GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperbaiki kesehatan Ibutelah menjadi prioritas utama dari pemerintah. AKI juga

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. janin selamat dalam kehamilan dan persalinan (Mufdlilah, 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

PENGETAHUAN RISIKO KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan bagi pada masa perinatal. Hal ini ditandai oleh

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

ABSTRAK. Pengetahuan, Sikap dan Pendidika, PWS-KIA di Puskesmas. Volume 2 Nomor 2. Juli Desember JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. (Fraser, 2009 h. 635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Tingginya angka kematian ibu hamil antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil dan sikap ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal care yang tidak teratur. Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu program safe motherhood yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan. Pemberian asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood sebagai usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pentingnya pemeriksaan Antenatal care di Puskesmas Namtabung Kecamatan Selaru Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional melaluli pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berada di wilayah Puskesmas Namtabung yang berjumlah 67 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square dengan batas kepercayaan (α) 0,05. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pentingnya Antenatal care dengan nilai p value 0,037. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pentingnya Antenatal Care dengan nilai p value 0,039. Diharapkan petugas kesehatan khususnya bidan untuk terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil melalui pendidikan kesehatan dan konseling sehingga ibu hamil memahami pentingnya Antenatal care, serta diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal care kepada ibu hamil. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Ibu hamil, Antenatal care PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan.perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Salah satu upaya intervensi yang efektif untuk menurunkan angka kematian ibu hamil disektor kesehatan adalah perbaikan kualitas pelayanan antenatal dimana upaya ini dapat memberikan kontribusi penurunan angka kematian ibu kurang 10% (WHO, 2011). Tingginya angka kematian ibu hamil antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil dan sikap ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal care yang tidak teratur. Sikap ibu hamil dalam kepatuhan pelaksanaan antenatal care dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin. Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu program safe motherhood yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan. (Depkes, 2008). Menurut Data Survey Kesehatan Demografi Indonesia tahun 2007, Angka Kematian Ibu menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000 dan pada tahun 64 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

2002 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2009 angka kematian ibu menunjukan angka 228 per 100.000 KH dan angka kematian bayi sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih menempatkan Indonesia menjadi negara penyumbang dengan angka kematian ibu tertinggi di Asean. Secara Nasional target yang ingin dicapai dalam menurunkan Angka Kematian Ibu pada tahun 2015 adalah sebesar 102/100.000 KH. Angka Kematian Ibu di Provinsi Maluku pada tahun 2014 adalah 205/100.000 KH (Profil Kesehatan Provinsi Maluku, 2014). Sedangkan Angka Kematian Ibu di Kab. Maluku Tenggara Barat pada tahun 2015 adalah 6 jiwa (Profil Kesehatan Kab MTB, 2015) Target pencapaian kegiatan antenatal care K1 sebesar 92,9 % dan tahun 2010 sebesar 95 %. Di Indonesia, dari cakupan kunjungan K1 pada tahun 2011 sebanyak 92,7% dari target 100% dan cakupan kunjungan K4 sebanyak 61,4% dari target 95%. (Depkes RI, 2008). Target pencapaian antenatal care menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2012, cakupan K1 sebesar 100% dan K4 89,9%. Tahun 2013 cakupan K1 sebesar 97,5% dari target 100% dan K4 70,2%. Sedangkan pada tahun 2014 cakupan K1 sebesar 84,8% dari target 100% dan K4 62,1% dari target 100% (Dinkes MTB, 2015). Berdasarkan data dari Puskesmas Namtabung periode 2012 sampai dengan 2015, bahwa pada tahun 2012 cakupan K1 sebanyak 112 (100%) dan K4 sebanyak 107 (100%) dan tahun 2013 K1 mengalami penurunan dengan cakupan K1 sebanyak 69 (67%) dan K4 sebanyak 50 (49%), sedangkan pada tahun 2014 cakupan K1 sedikit meningkat dari tahun sebelumnya yaitu cakupan K1 sebanyak 84 (93%) dan K4 sebanyak 68 (75%)., sedangkan data cakupan kunjungan K1 dan K4 pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan cakupan kunjungan pada tahun 2014. Rumusan Masalah Berdasarkan urian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pentingnya pemeriksaan antenatal care di puskesmas Namtabung Kec. Selaru Kabupaten Maluku Tenggara Barat? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pentingnya Antenatal care di Puskesmas Namtabung. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional melaluli pendekatan kuantitatif. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pentingnya Antenatal Care di Puskesmas Namtabung Kecamatan Selaru Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dimana variabel independent dan variabel dependent diukur sekaligus pada saat yang sama. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. dengan batas kepercayaan (α) 0,05, dengan estimasi confidencial interval (CI) dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Tabel 1 menunjukan bahwa dari 20 orang responden yang sebagian besar berada pada kelompok umur 17-21 tahun sebanyak 14 orang (20.9%), sedangkan kelompok umur 22-26 tahun sebanyak 41 orang (61.2%), kelompok umur 27-31 tahun sebanyak 12 orang (17.9%). 65 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di Puskesmas namtabung Kec. Selaru Kab. Maluku Tenggara Barat No Umur Frekuensi Persentase 1 17-21 Thn 14 20.9 2 22-26 Thn 41 61.2 3 27-31 Thn 12 17.9 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas namtabung Kec. Selaru Kab. Maluku Tenggara Barat No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 SD 1 1.5 2 SMP 13 19.4 3 SMA 53 79.1 Tabel 2 menunjukan bahwa dari 67 orang responden yang tingkat pendidikan tertinggi adalah SMA sebanyak 53 orang (79,1), sedangkan tingkat pendidikan SMP sebanyak 13 orang (19,4%), tingkat pendidikan SD hanya 1 orang (1,5%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Pentingnya Antenatal Care Di Puskesmas namtabung Kec. Selaru Kab. Maluku Tenggara Barat No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Kurang 28 41.8 2 Baik 39 58.2 Tabel 3 menunjukan bahwa dari 67 orang responden, 39 orang (58,2%) memiliki pengetahuan yang baik dan 39 orang (41,8 %) berpengetahuan kurang. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Ibu Terhadap Pentingnya Antenatal Care Di Puskesmas namtabung Kec. Selaru Kab. Maluku Tenggara Barat No Sikap ibu Frekuensi Persentase 1 Negatif 20 29.9 2 Positif 47 70.1 Tabel 4 menunjukan bahwa dari 67 orang ibu hamil yang memiliki sikap baik terhadap pentingnya pemeriksaan Antenatal care sebanyak 47 orang (70,1%), sedangkan ibu hamil memiliki sikap kurang terhadap pentingnya Antenatal care sebanyak 20 orang (29,9%). Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil dengan pentingnya Antenatal Care Tabel 5. Hubungan antara pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya Antenatal Care di Puskesmas Namtabung Kec. Selaru Kab. Maluku Tenggara Barat Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan Total Nilai Pengetahuan Ibu Hamil Tidak penting Penting P f % f % f % OR Kurang 4 14,3 24 85,7 28 100 Baik 16 41,0 23 59,0 39 100 0.037 6,825 Total 20 29,9 47 70,1 67 100 66 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Tabel 5 menggambarkan bahwa ada sebanyak 23 responden dari 39 yang berpengetahuan baik (59,0%) responden berpendapat pemeriksaan kehamilan penting. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang dan berpendapat pemeriksaan kehamilan penting ada 24 responden dari 28 responden (85,7%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p value 0,037 atau < 0.05 maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu hamil terhadap pentinganya pemeriksaan kehamilan. Hubungan antara Sikap Ibu Hamil dengan pentingnya Antenatal Care Tabel 6. Hubungan antara sikap ibu hamil terhadap pentingnya Antenatal Care di Puskesmas Namtabung Kec. Selaru Kab. Maluku Tenggara Barat Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan Sikap Ibu Hamil Tidak penting Penting Total f % f % f % Negatif 10 50,0 10 50,0 20 100 Positif 10 21,3 37 78,7 47 100 Jumlah 20 29,9 47 70,1 67 100 Nilai P OR 0.039 11,394 Tabel 6 hubungan penting pemeriksaan kehamilan dengan sikap diperoleh bahwa ada sebanyak 47 responden yang bersikap baik terdapat 37 (78,7%) responden menyatakan pemeriksaan kehamilan sangat penting. Sedangkan 20 responden yang bersikap kurang baik terdapat 10 (50,0%) responden dengan menyatakan pemeriksaan tidak penting. Berdasarkan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,039 atau < 0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan. PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Pentingnya Antenatal Care Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Namtabung dari 67 orang jumlah responden memiliki pengetahuan baik 58,2%. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, keyakinan, budaya, serta pengalaman. Berdasarkan tingkat pendidikan responden pada umumnya berpendidikan SMA 79,1%. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pentingnya Antenatal Care dengan nilai p value 0,037. Hal ini sejalan dengan penelitian Titis bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care terhadap perilaku kunjungan Antenatal Care (Titis, 2014). Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah. Antenatal care dilakukan oleh tenaga yang profesional dibidangnya sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari/digelutinya artinya pelayanan diberikan sesuai dengan kemampuan tenaga kesehatan seperti dokter ahli kandungan, dan bidan yang telah mempunyai aspek legal untuk memberikan pelayanan (yeyeh, 2009). Hasil penelitian ini juga sesuai penelitian Mirawati (2010) yang mengatakan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal care sangat penting karena dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam pemeriksaan kehamilan dan akan membantu mengurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi. Seseorang dapat mengetahui pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang mengarahkannya kearah kedewasaan. Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan pengetahuan tentang kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin memudahkan seseorang dalam menerima dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki (Ida, 2013). Dengan pengetahuan yang baik yan dimiliki oleh ibu hamil dapat meningkatkan upaya deteksi dini penyulit dan komplikasi selama 67 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dicegah. Pendidikan sangat berhubungan dengan intelektualitas yang dimiliki ibu.ibu yang memiliki pendidikan tinggi tentu memiliki pengetahuan yang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo yang menyatakan orang dengan pendidikan formal yang lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibanding dengan orang tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya kesehatan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2007) Selain itu, menurut Wahyuni, faktor pendidikan dan umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat. Dengan tingkat pendidikan yang lebih baik diharapkan ibu lebih terdorong untuk mencari dan mengembangkan wawasan pengetahuannya. Tingkat pendidikan dan pekerjaan Nampak pada kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul dan pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut (Wahyuni (2004). Menurut Notoatmodjo, fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi merupakan bagian yang tidak kalah penting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang. Seseorang akan dapat meningkatkan pengetahuannya dengan mengakses informasi dari media masa, media cetak dan media elektronik, seperti : Internet, TV, Radio, Majalah, Koran, dan lainlain (Notoatmodjo, 2007). Dengan meningkatnya pengetahuan ibu hamil diharapakan sedini mungkin memeriksakan kehamilan pada petugas kesehatan karena pada kunjungan pertama ibu hamil, merupakan kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk mengenali faktor resiko ibu dan janin. Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun laboratorium, perlu diberi penatalaksanaan khusus. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat (Hermawan, 2009). Hubungan Sikap Ibu hamil terhadap pentingnya Antenatal Care Hasil penelitian di Puskesmas Namtabung menunjukan bahwa ibu yang memiliki sikap dengan kriteria kurang sebanyak 47 orang (70,1%), sedangkan ibu hamil memiliki sikap kurang terhadap pentingnya Antenatal care sebanyak 20 orang (29,9%). Ada hubungan sikap ibu hamil terhadap pentingnya Antenatal Care dengan nilai p value 0,039. Hal ini sejalan dengan penelitian Panggah bahwa ada hubungan antara sikap ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan dengan keteraturan kunjungan ANC (Panggah, 2015). Menurut Notoadmodjo (2010), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmodjo (2010). Sikap juga dipengaruhi oleh fakor eksternal dan internalsalahsatunya adalah pengalaman tentang apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk danmempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus (Saifuddin, 2005). Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Azwar bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap merupakan predisposisi tindakan suatu objek, dan sikap itu masih merupakan reaksi tertutup dan memiliki 3 komponen pokok yaitu kepercayaan,emosional dan kecenderungan untuk bertindak (Azwar (2009). Terbentuknya sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan itu sendiri dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Oleh karena itu untuk meningkatkan sikap positif ibu terhadap Pentingnya Antenatal care, dapat melalui penyuluhan kesehatan, serta pendekatan terhadap tokoh masyarakat, organisasi keagamaan (pengajian, Majelis Taklim, dll), dan lain sebagainya. Dengan terbentuknya sikap yang positip terhadap pentingnya Antenatal Care ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan sehingga dapat memantau kondisi ibu dan janin, sehingga cakupan K1 dan K4 tercapai sesuai target. Pada pelayanan 68 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

Antenatal Care, ibu hamil mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan professional dengan standar minimal 10 T yaitu : Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan darah, Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan, Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, Tes laboratorium (rutin dan khusus), Tata laksana kasus, Temu wicara (konseling, termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (Depkes, 2009), hal ini dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi serta merupakan salah satu upaya dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. KESIMPULAN Kesimpulan 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pentingnya Antenatal care dengan nilai p value 0,037, nilai OR 6,825 yang artinya bahwa responden yang pengetahuan rendah memiliki peluang 6 kali tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. 2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pentingnya Antenatal Care dengan nilai p value 0,036, nilai OR OR : 11,394, yang artinya responden yang bersikap negatif 11 kali cenderung berperilaku negatif terhadap pemeriksaan kehamilan dibandingkan dengan responden yang bersikap positif. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2009). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Edisi ke-2.yogyakarta :Pustaka Pelajar. Annonimous. Angka Kematian Ibu dan Bayi. Dalam http://www.depkes.go.id/indeks.php diakses 30 April 2015 Depkes R.I. 2008. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Hermawan et al,(2009). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Ida Ayu, (2013). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.Kencana: Jakarta. Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta Panggah, (2015). Hubungan Sikap Ibu Hamil Dalam Pemeriksaan Kehamilan dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Sewon II Bantul. Skripsi. Yogyakarta Profil Kesehatan Provinsi Maluku (2014) Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Maluku Tenggara Barat, 2015 Titis Purboningsih, (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Terhadap Perilaku Kunjungan Antenatal Care. Skripsi. Surakarta WHO,(2011). Latar Belakang Sistem Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil. (http://www.docpdf.info/articles) diakses pada tanggal 25 Maret 2015. Yeyeh et al, 2009.Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).CV. Trans Info Media: Jakarta. 69 GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs