatif Partisipasif Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap keadaan fisik klien dengan cara inspeksi : yaitu pemeriksaan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa, palpasi yaitu pemeriksaan fisik melalui perabaan terhadap bagian tubuh yang mengalami kelainan, kemudian auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan dan biasanya menggunakan stetoskop, perkusi dengan cara mengetuk bagian tubuh dengan tangan atau alat bantu. Cara yang lain adalah mendengar keluhan-keluhan klien dengan melakukan asuhan keperawatan dimana terdapat interaksi antara perawat klien dan perawat keluarga.
2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab atau anamnesis kepada klien, keluarga atau orang terdekat dengan klien atau tenaga kesehatan lainnya. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien. 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari tentang catatan-catatan keperawatan dan kesehatan klien. (Catatan medik dokter, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, catatan ahli gizi yang terdapat dalam catatan medik klien). Tujuan dari dokumenter adalah membantu pelaksanaan dan pemeliharaan kesehatan. D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan pada Ny. Spost sectio caesarea indikasi janin besar di ruang Anggrek (bangsal maternitas) RSUB Banyumas dari tanggal 6 sampai dengan 7 Juni 2014. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan kasus ini terdiri : BAB I : Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitian, Pengumpulan Data, Tempat dan Waktu serta Sistematika Penulisan.
BAB II : Membahas tentang Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi, Manifestasi Klinis, Patofisiologi, Pemeriksaan Penunjang, Pathway dan Penatalaksanaan Keperawatan. BAB III BAB IV BAB V : Tinjauan Kasus : Pembahasan : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran