GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2007 tentang Perizinan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Di Jawa Timur yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur tanggal 2 Nopember 2007 Nomor 6 Tahun 2007 Seri E, perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud dalam Peraturan Gubernur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 2 dari Hal Pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) ; 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377) ; 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 1
Nomor 4377) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta I (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 202) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161 ) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624) ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 15. Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1990 tentang Penetapan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta sebagai Perusahaan yang dapat Menarik dan Menerima luran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai ; 17.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 56/PRT/1991 tentang Kebijaksanaan Umum Pengelolaan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta ; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 2
18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 614/KPTS/1991 tentang Pelimpahan Wewenang Pelaksanaan Pemberian Izin Penggunaan Air dan atau Sumber-sumber Air di Wilayah Kerja Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur ; 19. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 341/KPTS/M/2002 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Izin Penggunaan Air dan atau Pemanfaatan Sumber-sumber Air di wilayah Sungai Bengawan Solo kepada Gubernur Jawa T engah dan Gubernur Jawa Timur ; 20. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana wilayah Nomor 342/KPTS/M/2002 tentang Kewenangan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I untuk menarik dan menerima luran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 23 Tahun 2000 tentang Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2000 Nomor 22 Seri D) ; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2001 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2001 Nomor 4 Seri A). 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 5 Seri E). 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 Nomor 4 Seri E). 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2007 tentang Perizinan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 Nomor 6 Seri E). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN DI JAWA TIMUR Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 3
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Provinsi, adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2. Gubernur, adalah Gubernur Jawa Timur. 3. Dinas, adalah Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur. 4. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur. 5. Bapedal adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Jawa Timur. 6. Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai yang selanjutnya disebut Balai adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang melaksanakan sebagian tugas bidang Operasional Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai. 7. Bupati / Walikota, adalah Bupati / Walikota di Jawa Timur. 8. Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I yang selanjutnya disebut Perum Jasa Tirta I, adalah Badan usaha milik negara yang diberi tugas dan wewenang menyelenggarakan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumberdaya Air, Pengusahaan air dan sumber air serta kegiatan usaha lain yang berkaitan dengan air di wilayah kerjanya. 9. Kelompok Kerja Pertimbangan Perizinan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan yang selanjutnya disebut KP4AP adalah Kelompok yang memberikan pertimbangan kepada Gubernur berkaitan dengan permohonan izin pengambilan dan pemanfaatan air permukaan. 10. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat di atas permukaan tanah. 11. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah. 12. Badan, adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer dan bentuk badan lainnya. 13. Pengambilan dan Pemanfaatan air Permukaan, adalah Pengambilan, Pemanfaatan, Pengambilan dan Pemanfaatan air Permukaan untuk berbagai keperluan. 14. Izin, adalah Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan untuk berbagai keperluan termasuk air permukaan yang berada pada wilayah kerja Badan Usaha Milik Negara. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 4
15. Biaya Jasa Pengelolaan Sumberdaya Air yang selanjutnya disebut biaya jasa adalah iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan yang dipungut dari pengambilan dan atau pemanfaatan air dari sumber-sumber air yang berada pada Wilayah Kerja Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta I yang digunakan untuk Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumberdaya Air. BAB II KETENTUAN PERIZINAN Pasal 2 Setiap permohonan izin harus diajukan secara tertulis kepada Kepala Dinas melalui Balai setempat. Pasal 3 (1) Setiap permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan dengan mengisi dan melengkapi formulir yang telah ditentukan disertai lampiran persyaratan sebagai berikut : a. Surat kesanggupan bermeterai cukup untuk memasang meter air atau alat pengukur debit air dan kesanggupan membayar pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan serta biaya jasa pengelolaan sumber daya air; b. peta situasi dengan skala 1 : 50.000 dan lokasi pengambilan air yang telah disahkan oleh Balai atau Perum Jasa Tirta I sesuai kewenangan masing-masing; c. gambar konstruksi bangunan dan pengambilan air yang dibuat oleh pemohon dan disahkan oleh Balai dengan skala 1:50 atau 1:100 tergantung pada kejelasan gambar yang ditampilkan ; d. rencana cara pembuangan air Iimbah dengan skala 1 : 50 yang telah mendapatkan persetujuan dari Bapedal; e. Daftar Isian Penggunaan Air, meliputi antara lain : 1. Bidang Usaha; 2. Waktu Pengambilan Air; 3. Debit Pengambilan; 4. Volume per bulan; 5. Tujuan Penggunaan Air; 6. Cara Pengambilan Air; 7. Data Pompa Air; 8. Data Bangunan Pengambilan; 9. Data Alat Pengukur Debit Air; 10.Pembuangan Air setelah digunakan; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 5
11. Kualitas Air yang dibuang ( dilampiri hasil uji kualitas Iimbah) f. salinan akta pendirian bagi perusahaan yang berbadan hukum, badan usaha dan badan sosial ( kecuali pemohon perorangan harus melampirkan fotocopi KTP) ; g. salinan izin usaha bagi pemohon yang merupakan badan usaha (kecuali pemohon perorangan) ; (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah mendapatkan : a. Pertimbangan dari Balai setempat apabila pengambilan dan pemanfaatan air permukaan pada sumber-sumber air di wilayah sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi ; b. Pertimbangan dari Balai, KP4AP dan rekomendasi teknis Perum Jasa Tirta I apabila pengambilan dan pemanfaatan air permukaan pada sumber-sumber air di wilayah kerja Perum Jasa Tirta I ; c. Rekomendasi dari Bupati/Walikota yang bersangkutan selaku Ketua Komisi Irigasi sepanjang pengambilannya dari saluran irigasi. Pasal 4 (1) Setiap pemegang izin harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Surat Izin serta petunjuk teknis dari Kepala Dinas ; (2) Ketentuan-ketentuan Surat Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. membuat bangunan untuk pengambilan air yang dilengkapi dengan meter air atau alat pengukur debit sesuai pemanfaatannya ; b. Pemegang izin harus sudah memasang meter air 3 (tiga) bulan sejak diterimanya izin ; c. Mengalirkan kembali sisa pemanfaatan air ke lokasi pengambilan atau ke tempat lain yang telah ditetapkan oleh Dinas dengan memenuhi baku mutu air limbah ; d. apabila pada lokasi pengambilan air diperlukan untuk kepentingan umum atau pertimbangan teknis, maka pemegang izin harus membongkar atau memindahkan prasarana dan sarana pengambilan air serta mengadakan pemulihan keadaan dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemegang Izin. e. apabila diperlukan untuk kepentingan sosial, pemegang izin wajib memberikan sebagian air yang diperolehnya tanpa imbalan jasa ; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 6
f. apabila selama 3 (tiga) bulan sejak izin dikeluarkan, pemegang izin tidak melakukan kegiatan tanpa alasan yang jelas, maka izin tersebut batal demi hukum ; g. membayar Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan kepada Pemerintah Provinsi; h. membayar biaya jasa kepada Perum Jasa Tirta I atas penggunaan air permukaan di Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I. i. mengadakan perjanjian penggunaan air dengan Perum Jasa Tirta I untuk penggunaan air di Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I. j. tidak melakukan pengambilan dan pemanfaatan air permukaan melebihi dari izin. k. Pemegang izin harus memanfaatkan air dan/atau bangunan pengambilan airnya sesuai tujuan atau keperluan sebagaimana tercantum dalam surat izin ; l. Pemegang izin dilarang mengalihkan izin dan/atau pemanfaatannya kepada pihak ketiga. (3) Apabila penggunaan air kurang dari volume penggunaan air dalam surat izin, Pemegang izin harus mengajukan permohonan perubahan izin kepada Kepala Dinas, kecuali apabila kondisi alam atau pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pengelola. (4) Apabila pemegang izin tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka volume penggunaan air ditetapkan sesuai surat izin. BAB III MEKANISME DAN TATA CARA PERIZINAN Bagian Pertama Proses Perizinan Pasal 5 Untuk kelancaran proses perizinan pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, maka tata cara permohonan izin sebagai berikut : 1. Di Wilayah Perum Jasa Tirta I a. Pemohon mengajukan berkas permohonan izin kepada Kepala Dinas melalui Balai setempat dengan tembusan Perum Jasa Tirta I; b. Balai setempat meneliti kelengkapan berkas permohonan serta kebenaran data-data isian, dan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan bersama Perum Jasa Tirta I ; c. Balai setempat mengirimkan berkas permohonan asli kepada kepala Dinas dan tembusan ditujukan kepada Ketua KP4AP dan Bupati/Walikota selaku ketua komisi irigasi sepanjang Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 7
pengambilan dan pemanfaatan air permukaan pada saluran irigasi; d. Kepala Dinas mengirimkan permintaan rekomendasi teknis kepada Direksi Perum Jasa Tirta I dan rekomendasi kepada Bupati/WaliKota selaku Ketua Komisi Irigasi ; e. Direksi Perum Jasa Tirta I memberikan rekomendasi teknik dan BupatilWalikota memberikan rekomendasi kepada Kepala Dinas; f. KP4AP menyelenggarakan rapat koordinasi pembahasan permohonan izin; g. Kepala Dinas memproses surat izin dan mengirimkan surat izin asli kepada pemohon melalui Balai dengan tembusan Ketua KP4AP, Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur, Bupati/Walikota setempat dan Perum Jasa Tirta I; h. Perum Jasa Tirta 1 melakukan perjanjian dengan Pemegang izin berdasarkan surat izin tersebut; i. Balai menyerahkan surat izin asli kepada pemohon setelah dibuat perjanjian antar pemegang izin dengan Perum Jasa Tirta I. 2. Diluar Wilayah Perum Jasa Tirta I a. Pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kepala Dinas melalui Balai setempat ; b. Balai setempat meneliti kelengkapan permohonan serta kebenaran data-data isian, apabila terdapat kekurangan, secara tertulis meminta kepada pemohon untuk melengkapinya dan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan ; c. Balai memberikan pertimbangan kepada Kepala Dinas dan mengirimkan berkas permohonan asli kepada Kepala Dinas dengan tembusan kepada Bupati /Walikota; d. Kepala Dinas mengirimkan permintaan rekomendasi kepada Bupati/WaliKota selaku Ketua Komisi irigasi ; e. Dinas mengadakan rapat rekomendasi teknis ; f. Bupati/Walikota mengirim rekomendasi kepada Kepala Dinas; g. Kepala Dinas memproses surat izin dan mengirimkan surat izin asli kepada pemohon melalui Balai setempat dengan tembusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi, Bupati/Walikota setempat; h. Balai mengirimkan surat izin asli kepada pemohon. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 8
Bagian Kedua Jangka Waktu Proses Perizinan Pasal 6 (1) Jangka waktu proses perizinan di wilayah kerja Perum Jasa Tirta I : 1. Proses penyelesaian izin diterbitkan dalam jangka waktu maksimal 60 (enam puluh) hari kerja dengan rincian waktu sebagai berikut : a. Proses penyelesaian administrasi dan peninjauan lapangan di Balai paling lama 14 (em pat belas) hari kerja sejak berkas permohonan diterima secara lengkap oleh Balai ; b. Proses pembahasan permohonan izin dan peninjauan lapangan serta pemberian pertimbangan oleh KP4AP dan rekomendasi teknis oleh Perum Jasa Tirta I, paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan; c. Proses penerbitan rekomendasi Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya permintaan rekomendasi dari Dinas; d. Paling lama 16 (enam belas) hari kerja sejak diterimanya pertimbangan / rekomendasi / rekomendasi teknis oleh Dinas, maka surat izin harus di terbitkan. 2. Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b dan c tidak dipenuhi, maka dianggap telah memberikan persetujuan. (2) Jangka waktu proses perizinan di luar wilayah kerja Perum Jasa Tirta I: 1. Proses penyelesaian izin diterbitkan dalam jangka waktu maksimal 45 (empat puluh lima) hari kerja dengan rincian waktu sebagai berikut : a. Proses penyelesaian administrasi di Balai paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak berkas permohonan diterima secara lengkap oleh Balai ; b. Proses pembuatan rekomendasi Kabupaten/kota paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya permintaan rekomendasi dari Dinas; c. Paling lama 16 (enam belas) Hari kerja sejak diterimanya rekomendasi oleh Dinas, maka surat izin harus diterbitkan. 2. Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b tidak dipenuhi, maka dianggap telah memberikan persetujuan. (3) Alur mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 ini tercantum dalam Lampiran. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 9
Pasal 7 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) angka 1 dan ayat (2) angka1 tidak dipenuhi, maka permohonan dianggap telah disetujui. BAB IV ALAT UKUR PEMANFAATAN AIR Pasal 8 (1) Pemegang surat izin wajib memasang meter air atau alat pengukur debit air. (2) Pemegang surat izin yang mengambil air di bawah 1 Iiter/detik atau 1000 m3/bulan dan tidak mampu memasang alat pengukur debit air, maka diwajibkan memasang alat pengukur debit yang lebih sederhana untuk mengetahui jumlah pemakaian air. (3) Pemasangan alat pengukur debit air atau meter air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) yang berfungsi sebagai alat pengontrol atas pengambilan dan pemanfaatan air permukaan harus sudah selesai terpasang dan berfungsi dengan baik paling lambat 3 (tiga) bulan setelah surat izin terbit. (4) Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan alat pengotrol sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum terpasang dan berfungsi maka izin dicabut. (5) Pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan alat pengukur debit atau meter air menjadi beban pemegang surat izin. Pasal 9 Kapasitas meter air yang dipasang disesuaikan dengan debit air yang tercantum dalam surat izin. Pasal 10 (1) Meter air sebelum dipasang wajib ditera terlebih dahulu oleh Instansi/Badan yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Meter air yang masa teranya habis dan atau setelah diperbaiki, wajib ditera ulang oleh Instansi/Badan yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pelaksanaan pemasangan meter air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disegel oleh : a. Dinas, apabila pengambilan dan pemanfaatan air permukaan berada di luar wilayah Perum Jasa Tirta I ; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 10
b. Dinas bersama-sama dengan Perum Jasa Tirta I, apabila pengambilan dan pemanfaatan air permukaan berada di wilayah Perum Jasa Tirta I. BAB V BIAYA JASA Pasal11 (1) Pengambilan dan pemanfaatan air permukaan di wilayah kerja Perum Jasa Tirta I dikenakan biaya jasa. (2) Tata cara pengenaan biaya jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Perum Jasa Tirta I. BAB VI EVALUASI PERIZINAN Pasal 12 (1) Untuk melaksanakan tertib administrasi dan teknis pelaksanaan pengambilan dan pemanfaatan air permukaan dilaksanakan evaluasi oleh : a. Dinas bersama-sama dengan Instansi terkait, apabila berada di luar wilayah Perum Jasa Tirta I ; b. Dinas bersama-sama dengan Perum Jasa Tirta I dan Instansi terkait, apabila berada di wilayah Perum Jasa Tirta I ; (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelaksanaan administrasi dan teknis sebagaimana yang telah dituangkan dalam surat izin. (3) Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk berita acara dan ditandatangani oleh Dinas, pejabat / petugas dari Kabupaten/Kota, instansi terkait dan Perum Jasa Tirta I. (4) Kepala Dinas wajib melaporkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Gubernur. BAB VI MEKANISME PENGHENTIAN SEMENTARA DAN PENINJAUAN KEMBALI Pasal 14 (1) Kepala Dinas dapat melakukan penghentian sementara terhadap pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, apabila ada keperluan kegiatan pengelolaan sungai atau saluran. (2) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah terlebih dulu memberitahukan secara tertulis kepada pemegang izin 7 hari kerja sebelum pelaksanaan penghentian sementara. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 11
Pasal 15 Kepala Dinas dapat melakukan peninjauan kembali terhadap izin yang telah diterbitkan apabila terjadi pengurangan volume yang dibutuhkan. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Dinas, Perum Jasa Tirta I dan Instansi terkait. (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan secara langsung sesuai dengan kebutuhan dan atau secara berkala sesuai dengan situasi dan kondisi. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas. Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 316 Tahun 1988 beserta perubahannya dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 74 Tahun 2002 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur. DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR Tgl 16-4-2008 No. 37 Th 2008/E1 Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 16 April 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd H. IMAM UTOMO. S Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 12
ALUR MEKANISME PERIZINAN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN PADA SUMBER-SUMBERAIR or LUAR WILAYAH KERJA PJT I LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL : 16 APRIL 2008 NOMOR : 37 TAHUN 2008 No. URAIAN KEGIATAN pemohon Balai PSAWS DPU.P Rektek WaIi Bupati kotai I Dispenda PrOD. I. IPENDATAAN 1 Pemohon mengajukan berkas permohonan izin kepada Kepala DPU Pengairan melalui Balai PSAWSsetempat ; 2 IBalai PSAWSsetempat meneliti kelengkapan berkas permohonan serta kebenaran data isian, apabila terdapat kekurangan, secara tertulis meminta kepada pemohon untuk melengkapinya dan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan serta memberikan pertimbangan kepada Dinas ; 13{ hari G + nolpenata USAHAAN 1 Balai PSAWSsetempat mengirimkan Ke Dinas PU Pengairan berkas permohonan asli dan tembusan kepada Bupati / Walikota ; 2 IKepala DPU P mengirimkan permintaan rekomendasi kepada Bupati / Walikota selaku ketua Komisi Irigasi ; 1 hari 4 hari,......... ~ }-115 hari 3 IBupati / Walikota mengirim rekomendasi kepada Kepala Dinas 4 Kepala DPU P menyelenggarakan rapat rekomendasi teknis pembahasan permohonan izin ; 5 IKepala DPU P memproses surat izin dan mengirimkan surat izin asli kepada pemohon melalui Balai PSAWSsetempat dengan tembusan : - Kepala Dinas Pendapatan Prop. Jawa Timur. - BupatijWalikota setempat. - Balai PSAWSsetempat. 6 IBalai PSAWS mengirimkan surat izin yang asli kepada oemohon Jumlah 45 hari kerja (j GJ\ \S1... ::::::::::::::: r.. ~ UR JAWA TIMUR OIUNDANG.kAN DAlAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA T1MUR "GL U,~1'~ No. 37 7G~a Ifl AM UTOMO. S