Analisis Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

Gambar 1.1. Tanaman Sagu Spesies Mitroxylon Sago

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

Penggunaan serat bambu pada campuran beton untuk meningkatkan daktalitas pada keruntuhan beton

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BETON MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH SERAT AREN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATAKO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KULIT SINGKONG MENJADI PAVING BLOCK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI MERAK DAN AGREGAT KASAR DARI BATU GADUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU NORMAL

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Kata kunci : cangkang sawit, kuat tekan, metode DoE.

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

PENGGUNAAN SEKAM PADI DENGAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PAPAN SEMEN DEKORATIF

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

SARFIN HALIM

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

STUDI MENGENAI PENGARUH KADAR UDARA PADA PERHITUNGAN VOLUME ABSOLUT CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

Tabel 5.6. Penyerapan Air Bata Beton Ringan CKS. No. Berat Benda Uji Nilai Benda Uji. A (gr) (SSD)

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

Transkripsi:

Analisis Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit ZAINURI 1*, G. YANTI 2* dan S. W. MEGASARI 3* 1,2,3 Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru 28265,Indonesia *Corresponding author: zainuri@unilak.ac.id; gusneli@unilak.ac.id; shanti@unilak.ac.id Abstrak: Provinsi Riau memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas peringkat pertama di Indonesia, dengan luas 2.399.172 hektar berdasarkan data BPS tahun 2014. Limbah pelepah kelapa sawit setiap hektar ± 3,108 ton/bulan. Dalam setahun setiap hektar menghasilkan limbah pelepah kelapa sawit 37,296 ton. Potensi serat pelepah kelapa sawit masih harus ditemukan, salah satunya sebagai bahan tambah pada pembuatan batako. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak penambahan serat terhadap nilai kuat tekan batako. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental.hasil yang diperoleh adalah penambahan serat pelepah kelapa sawit 1% dapat meningkatkan nilai kuat tekan rata-rata batakoserat sebesar 111,34 kg/cm 2 di atas nilai batako normal yang bernilai rata-rata 104,28 kg/cm 2 ; penambahan serat pelepah kelapa sawit 3% dan 5% menurunkan nilai kuat tekan di bawah batako-normal dengan nilai kuat tekan rata-rata 70,61 kg/cm 2 dan 68,98 kg/cm 2. Temuan dari penelitian ini adalah penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% pada pembuatan batako-serat dapat meningkatkan nilai kuat tekan dari batako-normal. Karena itu, penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% dari berat semen direkomendasikan pada pembuatan batako serat dengan capaian mutu I SNI 03-0349-1989. Kata kunci: batako, serat, kuat tekan 1. PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas peringkat pertama di Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau berdasarkan data BPS tahun 2014 adalah 2.399.172 hektar. Setiap hektar lahan perkebunan dapat ditanami 148 pohon. Kelapa sawit yang sudah cukup umur akan menghasilkan limbah sekurang-kurangnya 2 pelepah setiap pohon dalam sekali panen. Potensi limbah pelepah kelapa sawit setiap hektar ±3,108 ton/bulan. Dalam setahun setiap hektar menghasilkan limbah pelepah kelapa sawit 37,296 ton. Dengan luasan perkebunan yang ada dapat diperhitungkan limbah pelepah kelapa sawit yang dihasilkan terusmenerus. Pelepah kelapa sawit memiliki serat yang belum dimanfaatkan. Beberapa serat organik yang berasal dari tumbuhan lain sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku produk yang diperlukan. Serat-serat organik yang sudah banyak dimanfaatkan seperti serat kelapa/sabut, serat enceng gondok, serat nenas, serat rami/yute, ijuk dan lain-lain. Peluang pemanfaatan serat pelepah kelapa sawit sama besarnya serat organik lainnya. Potensi serat pelepah kelapa sawit yang masih harus ditemukan menjadi pertimbangan untuk memanfaatkan selain tujuan mengurangi limbah yang dapat menjadi bahan pencemar. Bahan bangunan seperti batako-serat sudah mulai dikenal dan memiliki keunggulan tersendiri. Pemakaian serat pelepah kelapa sawit sebagai bahan tambah dalam pembuatan batako dilakukan dan selayaknya melalui serangkaian uji untuk mengetahui kelayakan pemakaian serat pelepah kelapa sawit dalam pembuatan batako. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak penambahan serat terhadap nilai kuat tekan batako-serat. 2017 ITP. All right reserved 95 DOI 10.21063/SPI3.1017.95-99

2. METODE PENELITIAN digunakan berusia kurang lebih 8 tahun dan berasal dari tanaman sawit yang tumbuh di kabupaten Kampar. Teknik pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia NaOH. Larutan NaOH dibuat dari NaOH kristal 30 gr untuk tiap 1 liter air sebagai bahan pelarut. Pelepah kelapa sawit yang telah dibuang kulitnya luarnya, dipotong sesuai ukuran yang diinginkan lalu direndam dalam larutan NaOH setelah pelepah kelapa sawit tersebut direbus terlebih dahulu untuk melunakkan jaringan ikat pelepah. Sikat besi digunakan untuk memisahkan serat dari jaringan ikat yang telah melemah akibat perendaman dalam larutan NaOH. Serat yang sudah kering dipotong-potong ± 2 cm dan siap digunakan sebagai bahan tambah pembuatan batako. Job mix desain pembuatan batako-serat terlihat dalam Tabel 1. Job mix tersebut untuk membuat batako-normal ukuran 20 cm 10 cm 6 cm sebanyak 6 buah. Tabel 1: Job mix desain batako Bahan Semen Pasir beton Pasir urug Air Serat : 1% 3% 5% Jumlah Bahan 2,7168 kg 8,1510 kg 5,4342 kg 0,1000 lt 0,0272 kg 0,0815 kg 0,1358 kg Keterangan Semen Padang Kota Pekanbaru dalam keadaan kering Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Serangkaian eksperimen dilakukan, mulai dengan penyiapan serat dan mengukur kekuatan, elastisitas serat, membuat sampel/benda uji batakonormal dan batako-serat, serta melakukan beberapa uji atas batako yang dibuat. Serangkaian uji yang dilakukan berguna untuk mengetahui mutu batako-serat yang dibuat. Syarat fisis dari bata beton sesuai isyarat SNI 03-0349-1989 dilihat dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2: Syarat fisis bata beton Syarat Fisis Kuat tekan rerata min. (kg/cm 2 ) Kuat tekan masing benda uji min (kg/cm 2 ) Penyerapan air, maks (%) Mutu Bata Beton I II III IV 100 70 40 25 90 65 35 21 25 35 - - 3. HASIL DAN PEMBAHASAN berasal dari kabupaten Kampar dijadikan bahan tambah dalam pembuatan batako-serat. Penambahan serat yang dilakukan sebanyak 1%, 3% dan 5% dari berat semen yang akan digunakan. Empat kelompok sampel yang dibuat terdiri dari batako-normal, batako-serat 1%, batako-serat 3% dan batako-serat 5%. digunakan telah diuji kuat tarik dan mulurnya. Nilai kuat tarik serat 4400 gr/helai dan nilai mulur 4,23%. Angka tersebut menunjukkan bahwa serat pelepah kelapa sawit yang digunakan tidak mudah putus dan cukup elastis. Serat pelepah kelapa sawit kering dengan ukuran panjang serat ±2 cm dan berat berdasarkan persentase yang diinginkan dimasukkan dalam adukan bahan-bahan batako dan dicampur secara merata, menghasilkan sampel batako-serat yang dijadikan benda uji. Setelah batako yang dibuat berumur 28 hari dilakukan uji penyerapan air dan uji kuat tekan. Hasil uji penyerapan air sampel tertera dalam tabel berikut. 2017 ITP. All right reserved 96 DOI 10.21063/SPI3.1017.95-99

Tabel 3: Uji penyerapan air rata-rata Asal Serat Serat (%) Penyerapan (%) Normal 0 4,50 1 3 5 3,50 4,80 5,70 Makin besar porsi penambahan jumlah serat, berdampak pada penurunan kekuatan material. Pada penambahan serat 5% nilai rata-rata kuat tekan turun kembali dengan nilai 68,98 kg/cm 2. Semua angka penyerapan air menunjukkan bahwa semua sampel memiliki penyerapan air yang rendah, jauh lebih rendah dari penyerapan air maksimum yang dizinkan SNI yaitu 25% untuk mutu I. Penyerapan air yang rendah akan berpengaruh pada ketahanan material. Makin kecil kemampuan bahan menyerap air, itu akan berdampak baik terhadap material tersebut. Selain uji penyerapan air, dilakukan uji kuat tekan atas sampel yang dibuat. Hasil pengujian kuat tekan tertera dalam tabel berikut ini. Tabel 4: Nilai kuat tekan rerata Variasi Serat Rerata (kg/cm 2 ) Normal 104,28 Serat 1% 111,34 Serat 3% 70,61 Serat 5% 68,98 Batako-normal memiliki nilai kuat tekan berkisar 95,05 114,06 kg/cm 2 atau dengan nilai rata-rata kuat tekan 104,28 kg/cm 2. Pada penambahan serat 1% terjadi kenaikkan nilai kuat tekan batako-serat dari batako-normal dengan nilai kisaran 103,20-119,49 kg/cm 2 atau bernilai rata-rata kuat tekan 111,34 kg/cm 2. Batako-serat 1% lebih baik dari batako-normal yang dibuat dengan job mix desain yang sama. Pada penambahan serat sebanyak 3% dan 5% dari berat semen nilai kuat tekan batako-serat menurun dan bahkan lebih rendah dari nilai kuat tekan batako-normal. Nilai rata-rata kuat tekan batako-serat 3% adalah 70,61 kg/cm 2 di bawah nilai batako-normal. Gambar 1: Nilai kuat tekan batako Temuan dari penelitian ini adalah penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% pada pembuatan batakoserat dapat meningkatkan nilai kuat tekan di atas nilai kuat tekan batakonormal. Karena itu, penambahan serat pelepah kelapa sawit sebanyak 1% dari berat semen direkomendasikan pada pembuatan batako serat dengan capaian mutu I SNI. Penambahan serat sebesar 3% dan 5% dari berat semen menurunkan nilai kuat tekan batako-serat, namun nilai kuat tekan tersebut masih berada pada range mutu III yang diisyaratkan SNI tentang bata beton pejal. Untuk pembuatan batako-serat dengan mutu II dan III SNI, penambahan serat dengan porsi 3% dan 5% dapat dilakukan. Berbicara tentang mutu yang ditetapkan SNI, maka penambahan serat pelepah kelapa sawit 1%, 3% dan 5% dapat dilakukan sebab senua hasil kuat tekan yang diperoleh masih dalam standar mutu yang ditetapkan. 2017 ITP. All right reserved 97 DOI 10.21063/SPI3.1017.95-99

4. KESIMPULAN Batako-serat menggunakan serat pelepah kelapa sawit yang merupakan serat organik dapat diterima sesuai hasil penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan serat pelepah kelapa sawit yang berasal dari kabupaten Kampar dalam pembuatan batako. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Penambahan serat pelepah kelapa sawit 1% dapat meningkatkan nilai kuat tekan batako-serat; dengan nilai rata-rata kuat tekan 111,34 kg/cm 2 di atas nilai batako-normal dengan rata-rata 104,28 kg/cm 2. 2. Penambahan serat pelepah kelapa sawit 3% dan 5% menurunkan nilai kuat tekan di bawah batako-normal dengan nilai kuat tekan rata-rata 70,61 kg/cm 2 dan 68,98 kg/cm 2. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada DRPM Dikti, LPPM Unilak atas penyediaan dana penelitian dan tim teknisi Laboratorium Beton Prodi Teknik Sipil Unilak, PT. Riau Mas Bersaudara serta Laboratorium Pengujian Tekstil Bandung atas bantuan yang telah diberikan. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Adibroto, F. (2014) Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Serat Pada Kuat Tekan Paving Block. Jurnal Rekayasa Sipil.Vol. 10, No. 1, 1-11. 2. Andriyani, Y. dan Nursyamsi(2014) Pemanfaatan Serbuk Kaca Sebagai Bahan Tambah Dalam Pembuatan Batako. Jurnal Teknik Sipil USU. Vol. 3, No. 2. 3. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2014)Luas Areal Perkebunan Menurut Jenis tanaman. Pekanbaru. 4. Fauzi, Y.(2006)Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.Jakarta: Penebar Swadaya. 5. Hadi, M. M.(2004)Teknik Berkebun Kelapa Sawit.cet. I, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. 6. Hermanto, D., Supardi dan Edy Purwanto (2014) Kuat Tekan Batako Dengan Variasi Bahan Tambah Serat Ijuk. e-jurnal Matriks Teknik Sipil. 491-497. 7. Intara, Y. I. dan Banun Diah P. (2012) Studi Sifat Fisik dan Mekanik Parenkhim Pelepah Daun Kelapa Sawit Untuk Pemanfaatan Sebagai Bahan Anyaman. Jurnal Agrointek. Vol. 6 No. 1, 36-44. 8. Kristiawan, A. dan Putri Anggi Permata Suwandi(2015) Pengaruh Penambahan Kapur dan Sabut Kelapa Terhadap Bobot dan Daya Serap Air Batako. Jurnal Ilmiah Teknosains. Vol. 1,No.1, 29-35. 9. Multazzam, K. A. dan Priyanto Saelan(2014) Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan Dalam Campuran Mortar Untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block). Jurnal Online Teknik Sipil Itenas. Vol. xx, No. x, 1-12. 10. Mulyono, T.(2005)Teknologi Beton. ed. II.Yogyakarta: Andi. 11. Suhardiman, M. (2011) Kajian Pengaruh Penambahan serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton. Jurnal teknik.vol. 1, No. 2, 88-95. 12. T. Sofyan, B.(2011)Pengantar Material Teknik.Jakarta: Salemba Teknika. 13. Widiastuti, R. dan Dana Kurnia Syabana(2015) Serat Pelepah Kelapa Sawit (Sepawit) Untuk Bahan Baku Produk Kerajinan. Prosiding Seminar Nasional 4 th UNS SME s Summit & Awards, 7-14. 2017 ITP. All right reserved 98 DOI 10.21063/SPI3.1017.95-99

[14] Zainuri, Gusneli Yanti dan Shanti Wahyuni Megasari (2015) Analisis Beton Ringan Tanpa Agregat Kasar Dengan Penambahan Polymer Concrete. Jurnal Sainstek. Vol. 3, No. 1, 1-9. 2017 ITP. All right reserved 99 DOI 10.21063/SPI3.1017.95-99