BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG FASAKH NIKAH DALAM HUKUM ISLAM. Fasakh artinya putus atau batal. Menurut bahasa kata fasakh berasal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

MUNAKAHAT : IDDAH, RUJUK, FASAKH,KHULU DISEDIAKAN OLEH: SITI NUR ATIQAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sampai matinya salah seorang suami istri. Inilah sebenarnya yang dikehendaki

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

MAD{IAH ISTRI AKIBAT PERCERAIAN DI KELURAHAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Akibat Hukum Pengabaian Nafkah Terhadap Istri. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974.

1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar FIQIH, (Jakarta:KENCANA. 2003), Hal-141. Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: AMZAH.

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB III DEFINISI IJBAR, DASAR HUKUM DAN SYARAT IJBAR. Kata ijbar juga bisa mewajibkan untuk mengerjakan. 2 Sedangkan Ijbar

BAB IV HUKUM PERKAWINAN BAGI PENDERITA PENYAKIT IMPOTENSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG NOMOR 2055/ PDT. G/ 2012/ PA. SMG. TENTANG TALAK RAJ`I KEPADA ISTERI YANG MURTAD

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Tujuan dan Dasar Hukum Perkawinan. a. Menurut Hanabilah: nikah adalah akad yang menggunakan lafaz nikah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. nafsu syahwat semata, melainkan memiliki tujuan yang lebih dari itu di antaranya

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4053 : Fiqh Munakahat (Minggu 4 )

BAB IV. pihak lalai dalam pemenuhan hak dan kewajiban tersebut, maka masingmasing. dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama.

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

bismillahirrahmanirrahim

BAB II LANDASAN TEORI. ) diambil dari kata ( berusaha mendidiknya dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB II PEMBATALAN NIKAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

WANITA DAN PEMBUBARAN Perkahwinan dalam Islam Oleh : Abd. Muhsin Ahmad Majalah Sinar Rohani Disember 2001

BAB I PENDAHULUAN. kemudian rujuk kembali pada saat iddah istrinya hampir habis, kemudian

BAB IV ANALISIS GUGATAN SUAMI DALAM HAL MENGINGKARI KEABSAHAN ANAK YANG DILAHIRKAN ISTRINYA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB V PEMBAHASAN. penelitian, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu fokus penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan ibadah kepada-nya, tetapi sekaligus menimbulkan akibat Hukum ke

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

Prosiding Peradilan Agama ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

Nafaqah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS

BAB II TALAK DALAM HUKUM ISLAM. pemutusan itu terjadi pada masa kini (jika talak itu berupa talak bain) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

bismillahirrahmanirrahim

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB II PENGERTIAN TENTANG NAFKAH, NAFKAH IDDAH MUT AH DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN POSITIF

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

furqah artinya bercerai yaitu lawan dari berkumpul. 2

BAB I PENDAHULUAN. keturunan yang dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan syariat. bahagia yang penuh ketenangan hidup dan rasa kasih sayang 2.

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH

Transkripsi:

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG FASAKH NIKAH DALAM HUKUM ISLAM A. FASAKH NIKAH 1. Pengertian Fasakh Nikah Fasakh artinya putus atau batal. Menurut bahasa kata fasakh berasal dari bahasa arab - - yang berarti batal atau rusak. 1 Sedang menurut istilah dapat diartikan sebagai berikut: a. Menurut DR. Ahmad Al Ghundur 2 ا ھو ا دوااااذى ب Fasakh adalah batal akad (pernikahan) dan hilangnya keadaan yang menguatkan kepadanya. b. Menurut Muhammad Husain Az- Zihabi 3 أ#ا"! اد% ا Fasakh adalah akad batalnya (nikah) secara spontan. c. Menurut Sayyid Sabiq 4 ا ): & واا,طا.,ط, از* 1 Ahmad Warson Munawir, Kamus Indonesia Arab, Jakarta: Pustaka Progresif, 1996, cet. Ke-I, hlm. 92 2 Ahmad Ghundur, At-Talaq Fi Asy-Syari ah Al-Islamiyah, Wa al-qonun, Mesir: Dar Al-Ma arif, 1967, cet.ke-i, hlm. 236. 3 M.Husain Az-zihabi, Asy-syari ah al-islamiyyah, Mesir: Dar at-ta lif, 1968, cet. Ke-2, hlm 236 4 Sayyid Sabiq, Fiqih As-Sunnah, jilid2, Beirut: Dar Al-Fikr, 1992, hlm. 268. 16

Memfasakh adalah membatalkannya dan melepaskan ikatan pertalian antara kami suami isteri. d. Menurut Prof. K.H. Hasbullah Bakry SH. Fasakh adalah perceraian yang diselenggarakan oleh hakim berdasarkan atas sebab-sebab yang telah ditetapkan oleh syari ah salah satu suami/isteri sakit gila, sopak (belang), sakit kusta (lepro). Suami innin (tidak kuasa bersetubuh) suami miskin, tidak kuasa memberi makan, pakaian atau tempat kediaman kepada isterinya (seperti telah ditetapkan pada syari ah) fasakh dapat juga diminta apabila pernikahan sudah dijanjikan bahwa mempelai laki-laki atau mempelai wanita harus mempenuhi syarat-syarat tertentu, umpamanya tentang keturunan atau pekerjaan kemudian ternyata tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan itu. 5 e. Menurut Ensiklopedi Islam fasakh ialah pemutusan hubungan pernikahan oleh hakim atas permintaan suami atau isteri atau keduanya akibat timbulnya hal-hal yang dirasa berat oleh masingmasing atau salah satu pihak suami-isteri secara wajar dan tidak dapat mencapai tujuan pernikahan. 6 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasakh nikah adalah suatu bentuk perceraian yang putus hakim karena adanya hal-hal yang 5 Hasbullah Bakry, Kumpulan Lengkap Undang-Undang dan Peraturan Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Djambatan.t-th.hlm. 242. 6 Depag RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia, Jakarta: Arda Utama, 1992/1993, hlm. 282. 17

dirasa berat oleh masing-masing atau salah satu pihak suami-isteri sehingga tujuan pernikahan tidak dapat terwujud. Percerian dapat terjadi oleh berbagai faktor dalam suatu perkawinan. Perceraian merupakan realitas yang tidak dapat dihindari apabila kedua belah pihak telah mencoba untuk mencari penyelesaian dengan jalan damai yakni dengan jalan musyawarah, jika masih belum terdapat kesepakatan dan merasa tidak bisa melanjutkan keutuhan keluarga maka barulah kedua belah pihak bisa membawa permasalahan ini ke pengadilan untuk dicari jalan keluar yang terbaik. Pengadilan merupakan upaya terakhir untuk mempersatukan kembali suami dan istri yang berniat bercerai tadi dengan jalan membuka lagi pintu perdamaian dengan cara musyawarah memakai penengah yakni hakim, untuk orang yang beragama Islam akan membawa permasalahan ini kepada Pengadilan Agama sementara untuk agama lainnya merujuk kepada Pengadilan Negeri tempat mereka tinggal. Secara umum alasan perceraian dalam masyarakat adalah sudah tidak ada lagi kecocokan di antara suami dan istri yang disebabkan oleh berbagai hal. Perceraian merupakan suatu perbuatan hukum yang tentunya akan membawa pula akibat-akibat hukum tertentu Untuk lebih jelasnya, akan penulis uraikan dengan bentuk-bentuk perceraian yang lain diantaranya : 18

a. Perceraian karena kematian, yaitu jika salah seorang dari suami atau isteri meninggal dunia. 7 b. Perceraian karena talak, yaitu lepasnya tali akad nikah dengan kata talak dan semacamnya. 8 c. Perceraian karena khulu, yaitu perceraian dengan disertai sejumlah harta sebagai iwad yang diberikan oleh isteri kepada suami untuk menebus diri agar terlepas dari ikatan pernikahan, baik dengan kata khulu, mubara ah (pembebasan) maupun talak. 9 d. Perceraian karena li an, yaitu sumpah yang diucapkan oleh suami ketika ia menuduh isterinya berbuat zina dengan empat kali kesaksian bahwa ia termasuk orang yang benar dalam tuduhannya, kemudian pada sumpah kesaksian kelima, disertai pernyataan bahwa ia bersedia menerima laknat Allah jika ia berdusta dalam tuduhannya itu. 10 e. Perceraian karena ila yaitu sumpah seorang suami kepada isterinya untuk tidak mengumpulinya selama 4 bulan atau selama-lamanya. 11 f. Perceraian karena zihar, yaitu ucapan seorang suami kepada isterinya kamu seperti punggung ibuku. 12 7 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Pusat, Ilmu Fiqih, Jilid II, 1984/1985, hlm. 271. 8 Ibid, hlm. 227 9 Ibid, hlm. 251 10 Ibid, hlm. 264 11 Taqiy Ad-Din Abi Bakr, Kifayah Al-Ahyar, Juz I, Indonesia: Dar. Ihya Al- Kutub Al- Arobiyyah, t-th, hlm. 110. 12 Ibid, hlm. 113 19

g. Perceraian karena fasakh, yaitu batal dan lepasnya ikatan pernikahan antara suami isteri. Adakalanya disebabkan terjadinya kerusakan atau cacat pada akad nikah itu sendiri dan adakalanya disebabkan hal-hal yang datang kemudian yang menyebabkan akad pernikahan tersebut tidak dapat dilanjutkan. 13 2. Dasar Hukum Fasakh Nikah Adapun dasar hukum fasakh nikah yaitu: hukum islam mewajibkan suami untuk menunaikan hak-hak isteri dan memelihara isteri dengan sebaik-baiknya, tidak boleh menganiaya dan menimbulkan kemadharatan terhadapnya. Suami dilarang menyengsarakan kehidupan isteri dan menyia-nyiakan haknya. 14 Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah ayat 231 menyatakan : 9! # ھ ن ; ا ا ن, # ڧ ا ھ ن, # ڧ # ھ =!! ) ا ا=,@ة ٢٣١ Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemadharatan (QS. Al-Baqarah : 231). 15 Hukum islam tidak menghendaki adanya kemadharatan dan melarang saling menimbulkan kemadharatan. Dalam hadist dinyatakan bahwa: 13 Abdul Aziz Dahlan (eds), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I, Jakarta: Ictiar Baru Van Hoeve, 1996, cet. Ke-I, hlm. 317. 14 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Pusat, op.cit, hlm. 113. 15 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993, hlm. 56. 20

#و,ی ا=#ز.ا,ان االلهJ =% الله=و H @G 16 9 ;و 9 ;ا اL * # K Dari Amr bin Yahya Al-Maziny dari bapaknya sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada kemadharatan dan tidak boleh saling menimbulkan kemadharatan ( H.R. Malik). Menurut qaidah islam, bahwa setiap kemadharatan itu wajib dihilangkan, sebagaimana qaidah: Madharat itu dapat dihapus 17 ا=;را Berdasarkan firman Allah SWT, hadist qaidah tersebut para fuqaha menetapkan bahwa, jika dalam kehidupan suami isteri terjadi keadaan, sifat atau sikap yang menimbulkan kemadharatan pada salah satu pihak, maka pihak yang menderita madarat dapat mengambil prakarsa untuk putusnya pernikahan kemudian hakim menfasakhkan pernikahan atas dasar pengaduan pihak yang menderita tersebut. 18 3. Hal-hal yang Menyebabkan Fasakh Nikah Fasakh adakalanya disebabkan terjadinya kerusakan atau cacat nikah itu sendiri dan adakalanya disebabkan hal-hal yang datang kemudian yang menyebabkan akad pernikahan tersebut tidak dapat di lanjutkan. 16 Imam Malik bin Anas, Al-Muwatto, Beirut:Dar.Al-Fikir, 1989, cet. ke-i. hlm. 489. 17 Jalal Ad-Din, Assuyuthi, Al-Asybah wa an-nadair fi Al-Furu, Dar. Al-Fikr, t.th. hlm, 59. 18 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Pusat, op.cit, hlm. 270. 21

a. Fasakh yang disebabkan rusak atau terdapatnya cacat dalam akad nikah antara lain sebagai berikut: 1) Setelah pernikahan berlangsung dikemudian hari diketahui bahwa suami isteri adalah saudara sekandung, seayah, seibu atau saudara sepersusuan. 2) Apabila ayah atau kakek menikahkan anak laki-laki atau perempuan di bawah umur dengan orang yang juga di bawah umur, maka setelah kedua anak ini dewasa mereka berhak atau menghentikan pernikahan itu. Apabila anak itu menghentikan pernikahan tersebut, maka dinamakan fasakh. Hak pilih seperti ini oleh ulama fiqih tersebut khiyar al-bulugh. 19 b. Fasakh yang disebabkan ada penghalang setelah berlangsungnya pernikahan misalnya antara lain sebagai berikut: 1) Salah seorang diantara suami isteri itu murtad (keluar dari agama Islam). 2) Apabila pasangan suami isteri tersebut dahulunya menganut agama non islam, kemudian isterinya memeluk agama islam, maka dengan sendirinya akad pernikahan itu batal. Apabila suaminya yang masuk Islam sedangkan wanita tersebut kitabiyah (yahudi atau nasrani) maka pernikahan tersebut tidak batal. 20 19 Op cit. hlm. 73 20 Abdul Aziz Dahlan (eds), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I, Jakarta: Ictiar Baru Van Hoeve, 1996, cet. Ke-I, hlm. 317. 22

3) Suami atau isteri mempunyai penyakit yang gawat, atau cacat pada salah satu pihak yang menghalangi kehidupan seksual yang wajar. 4) Suami tidak mampu memberi nafkah. 5) Suami menghilang dalam waktu yang lama (4 bulan). 21 Dalam buku ilmu fiqih disebutkan beberapa alasan fasakh nikah yaitu: 1) Tidak adanya nafkah bagi isteri Imam Malik, Asy Syafi I, dan Ahmad berpendapat bahwa Hakim boleh menetapkan putusnya perkawinan karena suami tidak memberi nafkah pada isteri, baik karena memang tidak ada lagi nafkah itu atau suami menolak memberi nafkah. 2) Terjadi cacat atau penyakit Jika terjadi cacat atau penyakit pada salah satu pihak baik suami atau isteri sedemikian rupa sehingga mengganggu kelestarian hubungan suami isteri sebagaimana mestinya, atau menimbulkan penderitaan batin pihak yang satunya, membahayakan hidupnya, mengancam jiwanya, maka yang bersangkutan berhak mengadukan halnya kepada hakim, kemudian pengadilan memfasakh perkawinan mereka. 3) Penderitaan yang menimpa isteri. 21 Ibid. hlm. 320 23

4) Isteri yang menderita fisik atau batin karena tingkah suaminya, semisal suami menyakiti badan isteri dan menyengsarakannya, suami pergi menghilang tidak diketahui keadaannya, suami dihukum penjara dan lain sebagainya, sehingga isteri menderita lahir maupun batin, maka dalam hal ini, isteri berhak mengadukan halnya kepada hakim, kemudian pengadilan memutuskan perkawinannya. Hak untuk memutuskan perkawinan dengan jalan fasakh diberikan kepada suami atau isteri, melalui kekuasaan pengadilan agama, suami atau isteri sebagai penggugat harus mengajukan perkaranya kepada pengadilan agama dengan bukti-bukti bahwa perkawinan mereka tidak dapat diteruskan, karena ada hal-hal yang menyebabkan terjadinya fasakh. Pisahnya suami-istri akibat fasakh, berbeda dengan pisahnya karena talak. Ada talak raj i dan talak ba in. Talak raj i tidak mengakhiri ikatan suami-istri dengan seketika itu juga. Adapun fasakh baik karena hal-hal yang terjadi belakangan maupun karena adanya syarat-syarat yang tidak terpenuhi. Ia mengakhiri perkawinan seketika itu selain itu, pisahnya suami-istri karena tidak dapat mengurangi bilangan talak. 22 Sedangkan pisahnya suami isteri karena fasakh, hal ini tidak berarti mengurangi bilangan talak, meskipun terjadinya fasakh karena khiyar 22 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, Jakarta: Penerbit Perdana Media Group, Cet. III, 2002, hlm.143-144. 24

balig, kemudian kedua suami isteri tersebut menikah dengan akad baru lagi, maka suami mempunyai kesempatan tiga kali talak. Ahli fiqih golongan hanafi membuat rumusan umum untuk membedakan pengertian pisahnya suami isteri sebab talak dan sebab fasakh, mereka berkata, Pisahnya suami isteri karena suami sama sekali tidak ada pengaruh isteri disebut talak dan setiap perpisahan suami isteri karena isteri, bukan karena suami dan sama sekali tidak ada pengaruh isteri disebut talak. Dan setiap perpisahan suami isteri karena isteri, bukan karena suami, atau karena suami tetap dengan pengaruh dari isteri disebut fasakh. Mengenai masa pelaksanaan fasakh, terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama. Imam Syafi I berkata, Harus menunggu selama tiga hari sedang Imam Malik mengatakan, Harus menunggu selama satu bulan dan Imam Hambali mengatakan, Harus menunggu selama satu tahun. Semua itu maksudnya adalah selama masa tersebut laki-laki boleh mengambil keputusan akan bercerai atau memberikan nafkah bila isteri tidak rela lagi, kalau istrinya mau menunggu, dan ia rela dengan ada belanja dari suaminya, maka tidak perlu difasakhkan sebab nafkah itu adalah haknya. Menurut hukum positif fasakh diatur dalam Pasal 39 ayat (2) UU No.1 Tahun 1974 Jo Pasal 116 huruf (h) Kompilasi Hukum Islam tentang 25

Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga. Menurut ahli fiqih, dua sebab terjadinya fasakh tersebut adakalanya terjadi dengan sendirinya dan ada pula yang harus melalui campur tangan hakim. Bentuk-bentuk fasakh yang terjadi dengan sendirinya diantaranya sebagai berikut: a. Fasakh terjadi karena rusaknya akad pernikahan yang diketahui setelah pernikahan berlangsung, seperti pernikahan tanpa saksi dan mengawini mahram. b. Fasakh terjadi karena isteri dimerdekakan dari status budak. Sedangkan suaminya tetap berstatus budak. c. Fasakh terjadi karena pernikahan yang dilakukan adalah nikah mut ah. d. Fasakh terjadi karena mengawini wanita dalam masa iddah. Apapun fasakh yang memerlukan campur tangan hakim antara lain sebagai berikut: a. Fasakh disebabkan isteri merasa tidak kafaah dengan suaminya. b. Fasakh disebabkan mahar isteri tidak dibayar penuh sesuai dengan yang dijanjikan. c. Fasakh melalui khiyar al-bulugh. d. Fasakh akibat sabah seorang suami atau isteri menderita penyakit gila. 26

e. Fasakh terjadi karena isteri yang musyrik tidak mau masuk Islam setelah suaminya masuk Islam, sedangkan wanita tersebut menuntut perceraian dari suaminya. f. Fasakh disebabkan salah seorang suami atau isteri murtad dan menjadi musyrik atau musyrikah. g. Menurut ulama madzhab hanafi, fasakh juga bisa terjadi melalui campur tangan hakim. Apabila salah seorang berada di Darul Islam, baik yang di Darul Islam itu muslim maupun Zimi, sedangkan yang lainnya adalah kafir dan berada di Darul Harbi. Akan tetapi Jamhur Ulama menyatakan bahwa fasakh tidak terjadi dengan berbeda daerah tempat tinggal pasangan suami isteri tersebut (Darul Islam dan Darul Harbi). h. Fasakh terjadi karena li an. i. Ulama madzhab Hambali juga memasukkan khulu dan ila apabila masa ila nya sudah habis. j. Fasakh disebabkan adanya cacat baik pada suami maupun pada isteri. k. Menurut Jumhur Ulama, hakim juga harus campur tangan dalam fasakh yang disebabkan suami tidak mampu memberi nafkah, baik pangan, sandang, maupun papan. l. Fasakh disebabkan suami ghaib (melakukan perjalanan keluar daerah atau menghilang) lebih dari enam bulan tanpa berita dan nafkah. 27

m. Fasakh karena suami di penjara. 23 4. Akibat Fasakh Nikah Fasakh yang semula dapat membatalkan akad, maka disini timbul beberapa ketentuan hukum misalnya: tidak ada kewajiban, mahar, haram kawin untuk selama-lamanya, bila fasakh itu terjadi dengan mahram. Disamping itu tidak mesti menunggu keputusan hakim. Namun dalam kasus-kasus lain biasanya lebih banyak harus diputuskan oleh hakim. Disini juga, perceraian tidak dihubungkan dengan masa iddah. Akan tetapi, pada fasakh karena sebab yang datang setelah akad, maka jika itu dari isteri sebelum ditentukan mahar, maka mahar itu gugur seluruhnya. Akan tetapi, jika fasakh itu dari suami maka ia wajib membayar setengah dari mahar itu. Disini perceraian itu sifatnya sementara dan dihubungkan dengan masa iddah. 24 Adapun masa iddahnya berlaku seperti iddah talak. 25 Disamping itu, baik bentuk fasakh yang pertama atau kedua, menyebabkan perceraian, umumnya terdapat pada saat itu juga. Ketentuan hukum yang lain ialah bahwa perceraian dengan jalan fasakh tidak mengurangi jumlah talak. 26 Dan bekas isteri tidak boleh dirujuk oleh bekas suaminya. Jika suami mau mengambil isterinya itu kembali, maka suami tersebut harus nikah lagi. 27 23 Ibid, hlm. 318. 24 Depag RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, op.cit, hlm. 285. 25 Ahmad Rofiqoh, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, cet.ke-i, hlm 316. 26 Depag RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, loc.cit. 27 Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Tintamas, 1968, hlm. 87. 28