BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga dan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Cimanggis. Penanaman dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Darmaga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan September 2008. Bahan dan alat Bahan yang digunakan adalah benih 20 genotipe yaitu B.3260, B.3570, B.3641, B.3749, B.3764, B.3778, B.3901, B.3803, B.3837, B.3883, Burangrang, Seulawah, Tanggamus, Kaba, Lawit, Ijen, Menyapa, Cikuray, Panderman, Anjasmoro dan benih varitas Orba, urea, SP-36, KCl, furadan dan akuabides. Alat yang digunakan antara lain tugal, ajir, koret, cangkul, ember, timbangan, plastik dan electric conductivity. Metode Penelitian Percobaan 1.Studi keragaan daya simpan benih kedelai pada berbagai periode simpan Percobaan ini menggunakan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah genotipe dan faktor kedua adalah periode penyimpanan yaitu 0, 1, 2, 3 bulan. Ada 3 ulangan untuk masing-masing genotipe sehingga total percobaan sebanyak 480 satuan percobaan. Model rancangan yang digunakan adalah : Yij = µ + αi + βj + εij Keterangan: Yij = nilai pengamatan ulangan ke-i dan genotipe ke-j µ = rataan umum αi = pengaruh ulangan ke-i βj = pengaruh genotipe ke-j εij = pengaruh galat percobaan
13 Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji F dengan taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjutan yaitu uji nilai tengah dan ragam. Percobaan 2. Studi pewarisan karakter tolok ukur mutu fisiologis benih Percobaan ini menggunakan rancangan dasar RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan faktor tunggal yaitu genotipe kedelai. Ada 20 genotipe masingmasing dilakukan sebanyak 3 ulangan, sehingga total percobaan sebanyak 60 satuan percobaan. Benih yang digunakan adalah benih pada periode simpan 2 bulan. Model rancangan yang digunakan adalah : Keterangan: Yij = µ + αi + βj + εij Yij = nilai pengamatan ulangan ke-i dan genotipe ke-j µ = rataan umum αi = pengaruh ulangan ke-i βj = pengaruh genotipe ke-j εij = pengaruh galat percobaan Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji F dengan taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjutan yaitu uji Dunnet pada taraf 5% dengan genotipe pembanding adalah Anjasmoro. Pendugaan parameter genetik meliputi pendugaan komponen ragam dan pendugaan nilai heritabilitas dalam arti luas (h² bs ) untuk menentukan karakter yang dapat dijadikan karakter seleksi. Pendugaan komponen ragam diperoleh dengan cara sebagai berikut : Ragam lingkungan (σ²) = KT galat = M1 Ragam genotipik (σ² g ) = (M2-M1) r Ragam fenotipik (σ² p ) = (σ²) + σ² g R Pendugaan heritabilitas menggunakan persamaan Poespodarsono (1998) : h² = σ² g x 100% σ² p
14 Tabel 3. Analisis Ragam dan Komponen Pendugaan Ragam (Falconer dan Mackay, 1989) : Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Kuadrat Tengah E(KT) (KT) FK 1 Ulangan r-1 M3 σ² + g σ² u Genotipe g-1 M2 σ² + r σ² g Galat G(r-1) M1 σ² Total g.r Pelaksanaan Benih kedelai ditanam di kebun percobaan Leuwikopo pada awal bulan Maret sampai akhir Juni 2008. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk penanaman ubi jalar. Ubi jalar banyak menyerap nitrogen dalam tanah, sehingga lahan yang akan ditanami memerlukan pemupukan yang baik. Pupuk kandang diberikan dengan dosis 1 ton/ha, pupuk urea 100 kg/ha, SP-36 200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Benih ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm. Setiap genotipe benih ditanam dalam satu baris sebanyak 30 lubang per baris dan 2 benih per lubang tanam. Kedelai merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Tidak dilakukan isolasi jarak, namun untuk menghindari penyerbukan silang digunakan tanaman penghalang (barier) kedelai genotipe Orba, ditanam di antara genotipe satu dengan genotipe yang lain. Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit secara manual dan roguing. Setelah polong masak, benih dipanen dan dilakukan beberapa perlakuan pasca panen yaitu pengeringan polong di bawah terik matahari, perontokan, pengeringan benih, pembersihan dan pemilahan benih. Penyimpanan benih kedelai menggunakan metode penyimpanan pada kondisi kamar. Sebelumnya benih dimasukkan ke dalam kantong plastik kedap udara untuk menghindari suhu dan kelembaban yang terlalu ekstrim serta mengurangi serangan patogen dari luar atau dari benih lain. Penyimpanan dilakukan selama 0, 1, 2, dan 3 bulan masing-masing genotipe sebanyak tiga ulangan. Kebutuhan benih per genotipe yang disimpan sebanyak 1300 butir.
15 Perkiraan kebutuhan benih di lapang per genotipe adalah 40 butir. Sedangkan kebutuhan benih per hektar dengan asumsi daya berkecambah 100% adalah 30 kg/ha, perhitungannya sebagai berikut: Keterangan : B = 10000 x 100 x 100 x 100 x s x t x 1 gram p q r 100 B = 10000 x 100 x 100 x 100 x 100 x 2 x 1 gram 40 20 100 100 B = 30000 gram/ha B = 30 kg/ha B : P : q : jumlah benih per hektar (gram) jarak tanam antar barisan (cm) jarak tanam dalam barisan (cm) r : daya berkecambah benih (%) s : bobot 100 butir benih (gram) t : jumlah benih per lubang Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk menganalisis mutu fisiologis benih kedelai dengan menggunakan beberapa tolok ukur yaitu daya berkecambah (DB), potensi tumbuh maksimum (PTM), kecepatan tumbuh (K CT ), kadar air (KA), bobot benih (B), volume benih (V), bobot jenis benih (BJ), dan daya hantar listrik (DHL). - Uji daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, dan kecepatan tumbuh dilakukan dengan metode Uji Kertas Digulung di Dalam Plastik (UKDdp). Pengujian dilakukan pada periode simpan 0, 1, 2 dan 3 bulan. Masing-masing genotipe dilakukan sebanyak 3 ulangan untuk setiap periode simpan. Setiap ulangan terdiri atas 25 butir benih kedelai.
16 1 Daya berkecambah, adalah total kecambah normal yang mampu hidup pada kondisi optimal, pengamatan dilakukan pada hari ke-3 dan ke-6. DB = KN I + KN II X 100% benih yang ditanam Keterangan : KN I : jumlah kecambah normal pada hitungan I KN II : jumlah kecambah normal pada hitungan II 2 Potensi tumbuh maksimum, adalah total benih hidup, minimal embrio sudah menembus kulit benih, pengamatan dilakukan pada hari ke-3 dan ke-6. PTM = total benih yang berkecambah x 100% jumlah benih yang dikecambahkan 3 Kecepatan tumbuh, adalah persentase pertambahan kecambah normal per etmal (%/etmal). t K CT = d i i=0 Keterangan : K CT = kecepatan tumbuh t d i = kurun waktu perkecambahan = tambahan persentase kecambah normal setiap hari atau etmal - Uji kadar air menggunakan oven suhu 105 C selama 3 x 24 jam sebanyak 3 ulangan per genotipe pada periode simpan 0, 1, 2, dan 3 bulan. KA (%) = (M2-M3) x 100% (M2-M1) Keterangan : M1 : berat wadah (gram) - Uji daya hantar listrik M2 : berat wadah + isi sebelum dioven (gram) M3 : berat wadah + isi setelah dioven (gram) Uji daya hantar listrik dilakukan pada periode penyimpanan 0, 1, 2, dan 3 bulan. Vigor benih diuji menggunakan metode electric conductivity sebagai berikut :
17 - benih diambil secara acak dari lot benih sebanyak 25 butir dan ditimbang - benih direndam dengan 125 ml akuabides di dalam gelas dan ditutup dengan alumunium foil selama 24 jam - setelah melalui inkubasi, benih diaduk dengan pengaduk yang bersih - conductivity meter dimasukkan ke dalam larutan benih dan hasilnya diamati dalam monitor - benih yang memiliki data konduktivitas tinggi memiliki vigor benih rendah penghitungan nilai daya hantar listrik adalah sebagai berikut : daya hantar listrik (µs cm -1 g -1 ) = (nilai sampel-blanko)( µs cm -1 ) berat benih per ulangan (g) - Bobot jenis benih, yaitu perbandingan antara bobot benih sebelum diuji daya hantar listrik dengan volume benih. Volume benih didapat dari selisih volume akuabides di dalam gelas ukur setelah dimasukkan benih dan sebelum dimasukkan benih.