BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2000, kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua kematian) di seluruh dunia, menyusul kejadian kematian akibat penyakit kardiovaskuler (30% dari semua kematian) dan penyakit menular (19% dari semua kematian) (WHO,2001). Kecenderungan ini lebih mencolok di negara-negara Asia dimana jumlah kematian akibat kanker pertahun pada tahun 2002 sebesar 3,5 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 8,1 juta pada tahun 2020 (www.depkes.go.id). Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum pada wanita, insidensinya meningkat setiap tahunnya. Kanker payudara juga merupakan penyebab utama kematian pada penderita kanker. American Cancer Society melaporkan 182.460 kasus kanker payudara pada tahun 2008 (26% dari kasus kanker total) di Amerika Serikat. Di antara mereka, 40.480 meninggal karena penyakit ini (Nugroho et al., 2012). 1
2 Sementara itu di Indonesia, sepuluh peringkat neoplasma ganas pasien rawat inap di rumah sakit sejak tahun 2004 hingga tahun 2008 tidak banyak berubah. Tiga peringkat pertama adalah neoplasma ganas payudara disusul neoplasma ganas serviks uterus dan neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik (Profil kesehatan Indonesia 2008). Pengobatan penyakit kanker dengan obat-obatan menjadi semakin penting dengan ditemukannya beberapa zat dari kelas berbeda, seperti obat-obat sitotoksik dan hormon (van Boxtel et al., 2001). Berbagai macam senyawa telah dikembangkan untuk melawan kanker meliputi senyawa-senyawa pengalkilasi, antimetabolit, obat-obat radiomimetik, hormon dan senyawa antagonis (Cram et al., 1992; Calabresi and Chabner, 1991; Hoppe et al., 1992; Lorgan et al., 1996). Jenis senyawasenyawa tersebut banyak menimbulkan efek samping yang merugikan (Green et al., 1982; Herzig et al., 1987). Doksorubisin merupakan salah satu contoh agen kemoterapi yang telah banyak digunakan untuk pengobatan kanker. Doksorubisin memiliki afinitas tinggi sehingga mampu mengikat DNA secara interkalasi dengan menghambat topoisomerase II dan mencegah sintesis DNA dan RNA. Dengan cara itu, doksorubisin mampu menyebabkan sel
3 kanker mati secara langsung sehingga dapat menekan progresi tumor ( Howland et al., 2006). Meskipun memiliki khasiat antikanker yang tinggi, penggunaan doksorubisin dalam kemoterapi kini semakin terbatas karena efek sampingnya yang telah diketahui berupa toksisitas pada jantung, ginjal, paru, testis, dan hematologi (Patil and Balaraman, 2009). Sekarang ini banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari senyawa antikanker baru dengan harapan sifat yang lebih baik ( Astuti et al., 2005). Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan-bahan alam yang diyakini dapat menyembuhkan dan menekan efek samping obat (Ganiswara & Nafrialdi, 1995). Pemanfaatan obat alam sebagai salah satu obat kanker saat ini telah banyak dieksplorasi (Salamah et al., 2010). Salah satunya adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A.Gray] yang telah banyak digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit (Obafemi et al., 2006). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak eter kembang bulan mempunyai efek sitotoksik pada sel HTC-116. Di sisi lain ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol berturut-turut mampu menghambat proliferasi sel kanker kolon (Col-2), dan
4 anti leukemia (Goffin et al., 2002; Gu et al., 2002). Isolat B2 dari daun kembang bulan (T. diversifolia) paling aktif dan selektif pada sel kanker kolon (WiDr) dengan IC50=0,585 ug/ml, dengan indeks selektivitas 69, 015. Disimpulkan juga bahwa isolat B2 dapat menyebabkan kematian sel kanker WiDr seirama dengan dosis (dosedependent) dan waktu inkubasi sampel (time-dependent)( Wahyuningsih dan Wijayanti,2009). Tanaman Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) digunakan sejak lama secara empiris oleh masyarakat untuk berbagai macam pengobatan, dimana salah satunya adalah penyakit kanker. Kunyit diketahui memiliki kandungan senyawa aktif kelompok kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksi kurkumin, trietil kurkumin, dan bisdesmetoksi kurkumin (Meiyanto, 1999). Berdasarkan fakta tersebut maka pencampuran kedua tanaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan potensinya sebagai antikanker dan menurunkan toksisitasnya. Pembuktian khasiat kombinasi T. diversifolia dan C. domestica pada hewan coba model kanker payudara perlu dilakukan untuk mengkaji apakah kedua ekstrak tersebut mampu menghambat pertumbuhan kanker payudara pada tikus model.
5 Keberhasilan pengobatan kanker payudara menggunakan kedua jenis tanaman tradisional ini, sangat dipengaruhi oleh keadaan nodul kanker payudara dari hewan coba itu sendiri. Oleh karena itu, jumlah nodul dan volume nodul sangat penting untuk diperhatikan. Selain itu, pengukuran tingkat keberhasilan pengobatan juga dapat dilakukan dengan cara melihat berat badan dari tikus selama diberi perlakuan. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka disusunlah rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah efek campuran ekstrak etanol Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray dan Curcuma domestica terhadap berat badan tikus model kanker payudara? 2. Bagaimanakah efek campuran ekstrak etanol Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray dan Curcuma domestica terhadap nodul tikus model kanker payudara?
6 I.3. Tujuan Penelitian I.3.1. Tujuan umum Menentukan potensi campuran ekstrak etanol T. diversifolia (Hemsley) A. Gray dan C. domestica pada hewan model kanker payudara. I.3.2. Tujuan khusus 1. Mengkaji efek campuran ekstrak Tithonia diversifolia dan Curcuma domestica terhadap berat badan tikus model kanker payudara. 2. Mengkaji efek campuran ekstrak Tithonia diversifolia dan Curcuma domestica terhadap nodul kanker tikus model kanker payudara. I.4. Keaslian Penelitian Dari laporan penelitian Risbin Iptekdok tahap I oleh Wahyuningsih dan Wijayanti (2009) didapatkan bahwa isolat B2 dari daun kembang bulan (T. diversifolia) paling aktif dan selektif pada sel kanker kolon (WiDr) dengan IC50=0,585 ug/ml, dengan indeks selektivitas 69,015. Disimpulkan juga bahwa isolat B2 dapat menyebabkan kematian sel kanker WiDr seirama dengan dosis (dose-dependent) dan waktu inkubasi sampel (timedependent). Sedangkan kurkumin memiliki aktivitas
7 antioksidan dan aktivitas antiinflamasi, serta aktivitas antikarsinogenik pada kanker usus dan kanker payudara (Aggarwal et al.,2005; Choudhuri et al., 2005). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan adalah, penggunaan campuran ekstrak etanol 70% daun kembang bulan dan rimpang kunyit belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Pada penelitian sebelumnya para peneliti hanya menggunakan salah satu ekstrak dari daun kembang bulan atau rimpang kunyit saja. I.5. Manfaat Penelitian Penelitian menggunakan tikus betina yang diinduksi dengan 7,12-dimethylbenz[a]antrasene (DMBA) untuk melihat gambaran kanker payudara yang terjadi pada tikus berupa nodul (benjolan) sehingga dapat diketahui aktivitas ekstrak T. diversifolia dan Curcuma domestica dalam kemampuannya menurunkan jumlah dan volume nodul kanker payudara. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan campuran ekstrak T. diversifolia dan Curcuma domestica menjadi Obat Herbal Terstandar sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan kanker payudara khususnya oleh masyarakat.