kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

Konservasi Tanah dan Air di Bantaran Sungai Kampus II UIN SGD Bandung. Iwan Setiawan( dan Agung R

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BANJIR DAN KEKERINGAN. Pertemuan 4

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

PENGANTAR PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV PANDUAN KONSEP

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

Krisis Perizinan sebagai Pemicu Bencana Banjir

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

BAB I PENDAHULUAN. kualitatif. Suatu saat nanti, air akan menjadi barang yang mahal karena

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

A. Pemanfaatan Air Sungai Citarum oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta. Raharja Kabupaten Bandung Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati berbagai alur sungai menuju samudera, danau, laut atau ke sungai yang lain secara dinamis. Kedinamisan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, karakteristik aliran sungai dan pola hidup masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tepian sungai. Kondisi ini menyebabkan kualitas dan kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim sesuai dengan perkembangan lingkungan yang terjadi dan pola hidup masyarakat sekitar sungai. Faktor-faktor tesebut memunculkan saling keterkaitan interaksi satu dan yang lainnya. Bila interaksi beberapa komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan kondisi yang menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang. Bertambahnya jumlah penduduk, kurangnya daerah serapan air dan makin bertambahnya pemukiman disekitar aliran sungai, menyebabkan kondisi sungai mengalami banyak penurunan dalam hal kualitas mutu air. Penurunan kualitas mutu air sungai juga diakibatkan oleh pola aktivitas masyarakat sekitar aliran sungai. Kerusakan dan pencemaran air diantaranya terjadi akibat dari penggunaan lahan serapan air yang dijadikan tempat tinggal sampai pada pembuangan 1

sisa aktivitas rumah tangga dan limbah sisa hasil industri ke sekitar atau kedalam aliran sungai. Akibat dari buangan sisa hasil aktivitas manusia ke sekitar atau kedalam aliran sungai menyebabkan terganggunya ekosistem aliran sungai tersebut. Mulai dari tidak terpenuhinya kualitas air berstandar 3B (tidak berwarna, berbau dan tidak beracun), berkurangnya jumlah ikan dan satwa air, timbulnya lingkungan kumuh sampai pada munculnya masalah kesehatan dan lainnya. Gambar 1.1 Banjir di Cieunteung Di daerah Jawa Barat, Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang. Sungai ini memiliki memiliki banyak manfaat, dan salah satunya adalah untuk menunjang pemenuhan kebutuhan pasokan air di Provinsi Jawa Barat dan juga kebutuhan air untuk daerah DKI Jakarta. Bukan itu saja, banyak aktivitas manusia yang bergantung dari pemanfaatan aliran Sungai Citarum. Mulai dari irigasi untuk lahan persawahan dan peternakan, sebagai sumber tenaga pembangkit listrik 2

tenaga air (PLTA) serta untuk menunjang pemenuhan kebutuhan kegiatan aktivitas sehari-hari masyarakat. Sungai Citarum sebagai sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat, juga tak lepas dari berbagai permasalahan yang terjadi. Mulai dari pemanfaatan daerah aliran sungai yang menurut UU No. 35 1991 tentang sungai, sebenarnya dilarang untuk dijadikan sebagai daerah hunian, sampai pada pencemaran akibat limbah hasil aktivitas manusia yang pada akhirnya menyebabkan banjir dan berbagai permasalahan saat musim hujan dan kemarau tiba. Makin bertambahnya jumlah penduduk yang bermukim di tepian sungai, menjadi salah satu faktor makin banyaknya limbah hasil aktivitas manusia di Sungai Citarum. Kerusakan lingkungan yang terjadi disamping mengakibatkan daerah tersebut rawan banjir, juga menyebabkan terganggunya kualitas dan kuantitas air sungai. Sejarah mencatat sejak abad ke-15 telah terjadi banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum. Banjir biasanya disebabkan oleh curah hujan yang turun secara terus menerus dan dalam waktu yang lama. Saat ini, banjir tidak hanya menyebabkan Sungai Citarum meluap, tapi juga menyebabkan gagalnya panen diberbagai lahan pertanian, rusaknya ekosistem, munculnya berbagai penyakit, hingga timbulnya berbagai bencana yang diakibatkan oleh banjir. Hal ini tentu saja jika dibiarkan terus terjadi akan sangat merugikan, bukan hanya bagi masyarakat sekitar aliran Sungai Citarum dan pemerintah saja, tetapi juga masyarakat luas. 3

Kurangnya tanggung jawab dan kecintaan terhadap Sungai Citarum, membuat masyarakat sekitar seakan tidak memiliki rasa untuk melestarikan dan menjaga sungai dari berbagai limbah hasil aktivitas manusia. Perubahan aktivitas dan lapangan kerja menjadikan masyarakat tidak lagi memandang sungai sebagai sesuatu yang penting dan harus dijaga. Sungai dibiarkan kotor dan terus tercemar. Untuk menekan dampak negatif kerusakan sungai, pemerintah perlu lebih memberikan pengetahuan kepada warga mengenai sosialisasi UU No. 35 Tahun 1991 tentang sungai dan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA) yang diharapkan dapat mengurai permasalahan tentang kondisi Sungai Citarum saat ini. Dalam rangka mengatasi permasalahan Sungai Citarum serta untuk mendukung program kebijakan pemerintah tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum, penulis bertujuan menawarkan solusi dengan merancang sebuah media kampanye yang inofatif dengan maksud memberikan sosialisasi dan informasi agar mampu mengajak masyarakat untuk bersama mendukung program kebijakan pemerintah guna memajukan kesejahteraan masyarakat dan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan. 1.2 Identifikasi Masalah Sungai Citarum bukanlah sumber masalah. Masalah yang terjadi di Sungai Citarum saat ini adalah akibat dari Aktivitas manusia yang 4

kurang peduli terhadap lingkungan. Maka indentifikasi masalah jika diuraikan sebagai berikut : Kurangnya kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melestarikan Sungai Citarum Semakin tak terkendalinya pencemaran akibat dari aktivitas manusia di sekitar Sungai Citarum Kurangnya informasi kepada masyarakat tentang pentingnya fungsi Sungai Citarum Minimnya sosialisasi pemerintah tentang Program Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum. 1.3 Fokus masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah yang ada, maka diperlukan adanya sebuah sosialisasi merata kepada masyarakat tentang Program Sumber Daya Air Terpadu Sungai Citarum untuk dapat lebih menghargai lingkungan yang bersifat persuasif dalam rangka merehabilitasi dan mengendalikan kerusakan Sungai Citarum, guna kemakmuran masyarakat sekitar aliran Sungai Citarum untuk mencapai visi Citarum : Pemerintah dan masyarakat bekerja bersama demi terciptanya sungai yang bersih, sehat dan produktif serta membawa manfaat berkesinambungan bagi seluruh masyarakat di wilayah Sungai Citarum. 5

1.4 Tujuan Perancangan Melalui tugas akhir ini diharapkan penulis mampu membantu merehabilitasi dan mensosialisasikan program pemerintah tentang sungai dan daerah aliran sungai, serta menginformasikan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, khususnya sekitar Sungai Citarum guna mewujudkan kehidupan yang layak dan lebih baik. 6