TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR. Oleh. Putu Bagus Satya Nugraha

dokumen-dokumen yang mirip
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI

TANGGUNG JAWAB PIHAK RETAILTERHADAP PRODUK YANG TELAH KADALUWARSA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA KONSUMEN DI KELURAHAN SANUR KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh :

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA GAS ELPIJI

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta

TUGAS-TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS MAKANAN BERFORMALIN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

AKIBAT HUKUM DARI CACAT TERSEMBUNYI PADA BARANG DALAM KEGIATAN TRANSAKSI BARANG BEKAS

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

BAB III TINJAUAN UMUM. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam

PERTANGGUNG JAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP DISTRIBUSI SMARTPHONE ILEGAL Putri Oktavianti Simatupang, J. Widijantoro, S.H,. M.H

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA ROKOK ELEKTRIK (ELECTRONIC CIGARETTE) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta data yang didapatkan

KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)

PELAKSANAAN TERA ULANG SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM MENEKANKAN KECURANGAN SPBU PASTI PAS! DI PROVINSI BALI

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERKAIT DENGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN SERVICE CHARGE DI RESTORAN

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pemamparan penulis yang dituliskan dalam Bab sebelumnya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT TIDAK TERLAKSANANYA HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN PADA RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

KATA PENGANTAR. berkat rahmat dan anugrahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

AKIBAT HUKUM PENJUALAN BARANG BERMEREK PALSU ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PRIVASI KONSUMEN DALAM BERTRANSAKSI ONLINE

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Imam Baehaqi, dkk, 1990, Menggugat Hak: Panduan. Konsumen bila dirugikan, YLKI Jakarta

(Studi Di Dinas Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Kota Batu dan Lembaga Perlindungan Konsumen) PENULISAN HUKUM OLEH: INA ZAKHINA

PENGATURAN UPAYA HUKUM DAN EKSEKUSI PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA

BENTUK PENGAWASAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN

Lex Privatum, Vol.II/No. 2/April/2014

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PADAMNYA LISTRIK AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FOURCE MAJEURE) DI WILAYAH AREA BALI SELATAN

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

BAB III PENUTUP. terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Berdasarkan apa yang diamati oleh penulis, maka penulis menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN tentang Pangan (selanjutnya disebut Undang-Undang Pangan), keamanan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE)

Oleh: Made Mintarja Triasa I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA KLINIK KECANTIKAN TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK COCOK DENGAN PRODUK KECANTIKAN

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA LAUNDRY

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PRAKTEK PELAKU USAHA DI DENPASAR

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Zainudin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Arifin, Syamsul, 1992, Falsafah Hukum, UNIBA PRESS, Medan.

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB III PENUTUP. telah penulis lakukan pada bab-bab terdahulu, berikut ini disajikan kesimpulan

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

PELAKSANAAN MEDIASI SENGKETA KONSUMEN OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

PELANGGARAN MEREK TERKENAL MELALUI JUAL-BELI BARANG DI MEDIA JEJARING SOSIAL FACEBOOK

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan tempat yang dapat dipergunakan sebagai tempat berteduh,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PRODUK KOSMETIK YANG MENYEBABKAN KETERGANTUNGAN DI BPOM PROVINSI BALI

Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM JUAL - BELI TELEPON SELULER TANPA GARANSI DI PASAR GELAP (BLACK MARKET)

Oleh Anak Agung Sagung Istri Agung I Ketut Westra Dewa Gde Rudy. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN JUAL-BELI TELEPON SELULER TANPA GARANSI

Jurnal. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat. Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan. Dalam Ilmu Hukum. Oleh: Bintang Ulya Kharisma NIM.

BAB I PENDAHULUAN. minuman memberikan asupan gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup. bidang produksi pengolahan bahan makanan dan minuman bagi

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN LAYANAN INTERNET BANKING ATAS DATA PRIBADI NASABAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR ABSTRAK Oleh Putu Bagus Satya Nugraha I Made Sarjana I Nyoman Darmadha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Perlindungan konsumen dalam kehidupan bermasyarakat sering kali kurang mendapat perhatian. Terdapat banyak produk-produk yang beredar di pasaran masih perlu dipertanyakan kualitas dan mutunya tidak terkecuali juga di lingkungan sekolah. Sekolah dasar merupakan tempat para siswa untuk menuntut ilmu namun tidak dapat dipungkiri disekolah juga terjadi transaksi antara pelaku usaha dan konsumen. Konsumen yang berada di lingkungan sekolah dasar pada umumnya adalah siswa-siswa yang cenderung memiliki pengetahuan yang kurang mengenai produk yang dikonsumsi. Disamping itu kesadaran pelaku usaha dalam menggunakan bahan tambahan pangan yang sesuai dengan aturan masih kurang. Pelaku usaha masih terikat dengan pola pikir mencari untung sebanyakbanyaknya tanpa memperhatikan hak-hak dari konsumen yang menggunakan produk tersebut. Pemerintah sebagai pemegang kewenangan juga di harapkan mampu melakukan pengawasan serta penindakan apa bila terjadi pelanggaran hukum mengenai hal tersebut. Kata Kunci : perlindungan konsumen, pelaku usaha, bahan tambahan pangan ABSTRACT Consumer protection was needed a lot of concern by the society. Many products were still lack of quality that found in the market. It also happened in school s environment. Elementary school is a place that many students studied, played and sometimes they bought some snacks in the canteen. In fact we could not ignore that there were interaction between seller and consumer. The consumers in elementary school were the students who did not have enough knowledge about the products that were consumed by them. Besides, some seller did not use the appropriate of food addictives to their products. It is caused by their desire to achieve many profits without giving attention to consumer s rights. The government as BBPOM (Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan) had authority to manage and gave some knowledge to them about how to use the appropriate of food addictives based on the rules. Key words : consumer protection, seller, food addictives 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selain sebagai tempat menuntut ilmu sekolah juga sering kali menjadi tempat bertransaksi antara pelaku usaha dan konsumen. Pelaku usaha yang menjual jajanan anak sekolah untuk di konsumsi oleh para siswa-siswi sekolah sering kali hanya mementingkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan kualitas dan mutu produk yang di jualnya. Tidak terkecuali dalam hal penggunaan bahan tambahan pangan baik berupa pemanis, pengawet ataupun pewarna. Di masyarakat masih ada ditemukan jajanan anak sekolah yang menggunakan bahan tambahan pangan tidak sesuai dengan aturan. Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen tampak bahwa iktikad baik lebih ditekankan pada pelaku usaha, karena meliputi semua tahapan dalam melakukan kegiatan usahanya, sehingga dapat diartikan bahwa kewajiban pelaku usaha untuk beriktikad baik mulai dari saat barang tersebut dirancang sampai pada tahap purna penjualan, sebaliknya konsumen hanya diwajibkan beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa. 1 Cakupan konsumen dalam undang-undang ini adalah sempit. Bahwa yang dapat dikualifikasikan sebagai konsumen sesungguhnya tidak hanya terbatas pada subyek hukum lain yang juga sebagai konsumen akhir yaitu badan hukum. 2 Konsumen yang dimaksud dalam undang-undang perlindungan konsumen adalah konsumen akhir yaitu pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk. 3 1.2 Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini yaitu untuk mengetahui tingkat kesadaran pelaku usaha dalam menggunakan bahan tambahan pangan pada jajanan anak sekolah dan memberikan informasi kepada masyarakat Kota Denpasar terhadap haknya sebagai konsumen dalam transaksi jual-beli dalam kehidupan bermasyarakat. II. ISI 1 Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, h. 44. 2 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 5. 3 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2003, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka, Jakarta, h. 10. 2

2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian empiris yaitu penelitian hukum yang memakai sumber data primer, data yang diperoleh berasal dari wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini selain menelaah peraturan perundangundangan dan kebijakan yang mengatur perlindungan konsumen juga menyoroti bagaimana fungsi aturan-aturan hukum bekerja dalam masyarakat dan kesadaran serta kepatuhan masyarakat terhadap hukum. Diisamping itu juga lebih relevan dilakukan penelitian lapangan terhadap hal-hal yang berrkaitan dengan permasalahan yang ada. 2.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan 2.2.1 Bentuk Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Kerugian Konsumen Sebagai Akibat Dari Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kota Denpasar Tanggung jawab pelaku usaha terhadap kerugian yang diderita konsumen sebagai akibat dari penggunaan bahan tambahan pangan yang menyalahi aturan pada jajanan anak sekolah dasar dibagi menjadi 2 bentuk : 1. Tanggung jawab moril. Tanggung jawab ini lahir karena pelaku usaha sebagai mahluk ciptaan tuhan. 2. Tanggung jawab hukum yang terdiri dari tanggung jawab hukum secara perdata dan tanggung jawab hukum secara pidana. Tanggung jawab hukum secara perdata di atur dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan pelaku usaha dapat dikenakan sanksi administratif yaitu berupa ganti rugi yang besaran ganti ruginya diputus oleh badan penyelesaian sengketa konsumen. Sedangkan tanggung jawab secara pidana diatur dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dalam hal pelanggaran standar produksi dan lainnya dapat diancam hukuman pidana penjara 5 tahun atau hukuman denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Selain itu dalam Pasal 63 di atur mengenai hukuman tambahan bagi pelaku usaha berupa perampasan barang tertentu, pengumuman putusan hukum, dan pembayaran ganti rugi. 3

2.2.2 Tindakan Yang Dilakukan Balai besar Pengawas Obat Dan Makanan Di Denpasar Kepada Pelaku Usaha Yang Melanggar Aturan Hukum Mengenai Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Tindakan yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar kepada pelaku usaha yang melanggar aturan hukum mengenai penggunaan bahan tambahan pangan pada jajanan anak sekolah terdiri dari: 1. Tindakan preventif. Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum terhadap penggunaan bahan tambahan pangan. Contohnya empowering kepada masyarakat, penyebaran kader, pameran di acara pemerintah kota, pembentukan Tim Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah, dan pembinaan teknologi kepada warga sekolah. 2. Tindakan represif. Tindakan reprensif adalah tindakan yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran aturan hukum oleh pelaku usaha mengenai penggunaan bahan tambahan pangan sehingga menimbulkan efek jera bagi yang melanggar. Untuk pelaku usaha dengan jenis industri besar tindakan yang dilakukan berupa pemberhentian ijin edar, penarikan produk dan pemberhentian kegiatan produksi. Namun apabila yang melakukan pelanggaran adalah pelaku usaha jenis industri rumah tangga maka yang melakukan tindakan tersebut cukup dinas kesehatan kabupaten/kota dengan surat rekomendasi dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. III. KESIMPULAN - Tanggung jawab pelaku usaha terhadap kerugian yang diderita konsumen sebagai akibat dari penggunaan bahan tambahan pangan yang menyalahi aturan pada jajanan anak sekolah dasar dibagi menjadi 2 bentuk tanggung jawab moril yaitu tanggung jawab yang lahir karena pelaku usaha sebagai mahluk ciptaan tuhan. Sedangkan yang kedua adalah tanggung jawab hukum yang terdiri dari tanggung jawab hukum secara perdata dan tanggung jawab hukum secara pidana. Tanggung jawab hukum secara perdata di atur dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan pelaku usaha dapat dikenakan sanksi 4

administratif yaitu berupa ganti rugi yang besaran ganti ruginya diputus oleh badan penyelesaian sengketa konsumen dan tanggung jawab secara pidana diatur dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dalam hal pelanggaran standar produksi dan lainnya dapat diancam hukuman pidana penjara 5 tahun atau hukuman denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Selain itu dalam Pasal 63 di atur mengenai hukuman tambahan bagi pelaku usaha berupa perampasan barang tertentu, pengumuman putusan hukum, dan pembayaran ganti rugi. - Tindakan yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan untuk menanggulangi penggunaan bahan tambahan pangan pada jajanan anak sekolah dasar di Kota Denpasar terdiri dari 2 bentuk yaitu tindakan preventif yaitu tindakan yang diambil oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar untuk mencegah terjadinya pelanggaran penggunaan bahan tambahan pangan dan tindakan represif yaitu tindakan yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar setelah terjadinya pelanggaran oleh pelaku usaha dengan tujuan menimbulkan efek jera kepada pelaku usaha. IV. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta. Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2003, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka, Jakarta. 5