BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang terdapat dalam firman Allah:

dokumen-dokumen yang mirip
TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

BAB V PEMBAHASAN. bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Ulul Albaab: Logo UIN Malang

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

Hakikat Manusia Menurut Islam

JAWABAN ESSAI Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Kelas XII Penilaian Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018

BIMBINGAN TAUHID UNTUK PEMULA DAN ANAK-ANAK

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

MAKALAH Menganalisis Q.S Ali Imran ayat

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

DZIKIR PAGI (Dibaca dari shalat subuh hingga terbit matahari)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam Bab : 1 Eksistensi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. SWT yang harus dididik dan dibina. Dalam hal ini orang tualah yang. sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl: 125

DOA DELAPAN PULUH AYAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan. bangsa akan menjadi bodoh dan mudah dibodohi oleh bangsa lain.

Renungan Pergantian Tahun

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

ISLAM MENJADI SUMBER MOTIVASI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

A. Latar Belakang Penelitian

Mutiara Islahul Qulub 3

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab

2014 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Pendidikan Agama Islam

Mengimani Kehendak Allah

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kehidupan Seorang Pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB IX MACAM - MACAM SUJUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Maulid Nabi Muhammad s.a.w.

EFEK KESEHARIAN TAKWA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

Berpikir kritis dan Bersikap Demokratis

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

= DAILY MOTIVATION SKILL = disampaikan oleh

"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB V PEMBAHASAN. siswa melalui ekstrakurikuler marching band di MTa Al-Ma arif. pada jam latihan marching band maupun pada jam pembelajaran.

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Disebarluaskan melalui: website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

JIKA WAKTU TERSIA-SIAKAN..

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

Sucikan Diri Benahi Hati

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Kaidah Memahami Tauhid

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.6 Nabi Ibrahim AS., Nabi Ismail AS., Nabi Luth AS., dan Nabi Ishaq AS.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

"Sesungguhnya kamu (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" (Az Zumar : 30)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah Swt. yang memiliki berbagai kemampuan dan memiliki unsur yang sangat kompleks. Seperti ungkapan Madjid (2008, hal. 259-260) menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk tertinggi (ahsanu taqwīm), puncak ciptaan Tuhan karena itu manusia memperoleh status amat mulia. Seperti yang terdapat dalam firman Allah: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman, hal. "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqaraħ [2]: 30) Dengan demikian pada hakikatnya manusia adalah wakil Allah di bumi (alam) karena manusia sebagai pelaksana dari kekuasaan dan kehendak (qudrat dan irādat) Tuhan. Hal itu manusia harus bisa menjaga keutuhan muka bumi dengan memanfaatkan sebaik mungkin dunia dan seisi-nya. Selain itu, menurut Zuharaini, dkk. (2008, hal. 75) Islam berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan perkaitan antara badan dan ruh. Unsur jasmani merupakan salah satu esensi (hakikat) manusia. Tetapi akal adalah salah satu aspek penting dalam hakikat manusia. Ini dijelaskan lebih banyak dalam Alquran. Menurut Harun Nasution dalam (Tafsir, 2012, hal. 17) 1

2 Ada tujuh kata yang digunakan Alquran untuk mewakili konsep akal, yaitu, a. Kata nazara dalam QS. Qāf ayat 6-7; QS. Al-Ţariq ayat 5-7; Al- Gasiyyaħ ayat 17-20; b. Kata tadabbara dalam QS. Şād ayat 29 dan QS. Muḥammad ayat 24 c. Kata tafakkara dalam QS. Al-Nahl ayat 68-69 dan Al-Jaŝiyaħ ayat 12-13 d. Kata faqiha e. Kata tażakkara f. Kata fahima g. Kata aqala. Aspek lainnya adalah ruh atau ruhani. Penjelasan Alquran tentang aspek ini terdapat di dalam Alquran antara lain adalah surat Al- Hijr ayat 29 dan Aurat Şād ayat 72. Untuk mencapai manusia yang dapat mengembangkan akalnya maka diperlukannya pendidikan. Karena pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan sepanjang hidup, sebagai suatu kebutuhan, fungsi sosial, dan sarana pertumbuhan individu untuk meningkatkan harta martabat dan kualitas sumber daya insani. Seperti yang diungkapkan diungkapan oleh Mulyasana (2011, hal. 2) Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan. Dalam pendidikan Islam, menurut Jalaluddin (2003, hal. 74) mengartikan bahwa pendidikan Islam sebagai usaha pembinaan dan pengembangan potensi manusia secara optimal yang berpedoman kepada syariat Islam guna tercipta suatu kondisi kehidupan yang aman, harmonis, dan berkualitas, serta memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Karena itu pendidikan bukan hanya sekadar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi pendidikan yaitu Pewarisan Pengetahuan (Transfer Of Knowledge), Pewarisan Budaya (Transfer Of Culture), dan Pewarisan Nilai (Transfer Of Value) (Syahidin, 2009, hal. 2). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan memiliki peran vital guna terciptanya kehidupan yang bermartabat dan manusia yang ideal. Maka dari itu proses pendidikan dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari peran guru di sekolah. Berhasil atau gagalnya pendidikan diantaranya ditentukan oleh komponen tersebut. Mulai dari kemapanan ilmu pengetahuan

3 guru, sampai kemampuan guru dalam menguasai objek pendidikan, berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh kualitas seorang guru. Agar hasil yang direncanakan tercapai semaksimal mungkin. Disinilah pentingnya, kualitas seorang guru dalam mengoptimalkan pembelajaran di sekolah. Seperti yang terdapat dalam UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang Guru dan Dosen, secara eksplisit menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Kemendikbud, 2009, hal. 151). Pada kenyataannya bisa diasumsikan bahwa masih ada kualitas guru tidak sesuai yang diharapkan. Seperti yang terdapat dalam data Margaret Puspitarini (2014) dalam news.okezone.com, mengemukakan bahwa: Jakarta - Mutu pendidikan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Penelitian Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia pada posisi terbawah kedua dari 65 negara yang diteliti dalam hal pencapaian mutu pendidikan. Penelitian itu memperlihatkan ada sesuatu yang salah dalam sistem dan kebijakan pendidikan di Indonesia. Padahal, pendidikan merupakan elemen penting dalam upaya pembentukan generasi serta pengembangan ekonomi yang lebih baik. Semakin baik kualitas pendidikan di daerah semakin baik pula pertumbuhan di daerah tersebut. Salah satu faktor penyebab mutu pendidikan Indonesia rendah adalah kualitas guru yang belum memenuhi standar kualifikasi. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2010 menunjukkan, standar kualifikasi lebih dari 54 persen guru di Indonesia perlu ditingkatkan. Kondisi itu merupakan akibat dari jumlah lembaga pelatihan guru yang tidak sebanding dengan jumlah guru. Maka jangan heran ketika para guru tidak mendapatkan pelatihan yang merata. Selain itu data yang terdapat dalam Maniati (2010) dalam republika.co.id: Jakarta -- Pengamat Pendidikan Islam Tutty Alawiyah mengatakan, rendahnya kualitas pendidikan Indonesia dikarenakan mutu atau kualitas guru yang juga rendah. Untuk itu, perlunya program peningkatan kompetensi guru agar guru Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.

4 "Peningkatan mutu pendidikan guru ini harus dilakukan baik untuk sekolah umum atau madrasah. Sehingga kualitas pendidikan kita akan meningkat," ujar Tutty Alawiyah kepada ROL, Selasa (20/10). Ia menjelaskan, rendahnya mutu atau kualitas guru disebabkan karena keengganan guru untuk menambah wawasannya. Guru seringkali merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki sehingga tidak ingin untuk mengupgradenya. Untuk itu pentingnya program dari pemerintah dalam hal ini kementerian agama dan kemendikbud untuk memberikan pelatihan atau worskhop untuk meningkatkan mutu pendidikan guru madrasah dan sekolah. Program peningkatan mutu dan kualitas guru ini juga harus menyasar guru yang masih berstatus swasta. Hal ini mengingat jumlah madrasah masih banyak yang swasta. Hal itu diperkuat oleh Sudarma (2013, hal. 24) yang menunjukan bahwa dari melihat hasil Uji Kompetensi Guru (UKG): Sebagaimana dipublikasikan dalam media massa, hasil sementara Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang pertama tahun 2012, rata-rata 4,45. Jauh dari batas minimal yang ditetapkan, yakni 7 (tujuh). Nilai rata-rata ujian tertinggi diraih oleh para guru di Provinsi DI Yogyakarta, sementara nilai rata-rata terendah diperoleh Provinsi Maluku. Dalam tahap pertama itu, ada guru yang mendapatkan nilai Nol (0) pada saat mengikuti Ujian Kompetensi Guru. Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu adanya perbaikan terhadap kualitas kompetensi demi terwujudnya profesionalisme yang lebih baik serta tumbuhnya pendidikan yang sesuai diharapkan karena masyarakat akan mempertanyakan pendidikan dalam jenjang formal yang telah dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan Saroni (2011, hal. 229) masih banyak seorang guru yang menjalankan tugas dan kewajibannya tidak sesuai dengan profesionalisme guru. Karena banyaknya guru yang berangkat menjadi guru bukan karena keinginannya, tetapi didasari atas keterpaksaan. Alquran telah hadir sebagai pedoman hidup manusia, tanpa pegangan atau pedoman manusia akan kehilangan arah. Kehidupan manusia penuh dengan berbagai persoalan dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Alquran menjadi pedoman yang lengkap bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan alam lingkungannya.

5 Di dalam Alquran terdapat kata Ūlūl Albāb, Ūlūl Albāb merupakan apresiasi dari Allah Swt. kepada manusia yang dapat mengoptimalkan akalnya. Seperti Ūlūl Albāb menurut Utoyo (2011, hal. 84): Termasuk orang-orang yang dalam dirinya telah terintegrasi secara sinergik dua potensi insani, yakni Kompetensi (IQ, pemikiran mendalam) dan Karakter (EQ dan akhlak mulia) yang bersumber dari keimanan yang mantap kepada Sang Pencipta (SQ). Itulah sosok pribadi tangguh, seperti diungkap Alquran, yang layak menjadi karakter bagi komunitas profesional pada abad teknologi canggih ini. Ūlūl Albāb menurut Hadhiri (2002, hal. 225) terdapat 16 kali (QS. al- Baqaraħ [2]:179, 197 dan 269); (QS. Ali Imrān [3]:7 dan 190); (QS. al-māidaħ [5]:100); (QS. Yūsuf [12]:111); (QS. al-ra d 13]:19); (QS. Ibrāhīm [14]:52; (QS. Şad [38]:29 dan 43); (QS. al-zumar [39]:9, 18 dan 21); (QS. Gafir [40]:54); (QS. Ţalaq [66]:10). Penjelasan dan tafsiran dari makna Ūlūl Albāb dari suraħ-suraħ di atas, Shihab (2007a, hal. 394) menafsirkan dalam suraħ al-baqaraħ ayat 179, yakni menegaskan bahwa melalui ditetapkannya hukum qişaş terdapat jaminan kelangsungan hidup bagi manusia. Hikmah ini tidak dipahami oleh semua orang, tetapi mereka yang memiliki akal yang jernih. Dalam al-baqaraħ ayat 197, maknanya berbekalah maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dapat juga dipahami dalam arti berbekallah dan bertakwalah kepada Allah dalam menyiapkan dan membawa bekal. Dan pesannya diakhiri dengan perintah bertakwa sekali lagi yaitu firman-nya, dan bertakwalah kepada-ku, wahai Ūlūl Albāb (Shihab, 2007a, hal. 435). Al-Baqaraħ ayat 269, hikmah disini menurut Shihab (2007a, hal. 581) dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindar dari yang buruk. Tetapi tidak semua menggunakan potensinya mengasah dan mengasuh jiwanya, hanya Ūlūl Albāb yang dapat mengambil pelajaran. Menurut Shihab (2007a, hal. 16) ayat Ali Imrān ayat 7, jika seseorang memperturutkan akalnya semata-mata apalagi akal yang dipenuhi oleh kabutkabut ide, maka tidak mustahil akan tergelincir.

6 Dalam suraħ Ali Imrān ayat 190, ditegaskan manusia untuk berpikir karena sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang-bintang yang terdapat di langit atau dalam pengaturan sistem kerja langit sangat teliti, serta kejadian dan perputaran bumi dan porosnya yang melahirkan silihnya berganti malam dan siang perbedaanya baik dalam masa, maupun dalam panjang pendeknya mendapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi Ūlūl Albāb, yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni (Shihab, 2002a, hal. 306-307). Menurut Shihab (2007b, hal. 214) dalam suraħ al-māidaħ ayat 100, ayat ini diperintahkan-nya kepada Nabi Muḥammad, Tidak sama nilainya di sisi Allah dan dampaknya di hari Kemudian hal-hal yang buruk dengan hal-hal yang baik, meskipun banyaknya yakni kuantitas yang buruk itu menarik hatimu, karena sedikit yang berkualitas lebih baik dari pada yang tidak banyak tapi tidak berkualitas. Sehingga kamu termasuk kelompok mereka yang berkualitas, hai Ūlūl Albāb. Dalam Yūsuf ayat 111, menegaskan tentang kisah Nabi Yūsuf as. ini dan kisah-kisah para Rasul yang lain yang disampaikan-nya bahwa demi Allah, sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (Shihab, 2007b, hal. 538-539). Surat Ar-Ra d ayat 19, menurut Shihab (2007b, hal. 589) adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu wahai Muḥammad mengetahuinya bahwa ia adalah kebenaran dan yang diibaratkan dengan air atau logam murni itu, sama dengan orang yang buta yang serupa dengan buih dan kotoran logam itu? Pastilah tidak sama! Hanyalah orang-orang berakal saja yang dapat menyadari perumpamaan dan mengambil pelajaran. Menurut Hamka (1983c, hal. 165) suraħ Ibrāhīm ayat 52, menegaskan bahwa Nabi Muḥammad saw. sudah diperintahkan mengeluarkan manusia dari sifat keburukan, kepada ketauhidan dan terpuji, dan hanya Allah Swt. yang lebih mengerti, tidak lain hanyalah Ūlūl Albāb. Menurut Kaŝir (2004, hal. 64-65) suraħ Şad ayat 29 maksudnya memberikan arahan kepada tujuan-tujuan yang benar dan sumber rasional yang tepat, yaitu orang-orang yang memiliki akal. Selain itu makna ayat Shaad ayat 43,

7 menurut Kaŝir (2004, hal. 73) al-ḥasan dan Qatadaħ berkata: Allah Swt. menghidupkan mereka kembali dan menambahkan orang-orang seperti mereka. Suraħ az-zumar ayat 9, menurut ash-shiddieqy (2000, hal. 3543) maksudnya orang yang beribadah di tengah malam mengharapkan kepada rahmat- Nya itu tidak sama dengan orang yang berbuat durhaka dan orang yang mengambil pelajaran yang akan memahaminya yakni Ūlūl Albāb. Sedangkan az-zumar ayat 18, menurut ash-shiddieqy (2000, hal. 3548-3549) menegaskan kegembiraan bagi yang menjauhkan diri dari menyembah selain Allah, mereka yang diberi taufik oleh Allah. Orang itulah yang mempunyai akal yang sehat dan fitrah murni. Az-Zumar ayat 21, ash-shiddieqy (2000, hal. 3551) menafsirkan untuk mereka yang memahami hakikat sesuatu, lalu mengambil pelajaran dan meyakini bahwa hidup di dunia ini sama halnya dengan tanaman. Tumbuh menghijau kemudian kering dan akhirnya hancur. Ibnu Kaŝir (2004, hal. 177) dalam suraħ Al-Mu min ayat 54 maksudnya petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir, yakni akal sehat yang selamat Menurut ash-shiddieqy (2000, hal. 4269) dalam suraħ ath-ţalāq ayat 10. Maksudnya, Allah Swt. telah membangkitkan Rasul Muḥammad yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu, yaitu ayat yang menerangkan segala pokok hukum dan menunjukan kepada kebajikan. Pandangan para mufasir dari kebanyakan ayat tentang Ūlūl Albāb di atas ternyata memiliki karakteristik yang berbeda antara satu ayat dengan yang lainnya, tetapi dalam penelitian ini difokuskan mengkaji suraħ Ali Imrān ayat 190 dengan kompetensi guru dikarenakan ayat tersebut seperti menurut Shihab menunjukan senantiasa berpikir tentang ciptaan Allah. Selain itu menambahkan juga dalam Ali Imrān yakni ayat 191-192 karena mengandung arti untuk berdoa dan berdzikir kepada-nya agar diampuni dosa-dosanya, seperti dalam firman-nya ayat tersebut yakni:

8 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS. Ali Imrān[3]: 190-192) Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji suraħ Ali Imrān ayat 190-192 dan kaitannya dengan kompetensi guru hal tersebut dikarenakan seorang guru memiliki peran vital demi berlangsungnya pendidikan yang ideal dalam membentuk peserta didik yang bermartabat dan berakhlak mulia. Untuk itu penelitian ini berjudul Karakteristik Ūlūl Albāb Dalam Alquran dan Relevansinya terhadap Kompetensi Guru B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, hal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Dalam Alquran, Allah memberikan apresiasi terhadap orang yang mengembangkan akal pikirannya dengan nama Ūlūl Albāb. 2. Bisa diasumsikan karakteristik Ūlūl Albāb dalam Alquran suraħ Ali Imrān ayat 190-192 memiliki kaitan utuh dengan kompetensi guru. 3. Guru termasuk komponen yang penting supaya terciptanya seorang murid yang berakhlak mulia. 4. Seorang guru belum seluruhnya memiliki kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen.

9 C. Batasan Masalah Supaya lebih terfokus, terarah dan tidak meluas maka perlu membatasi penelitian. Penelitian ini yakni membahas karakteristik Ūlūl Albāb dalam Alquran suraħ Ali Imrān ayat 190-192 dan relevansinya terhadap kompetensi guru yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 10 ayat (1) yang dinyatakan bahwa Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. D. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. (Suriasumantri, 2010, hal. 132). Adapun secara umum, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yakni bagaimana karakteristik Ūlūl Albāb dalam Alquran dan relevansinya terhadap kompetensi guru. Apabila dirincikan yakni sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik Ūlūl Albāb yang terdapat dalam Alquran Suraħ Ali Imrān[3]: 190-192? 2. Bagaimana relevansinya terhadap kompetensi guru? E. Tujuan Penelitan 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum untuk meneliti bagaimana karakteristik Ūlūl Albāb dalam Alquran serta relevansinya terhadap kompetensi guru. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khususnya yakni penjabaran dari tujuan umum, tujuan khususnya sebagai berikut: a. Untuk mengetahui karakteristik Ūlūl Albāb yang terdapat dalam Alquran Suraħ Ali Imrān[3]: 190-192. b. Untuk mengetahui relevansinya terhadap kompetensi guru dalam Suraħ Ali Imrān[3]: 190-192.

10 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan mampu menjawab segala permasalahan mengenai karakteristik Ūlūl Albāb dalam Alquran serta relevansinya terhadap kompetensi guru. Semoga penelitian ini bisa dijadikan rujukan bagi guru-guru supaya dapat mendidik lebih baik lagi. Untuk itu manfaat dari penelitian ini dibagi ke dalam dua macam yakni yang bersifat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian Secara umum, manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih terhadap keilmuan tafsir pendidikan khususnya menambah pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti berharap dapat memeberikan manfaat dan kontribusi yang nyata bagi berbagai pihak, seperti: a. Bagi dosen atau pengajar Pendidikan Agama Islam khususnya dan umumnya seluruh civitas akademik lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan positif sebagai bahan ajar perkuliahan khususnya. b. Bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam, penelitian ini dharapkan menjadi salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa, untuk mengembangkannya. G. Organisasi Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan bagaimana latar belakang yang diungkapkan peneliti mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut. Pada bab ini juga disebutkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika yang digunakan. BAB II KAJIAN PUSTAKA

11 Pada bab ini memberikan konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada prinsipnya berisi: konsep-konsep/teori-teori, penelitian, posisi teoretis peneliti. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan peneliti. Pada bagian ini mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai penelitian yang diterapkan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.