BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG. 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang

Sejarah Lempar Lembing

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB 1 SEJARAH PANAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB I. Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade. Undang Rahasia Dagang No. 30 tahun Menurut dasar diputuskannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II

Kajian Perhiasan Tradisional

Belajar Melukis dari Gambar Prasejarah dan Gambar Anak-anak Oleh: Taswadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN.

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BOLA TANGAN. Materi Bola Tangan Kelas XI 1 design by Bramasto

BAB 8 LATIHAN MENEMBAK

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB 2 PERALATAN PANAHAN

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya :

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

TEKNIK-TEKNIK DASAR BAGI ATLET PEMULA PANAHAN Oleh: Yudik Prasetyo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN NASIONAL PANAHAN GANESHA OPEN 2010 DI ITB, BANDUNG

BAB 3 METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Materi: Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invasion Games KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES. Gerak tanpa bola

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Alas Kaki Manusia

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

BAB 9 PERATURAN PERLOMBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes)

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

Arsitektur Dayak Kenyah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

JURNAL ANALISIS GERAK GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LOMPATAN RENANG PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA RENANG SMPN 3 GROGOL 2016/2017

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

SESI SEPAKBOLA GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO. dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

Rahasia dibalik keajaiban karate

MENEMBAK OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Cara Melihat Aura & Merasakannya

PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

KEMAHIRAN ASAS BOLA JARING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu) dan alat untuk berperang, tetapi seni memanah ini berubah fungsinya sesuai dengan zamannya menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai mengenal panah di daerah Afrika sebagai alat berburu mereka. Namun, sampai saat ini belum ada yang mengetahui dengan pasti sejak kapan panah mulai digunakan. Data dari buku-buku kuno menunjukkan panahan mulai digunakan 2100 SM dibuktikan dengan ditemukannya seorang prajurit mesir kuno yang mati karena tertembus anak panah. Selain itu, sekitar 1600 SM panah sudah mulai berkembang dalam pemakaiannya. Tak hanya sebagai alat berburu, pada saat itu alat ini juga sudah digunakan sebagai senjata perang, bahkan hingga sat ini ada ada suku-suku primitif yang menggunakan busur dan panah dalam mempertahankan kehidupannya. Di abad ke-6 pada periode samurai jepang Cina memperkenalkan olahraga memanah ke Jepang, di Jepang olahraga memanah disebut sebagai seni. Seni memanah dalam bahasa Jepang adalah kyujutsu. Pada saat itu banyak orang Jepang mulai berlatih dan meningkatkat ketrampilannya pada seni ini, alasannya adalah untuk membantu pertahanan negara. 4

2.2 Perkembangan Olahraga Memanah Di Jepang 2.2.1 Periode Prasejarah Bukti arkeologi menunjukkan bahwa penduduk Jepang awalnya mengenal budaya pemburu-pengumpul makanan sebagai pertahanan hidup mereka disebut Jomon. Ketika zaman Jomon Jepang dulu menggunakan peralatan primitive, di zaman ini pula sudah di kenal pembuatan alat-alat dari batu dan besi sebagai alat berburu, seperti busur. Masyarakat zaman ini yang bergantung pada penggunaan busur. Tetapi kemungkinan bahwa mereka menggunakan busur untuk melindungi diri mereka ketika ada musuh menyerang. Pada waktu itu busur adalah alat yang paling canggih yang awalnya di miliki oleh pria Jepang. Dan pada zaman jomon, tempat tinggal mereka di daratan tinggi. Rumahnya didirikan dengan cara menggali tanah dan di tengah-tengahnya dibuat tiang penyangga atap. Atap yang terbuat dari rerumputan yang di sebut dengan tate ana shiki jukyo. Mereka tinggal dalam kelompok kecil dan hidup dari hasil berburu serta menangkap ikan. 2.2.2 Periode Kuno Seiring dengan zaman, Jepang mulai mengadopsi panahan bukan hanya sebagai berburu tetapi sebagai ritual mereka pada saat upacara-upacara kebudayaan mereka dan juga sebagai alat perang mereka. Kemudian periode ini Jepang didominasi oleh budaya Yayoi, zaman Yayoi ditandai dengan lahirnya masyarakat petani yang dibawa dari budaya Cina. Akibat adanya teknologi pertanian, maka di zaman ini sudah dikenal peralatan pertanian dari logam. Dengan di kenalnya kebudayaan pertanian, akibatnya terjadi perubahan pola 5

kehidupan masyarakat. Pada masyarakat hidup di Jomon yang hidup berkelompok-kelompok kecil kini masyarakat tidak lagi bisa hidup berkelompok karena akan mengalami kesulitan memenuhi nafkah, sementara pertanian dapat menjamin pendapatan yang tetap sehingga memungkinkan masyarakatnya untuk tinggal bersama dengan jumlah kelompok besar yang bersifat kotong royong. Hal mengakibatkan semakin berkembangnya strata social dalam masyarakat dengan perkembangan ini melahirkan adanaya orang kaya dan oranag miskin, orang berkuasa dan orang tidak berkuasa. Pada zaman yayoi ini sudah ditemuakan pemerintah pusat di Jepang yang di sebut Yamato Chotei, dan rajanya di sebut dengan Tenno. Akan tetapi seiring waktu masa pemerintahannya telah berkhir ia meninggal dunia dan kekuasaannya di gantikan oleh anaknya Nakatomi Nokamatari. Pada perkembangan periode ini busur sebagai alat berburu kini menjadi sistem politik, jelas terlihat bahwa para penduduk desa yang bertani kini di paksa untuk menghabiskan waktu untuk bekerja, seperti bertani dan memancing untuk mengumpulkan upeti upaya membantu ekonomi negara mereka. Hal ini jelas menggambarkan bahwa bahkan dalam tahap awal pengembangan negara Jepang adalah dari busur, hingga sampai digunakan sebagai simbol otoritas dan kesatuan politik. 2.2.3 Periode Feodal pada tahun 1180-1185) penggunaan busur meningkat secara dramatis menjadi sebagai ajang alat perang yang semakin banyak menciptakan prajuritprajurit hebat. Dan sampai terjadinya perang Gempei anatara Minamoto no Yoritomo dan nasu no Yoichi. Ada banyak cerita waktu itu yang menceritakan 6

tentang eksploitasi pemanah prajurit menyangkut Minamoto no Tametomo dan nasu no Yoichi yang membuat terjadinya pertikaian antara dua keluarga tersebut. Minamoto no Tametomo dikatakan sebagai orang yang sangat besar dan kuat dengan adanya panah yang hebat dan bagus ia mampu mengalahkan prajurit Nasu no Yoichi. Pada 1192 Minamoto no Yoritomo ini ia berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya sehingga ia menguasai seluruh negeri dari Markas besar di Kamakura dan mempengaruhi seluruh masyarakat Jepang saat itu. Pada saat itu Yoritomo mulai memulai latihan memanah ketat untuk prajurit dan menambah prajurit baru untuk di latih, hingga sampai di ajarkannya prajurit pemanah berkuda untuk persiapan berperang ketika musuh menyerang. Dari signifikasi ini membu ktikan bahwa pengembangan panahan Jepang yang semakin meluas di Jepang. 2.2.4 Periode Transisi Dari zaman yang semakin berubah masyarakat umum Jepang menambah praktek memanah dengan jumlah yang semakin meningkat. Menurut beberapa sumber, Morikawa Kozan pendiri modern Yamato Ryu, pertama kali menciptakan kata "kyudo", pada saat itu kyujutsu di ubah menjadi kata Kyudo (seni panahan Jepang). Era Meiji (1868-1912) melihat Jepang memulai program modernisasi dengan semakin pekanya masyarakat Jepang pada seni memanah. Dengan menambahkan di sekolah-sekolah tradisional berlatih memanah dan dan mengajarkan meode-metode baru. Dari abad ke abad yang sudah berlalu, seorang Honda Toshizane instruktur kyudo di Universitas Kekaisaran Tokyo, menciptakan 7

metode gaya cepat penembakan kepada murid-murid agar menjadi prajurit yang tangguh di kemudian hari. Tentu saja, sekolah-sekolah tradisional mendukung metode baru. Dan pada saat itu, ajaran-ajarannya menyebar di luar sistem sekolah. Honda Toshizane diakui sebagai salah satu master kyudo paling berpengaruh dari zaman modern. Beberapa orang mengatakan bahwa ia tidak hanya bertanggung jawab untuk mengubah arah panahan Jepang tetapi juga untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat Jepang. 2.2.5 Periode Modern Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan, sekarang pada zaman ini penggunaan busur telah berubah fungsi, tidak lagi di gunakan sebagai alat pertempulan akan tetapi, sebagai seni olahraga. Masyarakat Jepang mendapat julukan dari berbagi penjuruh sebagai negara modern di bidang olahraga. Oleh karena itu masyarakat Jepang banyak mendirikan sekolah-sekolah untuk belajar mengetahui tentang seni memanah dengan tujuan berbagai macam, seperti di ajarkan sebagi militer, sebagi untuk upacara-apacara tertentu, sebagai atlet dunia dan ada juga hanya sebagi hobbi semata, baik pria maupun kaum wanita. Tidak hanya sekolah pada zaman ini masyarakat Jepang juga banyak mendirikan sebuah Dojo (tempat berlatih memanah) sebagai tempat latihan mereka. Dan bahkan beberapa dari murid-murid ini menciptakan clup-clup berlatih, karena mereka antusias ingin ikut di ajang perlombaan seni olahraga memanah, bahkan tingkat internasional hingga pada saat ini. 8

2.3 Peralatan Dan Aksesoris memanah Dalam seni memanah ada beberapa peralatan dan aksesoris yang di pergunakan di antaranya adalah: A. Busur Jepang (Yumi) Yumi merupakan busur tradisional yang berasal dari Jepang. Yumi digunakan dalam seni memanah, dan pada zamannya senjata ini digunakan oleh Jepang dalam berperang dan berburu. Busur jepang memiliki bentuk yang khas, berbeda dengan busur di seluruh dunia karena berbentuk asimetrik dan memiliki dimensi yang sangat panjang yaitu sekitar 2 meter. Busur ini ada beberapa variasi tergantung pada busurnya. Ada yang terbuat dari jeroan rusa, kayu,dan bambu yang berkualitas dan ada juga terbuat dari besi agar lebih tahan lama dalam penggunaannya. B. Tali Busur Pada dasarnya pilihan tsuru yang baik adalah tergantung pada pilihan individu pemanah, jenis tsuru mana yang sesui dengan kebutuhan dan keamanan pemanah, karena jenis tali busur ini ada bermacam-macam jenis. Dan panjang tali busur ini di tentukan panjang pada busur. C. Kepala Panah (Yajiri) Mata panah ini dibuat dari besi, kaca, batu, tulang maupun bahan keras lainnya. fungsi dari kepala panah ini adalah untuk melindungi batang atau badan 9

anak panah dalam mengenai target sasaran. Kepala panah ini di runcingkan di ujungnya agar lebih mudah menancapkan target. D. Nock (Hazu) Nock ini digunakan untuk tempat penyimpanan anak panah dengan penutup bulu. Nock ini terbuat dari tanduk rusa dan bambu yang berkualitas, berguna untuk melindungi anak panah agar tetap pada tempatnya. Dulu prajurit Jepang nock ini digunakan sebagai tempat penyimpanan anak panah, juga di gunakan untuk penyimpanan bekal seperti, kepalan nasi, sake dan jenis makanan lain, sebelum pertempuran di mulai. E. Bulu (Hane) Bulu ini biasanya bervariasi dan menurut kualitasnya. Sebagian bulu berasal dari bulu elanng, rajawali, angsa, dan kalkun. Kualitas bulu ini sangat bervariasi berdasarkan jenis burung dan jenis bulu. Yang sangat baik adalah bulu ekor luar elang. Fungsinya untuk melindungi anak panah di dalam nock, untuk menjaga keseimbangan pada panah, dan juga untuk member hiasan pada anak panah dan lain-lain. F. Sarung Tangan (Yugake) Seorang pemanah membutuhkan sarung tangan untuk melingdungi tangan jari-jari baik ibu jari telunjuk saat memegang busur, terutama di gunakan untuk tangan kanan karena tangan kanan di gunakan untuk menarik busur. Sarung tangan ini dibuat dari kulit rusa. Pada dasarnya ada tiga jenis yugake yang biasa 10

di gunakan yaitu: Mitsugake (sarung tanagn tiga jari), Yotsugake (sarung tangan emapat jari), dan Morogake (sarung tangan lima jari) akan tetapi memliki fungsi yang sama. 2.4 Peraturan Olahraga Memanah 1. Ketentuan Umum Perlombaan diatur oleh pengatur pemanah Latihan penembakan diperkenankan dilakukan setiap hari Lima belas menit latihan penembakan dihentikan sebelum perlombaan dimulai. Kompetisi olahraga dapat di lakaukan di dalam ruangan atau diluar ruangan. 2. Ketentuan Khusus Pemanah dapat menembakan 3 anak panah dengan 2 menit atau 6 anak panah dengan 4 menit setiap rambahan tergantung pada peraturan yang di tentukan. Jarak yang ditentukan adalah 30 meter atau 40 meter. Apabila ditembak oleh 3 pemanah (ABC), maka dapat dilakukan secara bersamaan dengan ketentuan yang ada. Penempatan pemanah di garis tembak ditentukan sebagai berikut: A (sebelah kiri), B (tengah), C (sebelah kanan). Apabila ditembak oleh 4 pemanah (A, B, C, D), maka pelaksanaannya dilakukan secara bergantian yaitu: AB CD, CD AB, AB CD, CD 11

AB dan seterusnya, dengan ketentuan hanya menembak 3 anak panah setiap rambahan. Setiap pemanah harus menembak dalam sikap berdiri tanpa alat bantu, garis tembak berada diantara kedua kaki atau di bawah kedua telapak kaki kecuali untuk orang-orang cacat. 3. Peraturan Perlombaan Apabila Seorang pemanah sudah berdiri digaris tembak tidak boleh menerima bantuan atau petunjuk, baik dengan kata-kata maupun cara-cara lain dari siapapun, kecuali untuk ada hal yang penting. Jika terjadi kecelakaan maka komisi wasit (KW) akan menentukan tindakan selanjuntnya atau apabila tembakan merosot, maka terserah pada KW tindakan apa yang di tentukan. Nilai-nilai yang di nilai dari setiap pemain dicacat pada lembar skor yang gol. Sebelum penilaian tidak diperbolehkan untuk menyentuh panah. Ketika konflik timbul dalam penilaian, seorang hakim dipanggil dan ia akan memerintah di mana panah kebohongan. 12