WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 82 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

Tugas Pokok LPMD Tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam:

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 8 PEMERINTAH KOTA SRAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 7 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

Transkripsi:

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa partisipasi masyarakat merupakan elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan guna mempercepat perwujudan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera; b. bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan sebagai salah satu bentuk pelembagaan partisipasi masyarakat di Kota Madiun merupakan mitra bagi pemerintah kota dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; c. bahwa Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 03 Tahun 2002 tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, perlu diubah dan diganti guna menyesuaikan perkembangan peraturan perundang-undangan dan mendorong peran kelembagaan yang dinamis dan berkontribusi bagi pembangunan di Kota Madiun; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang -Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

- 2-2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang- Undang Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 ( Republik Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran N egara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun (Lembaran Negara Republik Indon esia Tahun 1982 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3244); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

- 3-8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 12. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Madiun Tahun 2016 Nomor 1/C); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MADIUN dan WALIKOTA MADIUN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Madiun. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Madiun. 3. Walikota adalah Walikota Madiun. 4. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Daerah di bawah Kecamatan. 5. Lurah adalah Kepala Kelurahan yang diangkat oleh Walikota dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.

- 4-6. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk atas prakarsa pemerintah kelurahan dan masyarakat yang berfungsi sebagai mitra Pemerintah Kelurahan dalam pelayanan kemasyarakatan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. 7. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan yang selanjutnya disebut LPMK adalah wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Daerah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. 8. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Kelurahan. 9. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan. 10. Masyarakat adalah kumpulan penduduk setempat atau kumpulan setiap orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah dan tercatat dalam Kartu Susunan Keluarga (KSK) yang beralamatkan pada wilayah RT dan RW setempat. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 2 (1) LPMK berkedudukan di masing-masing Kelurahan. (2) Nama LPMK di masing-masing kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan nama Kelurahan. Pasal 3 (1) LPMK mempunyai tugas: a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif; b. menggerakkan dan mengkoordinasikan masyarakat untuk mendorong swadaya gotong royong masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan;

- 5 - c. melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d. menumbuh kembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) LPMK mempunyai fungsi: a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan; b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; e. penumbuh kembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup; g. pengembangan kreativitas, pencegahan kenakalan dan penyalahgunaan obat terlarang, narkotika dan zat adiktif bagi remaja; h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan i. pendukung media komunikasi dan informasi antara Pemerintah Kelurahan dengan masyarakat. BAB III SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 4 (1) Susunan Organisasi LPMK terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris;

- 6 - c. Bendahara; dan d. Seksi-seksi. (2) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Seksi Agama; b. Seksi Pendidikan; c. Seksi Ekonomi; d. Seksi Sosial; e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban; f. Seksi Pembangunan; g. Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup; h. Seksi Kesehatan dan Keluarga Berencana; i. Seksi Pemuda, Olah Raga, Seni dan Budaya; dan j. Seksi PKK. Bagian Kedua Persyaratan Pengurus Pasal 5 (1) Untuk dapat menjadi pengurus LPMK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga Negara Indonesia yang telah berusia paling rendah 21 (dua puluh satu ) tahun atau telah kawin dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat pencalonan; b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; d. penduduk Kelurahan setempat dan bertempat tinggal tetap di wilayah RT dan RW tersebut, paling kurang 12 (dua belas) bulan dengan tidak terputus-putus atau berpindah-pindah tempat, terdaftar pada Kartu Keluarga, dan memiliki Kartu Tanda Penduduk setempat; e. mempunyai komitmen, kepedulian, kemampuan dan berkelakuan baik dalam pemberdayaan masyarakat; f. sehat jasmani dan rohani;

- 7 - g. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat setempat; h. bukan Perangkat Kelurahan di Kelurahan setempat; dan i. bersedia menjadi pengurus LPMK. (2) Pengurus LPMK dilarang rangkap jabatan dengan: a. Lurah setempat dan perangkatnya; dan/ atau b. Ketua Lembaga Kemasyarakatan Lainnya. Bagian Ketiga Pemilihan Ketua LPMK Pasal 6 (1) Penyelenggaraan pemilihan ketua LPMK dilakukan oleh panitia pemilihan. (2) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan ditetapkan oleh Lurah. (3) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur: a. Ketua RW atau pengurus RW; dan b. Ketua RT atau pengurus RT. (4) Susunan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris; dan c. Anggota. Pasal 7 (1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) bertugas: a. membuat dan menetapkan peraturan tata tertib pemilihan; b. menyusun jadwal sesuai tahapan pemilihan; dan c. melaksanakan pemilihan. (2) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan hasil pemilihan kepada Lurah.

- 8 - Pasal 8 Tahapan pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b terdiri dari: a. penjaringan; b. pemilihan; dan c. penetapan hasil. Pasal 9 (1) Panitia Pemilihan Ketua LPMK melakukan penjaringan calon Ketua LPMK. (2) Calon Ketua LPMK diajukan oleh Ketua RW melalui rapat pengurus. Pasal 10 (1) Ketua LPMK dipilih melalui forum musyawarah kelurahan yang ditentukan oleh Panitia Pemilihan. (2) Unsur-unsur dalam forum musyawarah kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Ketua RW atau unsur pengurus RW; dan b. Ketua RT atau unsur pengurus RT. (3) Pemilihan calon Ketua LPMK dapat dilaksanakan apabila jumlah peserta hadir yang diundang oleh Panitia Pemilihan dalam forum musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencapai paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari daftar undangan. (4) Apabila tidak mencapai kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka pemilihan calon Ketua LPMK ditunda paling lama 1 (satu) jam. (5) Apabila setelah ditunda 1 ( satu) jam tetap belum mencapai kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3) maka pemilihan calon Ketua LPMK tetap dilaksanakan dan keputusan dinyatakan sah dan mengikat. (6) Pemilihan Ketua LPMK dilaksanakan melalui musyawarah mufakat.

- 9 - (7) Dalam hal tidak dapat dilaksankan secara musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (6), pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara. (8) Calon Ketua LPMK dinyatakan terpilih sebagai Ketua ditetapkan secara musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 6) atau apabila memperoleh suara terbanyak dalam hal dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (7). Pasal 11 Hasil pemilihan calon ketua LPMK ditetapkan dalam berita acara pemilihan. Bagian Keempat Kepengurusan Pasal 12 (1) Ketua LPMK terpilih berhak menyusun kepengurusan dengan susunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (2) Penyusunan kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan aspek keterwakilan masyarakat dalam wilayah kelurahan, ketokohan, dan aspek keterwakilan perempuan. (3) Susunan kepengurusan yang diusulkan oleh Ketua terpilih dituangkan dalam Berita Acara Pembentukan Pengurus yang diketahui oleh Lurah untuk selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Camat. (4) Penggantian atau perubahan susunan pengurus LPMK dilakukan dalam Rapat Pleno Pengurus, selanjutnya disampaikan kepada Lurah untuk ditetapkan oleh Camat. Pasal 13 (1) Masa bakti pengurus LPMK adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkan oleh Camat.

- 10 - (2) Pengurus LPMK yang berakhir masa baktinya, wajib menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada pengurus yang baru. (3) Ketua LPMK yang telah menjalani 2 (dua) kali masa bakti tidak dapat dicalonkan kembali untuk pemilihan Ketua LPMK periode berikutnya kecuali telah terputus satu periode masa bakti oleh Ketua LPMK yang lain. Pasal 14 (1) Pengurus LPMK dapat diganti, berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa baktinya dalam hal: a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri; c. melakukan tindakan yang menghilangkan kepercayaan masyarakat kelurahan sebagai anggota pengurus lembaga kemasyarakatan; d. tidak lagi memenuhi salah satu syarat yang ditentukan untuk menjadi anggota pengurus LPMK; e. tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka masyarakat dapat mengajukan usulan penggantian Ketua LPMK kepada Lurah untuk difasilitasi; dan/atau f. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau norma-norma kehidupan masyarakat kelurahan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengurus LPMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota. BAB IV MUSYAWARAH DAN ATRIBUT ORGANISASI Pasal 15 (1) Musyawarah LPMK terdiri dari: a. Musyawarah Umum;

- 11 - b. Musyawarah Tahunan; dan/atau c. Musyawarah Khusus. (2) Musyawarah umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan musyawarah untuk pembentukan pengurus, pergantian pengurus dan penetapan kebijakan LPMK. (3) Musyawarah Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan musyawarah untuk menetapkan program kerja tahunan LPMK. (4) Musyawarah Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan musyawarah yang dilaksanakan untuk membahas hal-hal yang sifatnya mendesak. Pasal 16 (1) Walikota berwenang menetapkan atribut dan mars LPMK. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai atribut dan mars LPMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota. BAB V HUBUNGAN KERJA Pasal 17 (1) Hubungan kerja LPMK dengan kelurahan bersifat konsultatif dan koordinatif. (2) Hubungan kerja LPMK dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Kelurahan bersifat koordinatif dan konsultatif. (3) Hubungan kerja LPMK dengan pihak ketiga di Kelurahan bersifat kemitraan. BAB VI PENDANAAN DAN FASILITAS Pasal 18 Pendanaan LPMK bersumber dari : a. swadaya masyarakat;

- 12 - b. bantuan Pemerintah Daerah; dan/atau c. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. Pasal 19 (1) LPMK berhak menerima bimbingan, pelatihan, pembinaan, dari Pemerintah Daerah. (2) Pemerintah Daerah melakukan fungsi bimbingan, pelatihan, pembinaan, dan pengawasan terhadap LPMK yang pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada Camat setempat. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bimbingan, pelatihan, pembinaan, dan pengawasan terhadap LPMK diatur dalam Peraturan Walikota. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Pengurus LPMK yang telah ditetapkan sebelum diterbitkannya Peraturan Daerah ini tetap dapat melaksanakan tugasnya sampai dengan berakhir masa jabatannya. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Ketentuan lebih lanjut sebagai peraturan pelaksanaan atas Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini. Pasal 22 Pada saat Peraturan Daerah mulai berlaku, Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 03 Tahun 2002 tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Madiun Tahun 2002 Seri C Nomor 3/C) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

- 13 - Pasal 23 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Madiun. Ditetapkan di M A D I U N pada tanggal 23 Januari 2017 WAKIL WALIKOTA MADIUN, ttd H. SUGENG RISMIYANTO Diundangkan di M A D I U N pada tanggal 23 Januari 2017 SEKRETARIS DAERAH, ttd MAIDI LEMBARAN DAERAH KOTA MADIUN TAHUN 2017 NOMOR 4/D NOREG PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR : 13-4/2017