SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN OLEH DIVISI PUSLIA DI BAPENDA JAWA BARAT DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) 1 Parlindungan, 2 Hardi Firmansyah 1 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282 Email: 1 Parlindungan_hrp@yahoo.com, 2 Hardifirmansyah12345@yahoo.co.id Abstraksi Sistem pendukung keputusan pada suatu lembaga atau sekolah merupakan hal yang sangat penting. Pihak perusahaan seharusnya mengambil sebuah keputusan berdasarkan pemeriksaan teknisi dalam menangani keluhan. Di divisi puslia pemeriksaan terhadap keluhan dari pengguna infrastruktur TI cenderung bersifat subyektif dan hanya dilihat berdasarkan apa yang di keluhkan oleh pengguna lalu mengecek hanya dengan mengacu pada perangkatnya saja, sehingga hasil keputusan yang kurang tepat untuk memastikan solusi dengan akurat. Dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) dapat mempermudah teknisi untuk menentukan solusi untuk perbaikan infrastruktur secara akurat, dimana metode saw adalah salah satu metode pengambilan keputusan dimana alternative yang terpilih merupakan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut selain itu penilaian berdasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan Diperlukan sistem yang dapat menggabungkan antara pendukung keputusan dan komputerisasi dengan menggunakan perhitungan yang tepat dengan membangun sebuah perangkat lunak yang diharapkan dapat membantu dalam penentuan tindakan pada perangkat yang dikeluhkan dengan mudah. Informasi yang dihasilkan dari sistem ini adalah solusi untuk apa yang akan lakukan terhadap perangkat infrastruktur yang dikeluhkan berdasarkan data kriteria dan data bobot. Kata kunci : Rekrutmen, Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting 1. Pendahuluan Tenaga kerja atau karyawan merupakan suatu asset yang sangat penting dalam suatu perusahaan demi jalanya kegiatan dalam perusahaan serta dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mendapatkan karyawan pada posisi tertentu yang memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan perusahaan, maka perusahaan terlebih dahulu melakukan penarikan karyawan dari berbagai sumber baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan tersebut. Yang sering menjadi permasalahan bahwa pada umumnya organisasi/perusahaan seringkali kurang memperhatikan standar seleksi sehingga tingkat/kualitas dari pelamar yang dihasilkan kurang memenuhi kualifikasi pekerjaan yang ditawarkan. Oleh karena itu, di dalam melakukan seleksi karyawan yang baik itu pimpinan perusahaan maupun bagian personalia harus benar-benar memahami persyaratan-persyaratan yang ditentukan untuk suatu jabatan sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam memilih karyawan. Karyawan ini diambil melalui proses penerimaan karyawan melewati serangkaian tes yang diadakan. Hal yang tersulit dalam membuat pilihan adalah upaya menghilangkan faktor subjektifitas dari manajer personalia sehingga setiap pilihan yang dibuat bersifat objektif dengan berdasarkan pada kriteriakriteria yang diharapkan oleh perusahaan. termasuk rekrutmen pada BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat. Berdasarkan informasi yang di peroleh dari bagian Kepegawaian pada BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat diketahui bahwa Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat belum melaksanakan penerimaan
karyawan secara tepat karena Kantor ini tidak memiliki jadwal yang tepat untuk melaksanakan proses penerimaan karyawan dan hanya dilaksanakan jika kebutuhan sudah mendesak yaitu pada saat akan adanya kebutuhan karyawan saja Demikian juga halnya pada penempatan karyawan tidak digunakanya spesifikasi jabatan yang ada, sehingga karyawan yang diterima umumnya sering mengalami hambatan dalam pekerjaan. Atas dasar informasi tersebutlah maka penelitian yang berkaitan dengan Analisis Prosedur Penerimaan, Seleksi dan Penempatan Karyawan pada Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat menarik untuk diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka penulis mengambil pokok permasalahan adalah: 1. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan dalam penerimaan karyawan dan menghilangkan faktor subjektifitas dari manajer personalia sehingga setiap pilihan yang dibuat bersifat objektif di BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat. 2. Bagaimana cara menerapkan kriteria dan bobot untuk penerimaan karyawan di BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat. Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sesuai apa yang diharapkan, maka penulis mempunyai batasan masalah yang dibahas yaitu: 1. Keluaran dari sistem ini berupa perangkingan terhadap hasil penilaian dari calon pegawai yang menjadi kandidat dalam pemilihan karyawan baru. Sistem Pendukung Keputusan ini hanya sebagai alat bantu memberikan alternatif bagi pihak kantor maupun bagian kepegawaian dalam menentukan karyawan baru di BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat. Berdasarkan Identifikasi Permasalahan yang telah di uraikan diatas, maka penulis tujuannya adalah 1. Untuk merancang Sistem pendukung keputusan yang berguna dalam menentukan karyawan baru di BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat. 2. Untuk menerapkan kriteria dan bobot dalam menentukan karyawan baru di BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa Barat Metode pengembangan sistem menggunakan metode waterfall, adapun tahapan-tahapan metode waterfall sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan, Tahap ini melakukan sebuah penelitian, dan wawancara. 2. Desain Sistem, Tahapan ini melakukan penuangan pikiran dan perancangan sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada 3. Penulisan Kode Program, Tahap ini melakukan penulisan kode program 4. Pengujian Program, Tahap ini dimana sistem di uji kemampuan dan keefektifanya sehinggan didapatkan kekurangan dan kelemahan. 5. Penerapan Sistem dan Pemeliharaan Sistem. Metode perhitungan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting), adapun tahapan-tahapan metode SAW sebagai berikut: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternative terbaik (A). 2.1 Landasan Teori Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model. (Fartindyyah & Subiyanto, 2014)
2.1.2 Rekrutmen Dalam rekrutmen tenaga kerja atau karyawan juga perlu melakukan suatu analisa terhadap deskripsi jabatan yang merupakan langkah pertama dari proses analisa jabatan, yaitu gambaran yang tersedia, pernyataan yang akurat dan ringkas mengenai apa-apa yang diharapkan akan dilakukan karyawan di dalam pekerjaanya, menggambarkan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh pemangku jabatan.. (Fartindyyah & Subiyanto, 2014) deskripsi pekerjaan/jabatan adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai perkerjaan. Dengan adanya deskripsi jabatan diharapkan setiap karyawan yang memegang jabatan tertentu akan mengetahui batasan tugas, wewenang tanggung jawabnya. Hal ini akan mencegah kemungkinan timbulnya kesimpangsiuran dan pekerjaan ganda antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lain 2.2 Metodologi Yang Digunakan 2.2.1 Metode Waterfall Waterfall model adalah sebuah contoh dari proses perencanaan dimana semua proses kegiatan harus terlebih dahulu direncanakan dan dijadwalkan sebelum dikerjakan. (Sommerville, 2011) Tahapan model waterfall dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Tahapan Model Waterfall (Sommerville, 2011) Gambar 2.2 Formula Normalisasi (Kusumadewi, Harjoko, & Wardoyo, 2015) Dimana: Rij = rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai (i=,2,,m) Max = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom. Min = nilai minimum dari setiap baris dan kolom. Xij = baris dan kolom dari matriks. Formula untuk mencari nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) adalah sebagai berikut: (Kusumadewi, Harjoko, & Wardoyo, 2015) Gambar 2.3 Formula Nilai Preferensi (Kusumadewi, Harjoko, & Wardoyo, 2015) Dimana: Vi = Nilai akhir dari alternatif Wi= Bobot yang telah ditentukan.. Rij = Normalisasi matriks. Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa aternatif Ai lebih terpilih. 3.1 Analisa dan Perancangan 3.1.1 Use Case Diagram Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem. 2.2.2 SAW (Simple Additive Weighting) Metode SAW (Simple Additive Weighting) juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. (Pahlevy, 2015) Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: (Kusumadewi, Harjoko, & Wardoyo, 2015) Gambar 3.1 Use Case Diagram
3.1.2 Use Case Scenario Usecase Scenario menjelaskan secara detail proses yang ada dalam use case diagram dari awal hingga akhir proses atau memberikan gambaran umum tentang aktivitas yang terjadi di dalam use case. 3.2 Aliran Kerja menjelaskan tentang pemodelan workflow (alir kerja) atau aktivitas dan operasi. 3.4 Struktur Organisasi Obyek dan Pesan pada sub bab ini digambarkan aspek urutan waktu dari pesan yang disampaikan, aspek struktur organisasi objek yang mengirim dan menerima pesan dan menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari usecase, interaksi yang terjadi antar class. Activity Diagram Login Gambar 3.2 Activity Diagram Login 3.3 Pemodelan Data Pemodelan data digunakan untuk menentukan dan menganalisis persyaratan data yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis suatu organisasi. Pemodelan data digunakan sebagai konsep untuk menggambarkan data, hubungan antar data Class Diagram Gambar 3.4 Squence Diagram Login 4. Implementasi dan Pengujian 4.1 Implementasi Antarmuka Konfigurasi Memperlihatkan hasil implementasi rancangan antarmuka dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu, termasuk di dalamnya tahapan yang dilakukan untuk instalasi prototype perangkat lunak yang dihasilkan, mulai dari tahapan persiapan sampai program siap digunakan, dan petunjuk umum penggunaan program per dialog screen. 1. Halamn Utama Login Gambar 4.1 Halaman Utama Login Gambar 3.3 Class Diagram
2. Halaman Menu Admin Normalisasi C2 R21 = = = 0,959 R22 = = 0,972 R23 = Gambar 4.2 Halaman Menu Admin 4.2 Implementasi Perhitungan SAW (Simple Additive Weighting) Pada tahapan penentuan siswa berprestasi mempunyai kriteria dan bobot kriteria yang menjadikan acuan saat perhitungan, dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel 4.1 Kriteria dan Bobot Nama Kriteria Bobot Kelengkapan 30 dokumen Kelengkapan 30 cv Kelengkapan 20 transip nilai tes 20 Untuk nilai kriteria itu sendiri mempunyai nilai himpunan kriteria masing-masing Dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Nilai Alternatif setiap kriteria Kriteria Alternatif C1 C2 C3 C4 asep 70 71 3 9 ubed 71 72 4 8 ipeh 74 73 5 7 Normalisasi C1 R11 = = = 0,933 Normalisasi C3 R31 = = = 0,986 R32 = = 1 R33 = Normalisasi C4 R41 = = = 0,986 R42 = = 1 R43 = Hasil Normalisasi 0,933 0,959 0,986 0,986 R = 0,946 0,972 1 1 0,986 0,986 0,986 0,959 Proses perankingan dengan menggunakan bobot kriteria yang telah di tentukan atau diberikan oleh pengambil keputusan. Wi = [0.25, 0.25, 0.20, 0.15, 0.15] hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: V1=(0,30)(0,933)+(0,30)(0,959)+(0,20)(0,986 )+(0,20)(0,986)= 0,962 V2=(0,30).(0,946)+(0,30).(0,972)+(0,20)(1)+( 0,20)(1)= 0,975 V3=(0,30).(0,986)+(0,30).(0,986)+ (0,20)(0,986)+(0,20)(0,959)= 0,980 Nilai terbesar ada pada V3 sehingga alternatif A3 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik, dengan kata lain Agung akan terpilih sebagai siswa berprestasi. R12 = = 0,946 R13 =
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bahwa sistem pedukung keputusan ini dapat menyelesaikan masalah yaitu kesulitan dalam menjaring pelamar kerja, penerimaan yang tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan diperusahaan serta tidak tetap dalam penilaian yang terjadi di Bapenda dengan cara dibuat nya sistem perhitungan berkas lamaran masuk yang mempunyai kriteria yang ditetapkan perusahaan dengan mempunyai bobot disetiap kriterianya, selain itu dalam sesi wawancara terdapat selain kepala departemen dapat menginputkan penilaian sistem dapat menghitung total penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan dengan menggunakan metode SAW. Dengan menggunakan perhitungan SAW maka sistem dapat menampilkan pelamar mana saja yang masuk sesuai kriteria perusahaan. Berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai dengan metode SAW ini dapat disimpulkan yaitu : 1. System pendukung keputusan yang dibangun dapat membantu calon pelamar dengan mudah untuk melamar pekerjaan 2. System pendukung keputusan yang dibangun menggunakan metode simple additive weighting dapat memberikan informasi yang cepat dalam melakukan perankingan dan memberi rekomendasi calan pelamar yang baik 5.2 Saran 1. Aplikasi belum dilengkapi ujian wawancara dalam penerimaan karyawan baru 2. Mencoba metode lain yang mungkin dapat lebih akurat dalam perhitungan system pendukung keputusan DAFTAR PUSTAKA Fartindyyah, N., & Subiyanto. (2014). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN SMA. Universitas Negeri Semarang. Ferdianto, Y. A. (2014). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA SISWI BERPRESTASI BERDASARKAN KOMPETENSI DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING. Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 4-10. Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi. Mulyani. (2014, March 19). Pengertian Siswa Menurut Para Ahli. Diambil kembali dari idtesis.com: https://idtesis.com/pengertian-siswamenurut-para-ahli/ Rohayani, H. (2013). Analisis Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Program Studi. STIKOM Dinamika Bangsa Jambi. Rosa A. S., M. S. (2015). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung. Rosa, M., & Shalahuddin. (2015). REKAYASA PERANGKAT LUNAK TERSTRUKTUR dan BERORIENTASI OBJEK. Bandung: MODULA. Utami, W. P. (2012). Penerapan Algoritma Iterative Dichotomiser Three. Universitas Kristen Satya Wacana. Wibowo. (2011). Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. Raja Grafika Prasada. Pressman. (2010). Software Engineering : a practitioner s approach,. New York.