BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis yang ada di bumi nusantara kita. Keanekaragaman yang kaya akan ciri khasnya masing-masing dan memiliki keunikan tersendiri dan menjadi ciri khas ataupun karakter manusia yang ada di dalamnya. Setiap suku maupun etnis memiliki perbedaan baik dari segi bahasa, musik, nyanyian, dan juga adat-istiadat dalam masyarakat. Kebudayaan adalah hasil karya dan pikiran manusia. Manusia yang menciptakan suatu kebudayaan tidak dapat terlepas dari manusia lainnya yang artinya ada terjalin ikatan sosial dalam kehidupan manusia itu sendiri.manusia yang satu dengan lainnya berinteraksi dan saling berhubungan. Menurut Kuntrijaraningrat (2004:9) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dari kerja manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari budi dan karyanya itu. Sejak manusia dilahirkan ke dunia manusia itu sudah berada dalam suatu lingkup budaya yang didalamnya terdapat kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan melekat dalam diri manusia itu sendiri. Pada masyarakat Sumatera Utara kebudayaan yang hidup dan melekat di dalam lingkungan masyarakatnya sangat beragam karena terdiri dari banyak suku.
Seperti suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Nias, Pak-pak, Melayu (Bangun 1993 :94), dan sebagian lagi penduduknya adalah masyarakat pendatang yang didominasi oleh suku Jawa. Suku Simalungun adalah salah satu sub etnis yang ada pada masyarakat Sumatera Utara yang bermukim di sekitar Danau Tobayang barada pada sebuah kota di Pematang Siantar. Perkataan Simalungun mengandung arti tenang, sejalan dengan karakter orang-orang Simalungun. Penduduk yang tinggal di kota ini memiliki kekayaan budaya sendiri sama halnya dengan suku-suku lainnya. Dalam keseharian masyarakat Simalungun melakukan aktifitas-aktifitas yang menyertakan kesenian sebagai kelengkapan pelaksanaan kegiatan hidup sebagai masyarakat berbudaya. Menurut sejarah kehidupan dan penghidupan manusia, terutama ditinjau dari evolusi, maka tingkat-tingkat kehidupan itu dimulai dari hidup nomaden yaitu berburu. Menurut para informan di Simalungun, bahwa tempat tinggal pertama pada zaman dahulu adalah Sopou ( taratak). Sopou ini biasanya didirikan di hutan-hutan atau ladang.dari segi religinya bentuk religi tradisional orang Batak Simalungun adalah animisme dan dinamisme. Kesenian pada masyarakat Simalungun sangat banyak, diantaranya adalah seni rupa, seni tari, seni ukir, dan seni musik. Dalam seni musik yang disertakan bukan hanya unsur instrumentalnya saja namun nyanyian rakyat yang bersifat vokal instrumental ataupun disuarakan melalui mulut sebagai alat atau medianya. Dalam istilah masyarakat Simalungun nyanyian disebut dengan istilah doding dan memiliki ciri khas tersendiri yang disebut dengan inggou. Inggou adalah alunan lagu yang
berirama pentatonik yang merupakan cengkok khas pada lagu-lagu tradisional Simalungun. Inggou Simalungun bukan sekedar menunjukkan ciri khas atau keunikan lagu atau nada musik Simalungun dibandingkan suku lainnya. Inggou dalam lagu Simalungun adalah roh yang menghidupkan lagu Simalungun itu sendiri. Adapun jenis-jenis nyanyian rakyat Simalungun diantaranya taur-taur dan simanggei (nyanyian percintaan/love song), Ilah (nyanyian untuk bekerja/work song), Urdo-urdo (nyanyian menidurkan anak/lullaby), Tihtah (nyanyian permainan anak/children game song),tangis (tangisan/lament), Orlei dan Mandogei (nyanyian untuk bekerja/work song), Mandilo tonduy dan Manalunda/mangmang (nyanyian untuk pengobatan/healing song), juga Inggou turi-turian (nyanyian bercerita/ story telling). Juma tidahan artinya adalah ladang yang subur tanahnya dan siap ditanami tanaman padi darat ( padi gogo). Dalam lagu ini sang pria merayu si wanita untuk dapat menerima cintanya dan ia sangat mengagumi perangai kekasih hatinya tersebut. Kisah percintaan dua insan dapat digambarkan seperti lahan tanaman padi yang subur, dimana cinta mereka dapat bersemi dan sesubur atau seindah yang mereka harapkan. Salah satu nyanyian rakyat yang menjadi suatu tradisi yang diwariskan secara turun-temurun adalah lagu Juma Tidahan yang merupakan nyanyian muda-mudi. Nyanyian Juma Tidahan biasa dilakukan dengan koreografi yang sangat sederhana dengan bertepuk tangan, melompat dengan mengangkat kaki secara bergantian,dan berkeliling membentuk lingkaran. Lagu Juma Tidahan ini adalah nyanyian percintaan di kalangan muda-mudi. Lagu Juma Tidahan biasanya dinyanyikan pada saat bulan
purnama bersinar (terang bulan) di depan rumah atau halaman dengan penuh rasa gembira dan menjalin kebersamaan sesama muda-mudi. Nyanyian ini dapat juga dijadikan wadah untuk melepaskan rasa lelah setelah seharian bekerja dan bila dibandingkan dengan istilah anak muda saat ini dikenal dengan sebutan nongkrong. Kegiatan yang dilakukan oleh muda-mudi ini termasuk warisan yang sangat berharga karena di dalamnya mengandung keunikan tradisi yang wajib dipertahankan dan dilestarikan, sehingga dapat menjadi kebudayaan yang hidup dan melekat bagi masyarakatnya khusunya bagi generasi muda. Mengingat bahwa eksistensi budaya yang bersifat tradisional sudah mulai mengalami kemunduran khususnya nyanyian-nyanyian rakyat, muncul rasa khawatir akan terjadinya degradasi moral yang dibarengi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat yang dengan mudahnya membawa perubahan budaya lokal ke arah budaya global. Mengkaji lagu-lagu tradisional yang menjadi salah satu aset budaya bagi penulis adalah hal yang sangat penting untuk mendapat apresiasi oleh masyarakat Simalungun itu sendiri. Hal-hal yang melibatkan emosional sangatlah lumrah. Masyarakat Simalungun adalah orang-orang identik dengan perasaan yang lembut, sesuai dengan makna kata Simalungun yang berarti tenang dan itu sejalan dengan karakter orang-orang Simalungun itu sendiri. Pada umumnya orang Simalungun tidak banyak bicara, perangainya halus, suka berteman dengan lembut terhadap yang lain. Demikian halnya terhadap lagu-lagu masyarakat Simalungun identik dengan hal-hal yang menyangkut perasaan.
Salah satunya adalah lagu Juma Tidahan. Dalam lagu ini menceritakan tentang perasaan seorang yang sangat mencintai kekasih hatinya. Penyajian lagu ini sudah tidak seperti dahulu lagi, melainkan dinyanyikan dalam acara pesta adat, baik pesta pernikahan, pesta ulang tahun dan pesta sukacita lainnya. Melihat fenomenal yang terjadi pada masyarakat Simalungun mengenai budaya serta kesenian yang ada sekarang ini penulis tertarik untuk mengkaji tentang lagulagu tradisional yang kerap kali muncul di setiap upacara adat Simalungun. Lagulagu yang bertemakan percintaan adalah lagu-lagu yang lebih mendapat apresiasi oleh masyarakat secara umum. Demikian halnya terhadap lagu-lagu orang Simalungun sangat identik dengan hal-hal yang menyangkut perasaan, contohnya Juma Tidahan. Lagu Juma Tidahan ini merupakan lagu tradisional yang mendapat apresiasi baik di kalangan orang-orang Simalungun. Penyampaian pesan lagu dimuat dalam bentuk pantun dan syairnyapun terkesan lembut. Menurut Deny pada Sortaman Saragih ( 2008:11) menyatakan bahwa suku Simalungun kurang memahami sejarah sukunya cenderung tidak dapat mempertahankan eksistensi budayanya karena cenderung bergeser sesuai peraturanperaturan yang ada meskipun menyimpang. Beranjak dari uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lagu Juma Tidahan dan peneliti mengangkat tulisan tersebut ke dalam karya ilmiah yang yang mendeskripsikan tentang Kajian Bentuk dan MaknaLagu Juma Tidahan di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.
B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian perlu dilakukan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan agar penelitian menjadi terarah serta dapat mencakup masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Hal ini sesuai pendapat Riduan (2004 : 21) : Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi dapat diangkat beberapa permasalahan yang saling berkaitan satu sama lain. Sesuai dengan pendapat di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana asal-usul nyanyian Juma Tidahan? 2. Bagaimanakah bentuk lagu Juma Tidahan? 3. Bagaimanakah makna yang terkandung dalam lagu Juma Tidahan? 4. Bagaimana proses penggarapan teks dan melodi lagu Juma Tidahan? 5. Bagaimana bentuk penyajian lagu Juma Tidahan? 6. Bagaimana karakteristik nyanyian Juma Tidahan dari aspek melodi dan ritme? 7. Bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun terhadap nyanyian Juma Tidahan di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun?
C. Pembatasan Masalah Untuk membatasi cakupan masalah yang terlalu luas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan malah bertujuan untuk mempersempit ruang lingkup permasalahan agar topik yang dibahas menjadi lebih fokus, dan menjaga agar permasalahan tidak melebar. Sesuai dengan pendapat Sukardi (2006: 30) mengatakan bahwa : Dalam merumuskan atau membatasi dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung kepada kenangan peneliti.oleh karena itu perlu ketelitian dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana asal-usul lagu Juma Tidahan? 2. Bagaimanakah bentuk lagu Juma Tidahan? 3. Bagaimanakah makna yang terkandung dalam lagu Juma Tidahan? 4. Bagaimana karakteristik lagu Juma Tidahan? 5. Bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun terhadap lagu Juma Tidahan di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun?
D. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban. Berdasarkan uraian di atas hal ini sejalan dengan pendapat Maryeni (2005:14) yang menyatakan bahwa : Rumusan masalah merupakan jabatan detail fokus penelitian yang digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabatan fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah yang dirumuskan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana bentuk dan makna lagu Juma Tidahan di desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungaun. E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan manusia selalu berorientasi kepada tujuan tertentu.tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Hal ini diperkuat pendapat Ali (1987:9) yang mengatakan bahwa: Kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena
penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari titik tuju yang akan dicapai sesorang dalam mencapai kegiatan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah suatu misi yang akan dijalankan selama pelaksanaan penelitian dan menemukan solusi atas masalah yang telah dipaparkan pada pembatasan masalah dan perumusannya. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui asal-usul lagu Juma Tidahan 2. Untuk mengetahui bentuk lagu Juma Tidahan. 3. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lagu Juma Tidahan. 4. Untuk mengetahui karakteristik lagu Juma Tidahan. 5. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun terhadap lagu Juma Tidahan. F. Manfaat Penelitian Selain tujuan penelitian, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat sehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tetapi dapat dipakai oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan bahwa: Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan ilmu dan manfaat di bidang praktik.
Berdasarkan pendapat tersebut maka manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal pengembangan ilmu dan praktik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berfanfaat sebagai berikut : 1. Sebagai pegangan bagi peneliti dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kesenian tradisional Simalungun khususnya terhadap lagu Juma Tidahan. 2. Sebagai bahan informasi kepada setiap pembaca untuk mengenal kesenian tradisional masyarakat Simalungun terkhusus mengenai bentuk dan makna lagu Juma Tidahan. 3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneltian berikutnya yang berniat melakukan penelitian yang relevan di kemudian hari. 4. Memberi motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingintahuan terhadap kesenian tradisional Simalungun serta turut serta dalam melestarikan kesenian tradisional daerahnya. 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik Universitas Negeri Medan.