PELAKSANAAN METODE SPC DAN PENILAIAN TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK X

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN DAN EVALUASI KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN PEMANCANGAN PADA PROYEK X DI SURABAYA

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION ABSTRAK ABSTRACT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KESELAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING GEDUNG BAGIAN LUAR DENGAN MEMANFAATKAN FOTO KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

ANALISA KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA DENGAN METODE WINDOW DELAY ANALYSIS

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Linggar Esti Panggalih R

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses


BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

ANALISA SISTEM PERLINDUNGAN JATUH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

MONITORING JADWAL SUATU PROYEK SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI DAN PPC

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Subrata Aditama Kittie Aidon Uda 1 dan Erik Adi Gunawan 2

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Kontraktor BUMN dan Swasta Nasional

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

PENILAIAN RISIKO PADA PROSES PEMBUATAN SHEAR WALL PADA PEMBANGUNAN APARTEMEN

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

K3 Konstruksi Bangunan

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO DI AREA PRODUKSI AEROSOL PT. UNZA VITALIS SALATIGA

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN)

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

ANALYSIS POTENSI BAHAYA PADA PEKERJA PROYEK PEMBONGKARAN BAGESTING PT. ADHI KARYA Aprilia Sumolang*, Vanda Diana Doda*, Afnal Asrifuddin*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DALAM PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN DI KABUPATEN KENDAL

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

ANALISIS RISIKO PENGOPERASIAN OVERHEAD CRANE DOUBLE GIRDER DI DIVISI KAPAL NIAGA PT PAL SURABAYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE. KATA KUNCI: tower crane, keselamatan kerja, model pengukuran

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

APPLICATION OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (K3) CONSTRUCTION PROJECT IN WEST DISTRICT KUTAI

GAMBARAN PENERAPAN METODE 5R SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT.TATAMULIA NUSANTARA INDAH PROJECT GALLERY WEST JAKARTA BARAT

PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

1 Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KECELAKAAN KERJA FATAL PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI INDONESIA MELLOUKEY ARDAN

Transkripsi:

PELAKSANAAN METODE SPC DAN PENILAIAN TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK X Eric Budisetiawan 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Keselamatan kerja yang baik dilakukan dengan melakukan perencanaan dan penerapan keselamatan kerja. Pada penelitian ini, dicoba untuk merencanakan dan menilai penerapan keselamatan kerja dengan metode SPC serta melakukan penilaian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja berdasarkan Peraturan Menteri PU No : 05/PRT/M/2014.pada pekerjaan struktur proyek X. Perencanaan keselamatan kerja pada proyek tersebut dibagi menjadi tiga tahap yaitu longterm planning, look-ahead planning, dan short-term planning. Kemudian untuk penilaiannya, digunakan indikator PSW. Selama 2 bulan pengamatan, didapatkan nilai nol untuk seluruh pekerjaan struktur yang disebabkan oleh para pekerja. Kemudian hasil penilaian tingkat risiko menunjukkan bahwa semua pekerjaan struktur pada proyek tersebut berisiko tinggi. Hal ini dikarenakan nilai keparahan dari sebagian besar potensi bahaya tiap pekerjaan memiliki tingkat keparahan tinggi (bernilai 3) sehingga mengakibatkan tingginya tingkat risiko. Oleh sebab itu, saat mengerjakan pekerjaan struktur tersebut pengendalian risiko seperti pelatihan, safe guard, APD, serta pengawasan dari mandor harus dilakukan dengan baik dan benar. Kata kunci : Program K3, metode SPC, tingkat risiko, kecelakaan kerja, proyek konstruksi. ABSTRACT: In order to create a safety working, it s necessary to plan and implement safety at work. In this study, we re trying to plan and assess the implementation of occupational safety by SPC (Safety Planning and Controlling) method, as well as assessing the level of risk of workplace accidents based on the Minister of Public Works No. 05 / PRT / M / 2014.for structural work at project X. Planning safety with SPC method in structural work is divided into three stages, which are long-term planning, look-ahead planning, and short-term planning. Then for the assessment, carried out with the indicator PSW (Percentage of Safe Work Packages). From the observation for 2 months, it turns out the value of PSW for all structural work on the project is zero because of the workers. While the results for the assessment of risk level was found that all structural work on the project is high-risk. This is because the value of the severity of most of the potential hazards for each job has a high severity (worth 3), which causes the high value of the risk level. Therefore, while working on the structural work, risk control such as training, safe guard, PPE, as well as the supervision of the foreman must be done properly and correctly. Keywords : assessment, 5S, storage area, construction project. 1 Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, ericbudisetiawan@gmail.com 2 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, andi@petra.ac.id 1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan kerja adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan tenaga kerja maupun orang lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu di tempat kerja (OHSAS 18001, 2007). Tujuannya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan baik terhadap manusia, alat konstruksi maupun lingkungan sekitar. Keselamatan kerja ini merupakan prioritas utama bagi setiap pekerja di industri manapun termasuk industri konstruksi. Di dalam industri konstruksi, keselamatan kerja mendapat perhatian yang cukup serius karena merupakan industri yang berbahaya (Abdelhamid et.al, 2000). Penyebab utama kecelakaan kerja konstruksi adalah hal hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda beda, cuaca, waktu yang terbatas, dan tenaga kerja yang kurang terlatih (Wirahadikusumah, 2005). Tujuan utama dari adanya pelaksanaan keselamatan kerja ini adalah menghindarkan para pekerja dari kecelakaan dan mencegah hal hal yang dapat menimbulkan penyakit. Selain itu, pelaksanaan ini ditujukan juga untuk menjaga agar kegiatan pekerjaan dalam proyek konstruksi tidak terhambat karena adanya kecelakaan kerja yang terjadi yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada alat konstruksi maupun dampak negatif pada lingkungan sekitar. Pada penelitian kali ini, dicoba untuk merencanakan dan menilai keselamatan kerja pada pekerjaan struktur proyek X. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode SPC (Safety Planning and Controlling). Kemudian setelah itu, dilakukan juga penilaian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja dibatasi pada orang saja berdasarkan nilai kekerapan dan nilai keparahan dari setiap potensi bahaya dengan menggunakan acuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 05/PRT/M/2014. 1.2. Rumusan Masalah - Bagaimana merencanakan dan menilai keselamatan kerja berdasarkan metode SPC (Safety Planning and Controlling) pada pekerjaan struktur proyek X? - Bagaimana tingkat risiko kecelakaan kerja pada pekerjaan struktur proyek X menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 05/PRT/M/2014? 1.3. Tujuan Penelitian - Merencanakan dan menilai keselamatan kerja berdasarkan metode SPC (Safety Planning and Controlling) pada pekerjaan struktur proyek X. - Menilai tingkat risiko kecelakaan kerja pada pekerjaan struktur proyek X menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 05/PRT/M/2014. 1.4. Manfaat Penelitian Bagi peneliti dan kontraktor diharapkan dapat bermanfaat untuk lebih mengenal metode SPC (Safety Planning and Controlling) dan mengetahui tingkat risiko pekerjaan konstruksi khususnya pekerjaan struktur pada proyek bangunan tinggi. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Menurut OHSAS 180001 : 2007, kecelakaan didefinisikan sebagai kejadian yang terkait pekerjaan, dimana suatu cidera, sakit (terlepas dari tingkat keparahannya) atau kematian terjadi, atau mungkin dapat terjadi. Dalam hal ini, yang dimaksud sakit adalah kondisi kelainan fisik atau mental yang terindentifikasi berasal dari dan / atau bertambah buruk karena kegiatan kerja dan / atau situasi yang terkait pekerjaan. 2.2. Kecelakaan Kerja Penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibagi menjadi dua, yang pertama adalah karena tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja saat melakukan pekerjaan, dan yang kedua adalah karena tindakan dan kondisi tidak aman yang disebabkan oleh faktor organisasi sehingga mempengaruhi faktor lingkungan kerja (Reason, 1997). Faktor lingkungan kerja 2

meliputi hal hal yang berhubungan secara langsung dengan proyek seperti tekanan terhadap jadwal pekerjaan yang sudah ditentukan, peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja yang tidak memadai, kurangnya pelatihan terhadap para pekerja tentang keselamatan kerja dan penggunaan alat - alat yang berhubungan dengan keselamatan kerja, serta minimnya pengawasan terhadap keselamatan para pekerja. 2.3. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.3.1. Sejarah dan Perkembangan Program K-3 Beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, Undang - undang kerja dan kecelakaan mulai dibuat. Undang - undang tersebut diurus oleh departemen pemerintah bagian pengawasan keselamatan kerja. Departemen ini tetap ada sampai sekarang, sekalipun nama dan organisasinya berubah berkali - kali. Pada tahun 1957, didirikan pula lembaga kesehatan dan keselamatan kerja. Sejak saat itu sampai sekarang ini dilaksanakan bulan K-3 secara berkelanjutan. Kemudian di tahun 1996 dikeluarkan peraturan menteri tenaga kerja tentang Sistem Manajemen K-3 yang dikenal dengan PER-05/Men/1996. Program K-3 terus digalakan pemerintah untuk menciptakan iklim kerja yang baik di Indonesia. 2.3.2. Tujuan dan Sasaran Program K-3 Tujuan program K-3 secara umum adalah mempercepat proses gerakan nasional K-3 dalam upaya membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja guna mencapai kecelakaan nihil. 2.4. Safety Planning and Controlling (SPC) Model 2.4.1. Pengertian Safety Planning and Controlling (SPC) Model Safety Planning and Controlling (SPC) Model adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perencanaan program keselamatan kerja pada suatu proyek beserta dengan pengontrolan terhadap program rencana yang telah dibuat tersebut. Model ini merupakan tanggapan dari para peneliti untuk mengurangi banyaknya kecelakaan yang dapat mempengaruhi jalannya proses konstruksi (Lauw, 2011). 2.4.2. Perencanaan Safety Planning and Controlling (SPC) Model Dalam perencanaan SPC Model, Saurin et al (2002) membagi metode ini menjadi dua bagian besar yaitu Safety Planning dan Safety Control. Penjelasan mengenai dua bagian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Pada bagian safety planning ini dibahas mengenai identifikasi bahaya, penilaian risiko (risk assessment) dan langkah - langkah mitigasi dan kondisi yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat keselamatan. Sedangkan pada bagian safety control dilakukan pengawasan terhadap program yang sudah direncanakan dan memastikan semua sudah berjalan dengan baik. Gambar 1. Safety Planning and Controlling (SPC) Model (Saurin et al, 2002) 2.4.2.1.Safety Planning Pada bagian safety planning ini dibagi lagi menjadi tiga macam yang lebih spesifik yaitu Longterm Planning, Look-ahead Planning, dan Short-term Planning. Long-term Planning adalah 3

titik awal dari semua program keselamatan yang akan dibuat dalam sebuah proyek konstruksi. Perencanaan ini berisi tentang program keselamatan dari awal proyek dimulai sampai berakhirnya proyek dikerjakan. Look-ahead Planning adalah perencanaan program keselamatan dalam jangka waktu pendek biasanya bulanan dan terus berusaha menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Short-term Planning adalah perencanaan program keselamatan dalam jangka waktu yang paling pendek. 2.4.2.2. Safety Control Setelah perencanaan program keselamatan dibuat, tahap selanjutnya adalah safety control (tahap pengontrolan). Pengontrolan pada SPC Model ini dilakukan dengan menggunakan indikator performa yang biasa disebut dengan PSW (Percentage of Safe Work Packages). 2.5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (No : 05/PRT/M/2014) Penilaian tingkat risiko kecelakaan kerja dari pekerjaan yang sedang berlangsung digunakan acuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) konstruksi bidang pekerjaan umum lampiran 1, poin 1 sampai dengan poin 5. 3. METODOLOGI PENELITIAN Secara garis besar alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2. zz Start Studi Literatur Pengumpulan Data Perencanaan Program K3 : Long-term planning Look-ahead planning Short-term planning Risiko Kecelakaan Kerja Penilaian Program K3 : Formulir PSW Pengolahan Data Pengolahan Data Kesimpulan End Gambar 2. Flowchart Metode Penelitian 4

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan 4.1.1. Gambaran Umum Penelitian Dalam bab ini akan dilakukan analisa dan pembahasan tentang pelaksanaan keselamatan kerja pada pekerjaan struktur proyek X dengan metode SPC (Safety Planning and Controlling). Setelah itu, dilakukan juga penilaian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja dibatasi pada orang saja berdasarkan nilai kekerapan dan nilai keparahan dari setiap potensi bahaya dengan menggunakan acuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 05/PRT/M/2014. Pelaksanaan pengamatan dan pengumpulan data pada proyek ini dilakukan setiap hari kerja selama 2 bulan dari tanggal 11 Januari 2016 sampai dengan tanggal 13 Maret 2016. Data untuk tahap perencanaan program keselamatan (safety planning) diambil dari IBPR (Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko) milik kontraktor proyek tersebut. Sedangkan data untuk tahap pengontrolan (safety control) yang menggunakan penilaian PSW diambil dari pengamatan langsung di lapangan. Kemudian untuk penilaian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja juag diambil dari IBPR dan wawancara dengan SHEO (Safety, Health, and Environment Officer) yang bertugas. Objek pengamatan untuk tahap perencanaan, pengontrolan adalah semua pekerjaan struktur yang sedang berlangsung pada proyek tersebut saat dilakukan pengamatan. 4.1.2. Gambaran Umum Proyek Proyek X adalah proyek 3 gedung tinggi yang dibuat untuk perkantoran dan hotel di Kota Surabaya. Gedung tersebut terdiri dari gedung office yang terletak di sebelah utara area proyek, gedung SOHO di sebelah timur area proyek dan gedung hotel yang terletak di sebelah barat area proyek. 4.2. Tahap Perencanaan Keselamatan Kerja (Safety Planning) Tahap pertama dari metode SPC (Safety Planning and Controlling) adalah melakukan perencanaan Keselamatan Kerja. Pada bagian ini dibahas semua mengenai masalah yang meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko (risk assessment) dan langkah - langkah mitigasi dan kondisi yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat keselamatan. 4.2.1. Long-Term Planning Long-term Planning adalah permulaan dari semua perencanaan keselamatan kerja yang akan dibuat dalam sebuah proyek konstruksi. Perencanaan ini berisi tentang rencana keselamatan dari awal sampai akhir proyek. Isi dari perencanaan long-term planning antara lain adalah jenis pekerjaan yang akan dikerjakan, potensi bahaya yang mungkin terjadi apabila melakukan pekerjaan tersebut, penyebab timbulnya bahaya, dan yang terakhir adalah bagaimana cara menghindari atau mengantisipasi bahaya yang akan atau sudah timbul akibat dari melakukan suatu pekerjaan. 4.2.2. Look-Ahead Planning Dalam tahap Look-ahead planning, perencanaan keselamatan kerja untuk tiap paket pekerjaan dilakukan berdasarkan pengendalian risiko yang sudah direncanakan pada longterm planning namun dibuat lebih mendetail dengan interval satu bulanan. Perencanaan Look-ahead planning ini mengambil data dari long-term planning dan SHE plan untuk membuat perencanaan mulai pelatihan, safe guard, APD, sampai desain keselamatan di area kerja proyek untuk para pekerja. Jadi dengan mengkombinasikan antara long-term planning dan SHE plan yang ada, dapat dibuat look-ahead planning yang direncanakan untuk setiap paket pekerjaan mulai bulan Januari sampai Maret tahun 2016. 4.2.3. Short-term Planning Perencanaan keselamatan kerja pada tahap short-term planning ini berisi daftar pekerjaan yang akan dikerjakan selama satu minggu ke depan. Sedangkan untuk tindakan pengendalian risikonya dilihat dari look-ahead planning yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan adanya 5

short-term planning ini, tindakan pengendalian risiko disiapkan jauh lebih mudah karena sudah diketahui paket pekerjaan yang akan dikerjakan dan tindakan pengendalian risiko yang harus disiapkan. Perencanaan ini dibuat berdasarkan schedule pekerjaan yang akan dikerjakan tiap satu minggu ke depan dengan melihat kondisi aktual lapangan. 4.3. Tahap Pengontrolan Keselamatan Kerja (Safety Controlling) 4.3.1. Perhitungan Nilai PSW Harian Perhitungan nilai PSW (Percentage of Safe Work Package) dilakukan pada setiap hari kerja. Dari ketiga perencanaan yang ada, yang dipakai sebagai dasar penilaian adalah perencanaan keselamatan kerja dalam tahap look-ahead planning dengan melihat schedule dari short-term planning. Penilaian dilakukan dengan cara melakukan pengecekan terhadap setiap pengendalian risiko yang sudah direncanakan pada tahap look-ahead planning. Pengecekan tersebut meliputi pelatihan, safe guard yang terpasang, APD yang digunakan, serta pengecekan alat kerja dan oleh mandor saat melakukan pekerjaan tersebut. 4.3.2. Rekapitulasi Nilai PSW Harian Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai PSW mulai pengamatan hari ke-1 sampai hari ke-56 semuanya mendapatkan nilai nol untuk nilai PSW harian. Hal ini berarti setiap hari pada setiap paket pekerjaan struktur yang sedang dikerjakan selalu terjadi pelanggaran dari pengendalian risiko yang sudah direncanakan. Seluruh pelanggaran yang terjadi disebabkan karena banyak pekerja yang tidak taat menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja. 4.3.3. Penyebab Kegagalan Perencanaan Program Keselamatan Pelaksanaan program keselamatan pada proyek X ternyata tidak berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat. Penyebab kegagalan dari perencanaan tersebut seluruhnya disebabkan oleh para pekerja yang ada di proyek. Penyebab utama gagalnya program keselamatan adalah pelanggaran yang dikarenakan para pekerja tidak memakai APD dengan benar dan lengkap. Menurut SHEO (Safety, Health, and Environment Officer) yang bertugas para pekerja kurang memiliki kesadaran terhadap pentingnya memakai APD saat bekerja dan ada risiko kecelakaan kerja yang sewaktu waktu bisa muncul. Kebanyakan para pekerja memiliki pemikiran apabila memakai APD malah merepotkan mereka sehingga membuat mereka tidak dapat bekerja dengan nyaman. Berbagai macam kegiatan SHE yang sudah direncakan sudah dikerjakan dengan sebaik mungkin untuk mencegah risiko kecelakaan kerja. Kegiatan tersebut dilakukan mulai dari kegiatan formal sampai informal salah satunya dengan membuat poster di atas. Namun hal ini ternyata masih belum bisa membuat seluruh pekerja sadar dan taat untuk memakai APD yang sudah disediakan saat bekerja. 4.4. Penilaian Tingkat Risiko Kecelakaan Kerja Paket pekerjaan khususnya pekerjaan struktur pada proyek X cukup banyak dan beragam. Masing masing dari pekerjaan tersebut memiliki tingkat risiko kecelakaan kerja yang berbeda beda. Penilaian risiko kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 05/PRT/M/2014 dibagi menjadi empat bagian antara lain kerugian terhadap pekerja proyek, harta / benda yang dipakai selama proyek berlangsung, dampak pekerjaan terhadap lingkungan, dan keselamatan umum. Pada penelitian kali ini, penilaian tingkat risiko hanya sebatas pada orang saja berdasarkan nilai kekerapan dan nilai keparahan dari setiap potensi bahaya yang mungkin timbul. Dari hasil penelitian didapatkan beberapa contoh potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera berat antara lain tangan terjepit, tersengat listrik, sling crane putus, orang jatuh, orang kejatuhan, bekisting ambruk, dan tertusuk paku. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kecelakaan yang sempat terjadi pada proyek tersebut sampai menyebabkan cedera berat. Salah satu contoh kecelakaan dari potensi bahaya orang jatuh yang menyebabkan cedera berat sampai meninggal dunia yaitu kecelakaan yang terjadi pada tanggal 05 Oktober 2015. Pekerja saat itu sedang melakukan pengecekan bekisting dekat balok prestress di lantai 18 gedung office. Posisi saat melakukan pengecekan tidak menggunakan sabuk pengaman 6

sebagai salah satu alat pelindung diri (APD) yang harus dipakai saat bekerja di tempat tinggi. Kemudian saat berjalan, pekerja tiba tiba jatuh terperosok dari ketinggian dan kepalanya terbentur besi hollow sehingga menyebabkan luka robek di kepala sampai meninggal dunia. Oleh sebab itu, penerapan pengendalian risiko saat melakukan pekerjaan tersebut seharusnya diawasi dengan baik. Hal hal yang harus dipastikan saat mengerjakan pekerjaan tersebut antara lain pelatihan pengoperasian mesin dan penggunaan APD, safety net horizontal, penggunaan APD, dan pengawasan mandor. Alat pelindung diri yang wajib dipakai antara lain helm, sepatu, sarung tangan, dan safety belt. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi potensi bahaya yang sewaktu waktu bisa timbul. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil perencanaan dan penilaian menggunakan metode Safety Planning and Controlling (SPC) pekerjaan struktur pada proyek X didapatkan beberapa kesimpulan:. 1. Perencanaan keselamatan kerja dengan metode SPC pada pekerjaan struktur proyek tersebut dibagi menjadi tiga tahap yaitu long-term planning, look-ahead planning, dan short-term planning. Isi dari tahap perencanaan Long-term planning meliputi jenis pekerjaan, potensi bahaya, penyebab timbulnya bahaya, dan pengendalian risiko secara umum. Kemudian untuk tahap perencanaan look-ahead planning berisi tentang perencanaan keselamatan kerja dengan interval satu bulanan yang meliputi pelatihan, safe guard, APD, sampai desain keselamatan di area kerja proyek untuk para pekerja selama 2 bulan pengamatan. Sedangkan untuk perencanaan tahap short-term planning diisi dengan daftar pekerjaan yang akan dikerjakan selama satu minggu kedepan agar dapat diketahui tindakan pengendalian risiko yang perlu disiapkan sebelum melakukan pekerjaan. 2. Penilaian keselamatan kerja dilakukan dengan indikator performa yang disebut PSW (Percentage of Safe Work Packages). Dari penilaian yang dilakukan mulai tanggal 11 Januari 2016 sampai dengan tanggal 13 Maret 2016, ternyata nilai PSW yang didapat untuk seluruh pekerjaan yang dilakukan diproyek tersebut nol. Hal ini dikarenakan banyak pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebagai salah satu jenis pengendalian risiko yang sudah direncanakan. Sedangkan untuk tindakan pengedalian risiko lainnya seperti pelatihan, safe guard, desain keamanan, serta pengawasan dan pengecekan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana (Look-ahead planning). 3. Dari penilaian tingkat risiko yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 05/PRT/M/2014, dapat dilihat bahwa semua pekerjaan struktur yang sedang dikerjakan pada proyek tersebut memiliki risiko tinggi. Hal ini dikarenakan nilai keparahan dari sebagian besar potensi bahaya dari tiap pekerjaan memiliki tingkat keparahan tinggi (bernilai 3) yang bisa menyebabkan cedera berat sehingga mengakibatkan tingginya nilai tingkat risiko dari tiap pekerjaan. Beberapa potensi bahaya yang memiliki nilai keparahan tinggi antara lain tangan terjepit, tersengat listrik, sling crane putus, orang jatuh, orang kejatuhan, bekisting ambruk, dan tertusuk paku. Oleh sebab itu, hal hal yang harus dipastikan saat mengerjakan pekerjaan tersebut antara lain pelatihan pengoperasian mesin dan penggunaan APD, safety net horizontal, penggunaan helm, sarung tangan, sepatu, dan safety belt serta pengawasan pekerjaan oleh mandor. 5.2. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya mengenai metode Safety Planning and Controlling (SPC) adalah : 1. Metode Safety Planning and Controlling (SPC) lebih cocok digunakan untuk proyek dengan skup pekerjaan detil. Akibat dari skup pekerjaan yang terlalu besar dan kurang detil menyebabkan nilai PSW mudah nol. 2. Diharapkan para peneliti selanjutnya adalah orang yang benar benar terlibat di proyek dan dapat berperan aktif dalam program K3 di proyek. 7

6. DAFTAR REFERENSI Abdelhamid, T.S and Everett, John G. (2000). Identifying Root Causes of Construction Accidents. ASCE Journal of Construction Engineering and Management 126 (1), 52-59. Lauw, Y.H.., & Sulistio, W. (2011). Pengamatan K3 dengan Menggunakan Metode Safety Planning and Controlling (SPC) pada Proyek Sekolah di Kawasan Surabaya timur. (TA No. 21011806/SIP/2011). Unpublished undergraduate thesis, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Peraturan Menteri No : 05/PRT/M/2014. (2014). Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Reason, J.T. (1997). Managing the Risk of Organizational Accidents. Ashgate Publishing Ltd., Aldershot. Saurin, T.A., Formoso, C.T., Guimaraes, L.B. (2002). Safety and Production : an Integrated Planning and Control Model. Paper presented at the 10th Annual Conference of the International Group for Lean Construction, Gramado, Brazil. Wirahadikusumah, R. D. dan Ferial, F. (2005). Kajian Penerapan Pedoman Keselamatan Kerja pada Pekerjaan Galian Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil 12 (2), 53-62. 8